Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 4

Halimil Umami 04021181621010


Lusiana Nopianti 0402118162101
Ameinabilla Pasa Putri Trisna 0402
Indah Sitanggang 040212816210
Billa Yuliati 0402138162103

Reguler A 2016
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FK UNSRI
2020
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah istilah


yang dipakai untuk menyebut terapi segera
untuk henti jantung dan/atau napas.

RJP terdiri dari pemberian bantuan sirkulasi dan napas, dan


merupakan terapi umum yang bisa diterapkan pada hampir
semua kasus henti jantung/napas.
Indikasi (RJP)

a. Henti napas: terdapat sumbatan jalan napas


b. Henti jantung: Shock, kekurangan oksigen,
kecelakaan, tenggelam, over dosis obat
Etiologi

Beberapa penyebab henti jantung-paru meliputi sebab-


sebab pernapasan, pemutusan aliran oksigen, dan
penyebab sirkulasi.
Sebab-sebab pernapasan

Pemutusan aliran oksigen ke otak dan seluruh


organ dapat merupakan penyebab maupun
konsekuensi dari henti kardiosirkulasi. Keadaan
kurangnya aliran O2 disebut hipoksia.
Menurut lokasinya dapat dibedakan apakah di
jalan napas ataukah di pertukaran gasnya, atau
dapat pula disebut perifer atau sentral.
Pemutusan Aliran Oksigen

Pemutusan aliran oksigen bisa pula sebagai


akibat henti sirkulasi oleh kelainan jantung
primer. Jenis ini dapat terjadi karena kegagalan
kontraksi otot jantung, gangguan hantaran, dan
otomatisasi seperti gg gerakan mekanis jantung.
Penyebab Sirkulasi
Masalah pada sistem hemodinamika dapat menyebabkan henti
sirkulasi, bila fungsi transportasi terganggu. Beberapa keadaan
di bawah ini merupakan penyebab sirkulasi yang menjadikan
suatu henti hjantung-paru meliputi:
a.Syok hipovolemik: contoh krn perdarahan
b.Reaksi anafilaktik terhadap obat, gigitan serangga
c.Kasus tenggelam dalam air tawar/garam, yg menyebabkan
terjadinya hipoksia
PRINSIP RJP

Prinsip Utama yang mendasari RJP adalah:


1.Ketepatan: terapi ditujukan untuk mengembalikan pasien pada kehidupan
yang berkualitas.
2.Kecepatan: setelah kegagalan sirkulasi/napas total terjadi hipoksia vena
dalam waktu 3-4 menit (kecuali ada hipotermia berat).
3.Bantuan hidup lanjut (bila alatnya tersedia): lakukan BHD, tempelkan
elektroda EKG dan diagnosislah irama jantung.
4.Hentikan RJP, setelah konsultasi dengan anggota lainnya (bila keadaannya
tidak bisa disembuhkan, berdasarkan lamanya RJP dan apakah pernah
mencapai sirkulasi stabil).
Rantai Keberlangsungan Hidup
Rantai Keberlangsungan Hidup
Rantai Keberlangsungan Hidup
REFERENSI

Davey, P. (2005). At a glance medicine. Jakarta: Erlangga.


Mutaqqin, A. (2009). Pengantar asuhan keperawatan klien dengan
gangguan sistem kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Rini, dkk. (2019). Buku ajar keperawatan: pertolongan pertama gawat
darurat (PPGD). Malang: UB Press.

Anda mungkin juga menyukai