Tantangan Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia Tabel I.V. Dinamika Konstitusi Indonesia Konsitusi Masa Berlakunya
UUD NRI 1945 18 Agustus 1945 – Agustus 1950,
(Masa Kemerdekaan) dengan catatan, mulai 27 Desember 1949 – 17 Agustus hanya berlaku di wilayah RI Proklamasi Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
UUDS 1950 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
UUD NRI 1945 (Masa Orde Lama) 5 Juli 1959 – 1965
UUD NRI 1945 (Masa Orde Baru) 1966 – 1998
Pada pertengahan 1997, Indonesia dilanda krisis ekonomi dan moneter yang sangat hebat. Pemerintah sudah melakukan berbagai kebijakan, namun krisis tidak kunjung membaik. Kepercayaan rakyat hilang atas pemerintah yang membuat presiden Soeharto berhenti dari jabatannya yang merupakan akhir dari masa orde baru. Pada awal era reformasi, muncul berbagai tuntutan reformasi di masyarakat. Salah satu tuntutannya adalah mengamandemen UUD 1945. Dalam perkembangannya, tuntutan perubahan UUD NRI 1945 menjadi kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Berdasarkan hal itu MPR hasil Pemilu 1999, sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Pasal 37 UUD NRI 1945 melakukan perubahan secara bertahap dan sistematis dalam empat kali perubahan, yakni : a. Perubahan Pertama, pada Sidang Umum MPR 1999. b. Perubahan Kedua, pada Sidang Tahunan MPR 2000. c. Perubahan Ketiga, pada Sidang Tahunan MPR 2001. d. Perubahan Keempat, pada Sidang Tahunan MPR 2002. Perubahan UUD NRI 1945 yang dilakukan oleh MPR, selain merupakan perwujudan dari tuntutan reformasi, sebenarnya sejalan dengan pemikiran pendiri bangsa (founding father) Indonesia. Bung Karno sendiri menyatakan bahwa UUD NRI 1945 merupakan UUD kilat yang akan terus disempurnakan di masa mendatang. Proses perubahan UUD NRI 1945 yang dilakukan oleh MPR dapat digambarkan sebagai berikut:
Tuntutan Sebelum Latar Belakang Tujuan Perubahan
Reformasi Perubahan Perubahan Antara lain: • Pembukaan • Kekuasaan tertinggi di tangan Menyempurnakan aturan • Amandemen • Batang Tubuh MPR dasar, mengenai: UUD 1945 - 16 bab • Kekuasaan yang sangat besar • Tatanan negara pada Presiden • Kedaulatan Rakyat • Penghapusan - 37 pasal • Pasal-pasal yang terlalu • HAM doktrin - 49 ayat “luwes” sehingga dapat • Pembagian kekuasaan • Dwi Fungsi ABRI - 4 pasal menimbulkan multitafsir Kesejahteraan Sosial • Penegakan Aturan Peralihan • Kewenangan pada Presiden • Eksistensi negara hukum, HAM, dan - 2 ayat Aturan untuk mengatur hal-hal penting demokrasi dan negara pemberantasan Tambahan dengan undang-undang hukum KKN • Penjelasan • Rumusan UUD 1945 tentang • Hal-hal lain sesuai • Otonomi Daerah semangat penyelenggara negara dengan perkembangan belum cukup didukung aspirasi dan kebutuhan • Kebebasan Pers ketentuan konstitusi bangsa • Mewujudkan kehidupan demokrasi Dasar Yuridis Kesepakatan Dasar Sidang MPR Hasil Perubahan
• Pasal 3 UUD • Tidak mengubah • Sidang Umum • Pembukaan
1945 Pembukaan UUD 1945 MPR 1999 (14-21 • Pasal-pasal: • Pasal 37 UUD • Tetap Oktober 1999) - 21 bab 1945 • Sidang Tahunan • TAP MPR mempertahankan MPR 2000 - 73 pasal No.IX/MPR/1999 Negara Kesatuan (7-18 Agustus - 170 ayat • TAP MPR Republik Indonesia 2000) - 3 pasal Aturan No.IX/MPR/2000 • Mempertegas sistem • Sidang Tahunan Peralihan •TAP MPR presidensiil MPR 2001 - 2 pasal Aturan No.XI/MPR/2001 • Penjelasan UUD (1-9 November Tambahan 1945 yang memuat 2001) hal-hal normatif akan • Sidang Tahunan MPR 2002 dimasukan ke dalam (1-11 Agustus pasal-pasal 2002) • Perubahan dilakukan dengan cara “adendum” Sampai saat ini perubahan yang dilakukan terhadap UUD NRI 1945 sebanyak empat kali yakni pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Perubahan yang dilakukan dimaksudkan guna menyesuaikan dengan tuntutan dan tantangan yang dihadapi saat itu.