Anda di halaman 1dari 16

•)

EFUSI PLEURA
Dosen Pembimbing : “Shinta
Wahyusari,
S.Kep.,M.Kep.Sp.Kep.Mat.”

Dina Tahniata Fitri


Kelompok 8 ( 14201.06.14052 )
Kristanti h.p
( 14201.06.14065 )
Ratna Nurita
( 14201.06.14076 )

Surya Adi Pratama


( 14201.06.14088 )
ULASAN TREND ISU TERKAIT TORAKOSKOPI
Instalasi Bedah sebagai salah satu penunjang pelayanan kesehatan
paru, di beberapa Rumah Sakit berusaha untuk selalu meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan kepada masyarakat. Salah satu bentuk
pelayanan di Instalasi Bedah adalah Bedah Toraks atau bisa di sebut juga
torakoskopi dan torakostomi.
Tindakan pelayanan bedah toraks bertujuan untuk memperbaiki fungsi
anatomis dan fisiologis paru-paru melalui operasi sehingga berfungsi lebih
baik daripada sebelumnya. Tindakan operasi ini dapat dilakukan dengan
cara konvensional yaitu dengan cara membuka rongga dada/luka sayatan
besar (Torakostomi) atau dengan cara minimal invasif melalui alat teropong
atau torakoskopi dengan sayatan yang jauh lebih kecil (VATS: Video
Assisted Thoracoscopic Surgery).
.
DEFINISI
Torakoskopi adalah tindakan operasi rendah risiko yang
dilakukan pada paru-paru untuk mendiagnosa masalah, terutama
pada daerah rongga pleura. Tindakan ini adalah cara alternatif untuk
meminimalisir risiko daripada torakotomi, dan dapat dilakukan baik
sebagai tindakan diagnostik atau terapeutik, bahkan keduanya.
Torakoskopi adalah suatu prosedur untuk mendiagnosis
masalah dalam rongga pleura (ruang antara lapisan luar paru‐paru
dan lapisan dalam tulang rusuk).Prosedur pleurodesis dapat
dilakukan pada saat yang sama untuk mengobati efusi pleura
(kondisi ketika cairan di rongga pleura terlalu banyak), atau
pneumotoraks (kondisi ketika udara lolos ke rongga pleura) yang
dapat menyebabkan kerusakan paru‐paru.
Torakoskopi dilakukan untuk tujuan berikut:
• Pemeriksaan internal dan analisis paru-paru, rongga
pleura, dinding dada, perikardium, dan mediastinum
•Biopsi paru-paru, pleura, atau mediastinum
•Reseksi massa pada paru-paru
•Pengeluaran cairan yang menumpuk pada rongga pleura
•Melakukan tindakan operasi tertentu
•Menyelidiki efusi pleura
•Penentuan stadium kanker paru-paru yang terdeteksi
sebelumnya
Jika torakoskopi digunakan sebagai metode
pengobatan, tindakan ini dapat digunakan untuk
melakukan:
•Operasi laser
•Pengeluaran nanah atau penumpukan cairan
•Pleurodesis, atau menyuntikkan obat langsung ke
daerah yang terserang
•Pengangkatan tumor
•Pengangkatan bula atau kantung yang berisi udara
pada paru-paru untuk pengobatan emfisema
Cara Kerja Torakoskopi
Baik torakoskopi dilakukan sebagai tindakan diagnostik maupun terapeutik,
tindakan ini didahului oleh tes darah dan urin rutin serta pemindaian sinar-X
dada. Setelah dikonfirmasi bahwa tindakan tersebut aman bagi pasien, operasi
dimulai dengan dokter bedah dengan membuat sayatan kecil di antara tulang
rusuk. Endoskopi, yang merupakan tabung tipis dengan kamera, dimasukkan
melalui sayatan kecil; kamera ini mengirimkan gambar bagian dalam tubuh ke
komputer. Endoskopi dipandu dengan hati-hati menuju daerah rongga dada
sehingga dokter dapat melakukan analisa, biopsy, atau pengobatan, apapun yang
