SYARAT, RUKUN, SIGHAT, Dan SYARAT-1
SYARAT, RUKUN, SIGHAT, Dan SYARAT-1
Gilang Fitrana
Definisi Akad
Secara literal, akad berasal dari bahasa arab Syuf’ah berasal dari kata syaf’ yang secara
bahasa berarti “mema-dukan
Kata ini juga bisa diartikan tali yang mengikat karena akan adanya ikatan antara orang
yang berakad. Dalam kitab fiqih sunnah, kata akad diartikan dengan hubungan ( ط ُ 5ل ّر ْب5) ا
dan kesepakatan (َاقْ ف5 ِالت5) ا.
“ikatan antara dua perkara baik ikatan secara nyata maupun ikatan secara maknawi, dari
satu segi maupun dari dua segi”.
Bisa juga berarti ‘aqidah (sambungan), ‘ahdu dan (janji).
Menurut terminologi ulama fiqih, akad dapat di tinjau dari dua segi, yaitu secara umum dan secara
khusus :
1. Pengertian Umum
Secara umum, pengertian akad dalam arti luas sama dengan pendapat ulama Syaf’iyah, Malikiyah, dan Hanabilah, yaitu :
“ Segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang berdasarkan keinginannya sendiri
2. Pengertian Khusus
Pengertian akad dalam arti khusus yang di kemukakan ulama fiqih , antara lain Artinya : “Perikatan yang
ditetapkan dengan ijab qabul berdasarkan ketentuan syara’ yang berdampak pada obyeknya.”
1. ‘Aqid ; ialah orang yang ber’aqad, terkadang masing – masing pihak terdiri dari satu orang,
terkadang terdiri dari beberapa orang,
2. Ma’qud ‘alaih ; ialah benda – benda yang di akadkan, seperti benda – benda yang di jual dalam
‘aqad jual beli
3. Ma’udhu al’aqad ; ialah tujuan atau maksud pokok mengadakan akad. Berbeda akad, maka
berbedalah tujuan pokok akad.
4. Shighat al’aqad ialah ijab dan qabul,
Syarat-syarat yang bersifat umum, yaitu syarat-syarat yang wajib sempurna wujudnya dalam berbagai akad.
Syarat-syarat yang bersifat khusus, yaitu syarat-syarat yang wujudnya wajib ada dalam sebagian akad. Syarat
khusus ini bisa juga disebut syarat idhafi (tambahan) yang harus ada di samping syarat – syarat yang umum
Adanya ikatan yang kuat antara dua orang atau lebih di dalam bertransaksi atau
memiliki sesuatu.
Tidak dapat sembarangan dalam membatalkan suatu ikatan perjanjian, karena telah di
atur secara syar’i.
Akad merupakan “payung hukum” di dalam kepemilikan sesuatu, sehingga pihak lain
tidak dapat menggugat atau memilikinya.