PERDARAHAN ANTENATAL
Tanda Bahaya, mrp kedaruratan medis
Perdarahan
Dibedakan berdasarkan waktu
Awal Akhir
kehamilan kehamilan
Aborsi
Aborsi
Patologis Teurapetik
Penyebab Aborsi
• kelainan kromosom
• ketidakseimbangan endokrin, misalnya pada ibu
yang memiliki cacat fase luteal
• diabetes mellitus bergantung insulin dengan kadar
gula darah yang tinggi.
• Faktor imunologi misalnya antibody antifosfolipid
dan infeksi,
• Gangguan sistemik
• Gangguan genetic
Manifestasi klinik
Manifestasi klinik diantaranya
• perdarahan uterus,
• kontaksi rahim,,
• nyeri rahim pada awal kehamilan merupakan tanda
ancaman keguguran.
• Nyeri hebat .
Tdk Banya berat ya Ya, dgn Perlu atau tidak memerlukan tambahan
leng k, jaringa dilatasi serviks sebelum kuretase
kap berle n di Suction kuretase dapat dilakukan
bih serviks
Leng Sedi Ringan ya Tdk, Ukura Tidak ada intervensi lebih lanjut yang
kap kit serviks n diperlukan jika kontraksi uterus adekuat
menut uterus untuk mencegah perdarahan dan infeksi
up tidak
setelah berta
jaringa mbah Suction atau kuret mungkin dilakukan
n atau , untuk memastikan tidak ada jaringan
bermig menur ibu atau janin tertinggal
rasi. un.
Aborsi tidak jelas
Jml Da Kram Migras Dilatasi Penatalaksanaan
rah Uterus i serviks
jaring
an
Ti Ti tidak tidak Jika evakuasi spontan uterus tidak terjadi dalam 1 bulan,
kehamilan diakhiri dengan metoda sesuai usia kehamilan.
dak dak
ada, ada Memonitor faktor pembekuan darah hingga kondisi rahim
kosong
ber
cak Monitoring faktorpembekuan darah karena, Pada kasus janin
mati setelah minggu keduabelas, dan produk konsepsi
dipertahankan selama lebih dari lima minggu maka dapat
terjadi koagulasi intravascular diseminata (DIC) dan
ketidakmampuan darah membeku dengan perdarahan yang
tidak terkontrol.
Dapat diobati dengan dilatasi dan kuretase atau 800 mcg
misiprostol
Jenis Jml Da Kram Migrasi Dilata si Penatalaksanaan
rah Uterus jaringan serviks
• Implantasi di tuba
Mens Terlambat
●
pervagina
m
terang, gelap
(bercak)
atau coklat
Tanda Gejala: Terjadi ruptur
• nyeri bahu pada salah satu sisi disebabkan iritasi
diafragma oleh darah dalam rongga peritoneal,
• nyeri akut mendalam pada abdomen kuadran bawah.
• tanda tanda syok: pingsan dan pusing, disebabkan
perdarahan ke dalam rongga perut bukan akibat
perdarahan pervaginam.
• Ekimosis disekitar umbilicus akan ditemui sebagai
akibat hematoperitoneum serta tanda rupture
intraabdominal pada kehamilan ektopik tidak
terdiagnosis.
Tanda Gejala: Terjadi ruptur
Nyeri bahu salah Disebabkan iritasi diafragma oleh darah
●
Nyeri akut
mendalam
●
Nyeri semakin hebat
Pusing, Pingsan, penurunan kesadaran
Syok
●
●
Tachikardi, urin menurun, pucat, dingin
●
memiliki kemampuan identifikasi kehamilan intrauterine
USG Transvaginal paling cepat (kehamilan satu mg) dibanding USG
Transabdominal
• Shyok hipovolumik
• Infeksi
• Sterilitas
• Pecahnya tuba falopii
• Komplikasi tergantung dari lokasi tumbuh
berkembangnya embrio
Prognosis
• Dgn deteksi dini Kematian karena kehamilan ektopik terganggu
cenderung turun
• Pemeriksaan ginekologis
Pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak, nyeri
tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri.
Pemeriksaan Diagnostik
• Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).
Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat
meningkat.
Diagnosa Post Op
• Gg perfusi jaringan
• Resti infeksi
Dukungan Psikologis
Dukungan ●
●
Beri kesempatan dan dorong ibu mengungkapkan
perasaan dan kekhawatiran thd kehilangan
Kaji kenutuhan thd dukungan kelompok dalam
Dukungan ●
●
Mengkaji rencana kehamilan di masa depan,
anjurkan menggunakan kontrasepsi paling sedikit tiga kali
siklus mentruasi
●
Anjurkan ibu untuk segera melakukan pemeriksaan
Perdarahan
Kelompok Resiko
• Kelompok riwayat kelahiran Caesar,
• Usia ibu lebih dari 35 tahun,
• Multiparitas,
• Riwayat kuretase isap dan
• Ibu merokok,
• kehamilan multiple
• Ibu yang memiliki riwayat plasenta previa
disebabkan kecenderungan genetik.
Manifestasi Klinik
• Perdarahan: dgn karakteristik
Warna merah
Tanpa terang
rasa sakit t.U pd II & III
Konsistensi abd lembut, berileksasi, tanpa nyeri tekan, dan tonus normal.
●
Perdarahan ●
R. Intensif Ibu
●
Syok ●
R. Intensif bayi
●
SC
●
Mrp Kondisi : Bayi
gawat darurat prematur
Penatalaksanaan Aktif
●
Bukti USG: plasenta previa
●
‘Migrasi’ Plasenta
●
UG: ›36 mg
Klien
Komplikasi Post SC
• Resiko perdarahan
sebab pembuluh darah besar di segmen bawah uterus terus
mengeluarkan darah karena segmen bawah uterus mengandung
sedikit otot.
Tu
ju
an
:
ag
ar
ja
ni
n
be
rta
ha
n
hi
ng
ga
cu
ku
p
bl
n
Tindakan Utk mempertahankan Kehamilan
Gejala ●
Perdarahan terjadi pada 70 – 80 %
kasus
Gejala ●
●
Bervariasi
Nyeri abd
Ibu
Pemfis: nyeri abdomen, nyeri tekan uterus,
Keluhan: nyeri uterus intens, kontraksi, peningkatan TFU scr bertahap
terlokalisir menandakan adanya perdarahan tersembunyi
Dgn/ tanpa perdarahan peningkatan tonus rahim pada saat uterus
relaksasi.
Dampak
Perdarahan
●
pemasangan infuse, foley
kateter, obs hemodinamik
diantaranya obs TTV, jml
●
usia kehamilan aterm, urine.
●
pemberian cairan dan
●
terjadi perdarahan
transfuse darah untuk
sedang hingga berat, koreksi terjadinya kelainan
●
ibu dan janin dalam pembekuan darah.
bahaya ●
Pem lab serial: Pem Ht, HB
dan waktu pembekuan
darah.
●
Pemantauan janin scr ketat
Persalinan
Persalina
pervagina
n induksi SC
m
Pd
● kegawat
●
Dgn
●
daruratan
kondisi
syarat janin atau
kematian komplikasi
janin obs ketat obstetric lain
Kontraindikasi dilakukan SC
• Ibu dengan gangguan pembekuan darah yang
berat dan belum mendapat koreksi.
• Renpra
• Tujuan yang ingin dicapai TTV normal, Nadi
perifer teraba kuat, jumlah urin satu hingga dua
cc/KgBB/jam, tidak ada perdarahan,
keseimbangan cairan intake output, tingkat
kesadaran komposmentis.
Tindakan mandiri keperawatan
• Lakukan observasi perdarahan dari jalan lahir, libatkan keluarga
Pencegahan perdarahan
• Anjurkan klien untuk bedrest,
• Anjurkan posisi tidur klien trendelenbreh dan posisi kaki
ditumpangkan pada kaki yang lain,
• Observasi status sirkulasi: TTV, warna dan suhu akral, CRT
• Observasi jumlah urine,
• Observasi keseimbangan cairan intake dan output.
• Intake nutrisi vit K
• Intake cairan per oral
Tindakan kolaboratif
• Tujuan
• Intervensi
- obs DJJ, Gerak Janin, adanya mekonium pada
ketuban (Jika ketuban pecah)
- Pertahankan sirkulasi ke janin: Posisi mring kiri