diperlukan. Karena hanya sayatan kecil yang dibuat, tindakan laparoskopi lebih
fleksibel, sehingga memungkinkan dokter untuk mencapai dan mendapatkan
biopsi dari beberapa lokasi yang berbeda daripada hanya salah satu bagian dari
rongga pleura.
Dalam kebanyakan kasus di mana operasi laparoskopi rendah risiko
dilakukan, tindakan ini dapat dilakukan secara rawat jalan, tanpa perlu dirawat di
rumah sakit. Pasien akan mengalami tingkatan rasa sakit pasca operasi yang
semakin berkurang, dan akan pulih lebih cepat daripada pasien yang menjalani
torakotomi dada terbuka.
Namun, jika operasi torakoskopi dilakukan, pasien mungkin akan diminta
untuk tinggal di rumah sakit selama 1-4 hari sampai ia pulih sepenuhnya.
Setelah selesai, pasien diberi petunjuk rinci tentang bagaimana melakukan
perawatan diri yang tepat. Pasien disarankan untuk:
•Latihan ringan untuk meningkatkan sirkulasi dan memperkuat otot-otot
•Hindari aktivitas berat
•Kembali bekerja jika merasa siap
•Minum obat nyeri yang diresepkan
•Mencari perawatan lanjutan
Pencegahan & peringatan
Apa saja yang harus saya ketahui sebelum menjalani torakoskopi?
Torakoskopi tidak disarankan bagi pasien yang telah menjalani
operasi paru‐paru sebelumnya, memiliki gangguan perdarahan
berat, maupun pasien yang tidak mampu bernapas dengan
hanya satu paru‐paru (karena salah satu paru‐paru harus
mengempis sebagian atau sepenuhnya selama
prosedur).Pemeriksaan melalui x‐ray atau scan dapat
memberikan beberapa informasi mengenai kondisi paru‐paru.
Terkadang, biopsi juga dapat dilakukan dengan cara
memasukkan jarum melalui dada pasien.
Komplikasi
Anestesi umum yang digunakan dalam proses torakoskopi memiliki risiko:
● rasa nyeri
● pneumotoraks (udara lolos ke rongga pleura)
● sesak napas
● pendarahan
● infeksi rongga pleura
● reaksi alergi
● edema paru
● emfisema bedah
BAB III
PEMBAHASAN JURNAL
(Perbandingan Trend Isu Jurnal)
1.Pada materi terkait Penatalaksanaan ada beberapa di antaran:
1.   Aspirasicairan pleura
Komplikasi yang dapat timbul dengan tindakan aspirasi :
a.Trauma                                               
Karena aspirasi dilakukan dengan blind, kemungkinan dapat mengenai pembuluh
darah, saraf atau alat-alat lain disamping merobek pleura parietalis yang dapat
menyebabkan pneumothorak.
b.Mediastinal Displacement
Pindahnya struktur mediastinum dapat disebabkan oleh penekaran cairan pleura
tersebut. Tetapi tekanan negatif saat punksi dapat menyebabkan bergesernya kembali
struktur mediastinal.  Tekanan negatif yang berlangsung singkat menyebabkan pergeseran
struktur mediastinal kepada struktur semula atau struktur yang retroflux dapat
menimbulkan perburukan keadaan terutama disebabkan terjadinya gangguan pada
hemodinamik.
c.Gangguan keseimbangan  cairan, Ph, elektroit, anemia dan hipoproteinemia.
Pada temuan dari beberapa jurnal terkait dengan penatalaksanaan efusi
pleura yang lama dan yang modern tidak banyak perubahan.Namun pada
temuan jurnal yang kami dapatkan pada penatalaksanaan,ada dua tambahan
penatalaksanaan yang sering di bahas dalam trend isu saat ini yaitu
torakoskopidan IPC berikut ulasannya :

1.) Torakoskopi Torakoskopi adalah tindakan operasi rendah risiko yang


dilakukan pada paru-paru untuk mendiagnosa masalah, terutama pada daerah
rongga pleura. Tindakan ini adalah cara alternatif untuk meminimalisir risiko
daripada torakotomi, dan dapat dilakukan baik sebagai tindakan diagnostik atau
terapeutik, bahkan keduanya.
Torakoskopi dilakukan untuk tujuan berikut:
1)Pemeriksaan internal dan analisis paru-paru, rongga pleura, dinding dada,
perikardium, dan mediastinum
2)Biopsi paru-paru, pleura, atau mediastinum
3)Reseksi massa pada paru-paru
4)Pengeluaran cairan yang menumpuk pada rongga pleura
5)Melakukan tindakan operasi tertentu
6)Menyelidiki efusi pleura
7)Penentuan stadium kanker paru-paru yang terdeteksi sebelumnya
Jika torakoskopi digunakan sebagai metode pengobatan, tindakan ini dapat
digunakan untuk melakukan:
1.Operasi laser
2.Pengeluaran nanah atau penumpukan cairan
3.Pleurodesis, atau menyuntikkan obat langsung ke daerah yang terserang
4.Pengangkatan tumor
5.Pengangkatan bula atau kantung yang berisi udara pada paru-paru untuk
pengobatan emfisema
Cara Kerja Torakoskopi
Baik torakoskopi dilakukan sebagai tindakan diagnostik maupun terapeutik,
tindakan ini didahului oleh tes darah dan urin rutin serta pemindaian sinar-X dada.
Setelah dikonfirmasi bahwa tindakan tersebut aman bagi pasien, operasi dimulai
dengan dokter bedah dengan membuat sayatan kecil di antara tulang rusuk.
Endoskopi, yang merupakan tabung tipis dengan kamera, dimasukkan melalui
sayatan kecil; kamera ini mengirimkan gambar bagian dalam tubuh ke komputer.
Endoskopi dipandu dengan hati-hati menuju daerah rongga dada sehingga dokter
dapat melakukan analisa, biopsy, atau pengobatan, apapun yang diperlukan.
Karena hanya sayatan kecil yang dibuat, tindakan laparoskopi lebih fleksibel,
sehingga memungkinkan dokter untuk mencapai dan mendapatkan biopsi dari
beberapa lokasi yang berbeda daripada hanya salah satu bagian dari rongga
pleura.
Dalam kebanyakan kasus di mana operasi laparoskopi rendah risiko
dilakukan, tindakan ini dapat dilakukan secara rawat jalan, tanpa perlu
dirawat di rumah sakit. Pasien akan mengalami tingkatan rasa sakit
pasca operasi yang semakin berkurang, dan akan pulih lebih cepat
daripada pasien yang menjalani torakotomi dada terbuka.
Namun, jika operasi torakoskopi dilakukan, pasien mungkin akan
diminta untuk tinggal di rumah sakit selama 1-4 hari sampai ia pulih
sepenuhnya. Setelah selesai, pasien diberi petunjuk rinci tentang
bagaimana melakukan perawatan diri yang tepat. Pasien disarankan
untuk:
•Latihan ringan untuk meningkatkan sirkulasi dan memperkuat otot-otot
•Hindari aktivitas berat
•Kembali bekerja jika merasa siap
•Minum obat nyeri yang diresepkan
•Mencari perawatan lanjutan
Kemungkinan Risiko dan Komplikasi Torakoskopi
Semua tindakan operasi, bahkan yang rendah risiko, memiliki beberapa
risiko, meskipun dengan torakoskopi risikonya tergolong kecil. Selain
itu, ketika tindakan endoskopi dilakukan, risikonya akan jauh berkurang.
Risikonya meliputi:
1)Reaksi alergi terhadap obat bius yang digunakan
2)Infeksi, yang mungkin terjadi dalam semua tindakan yang
memerlukan sayatan kulit
3)Kerusakan organ atau cedera, misalnya perforasi lapisan
organ
4)Paru-paru kolaps, atau ketika udara bocor dari paru-paru
dan masuk ke dalam rongga pleura
5)Gangguan pernapasan
6)Pendarahan berlebihan
7)Kebocoran udara dari paru-paru
8)Nyeri
9)Mati rasa pada lokasi sayatan
10)Pneumonia
11)Sakit tenggorokan atau ketidaknyamanan saat menelan
12)Aritmia jantung
13)Paru-paru tertusuk
14)Pneumotoraks
15)Emfisema subkutan
temuan jurnal =>Thoracoscopy (atau pleuroscopy)endoskop melalui dinding dada
untuk langsung melihat dan mengumpulkan sampel dari pleura. Tujuan dari
thoracoscopy medis (dilakukan oleh pulmonologist dengan pasien di bawah sedasi
sadar) adalah untuk memvisualisasikan seluruh paru-paru dan, bila diperlukan,
untuk melakukan biopsi dari parietal atau permukaan pleura visceral. Indikasi utama
termasuk pleuraefusi tidak diketahui penyebabnya, terutama jikamesothelioma, kanker
paru-paru, atau tuberkulosis adalahtersangka. Hal ini juga dapat dilakukan untuk
memperkenalkanagen sclerosing.Video-dibantu operasi thoracoscopic
mengambilmenempatkan di ruang operasi dengan pasiendi bawah anestesi umum dan
dengan paru tunggalventilasi. Beberapa prosedur dapat dilakukan dengan cara ini: dijepit
biopsi paru, lobektomi, pneumonectomy, reseksi nodul paru, perbaikan fistula
bronkopleural, dan evaluasi tumor mediastinum atauadenopati.

2.) Indwelling pleural catheter (IPC) Pada Jurnal => Sebuah pendekatan
alternatif penempatan jangka panjang terowongan IPC. Penyisipan harus
dipertimbangkan sebagai pilihan pertama bersama pleurodesis dan menawarkan
pasien pilihan manajemen rawat jalan versus sebelumnya 'standar' rawat inap
drainase dan pleurodesis [8].penyisipan mereka diindikasikan sebagai pengobatan utama
untuk gejalaMPE pasien dengan mendasari 'paru-paru terperangkap'. Dalam RCT Davies
etAl. [8] membandingkan efektivitas IPC dengan tabung dada dan bedakbubur
pleurodesis. Tidak ada perbedaan yang diamati dalam primaryukuran hasil, skor skala
analog visual harian dyspnoea lebih42 hari, dengan kedua kelompok melaporkan
peningkatan dyspnoeadari baseline.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai