Anda di halaman 1dari 50

UJI Z DUA POPULASI

 Beda rata-rata
 Beda proporsi
JENIS UJI STATISTIK PARAMETRIK
 Uji statistik Z:
 Sampel biasanya ≥ 30
 Sampel harus berdistribusi normal
 Untuk satu dan dua kelompok populasi
 Uji statistik t:
 Sampel kecil  objek penelitian < 30
 Sampel harus berdistribusi normal
 Untuk satu dan dua kelompok populasi
 Uji ANOVA  Uji F:
 Sampel harus berdistribusi normal
 Untuk lebih dari dua kelompok populasi
SYARAT STATISTIK PARAMETRIK

1. Samplenya terdistribusi secara normal


uji normalitas
2. Varians antar variabel sama  uji
homogenitas
DATA TERDISTRIBUSI NORMAL

Histogram

40

30
Frequency

20

10

Mean = 52.2113
Std. Dev. = 10.43656
0 N = 267
30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00

Units sold in thousands


DATA TIDAK BERDISTRIBUSI NORMAL

Histogram

50

40
Frequency

30

20

10

Mean = 2969.56
Std. Dev. = 849.827
0 N = 406
2000 4000

Vehicle Weight (lbs.)


JIKA DATA TIDAK BERDISTRIBUSI NORMAL
 Menambah jumlah data
 Menghilangkan data yang dianggap
penyebab tidak normal
 Transformasi data ke bentuk logaritma
atau bentuk lainnya
 Data diterima apa adanya  uji statistik
non parametrik: Chi-square, Kruskall
Wallis, Wilcoxon dll.
Beda rata-rata

UJI Z DUA POPULASI


KASUS 1
PT Era Giat Prima merupakan perusahaan
penjual aset berupa perumahan di Jakarta.
Berdasarkan data pada tahun 2002 terlihat
bahwa rata-rata waktu penjualan 250 aset
perumahan adalah 80 hari dengan simpangan
baku 10 hari. Sedangkan pada tahun 2003, lama
penjualan 50 aset perumahan mencapai 125
hari dengan simpangan baku 15 hari. Dengan
taraf nyata 5%, benarkah pernyataan bahwa
penjualan rumah pada tahun 2003 secara
signifikan lebih lama 20 hari daripada tahun
2002? (Data terdistribusi secara normal)
LANGKAH 1: MEMBUAT HIPOTESIS
 Benarkah pernyataan bahwa penjualan
rumah tahun 2003 lebih lama 20 hari dari
tahun 2002?
H0 : 2003 - 2002 ≤ 20 (kurang dari atau sama dengan 20 hari)
H1 : 2003 - 2002 > 20 (2003 lebih lama 20 hari daripada tahun 2002)
 α = 0,05  Z tabel = 1,65 (satu arah 
arah kanan)
LANGKAH 2: MENCARI Z HITUNG)

Z
 x 2003 
 x 2002    2003   2002 
s
x2003  x2002
(125  80)  20
  11,312
2,21

dimana
2 2
s2003 s2002 152 102
s      2,21
x 2003  x 2002 n2003 n2002 50 250
LANGKAH 3: MENGAMBAR DAERAH PENOLAKAN

Daerah H0 diterima
0,95

0,05

Z tabel Z hitung
= 1,65 = 11.3
LANGKAH 4: KESIMPULAN
 Nilai Z hitung 11,3 berada di daerah
menolak hipotesis nol.
 Maka terdapat cukup bukti bahwa
penjualan rumah pada tahun 2003 lebih
lama 20 hari dibandingkan dengan tahun
2002.
Beda Proporsi

MENGUJI HIPOTESIS DUA POPULASI


KASUS 2
 PT KRIUUK memproduksi keripik singkong keju.
Keripik ini dipasarkan untuk remaja wanita dan
ibu-ibu. Dari 650 remaja wanita konsumennya,
530 menyatakan suka. Dari 300 ibu-ibu yang
dijadikan sampel, 200 ibu-ibu menyatakan suka.
Apabila perusahaan ini menginginkan perbedaan
proporsi remaja wanita lebih suka minimal 20%
dengan proporsi ibu-ibu, Apakah hal tersebut
tercapai dengan taraf nyata 5%?
LANGKAH 1
 Diketahui :
 x1 = 200, n1 = 300, p1 = 200/300 = 0,67 (ibu-
ibu)
 x2 = 530, n2 = 650, p2= 530/650 = 0,82 (remaja
wanita)
 p2 – p1 = 0,82 – 0,67 = 0,15 (selisih proporsi)
 Merumuskan hipotesis.
 H0 : P2 – P1 ≥ 0,2 (proporsi remaja wanita lebih
suka minimal 20% dengan proporsi ibu-ibu)
 H1 : P2 – P1 < 0,2
 α = 5%. Uji searah. Nilai kritis Z= -1,65
 Melakukan uji statistik dengan menggunakan
LANGKAH 2
 Mencari Z hitung:
(p 2  p1 )  (P2  P1 ) 0,15  0,2
Z   1,70
P(1  P) P(1  P) 0,77(1  0,77 ) 0,77(1  0,77 )
 
n2  1 n1  1 650  1 300  1

dimana:

x1  x 2 200  530
P   0,77
n1  n 2 950
LANGKAH 3

Daerah H0 diterima
0,95
0,05

Z tabel
= -1,65
Z hitung
= -1.7
LANGKAH 4
 Menentukan daerah keputusan. Nilai uji Z
= -1,70 berada di daerah penolakan
Hipotesis nol.
 Jadi kesimpulannya adalah menolak
hipotesis nol dan menerima hipotesis
alternatif. Maka harapan perusahaan
tidak cukup bukti untuk menyatakan
bahwa perbedaan proporsi remaja wanita
suka lebih besar 20% dari ibu-ibu.
t- Test

PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL KECIL


JENIS UJI T
 One sample t-test
 Independent sample t-test/two sample t-
test
 Paired sample t-test  perbandingan
sebelum dan sesudah
ONE SAMPLE T-TEST (RATA-RATA HITUNG)
 Sampai tahun 2007, harga saham berbasis
syariah di BEJ adalah Rp. 354 per lembarnya.
Untuk melihat bagaimana kinerja saham
perusahaan berbasis syariah, maka diambil 4
sampel perusahaan. Dari 4 perusahaan tersebut
harga rata-rata sahamnya mencapai Rp. 272 per
lembarnya dengan simpangan baku Rp. 260.
Pada taraf nyata 1%, apakah harga saham
berbasis syariah benar-benar mengalami
penurunan?
LANGKAH 1
 Perumusan hipotesis
H0: μ ≥ 354 (harga saham berbasis syariah tidak
turun)
H1: μ < 354 (harga saham berbasis syariah
turun)
 Nilai kritis  pakai t-student
 Taraf nyata 1% (0,01) dengan uji searah
 Derajat bebas (v = n – 1 = 4 – 1 = 3)
 Dilihat di tabel  t-student = 4,541
Luas Ekor Uji Satu Arah
0.10 0.05 0.03 0.01 0.005 0.0005
Derajat
Bebas Luas Ekor Uji Dua Arah

0.20 0.10 0.05 0.02 0.01 0.001


1 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657 636.619
2 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 31.599
3 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 12.924
4 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 8.610
.            
             
60 1.296 1.658 2.000 2.390 2.660 3.373
LANGKAH 2
 Mencari t-hitung:

x 272  354


t   0,63
s n 260 4
LANGKAH 3

H0 : μ ≥ 354 (harga tidak turun)  Arah Kiri

Daerah H0 diterima
0,95
0,05

t tabel
= -4,541 t hitung
= -0,63
KESIMPULAN
 Di daerah menerima Hipotesis Nol.
 Kesimpulan bahwa harga rata-rata saham
perusahaan berbasis syariah tidak
mengalami penurunan yang signifikan atau
tidak berarti.
KASUS ONE SAMPLE T-TEST
(KASUS STANDARDISASI)

 Produsen ban hendak menguji apakah lebar ban yang produksi dalam
1 hari sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan ( standar
ketebalan: 230 mm). Sebagai ilustrasi pada studi kasus produsen ban
misalnya, perusahaan memproduksi 10.000 ban dalam satu hari,
maka tidak efektif jika perusahaan tersebut mengukur seluruh ban
untuk melihat apakah produksinya memenuhi standar atau belum.
 Perusahaan bisa menerapkan sampling dengan mengambil 25 ban
secara random pada hari tertentu kemudian mengukurnya. Dari 25
sampel didapat rata-rata lebar adalah 239 mm dengan simpangan
baku 51 mm
 Dengan menggunakan one sample t-test, maka perusahaan dapat
melihat apakah produksi ban sudah sesuai dengan stadard produksi
dengan taraf nyata 5% atau belum.
LANGKAH 1
 Perumusan hipotesis
H0: μ = 230
H1: μ ≠ 230
 Nilai kritis  pakai t-student
 Taraf nyata 5% (0,05) dengan uji dua arah
 Derajat bebas (v = n – 1 = 25 – 1 = 24)
 Dilihat di tabel  t-student = 2,064
LANGKAH 2
 Mencari t-hitung:

x 239  230


t   0,88
s n 51 25
LANGKAH 3

H0 : μ = 230  dua arah

Daerah H0 diterima
0,95
0,025 0,025
t tabel t tabel
= -2,064 = 2,064
t hitung
= 0,882
KESIMPULAN
 Di daerah menerima Hipotesis Nol.
 Kesimpulan rata-rata lebar ban dari 25
sampel yang diambil masih sesuai dengan
standar produksi perusahaan.
INDEPENDENT SAMPLE T-TEST(SELISIH RATA-RATA HITUNG)

 Ada asumsi bahwa bank syariah mempunyai NPL


lebih rendah dibanding dengan bank
konvensional. Untuk membuktikannya dipilih 4
sampel bank syariah dengan rata-rata NPL 6%
dan simpangan baku 1,27%. Untuk bank
konvensional, dipilih 16 bank dengan rata-rata
NPL 11,8% dan simpangan baku 3,87%. Dengan
taraf nyata 1%, benarkah bahwa bank syariah
mempunyai NPL lebih rendah dibanding bank
konvensional?
LANGKAH 1
 Perumusan hipotesis
H0: μBS ≥ μBK  H0: μBS - μBK ≥ 0  H0: μ1 – μ2 ≥ 0
H1: μBS < μBK  H1: μBS - μBK < 0  H1: μ1 – μ2 < 0
 Nilai kritis  pakai t-student
 Taraf nyata 1% (0,01) dengan uji searah kiri
 v = (nBS+ nBK) – 2 = (4 + 16) -2 = 18
 Dilihat di tabel  t-student = 2,55
Luas Ekor Uji Satu Arah
0.10 0.05 0.03 0.01 0.005 0.0005
Derajat
Bebas Luas Ekor Uji Dua Arah

0.20 0.10 0.05 0.02 0.01 0.001


1 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657 636.619
2 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 31.599
3 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 12.924

18. 1.330  1.734  2.101  2.552 2.878 3.922


             
60 1.296 1.658 2.000 2.390 2.660 3.373
LANGKAH 2
 Mencari t-hitung:

x1  x 2
t hitung 
(n1  1).s12  (n 2  1).s 22 1 1
. 
n1 n 2 2 n1 n 2

 n1= 4, rata-rata 1= 6, simpangan baku1= 1,27


 n2= 16, rata-rata 2= 11,8, simpangan baku 2= 3,87
LANGKAH 3
 Mencari t-hitung:

6  11,8
t hitung   2,49
( 4  1).1,27 2  (16  1).3,87 2 1 1
. 
4  16  2 4 16
LANGKAH 4

Daerah H0 diterima
0,99
0,01

t tabel t hitung
= -2,552 = -2,49
Kesimpulan:
• Di dalam daerah penerimaan H0  H0 diterima.
• Kesimpulan bahwa NPL bank syariah lebih rendah dibanding
bank konvensional tidak benar
INDEPENDENT SAMPLE T-TEST DUA ARAH
 BPRS Laa Riba mempunyai dua cabang di Depok dan
Tangerang. BPRS tersebut ingin menguji apakah rata-rata
nilai tabungan di dua cabang tersebut sama atau
berbeda. Pada cabang Depok dengan 12 sampel nasabah
diperoleh rata-rata nilai tabungan perbulan adalah 1,5
juta dengan simpangan baku 1,25 juta. Sedangkan pada
cabang Tangerang, diambil sampel terhadap 8 nasabah
diperoleh rata-rata nilai tabungan adalah 2,2 juta dengan
simpangan baku 1 juta. Dengan taraf nyata 1%, apakah
rata-rata tabungan di dua cabang tersebut sama atau
berbeda?
LANGKAH 1
 Perumusan hipotesis
H0: μD = μT  H0: μD - μT = 0  H0: μ1 – μ2 = 0
H1: μD ≠ μT  H1: μD - μT ≠ 0  H1: μ1 – μ2 ≠ 0
 Nilai kritis  pakai t-student
 Taraf nyata 1% (0,01) dengan uji dua arah
 v = (nD+ nT) – 2 = (12 + 8) -2 = 18
 Dilihat di tabel  t-student = 2,878
Luas Ekor Uji Satu Arah
0.10 0.05 0.03 0.01 0.005 0.0005
Derajat
Bebas Luas Ekor Uji Dua Arah

0.20 0.10 0.05 0.02 0.01 0.001


1 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657 636.619
2 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 31.599
3 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 12.924

18. 1.330  1.734  2.101  2.552 2.878 3.922


             
60 1.296 1.658 2.000 2.390 2.660 3.373
LANGKAH 2
 Mencari t-hitung:

x1  x 2
t hitung 
(n1  1).s  (n 2  1).s
2 2
1 1
1 2
. 
n1 n 2 2 n1 n 2

 n1= 12, rata-rata 1= 1,5, simpangan baku1= 1,25


 n2= 8, rata-rata 2= 2,2, simpangan baku 2= 1
LANGKAH 3
 Mencari t-hitung:

1,5  2,2
t hitung   1,27
(12  1).1,25  (8  1).1
2 2
1 1
. 
12  8  2 12 8
LANGKAH 4

Daerah H0 diterima
0,99
0,005 0,005
t tabel t hitung t tabel
= -2,878 = -1,27 = 2,878

Kesimpulan:
• Di dalam daerah penerimaan H0  H0 diterima.
• Kesimpulan bahwa tingkat menabung di dua cabang tersebut
sama adalah benar
PAIRED SAMPLE T-TEST (PENGAMATAN BERPASANGAN)
PT Lintang Pukang mengadakan pelatihan tenaga kerja kepada 10
karyawan dan memberikan hasil sebagai berikut:
Nama Kerusakan Sebelum Pelatihan Kerusakan Sesudah Pelatihan
Karjo 9 5
Udin 5 5
Bejo 7 6
Ngatini 6 4
Usep 8 6
Poltak 7 4
Deden 4 2
Ujang 4 1
Painem 3 3
Japra 7 6

Apakah kerusakan barang sesudah pelatihan lebih kecil dari


sebelum diadakan pelatihan?
LANGKAH 1
 Perumusan hipotesis
H0: kerusakan sesudah – kerusakan sebelum ≥ 0  H0: μd
≥0
H1: kerusakan sesudah – kerusakan sebelum < 0  H1: μd
<0
 Nilai kritis  pakai t-student
 Taraf nyata 5% (0,05) dengan uji satu arah
 v = (n1 – 1) = 10 – 1 = 9
 Dilihat di tabel  t-student = 1,83
LANGKAH 2
 Mencari t-hitung:
Nama Sebelum Sesudah d
(sesudah – sebelum) d  d  2

Karjo 9 5 -4 4.84
Udin 5 5 0 3.24
Bejo 7 6 -1 0.64
Ngatini 6 4 -2 0.04
Usep 8 6 -2 0.04
Poltak 7 4 -3 1.44
Deden 4 2 -2 0.04
Ujang 4 1 -3 1.44
Painem 3 3 0 3.24
Japra 7 6 -1 0.64
Total -18 15.6
-18/10 = -1,8
d
LANGKAH 3
 Mencari t-hitung:

 d  d
2
i 15,6
sd    1,32
n 1 10  1

d 1,8
t   4,32
sd n 1,32 10
LANGKAH 4

Daerah H0 diterima
0,95
0,05
t hitung t tabel
= -4,32 = -1,83
LANGKAH 5
 Di daerah menolak H0  H0 ditolak.
 Kesimpulan: secara umum, kerusakan sebelum
pelatihan lebih besar daripada kerusakan setelah
pelatihan. Maka pelatihan yang diadakan
dianggap berhasil.
ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai