Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

POST SECTIO CAESAREA


Kuliah maternitas
Definisi

Post masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai


sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra


hamil, lama nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar,

Partum 1998).

Sectio ●


cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus
melalui dinding depan perut atau vagina
Sectio caesarea adalah suatu histerectomia untuk
mengeluarkan janin dari dalam rahim. (Rustam mohtar,

caesarea 1992).
Klasifikasi SC

Sectio Caesarea Transperitonealis (SCTP)

Sectio Caesarea klasik Sectio Caesarea iskemia rafunda Segmen bawah insisi membujur
Buat sayatan memanjang pada korpus Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada Keuntungan :
uteri ± sepanjang 10 cm. segmen bawah rahim (Low servikal Transversal) kira-kira 10 cm
• Segmen bawah insisi melintang Kalau perlu luka insisi bisa diperlebar
Kelebihan : Keuntungan : keatas, pelebaran ini diperlukan jika
a. Otot tidak dipotong tetapi dipisah kesamping, cara ini untuk
a. janin lebih cepat keluar melindungi peradangan. bayinya besar, pembentukan segmen jelek,
b. tidak mengakibatkan komplikasi b. Insisi jarang terjadi sampai plasenta ada mal
c. Kepala janin biasanya berada dibawah insisi dan mudah di
kandung kemih tertarik. ekstrasi posisi janin seperti letak lintang atau kalau
c. sayatan biasa diperpanjang proksimal d. Lapisan otot yang tipis dan segmen bawah rahim lebih ada anomaly janin seperti kehamilan
mudah dirapatkan kembali dibanding segmen atas yang tebal.
atau distal Kerugian : kembar.
Kerugian: a. Jika insisi terlampau jauh kelateral, seperti terjadi pada kasus Kerugian :
yang bayinya terlalu Besar maka pembuluh darah uterus dapat
a. Infeksi mudah menyebar secara intra terobek, sehingga menimbulkan peradangan hebat.
Perdarahan dari tepi sayatan yang lebih
abdominal karena tidak ada b. Prosedur ini tidak dianjurkan kalau terdapat abnormalitas banyak karena terpotongnya otot juga
pada segmen bawah, seperti fibroid atau farises yang luas.
reperitonealis yang baik. c. Pembedahan selanjutnnya atau perekatan yang padat
sering luka insisi tanpa dikehendaki meluas
b. Resti rupture uteri spontan.pd menghalangi pencapaian segmen bawah akan mempersulit segman atas, sehingga nilai penutupan
operasi.
kelahiran berikutnya retroperitoneal yang lengkap akan hilang.
Lanjutan Klasifikasi SC
Sectio Caesarea Extraperitoneal (SCEP)
• Insisi dilakukan untuk melepaskan peritoneum
dari kandung kemih dan dipisahkan keatas,
• sedang pada segmen bawah uterus diadakan
insisi melintang untuk melahirkan bayi.
• Jenis operasi dilakukan pada infeksi intra
partum yang berat dan mencegah terjadinya
peritonitis.
SC

Kontraindikas
Indikasi
i
Komplikasi SC
A. Infeksi puerpurial
• Infeksi terjadi apabila sebelum pembedahan telah di temukan gejala-gejala infeksi intra
partum.
• Infeksi dikatakan ringan apabila hanya terjadi peningkatan suhu beberapa hari saja, infeksi
sedang apabila suhu tinggi disertai dehidrasi, perut kembung, sedangkan dikatakan infeksi
berat bila terdapat tanda infeksi sedang disertai peritonitis, sepsis dan ileusparalitik ; biasanya
infeksi ditemukan pada kasus seperti partus yang terlantar dan ketuban pecah dini.
B. Perdarahan
• Padasectio caesarea banyak pembuluh darah yang belum terputus dan terbuka, atonia uteri
serta pelepasan plassenta yang lebih banyak mengeluarkan darah dibandingkan dengan
persalinan normal.
C. Emboli pulmonal
• Emboli terjadi karena pada pasien sectio caesarea dilakukan insisi pada abdomen dan
mobillisasi yang kurang jika dibandingkan dengan kelahiran melalui vagina.
D. Luka pada kandung kemih
E. Kemungkinan rupture uteri pada kehamilan berikutnya.
Anestesi Spinal
• Istilah lain
Anestesi subaraknoid
• Definisi
Suatu anestesi lokal, disuntikan melalui ruang
antarlumbal ketiga,keempat atau kelima
Subaraknoid, tempat obat bercampur dengan
cairan serebrospinalis
Kondisi post anestesi spinal
• Resti atoni kandung kemih
• Resti atoni rahim
• Resti nyeri kepala
Nyeri Kepala post spinal

Nyeri kepala disebabkan kebocoran cairan


serebrospinalis dari tempat pungsi di meningens
Nyeri kepala terjadi secara postural dan hanya
timbul jika kepala ditegakkan atau jika tubuh pada
posisi berdiri
Karena posisi tsb menyebabkan penurunan volume cairan Pengobatan
serebrospinal yg menyebabkan tarikan pada struktur SSP yang
sensitif thd nyeri kepala Analgetik, Tirah baring, Kafein, Asupan cairan

Komplikasi dicegah dgn


Penusukan dikurangi: jarum kecil
Cegah komplikasi:
Mebaringkan klien pada posisi
Cegah Komplikasi:
dan penusukan tdh berkalikali datar dgn bantal yg tipis Hiperhidrasi
Kondisi Post SC
• Adaptasi fisiologis post partum akan beresiko
terganggu karena efek dari post SC dan post
anestesi spinal
Kemungkinan Diagnosa yg muncul
• Resiko perdarahan (NANDA)
Data: atonia uteri, distensi kandung kemih

• Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan sekunder akibat
pembedahan (Doenges, 1999).
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya insisi pembedahan dan nyeri (Doenges, 1999).
• Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh terhadap bakteri sekunder akibat
pembedahan (Carpenito, 2000).
• Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah dalam pembedahan (Doenges, 1999).
• Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan protein dan
vitamin (Doenges, 1999).

• Tidak efektifnya laktasi berhubungan dengan ketidak mampuan bayi untuk menghisap secara adekuat
terhadap flat niple (Carpenito, 2000).

• Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan pasca persalinan (Doenges,
2000).
Resiko perdarahan
Data: atonia uteri, distensi kandung kemih

Resiko Perdarahan

KRITERIA HASIL INTERVENSI


Jumlah Lochea sesuai dgn Obs kekuatan kontraksi
jumlah darah menstruasi uterus
Jumlah Lochea setiap hari Obs TFU
TUJUAN semakin berkurang Obs lochea
Tidak terjadi perdarahan Lochea rubra, serosa, alba Obs pola eliminasi
Kontraksi uterus kuat Obs distensi vesika urinaria
TFU menurun 1-2 cm/hari Pasang kateter jika tidak
Tidak ada distensi kandung bisa berkemih
kemih
Gg rasa nyaman nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan
sekunder akibat pembedahan

Tujuan Nyeri berkurang

Kriteria hasil Skala nyeri berkurang Klien dapat beristirahat

Intervensi

• Kaji skala nyeri dan karakteristik (lokasi, karakteristik termasuk kualitasnya, frekuensi,
intensitasnya).
• Monitor tanda-tanda vital
• Lakukan reposisi sesuai petunjuk, misalnya semi-fowler/ miring.
• Dorong penggunaan tehnik relaksasi, misal latihan nafas dalam
• Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.
• Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
Intoleransi aktivitas b/D adanya insisi pembedahan dan nyeri

• INTERVENSI

TUJUAN
klien dapat meningkatkan • Kaji respon pasien terhadap aktivitas
dan melakukan aktivitas
sesuai kemampuan tanpa • Kaji tipe anestesi
disertai nyeri.
• Penkes pada klien ttg aktifitas post
anestesi spinal
KRITERIA HASIL
klien dapat • Anjurkan klien untuk bed rest selama 1
mengidentifikan faktor-
faktor yang menurunkan x 24 jam pertama post anestesi spinal
toleransi aktivitas
• Bantu dalam pemenuhan aktivitas
sehari-hari sesuai kebutuhan
Klien dapat
melakukan • Setelah 24 jam, motivasi klien dan
aktifitas secara dampingi klien untuk latihan
bertahap mobilisasi scr bertahap
• Tingkatkan aktivitas secara bertahap
Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh terhadap
bakteri sekunder pembedahan, Luka, Luka bekas pelepasan plasenta

INTERVENSI
Kriteria hasil : 1)Monitor tanda-tanda vital
1) Tidak ada tanda-tanda 2) Kaji luka pada abdomen dan
balutan
infeksi (rubor, color, dolor, 3) Menjaga kebersihan sekitar luka
tumor dan fungsiolaesa). dan lingkungan Pasien,
Tujuan
2) Tanda-tanda vital normal 4) tehnik rawat luka dengan
Tidak terjadi infeksi. antiseptik
terutama suhu 37°C
5) Nutrisi TKTP
3) Lochea (Rubra, Serosa, 6) Catat/pantau kadar Hb dan Ht
Alba) 7) Kolaborasi pemberian antibiotik
4) Penurunan TFU Buat dischart planing utk
perawatan luka di rumah
Risiko detisit volume cairan b/D kehilangan darah dalam pembedahan

• INTERVENSI

Tuj ●
tidak terjadi defisit
volume cairan
meminimalkan
• Ukur dan catat pcmasukan dan
pengeluaran

uan defisit volume cairan


• Berikan bantuan pengukuran
berkemih sesuai kebutuhan, misal :
privasi, posisi duduk, air yang
mengalir dalam bak, mengalirkan
Kriter ●


TTV Normal
membran mukosa lembab,
air hangat diatas perineum
• Catat munculnya mual/muntah
ia kulit tidak kering


Hb : 12 gr/%.
CRT cepat, suhu akral hangat,
• Periksa pembalut, banyaknya
warna akral kemerahan pendarahan
Hasil • Beri cairan infus sesuai program
Ris perubahan nutrisi kurang dari kebuthan b/D peningkatan kebutuhan protein dan vitamin

• INTERVENSI

• Tujuan : • Kaji status nutrisi secara kontinu,


nutrisi terpenuhi, tidak selama perawatan
• Catat masukan oral 24 jam,
terjadi gangguan nutrisi. riwayat makanan, jumlah kalori
dengan tepat.
• Kaji kativitas dengan istirahat,
• Kriteria hasil : tingkatan tehnik relaksas
tidak terjadi penurunan • Berikan diit secara bertahap
berat badan secara setelah peristaltik usus bekerja lagi
• Kolaborasi : rujuk pada tim nutrisi/
drastis. ahli diit
Tidak efektifnya laktasi b/D ketidak mampuan bayi menghisap secara adekuat, MOBILISASI IBU TErbatas

• Tujuan : • INTERVENSI
Laktasi adekuat, bayi dapat
menghisap secara adekuat • Kaji tingkat pengetahuan ibu tentang
laktasi
• Kriteria hasil : • Ajarkan tehnik breast care dan cara
ASI keluar tidak ada flat nipple, menyusui dengan baik dan benar.
(Terutama pada posisi tidur)
Pasien dapat mendemonstrasikan
menyusui dengan tepat, • Motivasi ibu untuk menyusui anaknya
ASI keluar, • Berikan kesempatan pada pasien
untuk menyusui anaknya sampai
mamae tidak keras dan tidak ada
puas.
rasa nyeri,
• kaji isapan bayi, jika terjadi lecet/ flat
serta pasien mengekspresikan
nipel pada puting.
kepuasan dan pengalaman menyusui.
• Jelaskan petingnya ASI bagi bayi.
Kurang pengetahuan b/D kurang informasi tentang perawatan pasca persalinan

INTERVENSI
Kaji pengetahuan dan
KRITERIA HASIL kemampuan klien
TUJUAN klien dapat belajar Berikan penjelasan setiap
akan melakukan tindakan dan
klien dapat dan menyerap prosedur keperawatan.
mcngerti dan informasi yang Ajarkan cara perawatan luka
mcmahami cara diberikan, post operasi dengan tehnik
antiseptik
perawatan pasca dapat melakukan Diskusi perlunya tidur dan
persalinan. perawatan post istirahat
Berikan informasi pada pasien
partum. tentang laktasi, proses
menyusui

Anda mungkin juga menyukai