Anda di halaman 1dari 28

Pendahuluan

Tujua Setelah menyelesaikan mata ajaran ini,


n mahasiswa diharapkan mampu memahami
dan mampu menjalankan sistem rujukan yang
baik.
(SKDI 2012 Lampiran 2 : Daftar Masalah
Kesehatan : Kesehatan Masyarakat /
Kedokteran Komunitas / Kedokteran
Pencegahan
19. Sistem
Sub Pokok Bahasanrujukan
: yang belum berjalan baik)
1.Menjelaskan Pengertian Rujukan dan Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan
2.Menjelaskan Jenjang Rujukan
3.Menjelaskan Azas Rujukan dalam
Penyelenggaraan Puskesmas
4.Menjelaskan Tata cara melakukan Rujukan
5.Menjelaskan Surat Pengantar Rujukan
PENGERTIAN RUJUKAN

Rujukan adalah pelimpahan


wewenang dan tanggungjawab atas
kasus penyakit atau masalah
kesehatan yang diselenggarakan
secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti satu strata
sarana pelayanan kesehatan ke
strata sarana pelayanan kesehatan
lainnya, maupun secara horisontal
dalam arti antar sarana pelayanan
kesehatan yang sama.
Rujukan vertikal dilakukan apabila:
Pasien membutuhkan pelayanan
kesehatan spesialistik atau sub
spesialistik

Rujukan horizontal dilakukan


apabila:
Perujuk tidak dapat memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena
keterbatasan fasilitas, peralatan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012
dan/atau
Tentang ketenagaan
Sistem Rujukan yangPerorangan
Pelayanan Kesehatan sifatnya
sementara atau menetap.
Rujukan vertikal dari tingkat pelayanan
lebih tinggi ke yang lebih rendah
dilakukan apabila:

a.permasalahan kesehatan pasien dapat


ditangani oleh tingkatan pelayanan kesehatan
yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi
dan kewenangannya
b.kompetensi dan kewenangan pelayanan
tingkat pertama atau kedua lebih baik dalam
menangani pasien tersebut
c.pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang
dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan
kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan
kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka
panjang;
(Peraturan dan/atau
Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem
d.perujuk
Rujukan tidak
Pelayanan dapat
Kesehatan memberikan pelayanan
Perorangan)
2. PENGERTIAN SISTEM RUJUKAN
PELAYANAN KESEHATAN

Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah


penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab
pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal yang wajib
dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan
atau asuransi kesehatan sosial, dan seluruh
fasilitas kesehatan.
Sistem rujukan diwajibkan bagi :

(1)Pasien yang merupakan peserta jaminan


kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan
pemberi pelayanan kesehatan.
(2) Peserta asuransi kesehatan komersial mengikuti
aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan dalam
polis asuransi dengan tetap mengikuti pelayanan
kesehatan yang berjenjang.

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas,


pemerataan dan peningkatan efektifitas pelayanan
kesehatan, rujukan dilakukan ke fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat
(Peraturan Menteri Kesehatan RIyang memiliki
Nomor 001 Tahun 2012kemampuan
Tentang Sistem
Rujukan Pelayanan
pelayanan sesuaiKesehatan Perorangan)
kebutuhan pasien.
3. SISTEM RUJUKAN BERJENJANG
(1) Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara
berjenjang, sesuai kebutuhan medis dimulai dari
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
(2) Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya
dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan
kesehatan tingkat pertama.
(3) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya
dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan
kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama.
(4) Bidan dan perawat hanya dapat melakukan
rujukan ke dokter dan/atau dokter gigi pemberi
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
(5) Dikecualikan pada keadaan gawat darurat,
bencana, kekhususan permasalahan kesehatan
pasien, dan pertimbangan geografis.
Sistem Rujukan Berjenjang
(Permenkes No 59/2014)

Pelayanan Tingkat III


RS Tipe B pendidikan di Propinsi dan RS Tipe A
INA CBG’S + Top Up
+ FFS Obat & Alkes

Pelayanan Tingkat II
RS Tipe D, RS Tipe C, B non pendidikan, Klinik Utama

INA CBG’S + Top Up


+ FFS Obat + Alkes

Pelayanan Tingkat I
Puskesmas, dr & drg praktik perorangan,
Klinik pratama

Kapitasi + Non Kapitasi


Tujuan Sistem Rujukan
 Meningkatnya kemampuan fasilitas pelayanan Kesehatan
perorangan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan
yang berkualitas dan memuaskan
 masyarakat bersedia memanfaatkan sebagai kontak
pertamanya
 Tertatanya alur Pelayanan Kesehatan Perorangan tingkat
pertama, dua dan ketiga secara berkesinambungan
 Meningkatnya akses dan cakupan Pelayanan Kesehatan
Perorangan secara merata dan menyeluruh (universal
coverage)
 Menjamin terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Perorangan
yang merata, berkualitas dan berkelanjutan(continuum of care)
 Memberikan petunjuk yang jelas dan kepastian hukum bagi
Faskes dalam memberikan pelayanan Kesehatan yang bermutu
11
PROGRAM RUJUK BALIK
(SE Menkes HK/MENKES/31/I/2014)

1.Diabetes Mellitus *Kondisi


2.Hipertensi
3.Jantung
4.Asthma
Stabil
Sesuai rekomendasi dr. Spesialis (DPJP)
5.PPOK
6.Epilepsi Setiap 3 bulan kontrol ke RS
7.Schizoprenia
8.Stroke Non Haemmoragik
9.Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

Manfaat
Meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan bagi penderita penyakit kronis →
Kemudahan kontinuitas pelayanan obat, keterlibatan dokter pelayanan primer
Mekanisme Pelayanan PRB
FAKES TINGKAT BPJS CENTER/ FASKES TINGKAT IFRS/APOTEK
PERTAMA POJOK PRB LANJUTAN
PELAYANAN
PESERTA SEP SPESIALIS/
(SURAT
ELIGIBILITAS
SUB SPESIALIS
PESERTA)
DIAGNOSA
SURAT PENYAKIT KRONIS
RUJUKAN

PENDAFTARAN
KONDISI
PESERTA TIDAK
STABIL ?

• VERIFIKASI DATA YA
• LEGALISASI RESEP
OBAT KRONIS • SURAT RUJUKAN PENERIMAAN
• DOKUMENTASI OBAT KRONIS
BALIK
• RESEP OBAT KRONIS
• SEP
BUKU KONTROL PRB • INDENTITAS
PESERTA
A
Alur Pelayanan Obat PRB
PESERTA FASKES TINGKAT APOTEK / DEPO BPJS KESEHATAN
PERTAMA FARMASI PRB

A PELAYANAN
RUJUK PEMERIKSAAN
BALIK/MONITO RESEP VERIFIKASI KLAIM
OBAT KRONIS RING PENYAKIT
HABIS

KUNJUNGAN
PENYERAHAN
> 3 BULAN
• INDENTITAS OBAT PRB + PEMBAYARAN
PESERTA PEMBERIAN
• SURAT INFORMASI OBAT
RUJUKAN BALIK YA TIDAK
• BUKU KONTROL
PRB PENGAJUAN
RESEP KLAIM + SELESAI
OBAT PRB DOKUMEN
PENDUKUNG
RUJUKAN KE RS
UNTUK DILAKUKAN
EVALUASI
Kondisi Yang Tidak Dijamin

a. pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana


diatur dalam peraturan yang berlaku;
b. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat;
c. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan
kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau
hubungan kerja;
d. Pelayanan Kesehatan yang dijamin oleh program kecelakaan lalu lintas
yang besifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan
kecelakaan lalu lintas.
e. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
f. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
g. pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
h. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi);
i. gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau
alkohol;
j. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat
melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;
www.bpjs-kesehatan.go.id
Kondisi Yang Tidak Dijamin

k. pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur,


shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian
teknologi kesehatan (health technology assessment);
l. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan
(eksperimen);
m. alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
n. perbekalan kesehatan rumah tangga;
o. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian
luar biasa/wabah;
p. biaya pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang dapat
dicegah (preventable adverse events); dan
q. biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat
Jaminan Kesehatan yang diberikan.

www.bpjs-kesehatan.go.id
4. AZAS RUJUKAN
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas ada dua
macam rujukan yang dikenal, yakni :
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan


adalah kasus penyakit. Apabila suatu puskesmas
tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut wajib
merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang
lebih mampu (baik horisontal maupun vertikal).
Sebaliknya pasien paska rawat inap yang hanya
memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke
puskesmas.

Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas


tiga macam :
1). Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan,
tindakan medik (biasanya operasi) dan lain-lain.
2). Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
(Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang
3). Rujukan ilmu
Kebijakan Dasar Puskesmas)
pengetahuan antara lain
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan


masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya KLB, pencemaran
lingkungan, dan bencana

Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat


juga dilakukan apabila satu puskesmas
tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat wajib dan
pengembangan, padahal upaya kesehatan
masyarakat tersebut telah menjadi
kebutuhan masyarakat. Apabila suatu
puskesmas tidak RImampu
(Keputusan Menteri Kesehatan menanggulangi
Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas)
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
dibedakan atas tiga macam :

1). Rujukan sarana dan logistik, antara lain


peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat
laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio
visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai
dan bahan makanan.
2). Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli
untuk penyelidikan kejadian luar biasa, bantuan
penyelesaian masalah hukum kesehatan,
penanggulangan gangguan kesehatan karena
bencana alam.
3). Rujukan operasional, yakni menyerahkan
sepenuhnya masalah kesehatan masyarakat dan
tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan
masyarakat
(Keputusan Menteridan atau
Kesehatan penyelenggaraan
RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 upaya
Tentang
Kebijakan Dasar
kesehatan Puskesmas) (antara lain Upaya Kesehatan
masyarakat
Sekolah, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan
RUJUKAN YANKES
MASYARAKAT

RS Umum/KhususSTRATA STRATA Depkes,


Pusat/PropinsiKETIGA KETIGA Dinkes Prop
RS Umum/Khusus Kab/Kota,
STRATA STRATADinkes Kab /Kota
Klinik Spesialis swasta,
KEDUA KEDUA
Praktek Dr. Spec. Swasta
Prakter Dokter Umum
Dokter Keluarga STRATA STRATA
Puskesmas
Puskesmas,BP, BKIA, PERTAMA PERTAMA
praktek bidan swasta
Posyandu
Posyandu MASYARAKAT MASYARAKAT Polindes
Polindes UKBM

Upaya Kes. Kader Kesehatan


PERORANGAN/ PERORANGAN/
Keluarga Upaya Kes.
KELUARGA KELUARGA
mandiri Keluarga mandiri

(Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang


Kebijakan Dasar Puskesmas)
5. TATA CARA MELAKUKAN RUJUKAN

1. Rujukan harus mendapatkan persetujuan


dari pasien dan/atau keluarganya
2. Diberikan setelah pasien dan/atau
keluarganya mendapatkan penjelasan dari
tenaga kesehatan yang berwenang tentang:
a. diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis
yang diperlukan
b. alasan dan tujuan dilakukan rujukan
c. risiko yang dapat timbul apabila rujukan
tidak dilakukan
d. transportasi rujukan
e. risiko atau penyulit yang dapat timbul selama
dalam Menteri
Peraturan perjalanan.
Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
3. Perujuk sebelum melakukan rujukan :
a.Harus melakukan pertolongan pertama
dan/atau tindakan stabilisasi kondisi
pasien sesuai indikasi medis serta sesuai
dengan kemampuan untuk tujuan
keselamatan pasien selama pelaksanaan
rujukan
b. melakukan komunikasi dengan
penerima rujukan dan memastikan bahwa
penerima rujukan dapat menerima pasien
dalam hal keadaan pasien gawat darurat
c. membuat surat pengantar rujukan
untuk disampaikan kepada penerima
(Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem
rujukan.
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan)
4. Transportasi untuk rujukan:
(1)Dilakukan sesuai dengan kondisi pasien dan
ketersediaan sarana transportasi.
(2) Pasien yang memerlukan asuhan medis terus
menerus harus dirujuk dengan ambulans dan
didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
(3) Dalam hal tidak tersedia ambulans pada fasilitas
pelayanan kesehatan perujuk dapat dilakukan
dengan menggunakan alat transportasi lain yang
layak.

5. Rujukan dianggap telah terjadi apabila:


(1)pasien telah diterima oleh penerima rujukan.
(2) Penerima rujukan bertanggung jawab untuk
melakukan pelayanan kesehatan lanjutan sejak
(Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem
menerima
Rujukan rujukan.
Pelayanan Kesehatan Perorangan)
(3) Penerima rujukan wajib memberikan informasi
kepada perujuk mengenai perkembangan keadaan
pasien setelah selesai memberikan pelayanan.
6. PEMBIAYAAN

(1) Pembiayaan rujukan dilaksanakan


sesuai ketentuan yang berlaku pada
asuransi kesehatan atau jaminan
kesehatan.
(2) Pembiayaan rujukan bagi pasien
yang bukan peserta asuransi
kesehatan atau jaminan kesehatan
menjadi
(Peraturan tanggung
Menteri Kesehatan jawab
RI Nomor 001 pasien
Tahun 2012 Tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan)
dan/atau keluarganya.
5.Surat Pengantar Rujukan

7. SURAT PENGANTAR RUJUKAN


a. Identitas pasien
b. Hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang) yang telah dilakukan
c. Diagnosis kerja
d. Terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan
e. Tujuan rujukan
f. Nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan.
(Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan)
Kop Surat
KLINIK PRATAMA ..................................................................................................
Alamat ...................................................................................
______________________________________________________________________________________________________ SURAT
PENGANTAR RUJUKAN
Nomer : .........................
Kepada Yth.
................................................
................................................
Dengan ini kami mengirimkan pasien :
Nama : ................................................ jenis kelamin :.................................
tanggal lahir :................................................ pekerjaan :.................................
alamat :...................................................................................................................
dengan :
anamnesis
: ...........................................................................................
pemeriksaan fisik : ...........................................................................................
pemeriksaan penunjang
: ...........................................................................................
diagnosis kerja : ...........................................................................................
terapi dan/atau tindakan yang telah
diberikan : .....................................................................................
tujuan rujukan : ..........................................................................................
Terimakasih.
tanggal dan waktu : ................................................
nama dan tanda tangan tenaga kesehatan ...............................................................................
Catatan :
Rujukan telah mendapatkan Persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya.
Persetujuan diberikan setelah pasien dan/atau keluarganya mendapatkan Penjelasan, meliputi:
diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis yang diperlukan; alasan dan tujuan dilakukan
rujukan; risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan; ransportasi rujukan; danrisiko
Terima
kasih
Menuju Indonesia Yang
Lebih Sehat

Anda mungkin juga menyukai