VIRUS DISEASE - 19
Sulawesi Selatan
Kapasitas 2,4 Ton/Hari
Rencana 19.2 ton/hari
Banten
Terbit: 3 Izin Jawa Tengah
Kapasitas : 196,20 Ton/Hari Terbit: 1 Izin
Kapasitas : 17,28 Ton/Hari
Rencana: 169.6 ton/hari
Jawa Barat
Terbit: 5 Izin
Kapasitas : 84 Ton/Hari Jawa Timur
Rencana: 616 ton/hari Terbit: 1 Izin
Kapasitas : 14,40 Ton/Hari
Rencana: 144 ton/hari
DISTRIBUSI Lokasi PP No. 47 thn 2016 - FASYANKES Ada SELISIH antara
Pengolah Swasta TIDAK Rumah sakit (2889) Optikal TIMBULAN LIMBAH dengan
MERATA Puskesmas (10062) Fasilitas Pelayanan KAPASITAS PENGOLAHAN
Klinik (7641) Kedokteran untuk
Laboratorium Kesehatan kepentingan hukum
Apotek (26.418) Fasyankes tradisional
Unit Transfusi Darah Tempat Praktek Mandiri
Pengolahan oleh Perusahaan TIMBULAN LIMBAH
Pengolah Limbah B3 untuk 294,66 ton/hari ++++ Pengolahan oleh Incinerator
Limbah Medis (12 Perusahaan Fasyankes Berizin (82 RS)
9 di P. Jawa, 1 di P. Kalimantan,
1 di Sumatera, 1 di Sulawesi)
Data Feb 2019 SELISIH:
70,432 ton/hari +++
KAPASITAS: KAPASITAS:
187,90 ton/hari ++ 53,12 ton/hari ++
KENAPA LIMBAH MEDIS FASYANKES
HARUS DIKELOLA
PEMENUHAN PERATURAN
DAMPAK LINGKUNGAN
DAMPAK KESEHATAN
PERMEN LHK Nomor: P.56/MenLHK-
Sekjen/2015 PP No. 47 tahun 2016 tentang
Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES
Fasyankes :
• Mengatur Terhadap Fasilitas Pelayanan Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana
Kesehatan Meliputi: dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas:
a. Pusat Kesehatan Masyarakat; Tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan;
b. Klinik Pelayanan Kesehatan Atau Sejenis; Pusat kesehatan masyarakat;
Dan Klinik;
c. Rumah Sakit Rumah Sakit;
Apotek;
• Limbah B3 Yang Diatur Meliputi Limbah: Unit Transfusi Darah;
Dengan Karakteristik Infeksius; Benda Tajam, Laboratorium Kesehatan;
Patologis, Bahan Kimia Kedaluwarsa, Optikal;
Tumpahan, Atau Sisa Kemasan, Radioaktif, Fasilitas Pelayanan Kedokteran untuk
Farmasi, Sitotoksik, Peralatan Medis Yang kepentingan hukum; dan
Memiliki Kandungan Logam Berat Tinggi; Dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan tradisional.
Tabung Gas Atau Kontainer Bertekanan.
RS Darurat Covid 19
Limbah Fasyankes dan Regulasi yang
Mengatur
Limbah
Padat Cair
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Lingkungan Hidup dan
No. P-56/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Kehutanan No. P-
Teknis Pengelolaan Limbah bahan Berbahaya dan 68/2015 tentang Baku
Mutu Limbah Cair
Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan Domestik
Jenis Limbah Fasyankes Berdasarkan
Karakteristiknya
Termometer
Limbah
Limbah
&
Limbah kimiatabung
tajam&
infeksiusrusak
farmasi
& 1%
patologi 3%1%
15%
Limbah
domestik
80%
Limbah domestik Limbah infeksius & patologi Limbah kimia & farmasi
KONDISI IDEAL : PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES BERBASIS WILAYAH
SUMBER LIMBAH
Recycle Pengumpul
• Pengurangan limbah
RS Limbah plastik
(non Insenerasi)
• Pemilahan : plastik, tajam,
PENGOLAHAN
pathologis
EXTERNAL
PUSKESMAS DGN INSINERATOR
• Limbah plastic : Non
insenerasi recycle Limbah BERIZIN ABU
pathologis (BUMD/UPT/ SWASTA)
• Limbah infeksius KLINIK
pathologis : ke pengolah
Solidifikasi/
Insenerator berizin Depo
inertisasi
Penyimpan
FASYANKES anan
• Limbah tajam, botol kaca :
LAIN Limbah tajam, botol Sanitari Landfil
tidak utuh dan disinfeksi (non Insenerasi)
PENGOLAHAN INTERNAL
(Pra-pengolahan) PENGOLAHAN EXTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3
FASYANKESMEKANISME PENGATURAN
Berdasarkan Permenlhk No. P-56/2015 Berdasarkan Permenlhk No. P-56/2015
Teknologi
Pengolahan
Peralatan
Lokasi dan
DILARANG :
1. Daerah bebas banjir Teknis Insinerator
2. Tidak rawan bencana alam atau Operasi 1. Efisiensi pembakaran
dapat direkayasa dengan 99,95% limbah
teknologi 2. temperatur ruang bakar radioaktiif,
3. Jarak paling dekat 30 m dengan: 1 ≥ 800 oC ruang bakar
mudah
a. lokasi fasilitas jalan umum, 2 ≥ 1.000 oC
b. jalan tol, daerah permukiman, 3. Waktu tinggal ≥ 2 detik meledak,
perdagangan, hotel,restoran, 4. Memiliki alat merkuri
keagamaan, pendidikan pengendali pencemaran
c. Garis pasang naik laut, sungai, udara
daerah pasang surut, kolam, 5. Tinggi cerobong ≥ 14 m
danau,rawa, mata air, sumur 6. Cerobong dilengkapi
penduduk sampling hole, platform
d. Daerah cagar alam, hutan
lindung, daerah yg dilindungi
kecuali di dalam kawasan industri
UJI KINERJA, PEMBERI IZIN DAN PENANGANAN RESIDU
Pengolahan Limbah Medis
No Teknologi Uji Kinerja Pemberi Izin Residu
1 Insinerator Uji emisi KLHK Landfill Kelas 1
2 Autoklaf Spora Bacillus stearothermophilus KLHK Non B3
konsentrasi 1 x 104 spora/ml
3 Gelombang mikro Spora Bacillus stearothermophilus KLHK Non B3
(Microwave) konsentrasi 1 x 101 spora/ml
4 Iradiasi frekuensi Spora Bacillus stearothermophilus KLHK Non B3
konsentrasi 1 x 104 spora/ml
5 Disinfeksi Kimia Spora Bacillus Subtillis konsentrasi 1 x Kabupaten/ Kota Non B3
101 spora/ml
6 Solidifikasi Uji kuat tekan Kabupaten/ Kota Non B3
Uji TCLP (Toxicity Characteristic
Leaching Procedure)
LANGKAH • Penguburan
Peralatan Limbah patologis
dan
Lokasi 1. Daerah bebas Teknis dan benda tajam
Operasi
banjir 1. Isi ½ dari
2. Berjarak ≥ volume
20m dari 2. Ditutup kapur
sumur/perum tebal 50 cm
ahan 3. Sekat tanah Apabila tidak
3. Kedalaman ≥ tebal ≥ 10 cm terdapat
1,8 m 4. Melakukan insinerator
pencatatan
4. Diberi pagar
dan papan 5. Melakukan
perawatan dan
penanda pengawasan
PENIMBUNAN
Residu Insinerator
Sanitary/controlled landfill