Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

KATARAK
JUVENIL
Oleh :
Made Ayu Meita Wulandari (1202006176)
Fransiska Lavinia Gracella (1202006050)
Ni Putu Prema Rossalia (1202006119)

Pembimbing :
dr. Ni Made Laksmi Utari, M.Biomed, Sp.M

SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA


FK UNUD/RSUP SANGLAH
JANUARI 2017
BAB I
PENDAHULUAN
• Penyebab kebutaan terbanyak di seluruh dunia adalah
katarak, diikuti oleh glaukoma dan Age related Macular
Degeneration (AMD)
• Riskesdas tahun 2013, insiden katarak 0,1% setiap
tahun di antara 1.000 orang terdapat seorang
penderita baru katarak
• 4% gangguan penglihatan terjadi sejak masa kanak-
kanak
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada
lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein
lensa, atau terjadi akibat kedua-duanya
MORFOLOGI ONSET
• Katarak kongenital adalah
katarak yang mulai terjadi
Katarak kapsular sebelum atau segera setelah
lahir dan bayi berusia kurang
Katarak subkapsular dari satu tahun
Katarak kortikal • Katarak juvenil, adalah katarak
Katarak nuklear yang mulai terbentuk pada usia
Katarak supranuklear kurang dari sembilan tahun dan
lebih dari tiga bulan
Katarak polar • Katarak senilis, adalah semua
Katarak campuran kekeruhan lensa yang terdapat
pada usia lanjut, yaitu usia
diatas 50 tahun
• Katarak metabolik
katarak diabetik, katarak galaktosemik, katarak
hopikalsemik, katarak defisiensi gizi, katarak
aminoasiduria, penyakit Wilson, dan katarak yang
berhubungan dengan penyakit metabolik lain.

• Distrofi miotonik (umur 20 sampai 30 tahun)

• Katarak traumatik
• Katarak komplikata
 Kelainan kongenital dan herediter (siklopia, koloboma,
mikroftalmia, aniridia, pembuluh hialoid persisten,
heterokromia iridis).
 Katarak degeneratif (dengan miopia dan distrofi
vitreoretinal), seperti Wagner dan retinitis pigmentosa, dan
neoplasma).
 Katarak anoksik
 Toksik (kortikosteroid sistemik atau topikal, ergot, naftalein,
dinitrofenol)
 Lain-lain seperti kelainan kongenital, sindrom tertentu
 Katarak radiasi
MANIFESTASI KLINIS
ANAMNESIS

• Penurunan tajam penglihatan


• Glare : Keluhan ini berupa menurunnya sensitivitas kontras
pada cahaya terang atau silau pada siang hari atau pada
arah datangnya sinar pada malam hari
• Myopic shift : meningkatkan kekuatan dioptrik lensa
menyebabkan terjadinya myopia or myopic shift derajat
ringan hingga sedang
• Monocular diplopia : Penderita melihat dua bayangan
• Melihat halo disekitar sinar
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK MATA

• Tes tajam penglihatan


• Pemeriksaan segmen anterior
• Tekanan bola mata
• Slitlamp
• Funduskopi
• USG
• Biometri
• Retiometri
PENATALAKSANAAN
INDIKASI OPERATIF
• Indikasi Optik
Jika penurunan dari tajam penglihatan pasien telah menurun hingga
mengganggu kegiatan sehari-hari
• Indikasi Medis
Pada beberapa keadaan di bawah ini, katarak perlu dioperasi segera
: Katarak hipermatur, Glaukoma sekunder, Uveitis sekunde,
Dislokasi/Subluksasio lensa, Benda asing intra-lentikuler,
Retinopati diabetika, Ablasio retina
• Indikasi Kosmetik
TEKNIK OPERASI KATARAK
Intracapsular Cataract Extraction (ICCE)

• Mengangkat lensa in toto, yakni mengeluarkan


seluruh lensa bersama kapsulnya, melalui insisi
limbus superior 140 hingga 160 derajat.
• Pada ekstraksi ini tidak akan terjadi katarak
sekunder.
• Kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40
tahun yang masih mempunyai segmen hialoidea
kapsular.
TEKNIK OPERASI KATARAK
Extracapsular Cataract Extraction (ECCE)

• pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul


lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat
keluar melalui robekan tersebut
• dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan
endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra
ocular
• Penyulit yang dapat timbul yaitu dapat terjadinya katarak
sekunder.
TEKNIK OPERASI KATARAK
Phacoemulsification

• menggunakan getaran ultrasonic yang dapat menghancurkan


nukleus lensa
• jarum ultrasonik ditusukkan ke dalam lensa, sekaligus
menghancurkan dan menghisap massa lensa keluar.
• teknik ini menggunakan luka sayatan sekecil mungkin sehingga
penyulit maupun iritasi pasca bedah sangat kecil
• Irisan tersebut dapat pulih dengan sendirinya tanpa
memerlukan jahitan
TEKNIK OPERASI KATARAK
KOMPLIKASI KATARAK
• Komplikasi awal  selama operasi maupun 48
jam setelah operasi
• Komplikasi lanjut  4-6 minggu setelah
operasi
KOMPLIKASI KATARAK
• Komplikasi intra operasi  prolap korpus vitreus,
iridodialisis, hifema dan perdarahan exspulsif.
• Komplikasi setelah operasi  oedem kornea,
kekeruhan kapsul posterior, residual lens material,
prolap iris, hifema, glaucoma skunder, iridosiklitis,
endophtalmitis, ablasi retina dan astigmatisma.
• Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak
yang memerlukan pembedahan tidak sebaik
prognosis untuk pasien katarak senilis.
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : NLMG
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tabanan
Pekerjaan : Pramuniaga
Agama : Hindu
Suku Bangsa : Bali
Keluhan Pengelihatan kabur
Utama
Lokasi Di mata kanan
Onset 2 tahun
Kronologi Pasien mengatakan pengelihatan kanan kabur sejak 2
tahun yang lalu. Kabur dirasakan perlahan-lahan dan
semakin memburuk. Selain itu pasien juga
mengeluhkan munculnya warna putih pada bagian
hitam matanya sejak 3 bulan yang lalu. Warna putih
tersebut semakin lama semakin meluas. Pasien
merasakan silau apabila terkena sinar matahri atau
melihat sinar lampu pada malam hari sejak munculnya
warna putih tersebut.
Kualitas Keluhan yang dirasakan oleh pasien dikatakan
mengganggu aktivitas pasien
Kuantitas Keluhan dirasakan setiap saat
Faktor yang Untuk meringankan keluhannya pasien mencoba
mempengaruh untuk beristirahat dan menggunakan obat tetes
i insto, namun keluhannya tidak kunjung
membaik.
Keluhan Mata Berair (-), Nyeri (-), Rasa ada benda yang
penyerta mengganjal pada mata (-) Pengelihatan kabur (-),
Silau (+)
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 88 kali / menit
• Respirasi : 22 kali / menit
• Temperatur aksila : 36,3 °C
• Nyeri : 0/10
Status Generalis

Mata : dijelaskan pada status ophthalmologi


THT : kesan tenang
Mulut : sianosis (-)
Leher : pembesaran kelenjar (-)
Thoraks : simetris (+)
Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : vesikular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas : Hangat (+), edema (-)
OD   OS
1/300 Visus 6/6
Normal Palpebra Normal
Tenang Konjungtiva Tenang
Jernih Kornea Jernih
Dalam Bilik mata depan Dalam
Bulat, regular Iris Bulat, regular
RP (+) Pupil RP (+)
Keruh
Lensa Jernih
Iris shadow (+)
Sulit dievaluasi Vitreous Jernih
Reflex Fundus (-) Funduskopi Reflex Fundus (+)
11 IOP 11
OD OS
1. Endoftalmitis
2. Ablasio Retina
OD Katarak Juvenile
Ad vitam : Dubius et bonam
Ad fungsionam : Dubius et bonam
Ad Sanationam : Dubius et bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
TEORI KASUS
katarak merupakan keadaan Pada pasien ini ditemukan
kekeruhan pada lensa. Katarak keluhan
yang signifikan dapat -Penurunan pengelihatan dari
menghalangi cahaya melewati waktu ke waktu semenjak 2
lensa sehingga menyebabkan tahun lalu
gejala gangguan penglihatan -Sering silau ketika melihat
cahaya terutama pada malam
ANAMNESIS didapatkan hari
- Penurunan tajam pengelihatan -Pasien juga mengeluh melihat
- Glare gambaran putih pada tengah
- Myopic shift bola mata sejak 3 bulan lalu (dari
- Monocular diplopia engah atau samping??))
- Merlihat halo di sekitar sinar
TEORI KASUS
PEMERIKSAAN FISIK ditemukan Pada pasien ini ditemukan
-Penurunan visus -Visus mata kanan 1/300 dan
-Lensa akan tampak keruh keabuan normal pada mata kiri grade 5??
atau keputihan dengan latar hitam -Ditemukan kekeruhan berwarna
jika dilakukan penyinaran dari arah putih keabuan pada lensa mata
samping. kanan dengan iris shadow (+) iris
-Kedalaman bilik mata depan juga shadow (+) imatur dong??
penting dilakukan untuk melihat -Bagian posterior mata sulit
adakah kedangkalan bilik mata dievaluasi dan reflek fundus (-)
depan yang kemungkinan pada mata kanan. reflek fundus (-)
disebabkan oleh dorongan lensa ke matur dong??
-Bilik depan kedua mata dalam, dan
depan dan bisa menyebabkan
komplikasi glaucoma sekunder TIO normal pada mata kanan dan
kiri.
TEORI KASUS
Katarak juvenile timbul di usia muda () Gejala penurunan pengelihatan
akibat adanya pengaruh, seperti ditemukan pada pasien ini yaitu sejak
herediter, radiasi ultraviolet,dan usia 18 tahun, dan didukung dengan
peningkatan kadar gula darah adanya kemungkinan kecenderungan
genetik karena ibu pasien juga
menderita katarak.

Tidak ditemukan adanya faktor resiko


yang dapat menimbulkan katarak
sekunder seperti penyakit sistemik,
penggunaan obat-obatan, maupun
riwayat trauma pada mata
TEORI KASUS
Perlu dilaksanakan beberapa pemeriksaan Pada pasien ini dilakukan beberapa
penunjang pada pasien untuk memastikan planning pemeriksaan penunjang
jenis katarak secara morfologi dan seperti :
membantu penatalaksanaan operatif -Slit lamp
apabila dipilih modalitas terapi operatif -USG mata
-slitlamp untuk memeriksa struktur mata
-Pemeriksaan biometri
lainnya
-ophthalmoskopi langsung maupun tak
langsung penting untuk mengevaluasi
bagian posterior mata sehingga dapat
diketahui prognosis setelah ekstraksi lensa
-Ultrasonografi (USG) mata, jika bagian
belakang mata sulit untuk dievaluasi karena
keruhnya lensa.
-Pemeriksaan biometri untuk menentukan
IOL yang tepat
TEORI KASUS
Pada katarak terdapat dua Pada pasien ini direncanakan
terapi yaitu untuk menjalankan terapi
-menggunakan kaca mata pembedahan ekstraksi katarak
apabila, dirasa katarak tidak dan implantasi IOL, atas indikasi
terlalu mengganggu aktivitas optic dan kosmetik.
sehari-hari, dan ketajaman
pengelihatan masih bisa di
koreksi dengan kaca mata.
-pembedahan atas indikasi optic,
medis, dan kosmetik
BAB V
SIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai