Anda di halaman 1dari 11

Primary Survey

dan
Secondary Survey

RISALATUL KHOIROTUNISA (21801101115)


Primary Survey
suatu proses melakukan penilaian keadaan korban gawat darurat dengan
menggunakan prioritas ABCDE untuk menentukan kondisi patofisiologis
korban dan pertolongan yang dibutuhkan dalam waktu emasnya. Penilaian
keadaan korban gawat darurat dan prioritas terapi dilakukan berdasarkaan
jenis perlukaan, stabilitas tanda - tanda vital.
1. Airway
menjaga airway dengan kontrol servikal (cervical spinecontrol)
Kematian-kematian dini karena masalah airway seringkali masih dapat dicegah, dan
dapat disebabkan oleh :
 a. Kegagalan mengetahui adanya kebutuhan airway
 b. Ketidakmampuan untuk membuka airway
 c. Kegagalan mengetahui adanya airway yang dipasang secara keliru
 d. Perubahan letak airway yang sebelumnya telah dipasang
 e. Kegagalan mengetahui adanya kebutuhan ventilasi
 f. Aspirasi isi lambung
Teknik-teknik mempertahankan airway :
a. Head tilt
b. Chin lift
c. Jaw thrust
d. Oropharingeal Airway (OPA)
e. Nasopharingeal Airway
f. Airway definitive

Apabila pernafasan membaik, jaga agar jalan nafas tetap terbuka dan periksa
dengan cara :
 Lihat (look), melihat naik turunnya dada yang simetris dan pergerakan dinding dada yang
adekuat.
 Dengar (listen), mendengar adanya suara pernafasan pada kedua sisi dada.
 Rasa (feel), merasa adanya hembusan nafas.
2. Breathing
menjaga pernafasan dengan ventilasi
Menjamin terbukanya airway merupakan langkah awal yang penting untuk pemberian oksigen.

Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing pada pasien antara lain :
 Look, listen dan feel
lakukan penilaian terhadap ventilasi dan oksigenasi pasien.
 Inspeksi
dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada tanda-tanda sebagai berikut : cyanosis,
penetrating injury, flail chest, sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu pernafasan.
 Palpasi
untuk adanya : pergeseran trakea, fraktur ruling iga, subcutaneous
emphysema, perkusi berguna untuk diagnosis haemothorax dan pneumotoraks.
 Auskultasi
untuk adanya : suara abnormal pada dada.
3. Circulation
Langkah-langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien, antara lain :
 Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan.
 CPR harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan.
 Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian
penekanan secara langsung.
 Palpasi nadi radial jika diperlukan:
 Menentukan ada atau tidaknya
 Menilai kualitas secara umum (kuat/lemah)
 Identifikasi rate (lambat, normal, atau cepat)
 Regularity
 Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau hipoksia
(capillary refill).
 Lakukan treatment terhadap hipoperfusi
4. Disability
status neurologis
Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara cepat. Hal
yang dinilai adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil. Tanda-tanda lateralisasi dan
tingkat (level) cedera spina. Cara cepat dalam mengevaluasi status neurologis yaitu dengan
menggunakan AVPU, sedangkan GSC (Glasgow Coma Scale) merupakan metode yang lebih rinci
dalam mengevaluasi status neurologis, dan dapat dilakukan pada saat survey sekunder. Adapun
AVPU adalah :
A - alert, yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi
perintah yang diberikan
V - vocalises, mungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang tidak
bias dimengerti
P - responds to pain only (harus dinilai semua keempat tungkai jika
ekstremitas awal yang digunakan untuk mengkaji gagal untuk merespon)
U - unresponsive to pain, jika pasien tidak merespon baik stimulus nyeri
maupun stimulus verbal.
5. Expose, Examine dan Evaluate
Menanggalkan pakaian pasien dan memeriksa cedera pada pasien. Jika pasien
diduga memiliki cedera leher atau tulang belakang, imobilisasi in-line penting untuk
dilakukan. Lakukan log roll ketika melakukan pemeriksaan pada punggung pasien. Yang
perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan pada pasien adalah mengekspos
pasien
hanya selama pemeriksaan eksternal. Setelah semua pemeriksaan telah selesai
dilakukan,
tutup pasien dengan selimut hangat dan jaga privasi pasien, kecuali jika diperlukan
pemeriksaan ulang .

Dalam situasi yang diduga telah terjadi mekanisme trauma yang mengancam jiwa, maka
Rapid Trauma Assessment harus segera dilakukan:
 Lakukan pemeriksaan kepala, leher, dan ekstremitas pada pasien
Secondary Survey
Survey sekunder merupakan pemeriksaan secara lengkap yang dilakukan secara head to
toe, dari depan hingga belakang. Secondary survey hanya dilakukan setelah kondisi pasien
mulai stabil, dalam artian tidak mengalami syok atau tanda-tanda syok telah mulai
membaik.

1. Anamnesis
Anamnesis juga harus meliputi riwayat AMPLE yang bisa didapat dari pasien dan keluarga :
A : Alergi (adakah alergi pada pasien, seperti obat-obatan, plester, makanan)
M : Medikasi/obat-obatan (obat-obatan yang diminum seperti sedang menjalani pengobatan
hipertensi, kencing manis, jantung, dosis, atau penyalahgunaan obat
P : Pertinent medical history (riwayat medis pasien seperti penyakit yang pernah diderita,
obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan obat-obatan herbal)
L : Last meal (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, dikonsumsi berapa jam
sebelum kejadian, selain itu juga periode menstruasi termasuk dalam komponen ini)
E : Events, hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera (kejadian yang menyebabkan
adanya keluhan utama)
Setelah dilakukan anamnesis, maka langkah berikutnya adalah pemeriksaan
tanda-tanda vital. Tanda tanda vital meliputi suhu, nadi, frekuensi nafas,
saturasi oksigen, tekanan darah, berat badan, dan skala nyeri

2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanaya
kelainan – kelainan dari sustu sistem atau suatu organ tubuh dengan cara
melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
(auskultasi).
3. Pemeriksaan Head to Toe
 Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya beberapa bagian
saja yang dianggap perlu oleh dokter yang bersangkutan
 Sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat harus melakukan kontrak
dengan pasien, yang didalamnya ada penjelasan maksud dan tujuan, waktu
yang di perlukan dan terminasi/ mengakhiri.

4. pemeriksaan penunjang
Jika dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai