Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN PALIATIF DAN

MENJELANG AJAL

AGUS PRASETYO
• Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit
yang belum dapat disembuhkan baik pada
dewasa dan anak seperti penyakit kanker,
penyakit degeneratif, penyakit paru obstruktif
kronis, CRF, stroke, Parkinson, gagal
jantung /heart failure, penyakit genetika dan
penyakit infeksi seperti HIV/ AIDS yang
memerlukan perawatan paliatif, disamping
kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif
• Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis
tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik seperti
nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan
aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial
dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien
dan keluarganya.
• Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu
penyakit tidak hanya pemenuhan/ pengobatan gejala
fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap
kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang
dilakukandengan pendekatan interdisiplin yang dikenal
sebagai perawatan paliatif. (Doyle & Macdonald, 2003: 5)
• Perawatan paliatif adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien
dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri
dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual (KEPMENKES RI NOMOR: 812,
2007).
• kualitas hidup pasien adalah keadaan pasien yang
dipersepsikan terhadap keadaan pasien sesuai
konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya,
termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya.
• Dimensi dari kualitas hidup. Dimensi dari kualitas
hidup yaitu Gejala fisik, Kemampuan fungsional
(aktivitas), Kesejahteraan keluarga, Spiritual,
Fungsi sosial, Kepuasan terhadap pengobatan
(termasuk masalah keuangan), Orientasi masa
depan, Kehidupan seksual, termasuk gambaran
terhadap diri sendiri, Fungsi dalam bekerja.
• Perawatan paliatif diperlukan karena: Setiap orang
berhak dirawat dan mati secara bermartabat,
menghilangkan nyeri: fisik, emosional, spiritual
dan sosial adalah hak asasi manusia.
• Perawatan paliatif dititikberatkan pada
pengendalian gejala dan keluhan, serta bukan
terhadap penyakit utamanya karena penyakit
utamanya tidak dapat disembuhkan. Dengan
begitu penderita terbebas dari penderitaan akibat
keluhan dan bisa menjalani akhir hidupnya
dengan nyaman.
• Berbagai hal terkait pendekatan keperawatan
paliatif yang perlu mendapatkan perhatian
diantaranya adalah:
1) komunikasi antar tim,
2) manajemen nyeri,
3) bimbingan dan pertimbangan budaya dalam
pengambilan keputusan, dan
4) dukungan emosional dan spiritual bagi
paisen dan keluarga.
KEMATIAN DALAM BBRP BUDAYA
• Kastenbaum (2009): setiap budaya memiliki sistem
kematian yang melibatkan komponen orang, tempat,
waktu,objek dan simbol.
• Sebagian besar budaya memandang kematian bukan akhir
dari keberadaan seseorang, kehidupan spiritual terus
berlangsung.
• Sebagian masyarakat memiliki keyakinan
filosofis/religiustentang kematian dan memiliki ritual
menghadapi kematian
•  Budaya Amerika Serikat menolak dan menghindari
kematian.
• Secara umum, jelang ajal berlangsung dalam
tiga fase:
• 1. Fase agonal (agonal phase), fase rusaknya
denyut jantung teratur
• 2. Kematian klinis (clinical death), jeda singkat
bagi masih mungkinnya dilakukan
penyelamatan
• 3. Kematian (mortality), ataukematian
permanen
• Advance directives : prosedur yang dapat
mempertahankan hidup boleh dilepas apabila
kematian akan terjadi tidak lama lagi (imminent)
• Euthanasia (“kematian yang mudah” atau “membunuh
karena kasih”) tindakan mengakhiri hidup tanpa rasa
sakit atas seseorang penderita penyakit yang tidak bisa
disembuhkan atau cacat yang parah.
• 1. Euthanasia pasif : menghentikan
penangananpenanganan yang dulunya diberikan
• 2. Euthanasia aktif : kematian disebabkan dengan
sengaja, seperti menginjeksi obat dengan dosis
mematikan

Anda mungkin juga menyukai