Anda di halaman 1dari 38

Hukum Asuransi

Oleh:
Utiyafina Mardhati Hazhin, S.H., M.H

utiyafinah@mail.ugm.ac.id
APAKAH ASURANSI ITU?
Istilah dan Definisi Asuransi
berasal dari kata verzekering (Belanda) = pertanggungan
pihak Penanggung (verzekeraar)
orang yang ditanggung (verzekerde)
assurantie (Belanda) / assurance (Inggris) = cenderung digunakan untuk
mengidentifikasi jenis asuransi jiwa
insurance (Inggris) = digunakan untuk jenis asuransi kerugian (umum)
pihak Penanggung (the insurer)
tertanggung (the insured)
DEFINISI ASURANSI
(dari sudut pandang ekonomi)

“Asuransi merupakan metode untuk


mengurangi risiko dengan jalan
memindahkan dan mengkombinasikan
ketidakpastian akan adanya kerugian
keuangan (finansial)”
DEFINISI ASURANSI
(dari sudut pandang bisnis)

“Asuransi adalah sebuah perusahaan


yang usaha utamanya menerima/menjual
jasa, pemindahan risiko dari pihak lain,
dan memperoleh keuntungan dengan
berbagai risiko (sharing of risk) di antara
sejumlah nasabahnya”
DEFINISI ASURANSI
(dari sudut pandang sosial)

“Asuransi adalah sebagai organisasi sosial


yang menerima pemindahan risiko dan
mengumpulkan dana dari anggota-
anggotanya guna membayar kerugian
yang mungkin terjadi pada masing-
masing anggota tersebut”
PENGATURAN ASURANSI
• KUHPerdata  Buku III tentang Perikatan
• KUHD (Pasal 246 s/d 308)
• UU No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian
• UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek  tidak
berlaku  berubah mjd BPJS Ketenagakerjaan per 1
Januari 2014
• PP No. 26 Tahun 1981 tentang TASPEN
• PP No. 68 Tahun 1991 tentang ASABRI
• PP No. 6 Tahun 1992 tentang ASKES  diakui
keberadaannya & tetap melaksanakan program jaminan
kesehatan sampai berlakunya BPJS Kesehatan per 1
Januari 2014
• UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN
DEFINISI ASURANSI
(menurut ketentuan Pasal 246 KUHD)
• “Pertanggungan adalah perjanjian dengan
mana penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung dengan menerima
premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan yang mungkin dideritanya
akibat dari suatu evenemen”
ASURANSI
(menurut Pasal 1 ayat (1) UU No. 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian)

“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu Perusahaan


Asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan
premi oleh Perusahaan Asuransi sebagai imbalan untuk:
1. Memberikan penggantian kepada Tertanggung atau pemegang
polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan
keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin diderita Tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
2. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalkanya
Tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya
Tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan
dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
UNSUR-UNSUR DALAM ASURANSI

Berdasarkan definisi tersebut diatas, dapat diuraikan


unsur-unsur asuransi atau pertanggungan sebagai
berikut:
• Adanya 2 pihak, yaitu Penanggung & Tertanggung
• Adanya peralihan resiko
• Adanya premi yang harus dibayar
• Adanya unsur peristiwa yang tidak pasti (evenemen;
onzeker voorval)
• Adanya unsur ganti kerugian apabila terjadi suatu
peristiwa yang tidak pasti
PENANGGUNG (THE INSURER)

Perusahaan asuransi yang memberikan


ganti rugi kepada tertanggung atas
kerugian yang dideritanya sesuai dengan
polis yang diterbitkannya
TERTANGGUNG (THE INSURED)

Pihak yang menghadapi risiko


sebagaimana diatur dalam perjanjian
asuransi atau perjanjian reasuransi (Pasal
1 ayat (23) UU No. 40 Tahun 2014)
RISIKO
• Menurut Carl Olsson (2002), “Risk is the
uncertainty of future out come(s). This is a
short and simple statement that suggest that
risk is something that happened in the future
but cannot be predicted excactly today because
there is uncertainty.”
Jenis-jenis Risiko
Kemungkinan dan Unknown future
Kemungkinan dan
peluang yg (Peristiwa masa
peluangnya tidak
berkaitan depan yang tidak
diketahui
diketahui diketahui)

RISIKO KETIDAKPASTIAN

Dikategorikan berdasarkan
berdasarkan jangkauan
akibatnya alternatifnya

RISIKO RISIKO RISIKO


RISIKO MURNI
FUNDAMENTAL KHUSUS SPEKULATIF
Lanjutan....
• Risiko fundamental
jenis risiko yg pada hakikatnya mempengaruhi masyarakat pada
umumnya, sehingga tidak dapat ditentukan oleh orang
perorangan/kelompok orang.
pada umumnya dianggap sebagai tanggungjawab negara/masyarakat,
sehingga tidak mungkin ditanggulangi oleh individu.
• Risiko khusus
suatu risiko yang diakibatkan karena tindakan atau keputusan seseorang,
sehingga risiko ini menjadi tanggung jawab perseorangan pula (human
error)
• Risiko murni
ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa atas suatu objek yg apabila
terjadi, akan selalu menimbulkan kerugian atau kerusakan.
• Risiko spekulatif
risiko ini mengandung 2 unsur, kemungkinan dapat menimbulkan
kerugian (loss) namun disisi lain dapat pula menghasilkan keuntungan
(gain)
Metode Penanganan Risiko
Menurut Robert Mehr (1986) ada 5 (lima)
cara mengatasi risiko, yaitu:
1. Menghindari risiko (risk avoidance)
2. Mengurangi risiko (risk reduction)
3. Menahan risiko (risk retention)
4. Membagi risiko (risk sharing)
5. Mengalihkan risiko (risk transfer)
Lalu, risiko yang bagaimana yang
dapat diasuransikan?
Agar suatu risiko dapat diasuransikan, maka
perlu dipenuhi kriteria sebagai berikut:
• Dapat dinilai dengan uang
• Harus risiko murni
• Kerugian timbul akibat bahaya/peristiwa
yang tidak pasti
• Tertanggung harus memiliki insurable interest
• Tidak dilarang UU dan tidak bertentangan
dengan ketertiban umum
Premi Asuransi
• Pasal 246 KUHD, “dengan mana penanggung mengikatkan
diri kepada tertanggung dengan menerima premi”
• Kriteria premi asuransi:
a. Dalam bentuk sejumlah uang
b. Dibayar lebih dahulu oleh tertanggung
c. Sebagai imbalan pengalihan risiko
d dihitung berdasarkan persentase terhadap nilai risiko
yang dialihkan.
• Premi Restorno, premi yang telah dibayar oleh tertanggung
kepada penanggung dapat di tuntut pengembaliannya.
Evenemen
• Istilah Evenement (Belanda) atau fortuitous event
(Inggris), artinya peristiwa yang tidak pasti
• “Evenemen adalah peristiwa yang menurut
pengalaman manusia normal tidak dapat dipastikan
terjadi, atau walaupun sudah pasti terjadi, saat
terjadinya itu tidak dapat ditentukan dan juga tidak
dapat ditentukan dan juga tidak diharapkan akan
terjadi, jika terjadi juga mengakibatkan kerugian.”
• Peristiwa apa saja yang dapat digolongkan dalam
pengertian evenemen?
Perjanjian dan Polis Asuransi
• Syarat Sahnya Perjanjian Asuransi
• Sifat Perjanjian Asuransi
• Terjadinya Perjanjian Asuransi
• Polis sebagai Bukti Asuransi
• Jenis-jenis Polis
SYARAT SAH UMUM
(KUHPERDATA)
1. SUBJEKTIF
2. OBJEKTIF

PERJANJIAN
POLIS
ASURANSI

SYARAT SAH KHUSUS


PRINSIP (KUHD)
DASAR 1. INSURABLE
ASURANSI INTEREST
2. NOTIFICATION
Syarat Sahnya Perjanjian Asuransi
• Perjanjian asuransi merupakan perjanjian khusus yg
diatur dalam KUHD
• Syarat umum sahnya perjanjian (Pasal 1320
KUHPerdata)
• Syarat khusus diatur dalam Pasal 250 dan 251
KUHD, tentang ada kepentingan yang dapat
diasuransikan dan ada pemberitahuan (notification),
yakni tertanggung wajib memberitahukan kepada
penanggung mengenai keadaan obyek asuransi,
apabila lalai maka pertanggungan menjadi batal
Sifat Perjanjian Asuransi
• Asuransi sbg Perjanjian Aletair
• Asuransi sbg Perjanjian Bersyarat
• Asuransi sbg Perjanjian Peralihan Risiko
• Asuransi sbg Perjanjian Timbal Balik
• Asuransi sbg Perjanjian Sepihak
• Asuransi sbg Perjanjian Bersifat Pribadi
(Personal)
• Asuransi sbg Perjanjian yang Melekat pada
Syarat Penanggung
• Asuransi bukan Perjanjian Untung-untungan
Terjadinya Perjanjian Asuransi
• Kapan perjanjian asuransi yang dibuat
oleh Tertanggung dan Penanggung itu
terjadi dan mengikat kedua belah pihak?
• Teori Tawar Menawar (Bargaining Theory)

Eropa Kontinental  tawar menawar menciptakan


kesepakatan (Ps. 1320 KUHPerdata)
Anglo Saxon (offer and acceptance theory), setiap perjanjian
hanya akan terjadi antara kedua pihak, jika penawaran (offer)
dari pihak satu dihadapkan dengan penerimaan (acceptance)
oleh pihak lain. Titik temu antara penawaran dan penerimaan
secara timbal balik menciptakan kesepakatan yang menjadi
dasar perjanjian kedua belah pihak.

(+) kepastian hukum berdasarkan kesepakatan


(-) pihak Penanggung selalu berposisi lebih kuat daripada
Tertanggung
(-) ada kecenderungan pembatasan tanggungjawab terhadap
Penanggung terhadap kerugian yg mungkin timbul akibat
evenemen, hal mana yg tidak dipahami oleh Tertanggung.
• Teori Penerimaan ( Acceptance Theory)
Anglo Saxon  acceptance theory
istilah Belanda  ontvangst theorie
saat terjadinya perjanjian bergantung pada kondisi konkret yang
dibuktikan oleh perbuatan nyata (menerima) atau dokumen perbuatan
hukum (bukti menerima).
perjanjian asuransi terjadi & mengikat para pihak pada saat penawaran
sungguh-sungguh diterima oleh Tertanggung, dibuktikan dengan
tindakan nyata dari Tertanggung, biasanya dengan menandatangani
suatu pernyataan oleh Penanggung  nota persetujuan (cover note)
berdasarkan nota tersebut kemudian dibuatkan akta perjanjian
asuransi (polis asuransi)

(+) saat terjadi & mengikat kedua belah pihak dapat ditentukan dengan
pasti
(-) Tertanggung menerima segala konsekuensi yuridis dalam
kesepakatan, meski Tertanggung tidak memahami isinya pada saat
menyatakan menerima/ menandatangani nota kesepakatan tersebut.
Polis sebagai Bukti Asuransi
• Polis asuransi?
Pasal 255 KUHD, perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis
dalam bentuk akta yang disebut polis.
Pasal 19 ayat (1) PP No. 73 Tahun 1992  polis atau bentuk
perjanjian asuransi dengan nama apapun, berikut lampiran yang
merupakan satu kesatuan dengannya, tidak boleh mengandung
kata, kata-kata atau kalimat yang dapat menimbulkan penafsiran
yang berbeda mengenai risiko yang ditutup asuransinya,
kewajiban penanggung dan kewajiban tertanggung, atau
mempersulit tertanggung mengurus haknya.
• Fungsi polis
Pasal 255 KUHD & Pasal 19 ayat (1) PP No 73 Tahun 1992
 sbg alat bukti tertulis
Jenis Polis
• Polis maskapai
• Polis bursa
• Polis Lloyds
Isi Polis
• Syarat Khusus dan Janji Khusus
• Hari dan Tanggal Pembuatan Asuransi
• Nama Tertanggung untuk diri sendiri atau Pihak
Ketiga
• Uraian mengenai Objek Asuransi
• Jumlah yang diasuransikan
• Bahaya (evenemen) yang ditanggung
• Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir
• Premi Asuransi
• Semua keadaan dan syarat-syarat khusus
DISKUSI
Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi di era digital,
transaksi dan kegiatan pemasaran dilakukan melalui bidang elektronik
dengan tujuan untuk mengefesiensi waktu dan tenaga pelaku usaha
untuk mendapatkan konsumennya.
Salah satu contoh penggunaan media elektronik pada kegiatan
pemasaran adalah pada pelaku usaha asuransi yang memasarkan produk
asuransi pada calon pengguna asuransi, dimana kegiatan ini disebut
telemarketing. Dalam telemarketing, penggunaan alat komunikasi telepon
bertujuan untuk menghubungi langsung calon pembeli potensial dan
menuntaskan transaksi, atau dapat dikatakan telepon ini lah yang
menjadi semacam ujung tombak survei pemasaran untuk di follow up
lebih lanjut oleh tenaga pemasaran di lapangan.
Contohnya, sebuah perusahaan joint venture antara Bank Mandiri dengan
AXA Grup, merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan
metode telemarketing sebagai salah satu jalur pemasaran produk asuransi
jiwa kepada nasabah Bank Mandiri. Melalui sistem ini, AXA Life
Indonesia menjadi pemain asuransi pertama di Indonesia yang
memberikan layanan berteknologi Interactive Voice Response (IVR).
Lanjutan...
Melalui metode telemarketing ini maka calon pelanggan dapat membeli
produk asuransi tanpa perlu mendatangi kantor perusahaan asuransi serta
tidak perlu menandatangani perjanjian secara tertulis, yang mana sebagai
gantinya rekaman pembicaraan melalui teleponlah yang menjadi pengganti
kesepakatan yang biasanya tertuang dalam bentuk perjanjian tertulis.
Jika dalam asuransi konvensional setiap nasabah akan mendapatkan buku
polis yang memiliki berpuluh-puluh lembar halaman dan tentunya akan
memakan biaya produksi, maka dengan sistem telemarketing yang didukung
dengan teknologi digital ini dapat memangkas biaya produksi tersebut.
Namun, dibalik berbagai kemudahan tersebut ternyata di satu sisi asuransi
dengan sistem telemarketing ini justru menimbulkan permasalahan, dimana
konsumen mengeluhkan tidak mendapatkan penjelasan secara menyeluruh
mengenai produk yang ditawarkan pada saat ditelepon oleh agen asuransi.
Dalam beberapa kasus, konsumen juga tidak menyadari bahwa rekaman
pembicaraan di telepon tersebut ternyata diklaim oleh pihak asuransi sebagai
bentuk persetujuan untuk membeli promosi produk asuransinya.
Berikan pendapat saudara berdasarkan contoh kasus
diatas:

1. Apakah kesepakatan melalui rekaman pembicaraan


telepon dalam contoh diatas sah atau tidak? Bagaimana
keabsahan perjanjian yang dibuat oleh Perusahaan
asuransi melalui metode telemarketing?
2. Kapan terjadinya suatu perjanjian asuransi melalui
metode telemarketing itu terjadi dan dapat mengikat
kedua belah pihak?
3. Apakah polis asuransi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam perjanjian asuransi?
Prinsip-Prinsip Dasar Perjanjian
Asuransi
• Prinsip Kepentingan yang Dapat
Diasuransikan
• Prinsip Iktikad Baik yang Sempurna
• Prinsip Indemnity
• Prinsip Subrogasi
• Prinsip Kontribusi
• Prinsip Sebab - Akibat
Jenis-jenis Asuransi
• Berdasarkan Sudut Pandang Yuridis
• Berdasarkan Kriteria Ada Tidaknya
Kehendak Bebas Para Pihak
• Berdasarkan Tujuan
• Berdasarkan Sifat dari Penanggung
JENIS – JENIS ASURANSI
Berdasarkan Sudut Pandang Yuridis
• Asuransi kerugian (schade verzekering)
perjanjian asuransi yg berisi ketentuan bahwa penanggung mengikatkan dirinya untuk
melakukan prestasi berupa pemberian ganti rugi kpd tertanggung seimbang dengan
kerugian yang diderita oleh pihak tertanggung.
Ciri : kepentingannya dpt dinilai dengan uang (materieel belang)
Contoh: asuransi pencurian, asuransi pembongkaran, asuransi kebakaran, asuransi thdp
bahaya yg mengancam hasil panen

• Asuransi jumlah (sommen verzekering)


perjanjian asuransi yang berisi ketentuan bahwa penanggung terikat untuk melakukan
prestasi berupa pembayaran sejumlah uang yg sudah ditentukan sebelumnya.
Ciri : kepentingannya tidak dapat dinilai dgn uang, biasanya menyangkut manusia
(jiwa/keselematan/kesehatannya)
Contoh: asuransi jiwa, asuransi kecelakaan, asuransi kesehatan

• Asuransi varia (varia verzering)


Jenis asuransi yg merupakan campuran unsur-unsur yang ada dlm asuransi kerugian dan
sejumlah uang. Timbulnya ganti rugi tidak digantungkan pd besar kecilnya kerugian,
melainkan dr awal jumlah uang asuransi yg akan diterima sudah ditentukan besarnya.
JENIS-JENIS ASURANSI
Berdasarkan Kriteria Ada Tidaknya Kehendak
Bebas Para Pihak

• Asuransi Sukarela (voluntary insurance)


perjanjian asuransi terjadi didasarkan kehendak bebas
dari pihak-pihak yang mengadakannya -> di dorong
oleh keinginan sendiri

• Asuransi Wajib (compulsory insurance)


asuransi yang pembentukannya disebabkan oleh suatu
ketentuan perundang-undangan
Contoh: Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan
Penumpang Kendaraan Umum (UU No. 33 Tahun
1964), Jamsostek (UU No 3 Th 1992)
JENIS-JENIS ASURANSI
Berdasarkan Tujuan

• Asuransi Komersial (commercial insurance)


 diadakan oleh perusahaan sbg suatu
bisnis
 tujuannya profit oriented

• Asuransi Sosial (social insurance)


 non profit oriented
 memberikan jaminan sosial kpd
masyarakat
JENIS-JENIS ASURANSI
Berdasarkan Sifat dari Penanggung

• Asuransi Premi (premie verzekering)


• Asuransi saling menanggung (onderlinge
verzekering)
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai