Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 3

ASUHAN KEPRERAWATAN PERSALINAN PADA


IBU INTRANATAL DAN BAYI BARU LAHIR

1. APRINA YUPENTI N.
2. FAUZIAH SRE H.
3. MUHAMAD DEGA A.
4. OKTAVIOLA WIRANI
5. RINA SITI MAJIDAH
6. YUSUF IBRAHIM
Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses mendorong keluar (ekspulsi) hasil


pembuahan (yaitu janin yang viabel, plasenta, dan ketuban) dari
dalam uterus lewat vagina ke dunia luar. Normalnya, proses ini
berlangsung pada suatu ketika uterus tidak tumbuh besar lagi,
ketika janin sudah cukup mature untuk dapat hidup di luar rahim
tapi masih cukup kecil untuk dapat melaluai jalan lahir.
(HellenFarrer,1999).
Melaksanakan Pertolongan
Persalinan
• Menjaga kelangsungan hidup dan derajat kesehatan yang tinggi
bagi ibu dan bayinya, melalui upaya terintegrasi dan lengkap
tetapi dengan intervensi yang seminimal agar prinsip keamanan
dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang di
inginkan (optimal).
• Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam
upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman,
dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan bayi.
• Melindungi keselamatan ibu dan bayi baru lahir (BBL),mulai
dari hamil hingga bayi selamat.
• Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi secara tepat waktu.
• Memberi dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan
ibu, pasangan dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran
bayi.

Tujuan Pertolongan
persalinan
Prinsip Pertolongan persalinan

1. Persalinan Aman
• Persalinan aman adalah persalinan yang ditolong dengan cara
yang benar, ada dukungan sistem rujukan, sehingga selama
proses berlangsung keselamatan ibu dan janin lebih terjamin.
Penolong persalinan harus mengetahui tanda-tanda bahaya
dan segera merujuk bila hal tersebut terjadi.
2. Persalinan Bersih
• Persalinan bersih adalah persalinan yang memenuhi kriteria
berikut:
– Bersih alat pemotong tali pusat
– Bersih tempat melahirkan
– Bersih tangan penolong
Kebutuhan persiapan alat untuk
pertolongan persalinan

• Partus set • Air DTT dalam waskom


• Heacting set • Tempat sampah medis dan non
• Kapas dan air DTT medis
• Kasa steril • Tempat pakaian kotor
• Depress • Pakaian ibu dan pembalut
• Penghisap lendir delle • Bengkok
• Obat: oxytocin dan spout • Gelas ukur dan tempat plasenta
• Doek/alas bokong • Tensimeter dan stetoskop
• Handuk dan kain pembungkus • Fetoskope
bayi • APD ( celemek, sepatu boot,
• Larutan clorin 0,5% dalam masker, topi/nurse cap)
waskom
Pertolongan persalinan
Kala I (kala pembukaan)

Pada kala ini, dilakukan pemeriksaan tentang


kedudukan janin dalam rahim, pemeriksaan
dalam dengan terbatas,dan pemberian
penjelasan berapa pembukaanya dan kapan
perkiraan persalinan berlangsung.ibu akan
dipertahankan kekuatan moral dan emosinya
karena persalinan masih jauh sehingga ibu
dapat mengumpulkan kekuatan.
Kala II ( kala pengusiran)

Petugas kesehatan mempersiapkan diri dengan memakai sarung tangan,


memperhatikan kerjasama dengan ibu bersalin sehingga kekuatannya
maksimal untuk mendorong janin keluar. Pada saat ini ibu bersalin diingatkan
kembali cara merangkul paha, melengkungkan badan sehingga sekat rongga
badan berfungsi untuk ikut serta mendorong janin ke luar. Proses kelahiran
kepala akan segera terjadi , didahului oleh pembukaan sekitar 5-6 cm,
dilakukan episiotomy, untuk mempelebar jalan lahir lunak dan mengendalikan
robekan. Bidan/petugas harus melakukan izin akan melakukan episiotomy,
dan melakukannya pada saat puncak his sehingga rasa sakit tidak menonjol.
Kepala bayi akan mengalami pengeluaran dan ekstensi, untuk mengendalikan
pengeluaran agar tidak mendadak, tangan kiri bidan menahan kepala janin
sedangkan tangan kanan menahan daerah kemaluan (perineum), sehingga
robekan perineum dapat dikendalikan. Seyelah kepala lahir, beri kesempatan
melakukan putar paksi luar untuk meyesuaikan diri dengan punggung.
Persalinan badan bayi dilakukan dengan memegang
kepala sedemikian rupa, menarik curam bawah untuk
melahirkan bahu depan dan menarik curam atas untuk
melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir, sisa
badan bayi dilahirkan dengan mengaikatkan jari telunjuk
pada dua ketiak memakai. Setelah bayi lahir , mulut
hidung, dan jalan napas dibersihkan dari lendir yang
memberi rangsangan untuk menangis. Dengan menangis
nyaring, berarti jalan napas bersih. Tali pusat dipotong
sekitar 10cm dan bayi diberikan pada ibu lalu dibersihkan.
Kala III

Setelah bayi lahir Rahim perlu waktu istirahat untuk


selanjutnya berkontraksi lagi untuk mengeluarkan plasenta.
dengan terjadinya pemendekan otot Rahim terjadi
permulaan pelepasan plasenta, karena plasenta tidak dapat
mengikuti pemendekan di lapisan longgar nitabusch.
Dengan kontraksi ringan terjadi pelepasan plasenta yang
disertai perdarahan sekitar 250 – 300 cc. untuk membantu
persalinan plasenta dilakukan tekanan ringan diatas puncak
Rahim dengan cara crede. Plasenta diperhatikan
selengkapannya secara cermat, sehingga tidak
menyebabkan gangguan kontraksi Rahim atau terjadi
perdarahan sekunder. 
Kala IV (2 jam setelah melahirkan)

Pada kala ini dilakukan observasi dan


pengukuran cermat pada tekanan
darah, nadi, pernapasan, kontraksi otot
rahim, dan pendarahan yang sering
terjadi selama 2 jam pertama. Selain
itu dilakukan penjahitan luka
episiotomi.
Evaluasi tindakan pertolongan persalinan

Evaluasi tindakan dalam pertolongan persalinan dapat


berupa dengan memastikan bahwa kantong kemih dalam
keadaan kosong. Setelah itu, ajarkan ibu dan keluarga
untuk melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
yang dirasakan. Setelah itu kita harus mengevaluasi dan
mengestimasi jumlah kehilangan darah ibu, kemudian kita
memeriksa nadi ibu dan juga harus memastikan bahwa
keadaan umum ibu dalam kondisi baik. Begitu juga
dengan bayi, kita harus memantau dan pastikan bahwa
bayi bernafas dengan baik.
Tindak lanjut hasil evaluasi pertolongan
persalinan

Pemeriksaan terakhir dilakakukan untuk melihat ibu dan bayinya dalam


kondisi yang baik. Selimut yang basah dilepaskan dari ibu, darah yang
mengering dicuci dengan peralatan yang bersih dan kering telah tersedia
pembalut steril dipasang dengan pengikat berbentuk T. daun hangat dan
bersih dikenakan pada ibu sebelum ia dipindahkan dari ruang bersalin
Bila kelahiran terjadi dipusat bersalin alternatif, keluarga baru tersebut
tetap disana selama kala IV . bila tidak terdapat penyulit, bila kondisi baik ibu
maupun bayi telah stabil ,mereka dipulangkan kerumah. Bila ibu dan bayi
tetap drumah sait dalam pengaturan rooming-in, baik ibu maupun bayi
menetapi satu kamar bersama. Bila rooming-in tidak tersedia, atau tidak
diharapkan, bayi dikirim keruang neonatus dan ibu dipindahkan keruang
pemulihan tempat ia diobservasi dengan ketat.  
Melaksanankan Kontak Dini
Prinsip kontak dini

Beberapa prinsip dalam pemberian ASI adalah sebagai berikut :


1. Setelah bayi lahir, tali pusat segera diikat
2. Letakan bayi terkurap pada ibu denga kulit bayi bersentuhan lansgung ke mulut ibu
Biarkan kontak kulit berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih bahkan sampai bayi
bisa menyusu sendiri apabila sebelumnya tidak berhasil
3. Bayi diberi topi dan diselimuti.
4. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusui.
5. Menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir.
6. Memberika kolostrum kepada bayi.
7. Tidak memberikan makanan pralaktal seperti air gula atau air tajin kepada bayi baru
lahir sebelum ASI keluar, tetapi mengusahakan bayi mengisap untuk merangsang
produksi ASI.
8. Menyusui bayi dari kedua payudara secara bergantian sampai tetes terakhir, masing-
masing 15-25 menit.
9. Memberikan ASI saja selama 4-6 bulan pertama
Kesiapan untuk kontak dini

Kesiapan ibu primipara menerima bayi baru lahir dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya, yaitu
Umur
Karakteristik pada ibu berdasarkan umur sangat berpengaruh terhadap
kesiapan ibu, dimana semakin muda umur ibu maka semakin kurang
perhatian serta pengalaman yang dimiliki ibu, sehingga mempengaruhi
ketidaksiapan ibu dalam menerima bayi baru lahir.
Pendidikan
Tingkat pendidikan turut menentukan mudahnya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan tentang keiapan menerima bayi baru lahir dari
yang mereka peroleh.
Pekerjaan
Faktor bekerja berperan sebagai timbulnya suatu masalah pada persiapan
kelahiran bayi. Pada ibu-ibu yang bekerja di luar sudah siap menerima bayi
baru lahir.
Prosedur kontak dini
Langkah I: lahirkan, lakukan penilaian pada bayi,
keringkan

1. Catat waktu kelahiran bayi.


2. Letakkan bayi diperut bawah ibu
3. Kaji bayi apakah diperlukan resusitasi atau tidak (2 detik)
4. Bila tidak perlu resusitasi, keringakan tubuh bayi mulai dari wajah,
kepala, dan bagian tubuh lainnya dengan halus tanpa
membersihkan verniks. Setelah kering, selimuti bayi dengan kain
kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat diklem.
5. Hindari mengeringkan tangan bayi.
6. Lendir cukup dilap dengan kain bersih. Penghisapan lendir di
dalam mulut atau hidung bayi dapat merusak selaput lendir dan
meningkatkan risiko infeksi pernapasan.
7. Periksa kembali uterus unuk memastikan hamil tunggal.
Kemudian, suntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada ibu, dan jaga
bayi tetap hangat.
Langkah II: lakukan kontak kulit dengan kulit selama paling
sedikit 1 jam

1. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, letakan bayi dengan posisis
tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga menempel
didada ibu. Kepala bayi harus berada diantara payudara ibu, tetapi
lebih rendah dari putting.
2. Kemudian, selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
dikepala bayi.
3. Biarkan bayi tetap melakuakan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam, mintalah ibu untuk memeluk dan membelainya. Bila
perlau, letakan banatal dibawah kepala ibu untuk mempermudah
kontak visual antara ibu dan bayi. Sebagian besar bayi akan berhasil
melakukan IMD dalam waktu 30-60 menit.
4. Hindari membasuh atau menyeka payudara ibu sebelum bayi
menyusu.
5. Selama kontak kulit tersebut, lanjutkan dengan langkah manajemen
aktif kala III persalinan.
Langkah III: biarkan bayi mencari dan menemukan putting ibu
dan mulai menyusu

1. Biarkan bayi mencari dan menemukan putting dan mulai menyusu.


2. Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi supaya bayi menyusu.
3. Menunda semua asuhan BBL lahir normal lainnya sehingga bayi selesai menyusu.
Tunda memandikan bayi 6-24 jam setelah bayi lahir untuk mencegah hipotermi.
4. Usahakan tetap menempatkan ibu dan bayi diruang besalin sehingga bayi selesai
menyusu.
5. Segera setelah BBL selesai menisap, bayi akan berhenti menelan dan melepaskan
putting. Bayi dan ibu akan merasa mengantuk.
6. Jika bayi belum melakuakan inisiasi menyusu dini dalam waktu 1 jam, posisikan bayi
lebih dekat dengan putting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60
menit berikutnya.
7. Jika bayi belum melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 2 jam, pindahkan ibu
kedalam ruang pemulihan dengan bayi tetap didada ibu. Lanjutkan asuhan BBL
(pemberian antibiotika salep mata dan vitamin K1) kemudian kembalikan bayi
kepada ibu untuk menyusu.
8. Kenakan pakaian pada bayi, atau tetap jaga kehangatannya.
9. Satu jam kemudian, berikan bayi suntikan hepatitis B pertama.
10. Lalu tempatkan ibu dan bayi diruang yang sama. Letakan kembali bayi dengan ibu
sehingga mudah terjangkau dan bayi dapat menyusu sesering keinginannya.
Evaluasi tindakan kontak dini

Pada 30 menit pertama bayi sudah beristirahat dan


melihat. Kemudian pada 30-60 menit setalah lahir
dengan kontak kulit terus menerus tanpa terputus bayi
mulai mendekatkan bibir dan membawa jarinya ke
mulut. Bayi juga sudah mengeluarkan air liurnya. Bayi
sudah dapat menendang, menggerakkan kaki, bahu,
lengan, dan badannya kearah dada ibunya dengan
mengandalkan indra penciumannya. Bayi juga sudah
bisa melekatkan mulutnya ke puting ibu.
Tindak lanjut hasil evaluasi tindakan kontak dini

Segera setelah bayi dapat melakukan inisiasi menyusui


dini,ketika kondisi mendukung maka bayi harus segera
dimandikan dalam air yang hangat dengan istilah “Leboyer”
yang memiliki arti bahwa bayi lahir tanpa kesulitan dan lahir
dengan baik. Air hangat, seperti cairan amnion, memberikan
keamanan dan kehangatan setelah trauma dalam proses
persalinan. Orang terdekat dapat melakukan hal ini dengan
dilihat oleh perawat maupun ibu.
Kesejahteraan bayi merupakan hal yang penting.
Kehangatan dan keamanan terhadap bahaya jatuh adalah
vital. Topi dari sulaman dikenakan dikepala bayi untuk
mengurangi kehilangan panas karena evaporasi.bila bayi
mengalami kesulitan bernafas, upaya resusitasi dilakukan
dengan segera.
Melaksanakan evaluasi asuhan
keperawatan pada ibu intranatal
Setelah ibu melahirkan bayinya dan ibu telah melakukan kontak dini dengan
bayinya ibu diharapkan dapat melakukan mobilisasi dini. Mobilisasi dini atau
aktifitas segera dilakukan setelah beristirahat beberapa jam dengan beranjak dari
tempat tidur ibu. Mobilisasi dini dapat mebgurangi bendungan lokia dalam rahim,
meningkatkan peredaran darah sekitar alat kelamin, dan mempercepat
normalisasi alat kelamin dalam keadaan semula.
Ibu juga harus dapat melakukan rooming in. Terbukti bahwa konsep ini
menguntungkan karena perawatan langsung oleh ibunya, dapat meberikan ASI
setiap saat, bayi tidak terlalu banyak kehilangan panas badan, meningkatkan
perkembangan jiwa bayi karena merasa aman dan damai. Latihan perawatan bayi
secara modern dapat diajarkan pada ibu yang baru pertama mempunyai anak.

Anda mungkin juga menyukai