Anda di halaman 1dari 74

FAIR VALUE: ASET KEUANGAN,

ASET TETAP, PROPERTI INVESTASI


Presented : Dwi Martani
Agenda

1. Konsep Umum Fair Value

2. Aset Keuangan

3. Aset Tetap

4. Properti Investasi

5. PSAK lain
Karakteristik IFRS

• IFRS menggunakan “Principles Base “ :


– Lebih menekankan pada intepratasi dan aplikasi atas standar sehingga
harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi
apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar
aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau
menggunakan jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif

3
Nilai Wajar – PSAK

Nilai di mana suatu aset dapat


dipertukarkan atau suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s
length transaction)

Bukan nilai yang akan diterima atau


dibayarkan entitas dalam suatu transaksi
yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan,
atau penjualan akibat kesulitan keuangan.
4
Hirarki Penentuan Nilai Wajar

• Kuotasi harga di pasar aktif;


• Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan
teknik penilaian yang meliputi:
– penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang
terkini antara pihak-pihak yang mengerti,
berkeinginan, jika tersedia;
– referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain
yang secara substansial sama;
– analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash
flow analysis); dan
– model penetapan harga opsi (option pricing model)

5
FAIR VALUE

Aset Properti
Tetap PSAK PSAK Investasi
16 13

Instrumen
Keuangan FAIR
PSAK VALUE
50,55,60 IFRS 13 Aset takberwujud
PSAK
19

PSAK
48, 58 Penurunan
IAS Nilai
41 Aset Tidak Lancar
Penurunan
Dimiliki untuk Dijual dan
Nilai Operasi yang Dihentikan
6
Assets 7

CM or RM
RM
CM or Nil

Cost
M RV

Cost Nil
FV N

CM
e or
m C

or
so of

PP&E

Co
Intangible

FV
st
r
we

st
Inv
Co

M
Inventory
Lo

Property
Assets
Etc Financial
Va l ue
r io Defined Biological va

M
Va us i r

FV
r io
FV pl
Benefit assets Fa
us

or
an lue
PUC p assets le Fair va to

C
lan ob ss

Am
s ts
& arb
itrary
ligatio
n less co
FV pl ru l e s sell
a
PUC p n assets l lue
Fair va to
lan ob ess
sts
arbitr l i ga
ary ru tion & less co
les sell

© IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | UK. www.ifrs.org


ASSET TYPE MEASUREMENT AT MODEL BASED BASIS OF
INITIAL RECOGNITION ON FAIR VALUE IMPAIRMENT TEST

IFRS 9 Financial Fair value For specified financial


Instruments assets and for particular
business models: fair
value

IAS 16 Property, Purchase costs + construction Accounting policy choice: Compare carrying amount
Plant and Equipment costs + costs to bring to the revaluation model to recoverable amount.
location and condition
necessary to be capable of Recoverable amount is
operating in the manner greater of value in use
intended by management. and fair value less
disposal costs (IAS 36)
IAS 38 Intangible Purchase costs + development Accounting policy choice:
Assets costs + costs to bring to the revaluation model
location and condition
necessary to be capable of
operating as intended by
management

IAS 40 Cost including transaction costs Accounting policy choice:


Investment Property fair value

IAS 41 Agriculture Fair value less costs to sell Fair value less costs to
sell

8
Konsep Fair Value IFRS 13

• Tujuan IFRS 13:


– Klarifikasi definisi fair value
– Satu standar “bagaimana” mengukur fair value
• Sebelumnya tidak konsisten dan persyaratannya beragam
• Tidak merubah kapan nilai wajar digunakan.
– Pengungkapan lebih banyak
– Meningkatkan konvergen dengan US GAAP
Ruang Lingkup IFRS 13

• Diterapkan ketika IFRS lain mengijinkan:


– Pengukuran fair value aset dan liabilitas keuangan atau
pengungkapan fair value.
• Dikecualikan dari ruang lingkup, IFRS 2 (shared based
payment) dan IAS 17 Leases,
• Tidak diperlukan untuk pengukuran yang sejenis
– IAS 2 inventories  net realizable values
– IAS 36 Impairment  value in use
• Pengungkapan tidak diperlukan untuk IAS 19 Employee
benefit, IAS 26 Retirement benefit plant, recoverable
amount under IAS 36 Impairment Aset.
Definisi Fair Value IFRS 3

• Fair value adalah harga yang diterima atas penjualan


aset atau pembayaran untuk mentransfer liabilitas dalam
transaksi antar pihak yang berkepentingan pada tanggal
pengukuran.

• “...the price that would be received to sell an asset or


transfer a liability in an orderly transaction between
market participants at the measurement date.”
IFRS 13 para 9

11
Definisi Fair Value IFRS 3

• Exit price didaarkan pada pasa aktif. Jika tidak ada didasarkan
teknik valuasi.
• Bukan berasal dari transaksi dari pihak yang mengalami
kesulitan keunagan
• Nilai fair value merupkan pengukuran pasar, bukan ukuran
spesifik suatu entitas. Konsekuensinya entitas yang memiliki
keinginan untuk memegang aset tersebut atau menjualnya
tidak relevan dalam pengukuran nilai wajar.
• Biaya transaksi diabaiikan karenna bukan merupakan
karakteristik dari aset dan liabilitas yang diukur.
• Mengasumsikan terjadi di pasar.

12
Pedoman penerapan

• Saat mengukur nilai wajar menggunakan asumsi bahwa


pihak yang berpartisipasi dalam pasar menentukan harga
aset atau liablitas berdasarkan kondisi pasar saat itu,
termasuk asumsi tentang risiko.
• Karakteristik atas aset dan liablitas khusus yang
dipertimbangkan pihak berpartisipasi dalam pasar saat
menentukan harga pada tanggal pengukuran, termasuk
• Umur, kondisi dan lokasi aset
• Ristriksi atas penjualan atau penggunaan
Definisi Lama

Definisi Lama Kelemanah

Nilai di mana suatu aset dapat Tidak spesifik apakan entitas


menjual atau membeli aset
dipertukarkan atau suatu
Tidak jelas tentang diselesaikan,
kewajiban diselesaikan
karena tidak menunjukkan kreditor
antara pihak yang memahami
Tidak jelas tentang pengertian nilai
dan berkeinginan untuk wajar
melakukan transaksi wajar
Tidak menjelaskan kapan
(arm’s length transaction) ? transaksi terjadi
Fair Value

Is there a quoted price in an active


market for an identical asset or liability?

YES NO

Replicate a market price using


Use this quoted price to another valuation technique*
measure fair value (Level 1) (Levels 2 and 3)
*A valuation technique must maximise the use of
relevant observable inputs and minimise the use of
unobservable inputs.

*
The fair value hierarchy 16

Is there a quoted price in an


active market for an identical
Yes No
asset or liability?
(Level 1 input)
Are there any observable
Use the Level 1 input = inputs* other than quoted
Level 1 measurement prices for an identical
Must use without asset or liability?
adjustment Yes No
* Maximise the use of relevant
observable inputs. Observable
inputs include market data No use of significant Use of significant
(prices and other information) unobservable unobservable
that is publicly available
(Level 3) inputs‡ = (Level 3) inputs‡ =
Level 2 Level 3

Unobservable inputs include the
entity’s own data (eg budgets, measurement measurement
forecasts), which must be
adjusted if market participants
would use different assumptions 16
Transaction and Price

• Measured using the price in the principal market for the


asset or liability (ie the market with the greatest volume
and level of activity for the asset or liability) or, in the
absence of a principal market, the most advantageous
market for the asset or liability.

17
Judgements and estimates

• An entity must take all information that is reasonably available to


search for a principal market.
• determining fair value and the highest and best-use.for a non-
financial asset.
• Assumptions that a market participant would use (including
assumptions about risk).
• Determining the correct valuation technique to use and the inputs
to the techniques, particularly on the income approach, require a
wide range of estimates as:
• discount rates
• future cash flows
• risks and uncertainty
• The inputs used in the valuation techniques should primarily be
based on observable inputs (where possible) to minimise the
use of unobservable inputs.
18
Highest and best use
• Fair value assumes a non-financial asset is used by
market participants at its highest and best use
– The use of a non-financial asset by market participants that
maximises the value of the asset
• Physically possible
• Legally permissible
• Financially feasible
• Highest and best use is usually (but not always) the
current use
– If for competitive reasons an entity does not intend to use the
asset at its highest and best use, the fair value of the asset still
reflects its highest and best use by market participants
(defensive value)
• Does not apply to financial instruments or liabilities
Valuation premise

• A non-financial asset either:


– Provides maximum value through its use in
combination with other assets and liabilities as a
group
• Is its value influence by it being ‘operated’ with other assets?
• An example: equipment used in production facility
– Provides maximum value through its use on a stand-
alone basis
• Is its value independent of its use with other assets?
• An example: a vehicle or an investment property
• Does not apply to financial instruments or
liabilities
The exit transaction

• In the principal market:


– The market with the greatest volume and level of
activity for the asset or liability
• Or (if no principal market) in the most
advantageous market:
– The market that maximises the amount that would be
received to sell the asset and minimises the amount
that would be paid to transfer the liability
• In most cases, these markets will be the same
– Arbitrage opportunities will be competed away
Market participants
• Market participants are buyers and sellers in the
principal (or most advantageous) market who are:
– Independent of each other
• Not related parties
– Knowledgeable and sufficiently informed about the asset or
liability and the transaction
• Due diligence efforts
– Able to enter into a transaction for the asset or liability
• Has a use for the asset
• Can fulfil the obligation
– Willing to enter into a transaction for the asset or liability
• Not forced or otherwise compelled
• Market participants act in their economic best interest
Fair value disclosures

• More information for Level 3:


– Quantitative disclosure of unobservable inputs and
assumptions used
– Reconciliation of opening to closing balances
– Description of valuation process in place
– Sensitivity analysis:
• Narrative discussion about sensitivity to changes in
unobservable inputs, including inter-relationships between
inputs that magnify or mitigate the effect on the
measurement
• Quantitative sensitivity analysis for financial instruments
Instrumen Keuangan 50,55,60

Instrumen Keuangan

IAS 32 IAS 39 IFRS 7

PSAK 50 PSAK 55 PSAK 60


• Definisi dan klasifikasi • Definisi, klasifikasi dan  Pengungkapan
• Pemisahan liabilitas reklasifikasi instrumen
keuangan dan ekuitas • Pengakuan dan keuangan dan
• Akuntansi untuk instrumen penghapusan risiko
keuangan majemuk. • Pengukuran setelah
• Akuntansi untuk penarikan pengakuan awal
saham dan saham treasury • Akuntansi untuk derivarif
• Saling hapus atas aset dan untuk diperdagangkan
liablitas dan hedging.

24
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan

Aset Liabilitas Instrumen Instrumen Instrumen


Keuangan Keuangan Ekuitas Derivatif Lindung Nilai

Aset Keuangan Liabilitas


yang diukur Keuangan Instrumen Derivatif Atas Nilai
pada nilai wajar yang diukur Ekuitas Biasa Biasa Wajar
melalui laporan pada nilai wajar
laba rugi melalui laporan
laba rugi Instrumen Atas Arus Kas
Investas Derivatif
Ekuitas
dimiliki hingga Melekat
Kewajiban Majemuk
jatuh tempo
Lainnya Atas Investasi
Pinjaman Instrumen Neto pada
diberikan dan Ekuitas Operasi Luar
Piutang Sinstesis Negeri
Aset keuangan
tersedia untuk
dijual 25
PSAK 55
• Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau
liabilitas keuangan, entitas mengukur pada nilai
wajarnya.
• Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan
tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai
wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan perolehan
atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas
keuangan tersebut.
Pengukuran Awal

Aset dan Kewajiban Keuangan

Diukur pada nilai wajar Tidak diukur pada nilai


melalui laba rugi wajar melalui laba rugi

Nilai wajar Nilai wajar ditambah Biaya


Transaksi

(biaya transaksi expense) (biaya transaksi dikapitalisasi)


27
Pengukuran
Pengakuan awal

Ilustrasi 1 : Bunga atas pinjaman jangka panjang kepada


karyawan
• Bank memberikan pinjaman sebesar 100 juta kepada karyawan yang
telah bekerja lebih dari 10 tahun. Pinjaman tersebut dibayar kembali
karyawan melalui angsuran bulanan selama 5 tahun mendatang.
• Bunga pasar untuk pinjaman serupa sebesar 10,8%.
• Nilai kini dari 100 juta selama lima tahun dengan
• Nilai kini (present value) dari 100 juta, dengan bunga 10.8% dan
pembayaran bulanan sebesar 60 juta.
Pertanyaan: Berapakan nilai pinjaman tersebut pada pengakuan awal?
Pengukuran
Pengakuan awal

Ilustrasi 2: Pinjaman dengan fee


• Bank meminjamkan uang kepada bank sebesar 5.000 juta, yang
akan dilunasi 5 tahun mendatang.
• Bunga 5% dibayar tahunan
• Tingkat bunga pasar atas pinjaman serupa 8%
• ABC membayar Bank untuk fee kredit sebesar 600juta.
• Nlai kini dengan tingkat diskon 8% atas pinjaman 5.000juta sebesar
4.400 juta.
Pertanyaan : Berapakah pinjaman tersebut dicatat pada saat
pengakuan awal. 5.000juta atau 4.400 juta.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

a) Nilai wajar
b) Biaya diamortisasi
c) Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai
wajar tidak dapat ditentukan)

• PSAK 55 mengklasifikasikan:
– 4 kategori aset keuangan
– 2 kategori kewajiban keuangan
• Kategori tersebut menentukan metode yang digunakan
untuk pengukuran selanjutnya

30
Initial recognition and subsequent
measurement

Category Initial Subsequent Treatment of changes in carrying amount


recognition measurement
FVTPL Cost Fair value 1. Change in fair value to income statement.
2. Interest income recognized using effective
interest method
HTM Cost Amortized cost 1. Amortized interest, impairment loss and foreign
using effective exchange gain/ loss goes to income statement
interest method
Loans and Cost Amortized cost 1. Amortized interest, impairment loss and foreign
Receivables using effective exchange gain/ loss goes to income statement
interest method

AFS Cost Fair value 1. Change in fair value taken to equity


2. Interest income recognized using effective
interest method
3. Debt instrument – impairment loss and foreign
exchange gain/loss goes to income statement
4. Hedged item – change in fair value attributable
to hedged risk taken to income statement to
offset gain/loss on hedging instrument

31
Pengukuran Selanjutnya

  Biaya Keuntungan Bunga Penurunan Pembalikan


 Klasifikasi Neraca Transaksi atau dan Nilai Penurunan
Kerugian Dividen Nilai
Nilai Wajar

Nilai wajar Dibebankan Laba atau Laba atau By default By default


FVTPL rugi rugi 
HTM  Biaya  Dikapitalisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi
  Diamortisasi           

Biaya Dikapitalisasi    
Pinjaman diamortisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi
Diberikan dan        
Piutang  
Pengukuran Selanjutnya
  Laporan Keuntungan Bunga Penurunan Pemulihan
 Klasifikasi Jenis / Biaya Posisi atau dan Nilai Penurunan
Transaksi Keuangan Kerugian Dividen Nilai
Nilai Wajar

Utang/ Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Laba Rugi
Dikapitalisasi   komprehensif
  lain*
Ekuitas/ Nilai wajar  Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Pendapatan
Dikapitalisasi komprehensif komprehensif
AFS   lain*  lain 
Ekuitas: Harga - Laba Rugi Laba Rugi -
Tidak dapat perolehan    
diukur secara      
andal/  
Dikapitalisasi

* Dibebankan ke laba rugi saat pelepasan atau terjadi penurunan nilai


Biaya Diamortisasi

Jumlah saat
pengukuran awal
PLUS OR MINUS
Akumulasi amortisasi
dg effectiv interest
method
MINUS
Pembayaran

MINUS
Penurunan Nilai

34
Suku bunga efektif

• Dalam menghitung nilai amortisasi menggunakan suku bunga


efektif.
• Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset dengan
nilai kini dari pembayaran yang diterima di masa mendatang.
• Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan biaya
lain terkait dengan perolehan/penerbitan aset/liabilitas
keuangan
• Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku bunga yang
ditetapkan.
• Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung amortisasi
premium atau diskon

35
Pengungkapan Nilai Wajar
PSAK 60
• Untuk setiap kelompok aset keuangan dan liabilitas
keuangan, entitas mengungkapkan nilai wajar dari
kelompok aset dan liabilitas keuangan tersebut dengan
cara yang memungkinkan untuk dibandingkan dengan
jumlah tercatatnya.
• Kecuali untuk aset keuangan :
– yang dicatat dengan suatu perkiraan wajar atas nilai wajar
misal piutang dan utang jangka pendek.
– investasi dalam instrumen keuangan yagn tidak memiliki
kuotasi harga pasar dalam pasar aktif.
– Untuk kontrak yang mengandung fitur partisipasi tidak
mengikat (Kontrak asuransi)
Pengungkapan Hirarki Nilai Wajar
PSAK 60
• Pengukuran nilai wajar yang diakui dalam laporan
posisi keuangan mengungkapkan:
• Tingkatan Hirarki Nilai Wajar:
Tingkatan
Tingkat 1 harga kuotasian (belum disesuaikan) dalam pasar aktif
untukTingkat 1
aset atau liabilitas yang identik;
Tingkat 2 input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1
yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik
Tingkat 2
secara langsung (yaitu sebagai harga) atau secara tidak
langsung (yaitu diperoleh dari harga); dan
Tingkat 3 inputTingkat 3
untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data
pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat
diobservasi).
Pengertian Aset Tetap
• Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau
untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.

 Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
 Tidak berlaku untuk
usually depreciated.
Hak penambangan
► Possess physical substance. Reservasi tambang

38
Pengukuran Awal

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui


sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar
biaya perolehan. (par 15)

Biaya
Biaya Perolehan
Perolehan

Biaya
Biaya yang
yang dapat
dapat
diatribusikan
diatribusikan
secara
secara langsung
langsung Biaya
Biaya pembongkaran
pembongkaran
dan
dan pemindahan
pemindahan asetaset
tetap
tetap dan
dan restorasi
restorasi
lokasi
lokasi aset
aset
39
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Entitas harus memilih antara:


 Sebagai kebijakan
Cost
Cost Model
Model akuntansinya, dan
 Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok
Revaluation
Revaluation Model
Model yang sama.

40
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Cost
CostModel
Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar
:
 Biaya perolehan dikurangi
 Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset

Revaluation
RevaluationModel
Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.

41
Penentuan Nilai Wajar

• Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan


melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang
memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar.
• Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan
nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.

42
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

• Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai
karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali
sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka
 Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan
 penghasilan atau
 biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated
replacement cost).

43
Frekuensi Penilaian

• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan


nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda
secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi
lanjutan perlu dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar
secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu
direvaluasi secara tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai
wajar tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga
atau lima tahun sekali.
44
Revaluation Model

Revaluation
Revaluation Model
Model Revaluasi
Revaluasi harus
harus dilakukan
dilakukan secara
secara
reguler
reguler Untuk
Untuk memastikan
memastikan jumlah
jumlah
tercatat
tercatat tidak
tidak berbeda
berbeda secara
secara material
material
dengan
dengan nilai
nilai wajar
wajar pada
pada tanggal
tanggal neraca.
neraca.

Akumulasi penyusutan pada tanggal


revaluasi diperlakukan dengan metode:
proporsional, atau eliminasi.

45
Akumulasi Penyusutan – Revalution
Model

Revaluation
Revaluation Model
Model Akumulasi
Akumulasi penyusutan
penyusutan pada
pada tanggal
tanggal
revaluasi
revaluasi diperlakukan
diperlakukan dengan
dengan metode:
metode:
•• proporsional
proporsional
Nilai
Nilai akumulasi
akumulasi depresiasi
depresiasi dan
dan harga
harga
perolehan
perolehan dinaikkan
dinaikkan secara
secara
proporsional
proporsional sehingga
sehingga nilai
nilai bersih
bersih
aset
aset sama
sama dengan
dengan nilai
nilai revaluasi.
revaluasi.
•• eliminasi.
eliminasi.
Nilai
Nilai akumulasi
akumulasi depresiai
depresiai ditutup
ditutup
mengurangi
mengurangi nilai
nilai aset.
aset. Kemudian
Kemudian aset
aset
dinaikkan
dinaikkan menjadi
menjadi nilai
nilai revaluasi
revaluasi

46
Revaluation Model Example
Example

Metode
Metode Proporsional
Proporsional Peralatan
Peralatan senilai
senilai 4.000.000
4.000.000 diperoleh
diperoleh tanggal
tanggal 11
Januari
Januari 2012
2012 dengan
dengan masa
masa manfaat
manfaat ekonomis
ekonomis 55
tahun
tahun tanpa
tanpa nilai
nilai sisa.
sisa. tanggal
tanggal 31
31 Desember
Desember 2012
2012
nilai
nilai wajar
wajar aset
aset adalah
adalah 4.800.000.
4.800.000.

1/1/2012 Aset tetap 4.000,000


Kas 4.000,000
31/12/2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000

31/12/ 2012 Aset Tetap 2.000,000


Akumulasi Penyusutan 400.000*
Surplus Revaluasi 1.600.000

*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000

47
Revaluation Model Example
Example

Metode
Metode Eliminasi
Eliminasi Peralatan
Peralatan senilai
senilai 4.000.000
4.000.000 diperoleh
diperoleh tanggal
tanggal 11
Januari
Januari 2012
2012 dengan
dengan masa
masa manfaat
manfaat ekonomis
ekonomis 55
tahun
tahun tanpa
tanpa nilai
nilai sisa.
sisa. tanggal
tanggal 31
31 Desember
Desember 2012
2012
nilai
nilai wajar
wajar aset
aset adalah
adalah 4.800.000.
4.800.000.
1/1/ 2012 Aset tetap 4.000,000
Kas 4.000,000
31/12/ 2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000

31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 800.000


Aset Tetap 800.000

Aset Tetap 1.600,000


Surplus Revaluasi 1.600.000
48
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Revaluation
Revaluation Model
Model
• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
Entire
Entireclass
class
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus
direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan
tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus
revaluasi. To
ToEquity
Equity
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan directly
directly
akibat revaluasi terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan
tersebut diakui dalam laporn laba rugi.
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo Negative
Negativeto
to
kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo P/L
P/L
laba.
49
Revaluation Model
Revaluation
RevaluationModel
Model

• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba


pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)  saat penyusutan
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)

Dr
Dr Surplus
SurplusRevaluasi
Revaluasi
Cr
Cr Saldo
SaldoLaba
Laba

• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan


Laba Rugi.

50
Revaluation Model
Example
Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai
Rp 3.900.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000


Cr – Aset Tetap 3.300.000

Dr – Aset Tetap 1.200.000


Cr – Surplus Revaluasi 1.200.000

51
Revaluation Model Example
Example

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp
3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp
400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000


Cr – Aset Tetap 3.300.000

Dr – Aset Tetap 1.200.000


Cr – Keuntungan Revaluasi 400.000
Cr - Surplus Revaluasi 800.000

52
Revaluation Model Example
Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan


akumulasi penyusutan Rp3.300.000 dilakukan revaluasi
dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000


Cr – Aset Tetap 3.300.000

Dr – Rugi Revaluasi 700.000


Cr – Aset Tetap 700.000.

53
Revaluation Model Example
Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai
Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp
400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000


Cr – Aset Tetap 3.300.000

Dr – Rugi Revaluasi 300.000


Dr – Surplus Revaluasi 400.000
Cr – Aset Tetap 700.000

54
Revaluation Model
Contoh
Contoh
Revaluation
Revaluation Model
Model 1.1.2010
• PT. Kenanga membeli Dr
Dr Aset
Asettetap
tetap 50,000
50,000
mesin dengan harga Cr
Cr Kas
Kas 50,000
50,000
50.000 pada 1 Jan 2010 31.12.2010
dan menggunakan
metode revaluasi Dr
Dr Beban
BebanPenyusutan
Penyusutan 10,000
10,000
• Mesin tersebut Cr
Cr Akumulasi
AkumulasiPenyusutan
Penyusutan 10,000
10,000
disusutkan dengan
Dr
Dr Akumulasi
Akumulasi Penyusutan
Penyusutan 10,000
10,000
metode garis lurus 5thn.
Cr
Cr Aset
Asettetap
tetap 2,000
2,000
• Pada 31 Desember 2010
Cr
Cr Surplus
SurplusRevaluasi
Revaluasi 8,000
8,000
direvaluasi sebesar
48.000 31.12.2011
• Buat jurnal untuk tahun Dr
Dr Beban
BebanPenyusutan
Penyusutan($48K/4)
($48K/4) 12,000
12,000
2010 dan 2011. Cr
Cr Akumulasi
AkumulasiPenyusutan
Penyusutan 12,000
12,000
Dr
Dr Surplus
SurplusRevaluasi
Revaluasi 2,000
2,000
Cr
Cr Saldo
SaldoLaba
Laba 2,000
2,000
55
PSAK 13- Properti Investasi

• Properti Investasi adalah:


– properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau
keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai,
atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa
atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

56
PSAK 13
Pengakuan Investasi Properti

• Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16


– Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang
– Dapat diukur dengan andal
• Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya
perolehan.
– Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal
– Biaya pengurusan surat-surat
• Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih
menggunakan :
– Metode biaya  harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi
– Metode nilai wajar  nilai properti pada tanggal pelaporan, selisih
perubahan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, aset
properti investasi tidak disusutkan.
57
PSAK 13
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16)

•• Menggunakan
Menggunakan nilai
nilai wajar
wajar •• Menggunakan
Menggunakan nilai
nilai wajar
wajar

•• Perubahan
Perubahan nilai
nilai wajar
wajar diakui
diakui •• Perubahan
Perubahan nilai
nilai wajar
wajar diakui
diakui
dalam
dalam laporan
laporan laba
laba rugi
rugi pada
pada dalam
dalam ekuitas
ekuitas atau
atau laba
laba rugi
rugi
periode
periode terjadinya.
terjadinya. untuk
untuk penurunan
penurunan nilai.
nilai.

•• Tidak
Tidak ada
ada penyusutan.
penyusutan. •• Penyusutan.
Penyusutan.

•• Mencerminkan
Mencerminkan kondisi
kondisi pasar
pasar •• Tidak
Tidak spesifik,
spesifik, hanya
hanya
pada
pada tanggal
tanggal neraca.
neraca. mengharuskan
mengharuskan secara
secara reguler.
reguler.

58
Ilustrasi PSAK 13

• Entitas membeli bangunan seharga 5.200 juta pada


1/1/2011. Entitas menggunakan fair value model.
– Nilai wajar pada 31/12/2011 sebesar 5.500
– Nilai wajar pada 31/12/2012 sebesar 5.400

 1/1/2011 Bangunan – Properti investasi 5.200


Kas 5.200

 31/12/2011 Bangunan – Properti investasi 300


Keuntungan kenaikan nilai 300

 31/12/2012 Kerugian penurunan nilai 100


Bangunan – Properti investasi 100

59
Nilai wajar – PSAK 13

• Nilai wajar adalah nilai pada tanggal tertentu.


• Karena kondisi pasar dapat berubah, jumlah yang
dilaporkan berdasarkan nilai wajar mungkin salah atau
tidak tepat jika diestimasi pada waktu yang berbeda.
• Definisi nilai wajar mengasumsikan pertukaran dan
penyelesaian secara serempak dari kontrak penjualan
tanpa perbedaan harga juga dapat terjadi dalam suatu
transaksi yang wajar antara pihak-pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai
seandainya pertukaran dan penyelesaian tersebut tidak
dilakukan secara serempak.
60
Nilai wajar – PSAK 13

• Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain,


penghasilan rental dari sewa yang sedang berjalan dan
asumsi-asumsi yang layak dan rasional yang
mencerminkan keyakinan pihak-pihak yang berkeinginan
bertransaksi dan memiliki pengetahuan memadai
mengenai asumsi tentang penghasilan rental dari sewa di
masa depan dengan mengingat kondisi sekarang.
• Nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar (termasuk
pembayaran rental dan arus keluar Iainnya) yang dapat
diperkirakan sehubungan dengan properti tersebut.

61
Nilai wajar – PSAK 13
• Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini
dalam pasar aktif untuk properti serupa dalam lokasi dan
kondisi yang sarna dan berdasarkan pada sewa dan
kontrak lain yang serupa.
• Entitas harus memperhatikan adanya perbedaan dalam
sifat, lokasi,atau kondisi properti, atau ketentuan yang
disepakati dalam sewa dan kontrak lain yang
berhubungan dengan properti.

62
Nilai wajar – PSAK 13

• Tidak tersedianya harga kini dalam pasar aktif yang sejenis, suatu
entitas harus mempertimbangkan informasi dari berbagai sumber:
– Harga kini dalam pasar aktif untuk properti yang memiliki sifat, kondisi
dan lokasi berbeda (atau berdasarkan pada sewa ataukontrak.lain yang
berbeda), disesuaikan untuk mencerrninkan perbedaan tersebut;
– harga terakhir properti serupa dalam pasar yang kurang aktif, dengan
penyesuaian untuk mencerminkan adanya perubahan dalam kondisi
ekonomi sejak tanggal transaksi terjadi pada hargatersebut,dan
– proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa
depan yang dapat diandalkan,didukung dengan syarat/klausul yang
terdapat dalam sewa dan kontrak lain yang ada dan (jika mungkin)
dengan bukti ekstemal seperti pasar kini rental untuk properti serupa
dalam lokasi dan kondisi yang sama, dan penggunaan tarif diskonto
yang mencerrninkan penilaian pasar kini dari ketidakpastian dalam
jumlah atau waktu arus kas.
63
“Fair value” dalan IAS 41

• IAS 41 Agriculture
– Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan
biaya penjualan (point-of-sale costs), baik pada pengakuan
pertama maupun pada tanggal laporan
– Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya
penjualan (point-of-sale costs), pada pengakuan pertama.

 Nilai hewan dinilai pada saat pembelian sebesar nilai wajar dan setiap
• both
tanggalonpelaporan
initial recognition and
 nilai wajar  at eachnilai
perubahan balance
wajar sheet
pendapatan  laporan laba rugi.
date
 Tanaman sawit dicatat pada awalnya sebesar nilai wajar saat perolehan,
setiap tangga pelaporan dinilai kembali  nilai wajar  perubahan nilai
wajar  pendapatan  L/R tahun berjalan.
 Hasil pertanian / perkebunan saat panen  nilai wajar  persediaan
 Pendapatan  kenaikan nilai aset biologi dan hasil panen
64
Ilustrasi Jurnal IAS 41
JURNAL Debit Kredit
Pengakuan awal pembelian bibit
Aset biologi 2.000
Kas 2.000
Biaya operasi untuk menumbuhkan aset biologi
Biaya operasi 3.000
Kas 3.000
Kenaikan nilai aset biologi menjadi 7.000
Aset Biologi 5.000
Pendapatan hasil pertumbuhan 5.000
Kalkulasi
Pendapatan 5.000
Biaya operasi 3.000
Laba 2.000
Aset biologi 7.000
JURNAL Debit Kredit
Tambahan biaya pada periode berikutnya
Biaya operasi 4.000
Kas 4.000
Aset biologi siap dijual 15.000
Aset biologi 8.000
Ket
Pendapatan hasil pertumbuhan 8.000 Penjualan 16.000
Reklasifikasi menjadi persediaan FV adj 8.000
Persediaan 15.000 Biaya operasi (4.000)
Aset biologi 15.000 HPP (15.000)
Penjualan Biaya penjualan (1.000)
Piutang dagang 16.000 Laba 4.000
Penjualan 16.000
HPP 15.000
Persediaan 15.000
Biaya penjualan 1.000
Kas 1.000
PSAK 48 - Penurunan Nilai

• Penurunan Nilai Aset, yang membahas:


1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,
2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan
3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
• Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi
dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount)
– Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya
penjualan dengan nilai kini penggunaan aset.
• Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
• Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi
• Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan

67
Pendekatan Umum dari Pengukuran
Penurunan Nilai

Akumulasi
Penyusutan
Carrying dan
Nilai Aset Akumulasi
Amount Rugi
Penurunan
Nilai

Nilai Wajar Recovered


Recovered
dikurangi Biaya through
through sale
sale
Recoverable Penjualan
Amount 
Nilai tertinggi
Recovered
Recovered
through
through use
use
Nilai Pakai

68
PSAK 58 - Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual
dan operasi dihentikan

• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat
dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen
pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap
rencana penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah
tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan
– Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset
lancar dan terpisah dari pos lainnya.

69
PSAK 22 Prinsip Pengukuran

Kombinasi
Kombinasi bisnis
bisnis adalah
adalah suatu
suatu transaksi
transaksi atau
atau peristiwa
peristiwa lain
lain
dimana
dimana pihak
pihak pengakuisisi
pengakuisisi memperoleh
memperoleh “pengendalian”
“pengendalian” atas
atas
satu
satu atau
atau lebih
lebih bisnis.
bisnis.
“penggabungan
“penggabungan sesungguhnya
sesungguhnya (true
(true merger)”
merger)” atau
atau
“penggabungan
“penggabungan setara
setara (merger
(merger of
of equals)”
equals)”

Pihak
Pihak pengakuisisi
pengakuisisi mengukur
mengukur aset aset teridentifikasi
teridentifikasi
yang
yang diperoleh
diperoleh dan
dan liabilitas
liabilitas yang
yang diambil-alih
diambil-alih
dengan
dengan nilai
nilai wajar
wajar pada
pada tanggal
tanggal akuisisi.
akuisisi.
• Pengukuran kepentingan nonpengendali baik pada nilai wajar atau pada
proporsi kepemilikan non pengendali atas aset neto teridentifikasi dari
pihak yang diakuisisi.
• Pengukuran nilai wajar aset teridentifikasi tertentu dan kepentingan non
pengendali
70
Ilustrasi Penggabungan usaha
• PT. Induk mengakuisi 80% saham PT. Anak. Aset yang diserahkan untuk akuisisi 1.200.000.
Non pengendali 20%. Nilai buku Ekuitas PT. Anak pada (1/1/20x1): 1.000.000). Dalam akuisisi
terdapat perbedaan nilai buku dengan nilai wajar 300.000  untuk tanah 200.000 dan gedung
100.000 (10thn). Laba Anak selama tahun tersebut 200.000, dividen yang dibagikan 100.000

Induk Anak Induk Anak


Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000
8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000

Induk Anak Induk Anak


Aset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000
Investasi di anak 1.200.000
8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000
Ilustrasi Penggabungan usaha

• Goodwill = Investasi S – (% P’ownership x fair value asset)


• Nilai wajar aset = 1.000.000 + 300.000 = 1.300.000
• Goodwill = 1.200.000 – 80% * 1.300.000 = 160.000  goodwill untuk parent
• Goodwill untuk np = 160.000/80% * 20% = 40.000 Aset
• Jika goodwilll hanya untuk parent = 160.000 menjadi
• Jika untuk parent dan non pengendali = 200.000 lebih besar

• Aset digabungkan sebesar nilai wajar 1.500.000+300.000 = 1.800.000(total)


• PSAK lama yang digabungkan hanya 1.500.000 + 80%*300.000
• PSAK lama non controlling interest = 1.000.000 * 20% = 200.000
• PSAK baru non controlling interest = 1.300.000 * 20% = 260.000

Induk Anak FV Induk Anak FV


Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000
8.200.000 2.300.000 8.200.000 2.300.000
Ilustrasi Penggabungan usaha
Induk Anak FV Induk Anak FV
Aset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000
Investasi di anak 1.200.000
8.200.000 2.300.000 8.200.000 2.300.000

Konsolidasi Konsolidasi
Aset lancar 2.500.000 Liabilitas 3.200.000 Knsl Knsl
Aset tidak lancar 6.800.000 Ekuitas 6.000.000 AL 2.500 L 3.200
Goodwill 160.000 Non pengendali 260.000 ATL 6.800 E 6.000
9.460.000 9.460.000 GW 200 NP 300
9.500 9.500
Knsl Knsl
AL 2.500 L 3.200 Goowill parent Goowill parent & NCI
ATL 6.740 E 6.000
Aset menjadi lebih besar:
GW 160 NP 200
Fakto r: Jml akuisisi,
9.400 9.400 Perbedaan BV, FV, HP
PSAK LAMA
73
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id atau dwimartani.com
08161932935 atau 081318227080

74

Anda mungkin juga menyukai