Anda di halaman 1dari 52

IMUNISASI

By : Eva Silviana Rahmawati., SST.,


M.Kes
DEFINISI IMUNISASI
Imunisasi adalah suatu upaya yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyakit dengan cara memberikan
mikroorganisme bibit penyakit berbahaya
yang telah dilemahkan (vaksin) ke dalam
tubuh sehingga merangsang sistem
kekebalan tubuh terhadap jenis antigen
tersebut dimasa yang akan datang.
TUJUAN
Tujuan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi
dan Balita
Beberapa alasan mengapa imunisasi dasar penting
untuk diberikan:
a. Imunisasi diberikan supaya bayi siap dengan
lingkungan baru (setelah lahir) karena tidak ada lagi
kekebalan tubuh alami yang ia dapatkan dari ibu
seperti ketika masih dalam kandungan.
b. Apabila belum dilakukan vaksinasi dan kemudian
terkena kuman yang menular, maka kemungkinan
besar tubuhnya belum kuat untuk melawan penyakit
tersebut. Sehingga degan adanya imunisasi ini tubuh
sang buah hati menjadi lebih kuat.
MANFAAT
Untuk menjaga daya tahan tubuh sang bah
hati
Untuk mencegah bayi terkena penyakit-
penyakit menular yang berbahaya
Untuk menjaga buah hati agar selalu sehat
Sebagai upaya pencegahan dari kecacatan
dan kematian
Sebagai upaya untuk menjaga dan
membantu perkembangan sang buah hati
secara optimal
Bagaimana vaksin imunisasi bekerja

Di dalam Vaksin imunisasi terdapat


mikroorganisme penyebab penyakit yang telah
dilemahkan. Cara kerja vaksin
imunisasi yaitu dengan menipu tubuh untuk
merangsang sistem pertahanan tubuh.
Pada saat vaksinasi dilakukan setelah kuman-
kuman tersebut ada didalam tubuh maka sistem
pertahan tubuh akan melakukan perlawanan
terhadap ''invasi' antigen ini sehingga sistem
pertahanan tubuh bisa mengidentifikasi antigen
tersebut dan mempunyai kemampuan melawan
dimasa yang akan datang (Imunitas)
IMUNISASI DASAR
1. Imunisasi Dasar Lengkap: Umur bayi
7 hari: Hepatitis B (HB) O
Imunisasi Vaksin Hepatitis B
Hepatitis B merupakan jenis penyakit yang
menyerang pada hati sehingga apabila sang
buah hati terkena penyakit ini dapat
menyebabkan kerusakan padda hati bahkan
dapat menyebabkan kematian. Untuk
idealnya, imunisasi hepatitis B dosis pertama
diberikan sedini mungkin setelah buah hati
lahir (apabila memungkinkan < 12 jam).
Virus hepatitis B adalah virus yang
menyebabkan penyakit hepatitis B atau
lebih dikenal dengan nama penyakit
kuning. Penyakit ini sangatlah berbahaya
karena bisa menyebabkan kerusakan pada
hati. Pemberian vaksin 3 kali pada bayi
terbukti mampu mencegah penyakit
hepatitis B sampai 75 %.
Kemudian imunisasi hepatitis b kedua
dilakukan dengan interval 4 minggu dari dosis
pertama. Namun anjurannya diberikan ketika
bayi berumur minimal 2 bulan. Sedangkan
imunisasi yang ketiga dianjurkan setelah 5
bulan.
Apabila sang buah hati belum pernah
mendapatkan imunisasi hepatitis B semasa
bayi, maka imunisasi hepatitis B ini dapat
diberikan kapan saja dan sesegera mungkin
tanpa harus memeriksakan kadar AntiHBsnya
terlebih dulu.
Kecuali apabila sang ibu memiliki hepatitis
B ataupun sang buah hati pernah
menderita penyakit kuning, maka si bayi
dianjurkan untuk diperiksa kadar HBsAg
dan antiHBs terlebih dahulu.
2. Imunisasi Dasar Lengkap: Umur bayi satu bulan:
BCG dan Polio 1
Setelah bayi berumur 1 bulan ada dua macam imunisasi
yang diberikan kepada bayi tersebut. Diantara dua macam
imunisasi tersebut yaitu:
a. Imunisasi Dasar Lengkap: Imunisasi BCG
sebaiknya imunisasi BCG diberikan  kepada saat bayi untuk
yang pertama kali ketika berusia 2-3 bulan. Pemberian BCG
pada bayi yang usianya kurang dari 2 bulan akan
meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit tuberculosis
pada bayi. Hal ini karena daya tahan tubuh bayi belum
matang.
Selanjutnya apabila bayi telah berusia lebih dari 3 bulan
dan belum mendapatkan imunisasi BCG, maka harus
diadakan uji tuberculin terlebih dulu.  Uji tuberculin yaitu
tes mantoux dengan PPD2TU/PPDRT23. Apabila bila
hasilnya negatif, maka dapat diberikan imunisasi BCG.
Imunisasi BCG ini tidak membutuhkan booster.
Vaksin berguna untuk mencegah penyakit
tuberculosis (TBC) yaitu penyakit infeksi
Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini
Merupakan kuman yang sangat berbahaya
dan tidak mudah untuk di mati kan.
BCG
    Vaksin disuntikkan secara intrakutan
pada lengan atas, untuk bayi berumur
kurang dari 1 tahun diberikan
     sebanyak 0,05 mL dan untuk anak
berumur lebih dari 1 tahun diberikan
sebanyak 0,1 mL.
b. Imunisasi Dasar Lengkap: Imunisasi
Polio
Imunisasi polio sendiri juga ada dua macam.
Diantara imunisasi polio yang tersedia yaitu
imunisasi polio oral (OPV) dan imunisasi polio
suntik (IPV). Imunisasi polio oral (OPV)
diberikan dengan jadwal pemberian pada saat
lahir, usia dua, empat, enam, dan 18 bulan.
Penyakit polio adalah penyakit yang bisa
menyebabkan kelumpuhan pada anak.
Menurut penelitian vaksin polio terbukti  90
% efektif untuk mencegah infeksi polio
pada anak.
Imunisasi polio sendiri juga ada dua macam. Diantara
imunisasi polio yang tersedia yaitu imunisasi polio oral
(OPV) dan imunisasi polio suntik (IPV). Imunisasi polio
oral (OPV) diberikan dengan jadwal pemberian pada
saat lahir , usia dua, empat, enam, dan 18 bulan.
Sedangkan untuk imunisasi polio suntik (IPV) diberikan
dengan jadwal pemberian pada saet bayi berusia dua,
empat, enam dan 18 bulan serta enam dan delapan
tahun.
Apabila imunisasi polio terlambat diberikan, kita tidak
perlu mengulang pemberiannya dari awal. Cukup
dengan melanjutkan dan melengkapinya sesuai jadwal. 
Berapapun interval keterlambatan dari pemberian
sebelumnya tidaklah mengapa.
3. Imunisasi Dasar Lengkap: Umur bayi 2
bulan: Imunisasi DPT atau HB 1 dan Polio 2
a. Imunisasi Dasar Lengkap: DPT atau
kepajangan dari Diptheria, Pertusis, dan
Tetanus
Imunisasi DPT diberikan tiga kali sebagai
imunisasi dasar kemudian dilanjutkan dengan
booster satu kali dengan interval satu tahun
setelah DPT3. Ketika anak sudah berusia lima
tahun (sebelum masuk TK) diberikan imunisasi
DPT (DPaT/Tdap) dan ketika berusia 12 tahun
imunisasi Td.
DPT
    Biasanya vaksin DPT terdapat dalam
bentuk suntikan, yang
    disuntikkan pada otot lengan atau paha.
Dosis
    0,5 ml secara intra muskular di bagian
luar paha
Vaksin ini merupakan gabungan dari 3 vaksin
yaitu Difteri, Pertussis, dan Tetanus
(DPT). Difteri merupakan penyakit dari basil
Difteri yang bisa menyebabkan kerusakan
jantung dan sataf. Pertussis yaitu penyakit
batuk rajan yang sangat menular penyakit inj
sering juga disebut batuk 100
hari. Tetanusdisebabkan oleh jenis bakteri
yang disebut dengan Clostridium tetani
ditandai dengan kekakuan otot gejala penyakit
tetanus hampir sama dengan Epilepsi.
Pada perempuan, imunisasi TT perlu diberikan satu
kali sebelum menikah dan satu kali pada ibu hamil
dengan tujuan untuk mencegah tetanus pada bayi
yang baru lahir.
Apabila Imunisasi DPT ini terlambat untuk diberikan,
maka berapa pun interval keterlambatannya jangan
diulang dari awal, tetapi langsung dilanjutkan
imunisasi sesuai jadwal yang ada.
Apabila  anak kita belum pernah diimunisasi dasar
pada usia kurang dari 12 bulan, maka imunisasi
dasar DPT dapat diberikan pada usia anak sesuai
dengan jumlah dan interval yang seharusnya.
Lalu Bagaimana dengan Pemberian Imunisasi DPT
Keempatnya?
Imunisasi DPT yang keempat tetap diberikan dengan
interval jarak satu tahun dari imunisasi DPT ketiga,
dengan catatan sebagai berikut ini:
a. Apabila imunisasi DPT keempat diberikan sebelum ulang
tahun anak yang keempat, maka pemberian imunisasi
DPT kelima dapat diberikan sesuai dengan jadwal yang
ada paling cepat enam bulan setelahnya.
b. Apabila imunisasi DPT keempat diberikan setelah ulang
tahun anak yang keempat, maka pemberian imunisasi
DPT kelima sudah tidak diperlukan lagi.
Untuk selanjutnya (setelah bayi berumur 3 dan 4 bulan)
imunisasi yang diberikan sama seperti ketika bayi
berumur 2 bulan. Hanya saja imunisasi yang diberikan
merupakan imunisasi lanjutan dari sebelumnya yaitu
untuk bayi dengan usia tiga bulan: DPT/ HB 2, Polio 3 dan
usia bayi empat bulan adalah DPT/ HB 3, Polio 4
4. Imunisasi Dasar Lengkap: Umur bayi 9 bulan: Imunisasi
Campak
Sebaiknya  imunisasi campak diberikan ketika bayi berusia 9 bulan.
Untuk dosis penguatan (second opportunity pada crash program
campak) diberkan pada usia 24 bulan dan ketika SD kelas 6.
Terkadang ada juga program PIN (Pekan Imunisasi Nasional) campak
dengan bertujuan sebagai penguatan (strengthening). Selain itu
program PIN ini juga bertujuan untuk mencakup sekitar 5% individu
yang diperkirakan tidak memberikan respons imunitas yang baik
pada saat diimunisasi dulu.
Untuk anak yang terlambat atau belum mendapat imunisasi
campak, apabila saat itu anak berusia 9-12 bulan, maka berikan
imunisasi campak kapan pun saat bertemu. Namun apabila anak
berusia lebih dari 1 tahun maka diberikan MMR. Jika telah diberi
MMR pada usia 15 bulan maka pada saat bayi berusia 24 bulan atau
2 tahu tidak perlu lagi diberikan imunisasi campak.
Campak adalah salah satu jenis Penyakit
kulit yang menular berakibat fatal terutama
pada anak-anak. Menurut penelitian Vaksin
ini dapat mencegah infeksi campak hingga
90 persen.
Catatan:

Apabila ada keterlambatan dalam


memberikan imunisasi pada anak maka
setiap tahap dari imunisasi harus tetap
diberikan mulai dari awal (khusus imunisasi
hepatitis). Sedangkan untuk imunisasi Polio
dan DPT tidak perlu memulai dari awal.
Cukup dengan melanjutkan imunisasi yang
ketinggalan berdasarkan usia pada saat
tersebut.
Rubella
6. Vaksin HiB
Vaksin ini  diberikan untuk melakukan
pencegahan penyakit meningitis dan
pneumonia. Yang di sebabkan oleh infeksi
bakteri Haemofillus Influenza B. Sangat
berbahaya karena telah menyebabkan
kematian 386.000 anak tiap tahunnya.
7.  Vaksin Rotavirus
80 % diare pada anak disebabkan oleh
virus Rotavirus yang menyebabkan
gangguan pada sistem sistem pencernaan.
Diare yang tidak mendapatkan penanganan
medis bisa mrnyebabkan dehidrasi.
Dehidrasi adalah kekurangan cairan
ekektrolit di dalam tubuh sehingga organ
tubuh tidak bisa berfungsi secata
maksimal. Dehidrasi berat berakibat
kematian.
Rotavirus adalah salah satu virus yang
paling sering menyebabkan muntah dan
diare pada bayi dan anak kecil. Muntah dan
diare karena rotavirus bisa berat sehingga
dapat menyebabkan dehidrasi.Vaksin
rotavirus cukup efektif mencegah infeksi
rotavirus. Vaksin ini dapat mencegah 74% –
87% kasus infeksi rotavirus.
Jadwal Imunisasi Rotavirus
Imunisasi rotavirus diberikan sebanyak 2 atau 3 dosis pemberikan,
tergantung pada jenis vaksin yang digunakan. Efektivitas kedua
vaksin tersebut kurang lebih sama. Saat ini tersedia dua vaksin
rotavirus yaitu RV1 (Rotarix) dan RV5 (Rotateq).
Jika menggunakan vaksin RV1, maka imunisasi dilakukan sebanyak
2 kali, yaitu :
Dosis ke-1 diberikan pada saat anak berusia 2 bulan.
Dosis ke-2 diberikan pada saaat anak berusia 4 bulan.
Jika menggunakan vaksin RV5, maka imunisasi dilakukan sebanyak
3 kali, yaitu :
Dosis ke-1 diberikan pada saat anak berusia 2 bulan.
Dosis ke-2 dilakukan pada saat anak berusia 4 bulan.
Dosis ke-3 dilakukan pada saat anak berusia 6 bulan.
Jika telah menggunakan vaksin RV5 pada dosis ke-1 atau ke-2 atau
nama produk vaksin tidak diketahui maka imunisasi rotavirus
dilakukan sebanyak total 3 kali.
Bila Anak Belum Pernah Imunisasi Rotavirus
Imunisasi rotavirus sebaiknya dilakukan sesuai
jadwal. Apabila bayi  sudah berusia 15 minggu atau
lebih dan belum mendapatkan imunisasi rotavirus
sama sekali, maka tidak perlu dilakukan imunisasi
rotavirus. Batas maksimal usia bayi untuk imunisasi
rotavirus dosis ke-1 adalah 14 minggu 6 hari. Dan
batas maksimal usia bayi untuk imunisasi rotavirus
dosis terakhir adalah 8 bulan 0 hari.
Dosis
Vaksin Rotarix 1,5 ml
Vaksin Rotateq 2 ml
Cara Pemberian
Vaksin rotavirus berbentuk cairan yang diberikan
melalui mulut (ditelan)
Vaksin rotavirus dapat diberikan bersamaan dengan
vaksin lainnya (imunisasi simultan)
Efek Samping
Sebagian besar bayi yang mendapatkan imunisasi
rotavirus tidak terjadi efek samping. Namun sebagian
kecil dapat mengalami efek samping ringan yaitu bayi
menjadi rewel atau mengalami muntah atau diare
yang ringan dan berlangsung sementara.
Vaksin rotavirus yang tersedia saat ini (RV1 atau RV5)
tidak berkaitan dengan kejadian intususepsi.
Kontraindikasi
Imunisasi rotavirus tidak boleh diberikan apabila :
Pernah terjadi reaksi anafilaksis (alergi berat) terhadap
vaksin rotavirus atau komponennya. Jika alergi terhadap
lateks, gunakan RV5.
Pernah menderita intususepsi.
Didiagnosis imunodefisiensi berat (severe combined
immunodeficiency atau SCID).
Hati-hati imunisasi rotavirus pada keadaan :
Sedang menderita penyakit akut sedang – berat
Menderita gangguan imunitas tubuh  selain SCID
Menderita penyakit saluran pencernaan kronik
Menderta spina bifida atau bladder extrophy.
7 Imunisasi Tambahan
1. Hib
Manfaat: Melindungi tubuh dari virus Haemophilus influenza type
B, yang bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan epiglotitis
(infeksi pada katup pita suara dan tabung suara).

Waktu pemberian: Umur 2, 4, 6, dan 15 bulan.


Catatan khusus: Bisa diberikan secara terpisah atau kombinasi.
2. Pneumokokus (PCV)
Manfaat: Melindungi tubuh dari bakteri pnemukokus yang bisa
menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi telinga.

Waktu pemberian: Umur 2, 4, 6 bulan, serta antara 12 - 15 bulan.


Catatan khusus: Kalau mama belum memberikannya hingga usia
anak di atas 1 tahun, PCV hanya diberikan dua kali dengan interval
2 bulan. Jika usia anak sudah 2 - 5 tahun, PCV hanya diberikan 1
kali.
3. Influenza
Manfaat: Melindungi tubuh dari beberapa jenis virus influenza.

Waktu pemberian: Setahun sekali sejak usia 6 bulan. Bisa terus


diberikan hingga dewasa.

Catatan khusus: Untuk usia di atas 2 tahun, vaksin bisa diberikan


dalam bentuk semprotan pada saluran pernapasan.

4. MMR (Measles, Mumps, Rubella)


Manfaat: Melindungi tubuh dari virus campak, gondok, dan rubella
(campak Jerman).

Waktu pemberian: Usia 15 bulan, dan diulang saat anak berusia 6


tahun.

Catatan khusus: Bisa diberikan pada umur 12 bulan, jika belum


mendapat campak di usia 9 bulan.
5. Tifoid
Manfaat: Melindungi tubuh dari bakteri Salmonella typhi yang
menyebabkan demam tifoid (tifus).

Waktu pemberian: Pada umur di atas 2 tahun, dan diulang


setiap 3 tahun.

Catatan khusus: Terdapat dua jenis, yaitu oral dan suntik.


Tifoid oral diberikan pada anak di atas 6 tahun.
6. Hepatitis A
Manfaat: Melindungi tubuh dari virus Hepatitis A, yang
menyebabkan penyakit hati.

Waktu pemberian: Pada umur di atas 2 tahun, dua kali dengan


interval 6 - 12 bulan.
7. Varisela
Manfaat: Melindungi tubuh dari cacar air

Waktu pemberian: Pada umur di atas 5 tahun.


8. HPV (Humanpapilloma Virus)
Manfaat: Melindungi tubuh dari
Humanpapilloma Virus yang menyebabkan
kanker mulut rahim.

Waktu pemberian: Pada anak umur di atas 10


tahun, diberikan 3 kali dengan jadwal 0, 1-2
bulan kemudian, serta 6 bulan kemudian.
Daftar Imunisasi yang harus diulang
1. DPT
Imunisasi DPT diberikan pada anak untuk mencegah
penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Imunisasi ini
diberikan sebanyak lima kali. Pertama kali diberikan
pada usia 2 bulan atau paling cepat pada usia 6
minggu. Selanjutnya, diberikan pada usia 4 bulan dan
6 bulan. Imunisasi DPT yang keempat diberikan pada
usia 18 bulan dan terakhir diberikan pada usia 5
tahun.
Setelah itu, anak dapat diberikan vaksin Td atau
Tdap pada usia 10-12 tahun sebagai booster untuk
melindungi anak dari tetanus dan difteri. Selanjutnya,
booster ini dapat diberikan setiap 10 tahun.
2. Hepatitis B (HB)
Imunisasi ini diberikan sebanyak 3 kali
untuk mencegah anak dari penyakit
hepatitis B. Vaksin ini paling baik diberikan
pertama kali dalam waktu 12 jam setelah
anak lahir. Setelah itu, vaksin hepatitis B
kedua diberikan pada saat bayi berusia 1-2
bulan. Dan, vaksin hepatitis B ketiga
diberikan pada bayi usia 6-18 bulan. Bila
pemberiannya dikombinasikan dengan DPT,
maka imunisasi ini diberikan pada bayi usia
2, 3, dan 4 bulan.
3. Polio
Vaksin polio diberikan untuk mencegah penyakit polio
pada anak. Vaksin ini diberikan sebanyak 4 kali.
Pemberian pertama vaksin polio dilakukan segera setelah
bayi lahir. Setelah itu, vaksin kedua, ketiga, dan keempat
diberikan pada bayi usia 2, 3, dan 4 bulan. Pada usia 18
bulan, vaksin polio booster dapat diberikan.
4. Pneumokokus (PCV)
Vaksin ini diberikan untuk melindungi anak dari bakteri
penyebab meningitis dan pneumonia. PCV diberikan
sebanyak 4 kali. Pada anak usia kurang dari satu tahun,
PCV diberikan setiap dua bulan, seperti pada usia 2, 4,
dan 6 bulan. Pemberian keempat vaksin PCV ini dilakukan
pada bayi usia 12-15 bulan.
5. Campak
Vaksin campak diberikan untuk mencegah penyakit campak.
Vaksin ini diberikan pertama kali pada bayi usia 9 bulan.
Setelah itu, dilanjutkan pemberian kedua kalinya pada usia 18
bulan dan pemberian ketiga pada usia 6-7 tahun atau saat
anak baru masuk sekolah.  Vaksin campak kedua tidak perlu
diberikan bila anak sudah mendapatkan vaksin MMR.
6. MMR
Vaksin MMR diberikan untuk mencegah anak mengalami
penyakit mumps (gondong), measles (campak), dan rubella (
campak jerman). Jika anak sudah mendapatkan vaksin
campak pada usia 9 bulan, maka pemberian vaksin MMR
dilakukan pada usia 15 bulan (minimal jarak pemberian 6
bulan dari vaksin campak). Pemberian vaksin MMR kedua
(booster) dilakukan saat anak berusia 5 tahun.
7. Rotavirus
Imunisasi rotavirus diberikan untuk
mencegah anak terkena penyakit infeksi
karena rotavirus, seperti sakit diare. Vaksin
rotavirus monovalen yang terdiri dari satu
jenis virus diberikan dua kali, yaitu pada
usia bayi 6-14 minggu dan setelah 4
minggu dari pemberian pertama.
Sedangkan, vaksin rotavirus pentavalen
yang terdiri dari beberapa jenis virus
diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada
usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
 Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)

 KIPI adalah kejadian sakit yang mungkin timbul setelah imunisasi. kejadian
ini umumnya terjadi dalam masa
 satu bulan setelah imunisasi.
1. BCG
    setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat
suntikan. setelah 2-3 minggu
    kemudian pembengkakan menjadi abses kecil yang menjadi luka dengan
garis tengah sekitar 10mm. jangan
    diberi obat apapun, dan biarkan luka tetap terbuka. luka tersebut akan
sembuh dengan sendirinya dan
    meninggalkan parut yang kecil.
2. DPT
    kadang2 bayi menderita panas setelah mendapat vaksin ini. tetapi panas
ini umumnya akan sembuh
    dalam 1-2 hari. sebagian bayi merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di
tempat suntikan. sedangkan
    sebagian bayi lainnya tidak. keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu
pengobatan, akan sembuh sendiri.
3. Polio
    tidak ada efek samping
4. Campak
    anak mungkin panas pada hari ke 5-12 sesudah suntikan. kadang2 disertai
kemerahan pada kulit seperti
    campak. hal ini adalah gejala penyakit campak ringan dan umumnya setelah
1-2 hari akan hilang.
5. Hepatitis B
    tidak ada efek samping

yang perlu disampaikan kepada ibu yang anaknya demam setelah


diimunisasi
    * lebih sering meneteki (ASI) dari biasanya, untuk menjamin bayi/anak
menerima cukup zat cair.jika bayi
       berusia lebih dari 6 bulan boleh diberi tambahan air minum.
    * memberikan obat penurun panas dengan dosis sesuai anjuran dokter.
    * mengompres dahi bayi dengan menggunakan kain yang dibasahi air hangat.
    * membawa bayi ke dokter atau layanan kesehatan jika demam berlanjut.
SELAMAT BELAJAR....
SEHAT SELALU YAAAA....

Anda mungkin juga menyukai