Anda di halaman 1dari 14

SISTEM

KOORDINASI

DEVY FERINI
Sistem Saraf Pusat (SSP)

– Terdiri atas otak (serebral) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis).
Keduanya dilapisi jaringan ikat yang disebut meninges, yang terdiri atas:
• Pia meter, lapisan paling dalam dan mengandung pembuluh darah.
• Araknoid, lapisan tengah dan mengandung sedikit pembuluh darah.
• Dura meter, lapisan terluar yang terdiri atas dua lapisan. Lapisan terluar melekat pada
kranium.
– Otak dan medula spinalis memiliki substansi abu-abu (bagian luar) dan
substansi putih (bagian dalam).
1. OTAK

Tersusun dari 100 milyar neuron yang terhubung oleh sinapsis membentuk anyaman kompleks.
Bagian-bagian otak:
(1) Serebrum (otak besar). Mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak. Bagian terluarnya disebut
korteks serebral, dan bagian dalamnya disebut nukleus (ganglia) basal. Area fungsional korteks
serebral:
• Area motor primer, mengendalikan kemampuan bicara.
• Area sensor korteks, meliputi area sensor, area visual, area auditori, area alfaktori, dan area
pengecap.
• Area asosiasi, meliputi area frontal (pusat intelektual dan fisik), area somatik (pusat interpretasi),
area visual, dan area wicara Wernicke.
Nukleus basal merupakan pusat koordinasi motor.
(2) Diensefalon. Terletak di antara serebrum dan otak tengah. Terdiri atas:
– Talamus, berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak besar, serta
berperan dalam sistem kesadaran dan kontrol motor.
– Hipotalamus, berfungsi mengendalikan sistem saraf otonom, pusat pengaturan
emosi, dan memengaruhi sistem endokrin.
– Epitalamus, berperan dalam dorongan emosi.
(3) Sistem limbik, yaitu cincin struktur otak depan yang mengelilingi otak dan
berfungsi dalam pengaturan emosi, mempertahankan kelangsungan hidup, pola
perilaku soioseksual, motivasi, dan belajar.
(4) Mesensefalon (otak tengah), menghubungkan pons dan serebelum (otak kecil)
dengan otak besar, berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks, serta
meneruskan informasi penglihatan dan pendengaran.
(5) Pons Varolii (jembatan varol), mengatur frekuensi dan kekuatan bernapas.
(6) Serebelum (otak kecil), mempertahankan keseimbangan, kontrol gerakan mata,
meningkatkan kontraksi otot, serta koordinasi gerakan sadar yang berkaitan
dengan keterampilan.
(7) Medula oblongata, berfungsi dalam pengendalian ferkuensi denyut jantung,
tekanan darah, pernapasan, gerakan alat pencernaan makanan, menelan,
muntah, sekresi kelenjar pencernaan, dan mengatur gerak refleks.
(8) Formasi retikuler, berfungsi memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta
kesadaran.
2. MEDULA SPINALIS (SUMSUM TULANG
BELAKANG)

– Berfungsi mengendalikan aktivitas refleks, komunikasi antara otak dengan


semua bagian tubuh, serta menghantarkan rangsangan koordinasi antara otot
dan sendi ke serebelum.
– Substansi abu-abu mengisi struktur dalam dan substansi putih mengisi struktur
bagian luar.
G. Sistem Saraf Tepi (SST)
1. Saraf kranial
No Nama saraf kranial Fungsi
1 Saraf olfaktori (CN I) Indra penciuman
2 Saraf optik (CN II) Indra penglihatan
3 Saraf okulomotor (CN III) Impuls dari dan ke otot mata
4 Saraf troklear (CN IV) Impuls dari dan ke otot sadar mata
5 Saraf trigeminal (CN V) Impuls otot mastikasi, wajah, hidung, dan mulut
6 Saraf abdusen (CN VI) Impuls dari dan ke otot rektus lateral mata
7 Saraf fasial (CN VII) Impuls ekspresi wajah, lidah, kelenjar air mata dan saliva
8 Saraf vestibulokoklear (CN Impuls dari indra pendengaran
VIII)
9 Saraf glosofaring (CN IX) Impuls otot bicara, menelan, kelenjar liudah, rasa pada
lidah
10 Saraf vagus (CN X) Impuls organ pada toraks dan abdomen
11 Saraf aksesori spinal (CN XI) Impuls faring, laring, trapezius, dan sternokleidomastoid
12 Saraf hipoglosal (CN XII) Impuls dari dan ke otot lidah
2. Saraf Spinal

– Terdiri atas 31 pasang saraf yang muncul dari segmen-segmen medula spinalis
dan diberi nama sesuai nama ruas tulang belakang.

Berdasarkan arah impuls, SST dibagi menjadi divisi aferen (membawa informasi
dari reseptor ke SSP dan divisi eferen (membawa instruksi dari SSP ke organ
efektor.
Divisi eferen: sistem saraf somatik (neuron motor pada otot rangka) dan sistem
saraf otonom (neuron motor pada otot polos)
Sistem saraf otonom: sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
Perbedaan saraf simpatis dengan
parasimpatis

Perbedaan Saraf Simpatis Saraf Parasimpatis

Asal serat saraf Berasal dari bagian toraks dan Berasal dari area kranium
lumbar medula spinalis (kepala) dan sakrum
Ukuran serat Pendek Panjang
praganglion
Ukuran serat Panjang Pendek
pascaganglion
Jenis Aaasetilkolin dan noradrenalin Asetilkolin
neurotransmiter
efek Untuk aktivitas fisik berat Untuk keadaan tenang
No Bagian Organ Simpatis Parasimpatis
1 Pupil dilatasi Konstriksi
2 Saluran pencernaan menghambat Sekresi enzim
3 Otot di folikel rambut Kontrasi, ereksi rambut -
4 jantung dilatasi Kontriksi
5 Paru-paru dilatasi Kontriski
6 hati Hidrolisis glikogen untuk -
melepaskan glukosa
7 empedeu Menghambat relaksasi Pengeluaran cairan
8 ginjal Penyempitan pembuluh -
darah, urin kurang
9 Pembuluh darah kontrikssi -
10 Penis/klitoris ejakulasi Ereksi
11 Metabolisme sel meningkat -
12 Sel adiposa Penguraian lemak -
H. Gangguan Sistem Saraf

– Meningitis, radang selaput otak karena infeksi bakteri atau virus.


– Ensefalitis, peradangan jaringan otak, biasanya disebabkan oleh virus.
– Neuritis, gangguan saraf tepi akibat peradangan, keracunan, atau tekanan.
– Rasa baal (kebas) dan kesemutan, gangguan sistem saraf akibat gangguan metabolisme,
tertutupnya aliran darah, atau kekurangan vitamin neurotropik (B1, B6, dan B12).
– Epilepsi (ayan), penyakit serangan mendadak karena trauma kepala, tumor otak, kerusakan
otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol.
– Alzheimer, sindrom kematian sel otak secara bersamaan.
– Gegar otak, bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak menyebabkan perubahan fungsi
mental atau kesadaran.

Anda mungkin juga menyukai