(EDUCATIONAL PSYCHOLOGY)
1
KONSEP-KONSEP DASAR
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
3
B. HUBUNGAN PSIKOLOGI
DENGAN PENDIDIKAN
5
• Menurut TAP MPR NO. V/MPR/1973
• Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar
untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
di dalam dan di luar sekolah
MISI
MISI DEPDIKNAS:
DEPDIKNAS:
MEWUJUDKANPENDIDIKAN
MEWUJUDKAN PENDIDIKANYANG
YANGMAMPU
MAMPU
MEMBANGUNINSAN
MEMBANGUN INSANINDONESIA
INDONESIACERDAS
CERDAS
DANKOMPETITIF
DAN KOMPETITIFDENGAN
DENGANADIL,
ADIL,BERMUTU,
BERMUTU,
DANRELEVAN
DAN RELEVANUNTUK
UNTUKKEBUTUHAN
KEBUTUHAN
MASYARAKATGOBAL
MASYARAKAT GOBAL 8
D. TOKOH-TOKOH YANG BERJASA THD
PERKEMB. PSIKOLOGI PENDIDIKAN
1. DEMOCRITUS
2. PLATO & ARISTOTELES
3. JOHN AMOS COMENICUS
4. ROUSSEAU
5. JOHN H. PESTALOZZI
6. FRANCIS GALTON
7. STANLEY HALL
8. WILLIAM JAMES
9. ALFRED BINET
9
1. DEMOCRITUS
In the fifth century B.C., Democritus, for example, wrote on
the advantages conferred by schooling and the influence of
the home on learning (Watson, 1961).
(Pada abad ke-5 sebelum masehi, sebagai contoh,
Democritus menulis tentang man-faat - manfaat tindakan
oleh sekolah dan pengaruh lingkungan rumah pada
keberha-silan belajar individu)
10
2. PLATO & ARISTOTELES
A century later, Plato and Aristotle discussed
the following educational psychology topics
(Adler, 1952; Watson, 196 1 ) : the kinds of
education appropriate to different kinds of
people; the training of the body and the
cultivation of psychomotor skills; the formation
of good character; the possibilities and limits of
moral education; the effects of music, poetry,
and the other arts on the development of the
individual; the role of the teacher; the relations
between teacher and student; the means and
methods of teaching; the nature of learning;
the order of learning; affect and learning; and
learning apart from a teacher.
11
2.PLATO & ARISTOTELES
Pada abad ke-4 sebelum masehi, Plato and Aristoteles berdikusi
tentang topik-topik psikologi pendidikan :
a. Jenis-jenis
pendidikan yang sesuai
berdasar- kan perbedaan-perbedaan
peserta didik;
b. Latihan-latihan jasmani dan
pengembangan keterampilan psikomotor;
c. Bentuk-bentuk karakter yang baik;
d. Kemungkinan-kemungkinan dan keterba-
tasan- keterbatasan pendidikan moral;
12
e. Efek dari musik, puisi, dan seni-seni
lainnya pada perkembangan individu;
f. Peranan guru;
g. Relasi antara guru dengan siswa;
h. Alat-alat dan metoda mengajar;
i. Jenis-jenis aktivitas belajar;
j. Prinsip-prinsip belajar;
k. Afeksi dan belajar;
l. Belajar terlepas dari guru.
13
3. JOHAN AMOS COMENIUS (1592-1671, Seorang ahli
pendidikan dari Cekho.)
Anak jangan dianggap sbg miniatur orang dewasa;
Pembelajaran hendaknya dapat menarik perhatian anak,
lakukanlah dg menggunakan alat peraga sehingga anak
dapat mengamati, mengalami, dan menyelidiki.
14
4. JEAN JAQUES ROUSSEAU (1712-1778,
seorang pemikir dari Perancis).
“Segala-galanya baik ketika datang dari tangan
Sang Pencipta, segala-galanya memburuk dalam
tangan manusia.
Campur tangan orang tua/orang dewasa thd.
Perkembangan anak dapat menimbulkan
masalah jika hal itu tidak dilakukan dengan hati-
hati.
Para pendidik hendaknya membekali dirinya
dengan pengetahuan tentang kejiwaan peserta
didik.
15
5. J.P. PESTALOZZI (1746 – 1872, seorang
pendidik dari Swiss)
Ia berusaha meningkatkan pendidikan di
masyarakat dgn cara mengutamakan pendidikan
bagi anak-anak.
Ia menganjurkan agar pendidikan untuk anak
disesuaikan dgn perkembangan jiwa anak.
Ia menyarankan agar proses pembelajaran
didasarkan pada pengalaman, dimulai dari yang
paling mudah meningkat ke yang lebih sulit, sulit,
dst.
16
6. FRIDRICH FROBEL (1782 – 1852, seorang pendidik dari
Jerman)
Ia mendirikan Kinder Garten (taman kanak-kanak).
Menurut Frobel, taman kanak-kanak merupa-kan tempat
bagi anak-anak untuk bermain, bernyanyi, melatih daya
cipta, dan menger-jakan pekerjaan tangan secara bersama.
17
7. JOHANN FRIEDRICH HERBART ( 1776-1841).
He not
only may be considered the first voice of the
modern era of psychoeducational thought,
but his disciples, the Herbartians, played a
crucial role in preparing the way for the
scientific study of education. They wrote
about what we now call schema theory,
advocating a cognitive psychology featuring
the role of past experience and schemata in
learning and retention.
18
HERBARTIANS
• Herbartians promoted teaching by means of a
logical progression of learning, a revolutionary
idea at the end of the 19th century. They
promoted the five formal steps for teaching
virtually any subject matter: (1) preparation
(of the mind of the student), (2) presentation
(of the material to be learned), (3)
comparison, (4) generalization, and (5)
application. It was the
Herbartians who first made pedagogical
technique the focus of scientific study,
pointing the way, eventually, to the field of
research on teaching, a very fruitful area of
research in educational psychology.
19
• Herbartians (para murid herbart) mengu-sulkan konsep
mengajar dengan mema-kai kemajuan logis proses
belajar. Mere-ka mengemukakan 5 langkah mengajar
materi apa saja :
1) Persiapan;
2) Menyajikan materi;
3) Perbandingan;
4) Generalisasi;
5) Aplikasi.
20
D. KONTRIBUSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
BAGI PENDIDIKAN
PENGEMBANGAN
KURIKULUM
PENGEMBANGAN
PROGRAM PEND.
PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
SISTEM
PEMBELAJARAN
SISTEM
EVALUASI 21
1. KONTRIBUSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM
• Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar
yang direncanakan dan dilaksanakan baik di dalam
maupun di luar sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan.
• Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek-aspek : (1)
karakteristiik psikologis peserta didik; (2)
kemampuan peserta didik untuk melakukan
sesuatu dalam berbagai konteks; (2) penga-laman
belajar siswa; (3) hasil belajar (learning outcomes),
dan (4) standarisasi kemampuan siswa.
• Penyusunan buku ajar didasarkan pada segi-segi
psikologis peserta didik.
22
2. KONTRIBUSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
BAGI PENGEMB. PROGRAM PEND.
ANTARA LAIN DALAM HAL ;
24
4. KONTRIBUSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
BAGI SISTEM EVALUASI
ANTARA LAIN DALAM :
25
E. TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI PERILAKU DAN
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
TEKNIK TES
TEKNIK MEMAHAMI
PERILAKU &
KARAKTERISTIK
PESERTA DIDIK
26
1. TEKNIK TES
27
2. TEKNIK NON TES
28