Anda di halaman 1dari 23

MORAL DALAM BEKERJA DI

LINGKUNGAN MULTIKULTURAL
Prodi : S1 Kebidanan
Kelas : B
KELOMPOK 3
Atas Nama :
1. Sri Rezki Amaliya
2. Mawaddah Utami
3. Mega Syamsuri
4. Sahria Uamafagur
5. Reni Parassa
6. Agustina
Pengertian Moral

Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa
Latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau
adat-istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 592), moral
diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Secara terminologis,
terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi substantif
materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi bentuk formalnya
berbeda. Widjaja (1985: 154) menyatakan bahwa moral adalah ajaran
baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan (akhlak).
Sementara itu Wila Huky, sebagaimana dikutip oleh Bambang Daroeso (1986: 22)
merumuskan pengertian moral secara lebih komprehensip rumusan formalnya
sebagaiberikut :
 Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan warna dasar
tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam lingkungan tertentu.
 Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan pandangan hidup atau
agama tertentu.
 Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada kesadaran, bahwa
ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik , sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku dalam lingkungannya.
Pengertian Multikultur
Multikultural berhubungan dengan kebudayaan dan konsepnya

dibatasidengan muatan nilai atau memiliki kepentingan tertentu. Secara

etimologis multikultural berasal dari katamulti yang artinya banyak/

beragam dan kultural yang berartikan budaya. Kebragaman budaya itulah

arti dari multikultural. Keberagaman budaya mengindikasikan bahwa

terdapat berbagai macam budaya yangmemiliki ciri khas tersendiriyang

saling berbeda dan dapat dibedakan satu sama lain. Paham atau ideologi

mengenai multikultural disebut dengan multikulturalisme.


Multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia yang
kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan
yang menekankan penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas
dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.

Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari


beberapamacam kumunitas budaya dengan segala
kelebihannyadengan sedikit perbedaan konsepsi mengenaiduniasuatu
sistem arti nilaibentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan.
Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural
Pembentukan masyarakat multikultural didahului dengan terbentuknya masyarakat

majemuk. Menurut teori sosiologi dan tokohnya. Salah satun ya adalah Pierre L. Van den

Berghe, ciri-ciri yang terdapat dalam masyarakat majemuk sebagai berikut;

1. Mengalami segmentasi dalam kelompok kelompok dengan sub kebudayaan berbeda.

2. Memiliki struktur sosial yang terbagi lembaga-lembaga nonkomplementer.

3. Kurang mengembangkan konsensus diantara anggotanya.

4. Relatif sering terjadi konflik.

5. Integrasi cenderung terjadi karena paksaan.


Ciri-ciri masyarakat multikultural cerderung berupa ciri
positif dari masyarakat majemuk seperti merniliki rasa
toleransi dan menghargai perbedaan yang tinggi, bersifat
inklusi. Tingginya kesadaran dalarn berintegrasi.
Bentuk Masyarakat Multikultural
Berdasarkan proses pembentukannya anekaragaman dalam masyarakat dapat
tercipta melalui proses alami serta proses buatan. Adapun keanekaragaman yang
dimaksud dalam jenis masyarakat multikultural ini, antara lain adalah sebagai berikut;
 Keanekaragaman ras menunjukkan pelompokan manusia berdasarkar bedaan segi
fisik dan ciri-ciri tubuh.
 Keanekaragaman agama merujuk pada berbagai agama yang dianut oleh
masyarakat. Hingga pada akhirnya sampai saat ini pemerintah Indonesia mengakui
agama yang berkembang di Indonesia. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa
aliran kepercayaan lokal yang dianut beberapa suku bangsa di Indonesia.
 Keanekaragaman etnik/suku bangsa menunjukkan kelompok manusia
yang memiliki kesamaan latar belakang budaya dan oleh kesadaran
serta identitas. Faktor yang membedakan antara suku bangsa satu
dengan suku bangsa lain yaitu daerah asal istiadat, sistem
kekerabatan, bahasa dan kesenian daerah.
 Keanekaragaman profesi/mata pencaharian. Profesi berkaitan dengan
kemampuan khusus yang dimiliki seseorang. Profesi merupakan
kegiatan individu untuk m nafkah dengan tujuan memenuhi kebutahan
hidup.
Berdasarkan konfigurasi dan komunitas J.S. Furnivall membedakan
masyarakat dalam empat kategori/bentuk sebagai berikut;

 Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan. Terdiri atas


sejumlah kelompok mendominasi baik dan segi jumlah maupun
pengaruh terhadap kelompok lain daam kekuatan kompetitif tidak
seimbang.
 Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan, artinya
kelompok minoritas memiliki keunggulan kompetitif sehingga
mendominasi beberapa aspek kehidupan seperti politik dan
ekonomi masyarakat.
 Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang, terdiri atas
sejumlah komunitas yang mempunyai kekuatan kompetitif dan
Seimbang.
 Masyarakat majemuk dengan fragmentasi terdiri atas
kelompok etnik kecil sehingga tidak memiliki posisi dominan
dalam aspek kehidupan masyarakat seperti aspek politik dan
ekonomi.

Ciri-ciri masyarakat multikultural cerderung berupa ciri positif


dari masyarakat majemuk seperti merniliki rasa toleransi dan
menghargai perbedaan yang tinggi, bersifat inklusi. Tingginya
kesadaran dalarn berintegrasi.
Contoh Masyarakat Multikultural
Keberagaman sosial budaya di Indonesia merupakan fakta sosial yang bisa
dijadikan sebagai salah satu contoh masyarakat multikultural. Oleh karena
itu, keragaman budaya, suku, golongan, dan agama di Indonesia harus
dipandang sebagai sebuah kekayaan, bukan sebagai potensi masalah
dalam NKRI.Berbagai suku bangsa di Indonesia dan hasil kebudayaan
merupakan satu kesatuan yang menunjukkan identitas bangsa secara
utuh. Masyarakat dunia akan mengenal Tari Kecak dari Bali, Tari Saman
dari Aceh, Tari Merak dari Jawa Barat, dan tarian daerah lain sebagai
bagian dan budaya Indonesia.
Multikulturalisme Ditempat Kerja
Era globalisasi ekonomi adalah salah satu kekuatan pendorong multikulturalisme

di tempat kerja. Pegawai modern terdiri dari orang-orang dari berbagai jenis

kelamin, usia, etnis, agama, ras, dan kebangsaan. Kamu sebaiknya menyadari

bahwa keragaman tersebut memberikan manfaat secara material maupun tidak.

Agar kantor mendapatkan manfaat dari multikultural di tempat kerja, maka para

pengusaha atau atasan harus dapat mengkomunikasikan komitmen mereka

untuk mengatasi tantangan dari beragam angkatan kerja. Pengusaha atau

atasan harus terlihat bahagia dengan keragaman anggota karyawannya untuk

menghindari masalah di kantor, seperti kecanggungan dan permusuhan.


Masalah Multikulturalisme Di Tempat
Kerja
Setiap perusahaan sebagai tempat bertemunya orang dengan latar belakang budaya

yang berbeda harus memfasilitasi orang-orang dengan latar belakang budaya yang

berbeda agar tetap bekerja secara kohesif. Pihak pemimpin perusahaan dan SDM harus

responsif terhadap masalah yang terjadi di tempat kerja, berikut ini contoh masalah

multikultural di tempat kerja :

 Konflik

Hal ini sering terjadi ketika diskriminasi, berat sebelah, kurangnya rasa hormat, dan

rasisme dibiarkan berkembang di tempat kerja. Sikap tidak toleran dapat menyebabkan

konflik terbuka jika perusahaan tidak mengambil langkah yang benar. Maka pihak

perusahaan harus tegas dengan segala jenis diskriminasi yang ada.


 Penghinaan/peleceha

Masalah ini dapat muncul dengan sendirinya di tempat kerja


yang di mana pemimpin atau atasan gagal mengenali tanda-tanda
yang dapat memicu penghinaan dan pelecehan. Penghinaan
memiliki dampak buruk pada karyawan dan nama baik
perusahaan.
 Melalaikan kebutuhan khusus

Beberapa perusahaan mengabaikan kebutuhan karyawan


difabel, dengan tidak memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan untuk
mengakses semua fasilitas kantor. Perusahaan perlu menciptakan
tempat kerja yang nyaman bagi semua karyawannya, terlepas
Mengatur Multikulturalisme Di Tempat Kerja
Masalah di lingkungan tempat kerja yang multikultural dapat di atur dan kelola

jika pemimpin dan pihak SDM mengambil langkah-langkah aktif untuk

memastikan bahwa perusahaan mentoleransi perbedaan. Berikut ini beberapa

cara mengelola multikultural di tempat kerja:

 Membuat kebijakan tertulis

Perusahaan harus memasukkan kebijakan mereka terkait dengan

multikulturalisme dalam buku pegangan karyawan dan peraturan perusahaan.

Kebijakan tersebut harus memuat informasi tentang undang-undang non-

diskriminasi, kode perilaku, kebijakan kompensasi dan tunjangan.


 Pelatihan perilaku toleransi

Anggota harus dilatih dan diajak untuk menciptakan budaya di tempat kerja yang
baik. Peltihan toleransi dapat membantu anggota karyawan untuk menghargai
pandangan yang berbeda, memahami kata-kata, dan tindakan serta ucapan yang
mungkin mengganggu budaya lain.
 Menerapkan kebijakan multikultural tanpa toleransi

Maksudnya adalah memberikan hukuman jika ada anggota yang melanggar


peraturan perusahaan tentang multikultural yang ada di perusahaan. Agar
karyawan jera dan menyadari bahwa perilaku yang tidak pantas tidak akan
ditoleransi dan ditanggapi secara serius.
Manfaat Multikulturalisme
Penting untuk meninjau manfaat yang dapat dinikmati oleh perusahaan dan

karyawan ketika multikulturalisme tumbuh di perusahaan, di antaranya adalah:


 Inovasi

Jika suatu perusahaan memiliki latar belakang yang sama, maka cenderung

memiliki ide dan pemikiran yang sama. Berbeda dengan perusahaan yang

memiliki anggota karyawan yang berbeda budaya, maka akan menghasilkan ide

dan konsep inovasi yang berbeda sehingga dapat menciptakan inovasi yang

baru dan pastinya kompetitif.


 Menghargai

Tenaga kerja yang multikultural memungkinkan anggota karyawan

untuk saling menghargai perbedaan dalam orang lain karena kontribusi

positif yang juga saling menghargai. Karena, ketika teman kerjamu saling

terbuka dan belajar tentang perbedaan, mereka menghargai bahwa

multikultural dapat memberikan yang lebih kepada rekan kerja yang lain.

 Reputasi

Komitmen terhadap multikultural menunjukkan bahwa perusahaan

menghargai keadilan dan kesetaraan. Karakter ini memiliki efek positif pada

reputasi perusahaan dengan stakeholder dan konsumen.


 Produktivitas

Multikulturalisme dalam perusahaan merupakan indikasi seberapa produktif


karyawannya. Menurut Forbes Global Diversity dan Inclusion Fostering Innovation
menemukan bahwa 77% perusahaan menggunakan produktivitas sebagai ukuran
untuk mengukur keberhasilan program multikulturalisme.

 Pertumbuhan

Perusahaan yang memiliki anggota karyawan yang berbeda latar belakang


budayanya, maka mereka akan memposisikan diri untuk membangun hubungan
dengan orang-orang dari budaya yang berbeda. Karyawan yang beragam dapat
memberi saran kepada perusahaan tentang strategi terbaik yang digunakan untuk
mendapatkan basis stakeholder dan konsumen baru karena mereka bisa
memberikan saran mengenai budaya asli milik mereka masing-masing.
 Kepatuhan

Perusahaan harus mematuhi hukum federal dan negara yang


terkait yang melarang melakukan praktik diskriminatif.
Pentingnya multikulturalisme di tempat kerja tidak dapat
dipandang remeh. Memiliki karyawan yang berbeda latar
belakang akan meningkatkan reputasi perusahaan dan
mendapat manfaat dari karyawan yang lebih bahagia dan
lebih produktif.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai