Anda di halaman 1dari 46

KEBIJAKAN

DIREKTORAT BINA KESEHATAN IBU


DALAM PELAYANAN ANTENATAL

Tretes, 1-4 November 2011


I. Pendahuluan
MDG 2015 RPJMN 2010 – 2014
KEPRES No: 5/2010 CAPAIAN 2007

8 Tujuan
Meningkatnya
UHH menjadi 70,7 thn
72,0 thn

Poverty & Hunger Maternal Health Menurunnya


AKB menjadi 34 per 1000 KH
24 per 1000 KH (SDKI)

EDUCATION Comm. Diseases


Menurunnya AKI
menjadi 118 per 228 per 100.000
100.000 kh KH
(SDKI)
GENDER ENVIRONMENT Menurunnya
prevalensi gizi- 18,4% pada
kurang pada anak balita
anak balita (Riskesdas)
CHLD HEALTH PARTNERSHIP menjadi 15%.
Prediksi Angka Kematian Ibu tahun 2105
berdasarkan SDKI

Berdasarkan prediksi regresi


linier, AKI th 2015: 161  MDG
2015 sulit tercapai
Target RPJM 2014 GAP
118
Target MDG 2015
102

Sumber: SDKI 1994, 1997, 2004, 2007


Pendahuluan
UU RI No. 36 tentang Kesehatan, pasal 126:
1) Upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga
kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi
yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka
kematian ibu
2) Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
3) Pemerintah menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas,
alat dan obat dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan ibu secara aman, bermutu, dan terjangkau.
4) Ketentuan lebih lebih lanjut mengenai pelayanan
kesehatan ibu diatur dengan peraturan pemerintah
KEGIATAN POKOK
PENINGKATAN KESEHATAN IBU

 Peningkatan pelayanan antenatal


 Peningkatan pelayanan persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
 Peningkatan pelayanan pencegahan komplikasi
kebidanan
 Peningkatan pelayanan keluarga berencana
 Penguatan pelayanan kesehatan reprouksi
terpadu yang responsif gender
PELAYANAN ANTENATAL
Pengertian
Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap ibu
hamil untuk menjaga kehamilannya

Tujuan
Mempersiapkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat
dan selamat, dan memperoleh bayi yang sehat
Deteksi & antisipasi dini kelainan kehamilan
Deteksi & antisipasi dini kelainan janin
6
1. Akses pelayanan antenatal (K1)
Jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapat
pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100 %
Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja
dalam satu tahun

 Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali


mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
 Indikator (akses) ini di gunakan untuk mengetahui jangkauan
pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam
menggerakkan masyarakat
2. Cakupan pelayanan antenatal (K4)
Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan
antenatal K4 di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu X 100 %
Jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah dalam
waktu satu tahun

• Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh


pelayanan antenatal sesuaidengan standar, paling sedikit empat
kali dengan distribusi waktu: 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali ke-
2, dan 2 kali pada trimester ke-3 di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
• Menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil dan kemampuan
manajemen atapun kelangsungan program KIA
• Merupakan Indikator SPM
Indikator, Capaian dan Target

No Indikato Capaian (%) 8 Target (%)


r
Lap Program Riskesdas

2009 2010 2010 2010 2011 2012 2013 2014

1 K1 94,24 95,30 92,8 95 96 97 98 100

2 K4 85,13 85,56 61,3 84 86 90 93 95


10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00

0.00
K1 95
TARGET
PAPUA 53.55
NUSA TENGGARA TIMUR 80.33
MALUKU UTARA 86.00
MALUKU 88.32
LAMPUNG 91.19
KALIMANTAN TENGAH 92.04
NANGGROE ACEH… 91.75
SULAWESI UTARA 91.09
BENGKULU 91.85
93.54

Sumber: Laporan Program


KALIMANTAN BARAT
SUMATERA SELATAN 93.71
SUMATERA BARAT 94.42
SUMATERA UTARA 94.51
GORONTALO 95.19
INDONESIA 95.30
JAMBI 95.59
K1

SULAWESI TENGGARA 95.68


SULAWESI TENGAH 96.25
JAWA TENGAH 96.38
JAWA BARAT 96.48
KALIMANTAN TIMUR 96.66
KALIMANTAN SELATAN 97.49
JAWA TIMUR 98.22
IRIAN JAYA BARAT 98.50
KEPULAUAN RIAU 98.61
SULAWESI BARAT 98.61
KEPULAUAN BANGKA … 98.73
Cakupan K1 Tahun 2010

SULAWESI SELATAN 98.90


RIAU 99.18
D I YOGYAKARTA 99.21
NUSA TENGGARA BARAT 99.41
BALI 99.53
BANTEN
DKI JAKARTA
Cakupan K4 Tahun 2010
TARGET
K4 86

Sumber: Laporan Program


Akses Ke Nakes

K4: Gorontalo: 19,7%; DIY: 89,0%


Sumber: Riskesdas 2010
STRATEGI PENINGKATAN CAKUPAN
ANTENATAL (K4)
1. Pelayanan K1 pada Trimester Pertama kehamilan
2. Peningkatan Kinerja Provider/Petugas Kesehatan
memanfaatkan dana BOK, Jampersal
3. Peningkatan Kerjasama LP/LS
4. Pemberdayaan Masyarakat

13
KEGIATAN

1. Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan Stiker


dan Buku KIA, dengan melibatkan Kader & Perangkat Desa
2. Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui
kegiatan Kemitraan Bidan dan Dukun
3. Peningkatan akses ke pelayanan dengan Kunjungan Rumah
4. Perubahan perilaku melalui Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
5. Peningkatan kualitas pelayanan Pelayanan Antenatal
Terpadu
6. Pelaksanaan PWS-KIA sebagai alat Surveilans KIA
14
1. PELAKSANAAN P4K

15
100% Bumil
95% K1
1,10xCBR (1,98%)xPenduduk 90%
86% K4 1,05xCBRxPenduduk
Penduduk Ibu Hamil P4K, Tercatat Antenatal
Pendataan Bumil Linakes

30% Komplikasi 20% Bumil


90%
Komplikasi terdeteksi 1,00xCBRxPenduduk

Asuhan Nifas
70% Komplikasi
Komplikasi ditangani
CBR Nasional (2009) = 18,7%
Penduduk Miskin = 30%

100% Linakes
Komplikasi dirujuk
16
16
Tujuan Khusus P4K dengan stiker
1.Terdatanya ibu hamil
• Identitas ibu hamil,
• Tempat tinggal ibu hamil
2. Persalinan terencana
• Status kehamilan, taksiran persalinan
• Penolong dan pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan
• Kontrasepsi pasca persalinan

3. Komplikasi dicegah & ditatalaksana adekuat


• Kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan bila terjadi
komplikasi saat kehamilan-persalinan-nifas
4. Peningkatan peran serta masyarakat
• Calon donor darah
• Transportasi & pembiayaan bila terjadi komplikasi
• Dukungan dari Tokoh Masyarakat, Kader, Dukun 17
Nama Ibu :
Taksiran Persalinan : - - 20
Penolong Persalinan :
Tempat Persalinan :
Pendamping Persalinan :
Transportasi :
Calon Pendonor Darah :

18
2. Kemitraan Bidan-Dukun
Tujuan Umum
Menggeser peran dukun bayi dalam
pertolongan persalinan sebagai mitra bidan,
yang semula sebagai penolong persalinan
menjadi kegiatan perawatan bayi dan ibu
setelah persalinan.
Terbuka
Saling
Setara
Menguntungkan

Hubungan
Kerjasama

3 Prinsip
Kemitraan
20
4. KELAS IBU HAMIL
Merupakan sarana belajar kelompok bagi ibu hamil, dalam
bentuk tatap muka

MANFAAT
TUJUAN : BAGI IBU DAN KEL : BAGI PETUGAS KES:
↑pengetahuan, mengubah 1.Sarana untuk 1. Mengetahui masalah
PSP ibu agar memahami mendapat teman kes ibu hamil dan kel
tentang : 2.Memperoleh informasi
penting 2.Mendekatkan hub
menjaga kehamilan, antara tenaga kes dgn
3.Membantu ibu dalam
persiapan persalinan, ibu hamil, kel serta
menghadapi persalinan
perawatan nifas, dan dengan aman, nyaman,
masyarakat.
perawatan bayi baru lahir sehat dan selamat.
dgn menggunakan Buku KIA.

Meningkatkan cakupan K1 dan K4


4. Kelas Ibu Hamil

Lembar Balik, Paket


Pegangan Fasilitator, Kelas Ibu Hamil
Pedoman Pelaksanaan
Leaflet
Materi Buku KIA Sarana belajar
Kehamilan Format P4K kelompok
Persalinan Stiker P4K
Perawatan nifas RS, RB, Puskesmas,
Perawatan BBL Polindes, Posyandu,
Desa, dll

SASARAN Mendorong
*Bumil
*Suami Pencapaian K4

Meningkatkan pengetahuan
Mengubah sikap dan perilaku
22
5. PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

Definisi:
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan
antenatal komprehensif dan berkualitas yang
diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu
dengan program lain yang memerlukan intervensi
selama kehamilannya

23
Standar Pelayanan
Antenatal
 Ukur Tekanan Darah
 Timbang berat badan
 Ukur Tinggi Badan
 Nilai Status Gizi (ukur LiLA)
 Ukur Tinggi Fundus Uteri, Tentukan Presentasi janin dan
ukur denyut jantung janin
 Nilai status imunisasi TT & berikan bila perlu
 Berikan Tablet Fe (tablet tambah darah)
 Tes laboratorium : Gol.darah, Hb, Protein urine, GD
 Tatalaksana Kasus
 Temu wicara/konseling termasuk Perenc. Persalinan dan
KB pasca persalinan
24
KONSEP PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

Pelayanan antenatal secara keseluruhan meliputi hal-


hal sebagai berikut:

1.Mengupayakan kehamilan yang sehat;


2.Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan
penyulit/komplikasi kehamilan.
3.Melakukan penatalaksanaan awal kasus serta
rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan;
4.Persiapan persalinan yang bersih dan aman; dan
5.Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk
melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi.
Pelayanan Antenatal Terpadu
Adalah ANC standar yang diintegrasikan dengan layanan antara
lain :
Maternal neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (ANDIKA)
Pencegahan dan pengobatan IMS/ISK dalam kehamilan
Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi (PMTCT)
Pencegahan Malaria dalam kehamilan (PMDK)
Penatalaksanaan TB dalam kehamilan (TB-ANC) dan kusta
Pencegahan Kecacingan dalam kehamilan (PKDK)
Peningkatan intelegensia janin pada kehamilan (BRAIN
BOSSTER)
26
Integrasi Imunisasi dalam
Pelayanan Antenatal Terpadu
Intervensi pada Ibu hamil dan Calon pengantin
•Skrining status imunisasi TT pada ibu hamil

Pemberian imunisasi TT untuk:


• Perlindungan terhadap tetanus maternal/neonatorum
• Melengkapi status imunisasi TT

Catatan:
Bisa juga dilakukan pada calon pengantin
Anemia pada Kehamilan
• Skrining anemi melalui pemeriksaan Hb darah pada ANC K1
• Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, dimulai
pada Trimester-1 kehamilan
• Pemeriksaan Hb darah ulang pada Trimester-3 kehamilan

Kurang Energi Kronis (KEK) pada Kehamilan


 Pengukuran LiLA pada ANC K1
 Pendataan ibu hamil dengan Kurang Energi Kronis (KEK)
 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil KEK
 Skrining IMS/ISK bagi ibu hamil pada tiap kunjungan ANC
melalui anamnese terarah yang dapat dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik dan penun jang (bila sarana tersedia)
bila diperlukan
 Terapi pada ibu hamil yang positif IMS/ISK
 Terapi partner
 Terapi bayi yang lahir dari ibu positif IMS
 KIE pada infeksi berulang
 Skrining sifilis bagi ibu hamil pada ANC K1
o Laboratorium
o Rapid test
 Terapi pada ibu hamil yang positif sifilis
 Terapi partner
 Terapi bayi yang lahir dari ibu positif sifilis
 KIE pada infeksi berulang
Integrasi HIV/PMTCT dalam
Pelayanan Antenatal Terpadu
1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan
usia reproduksi
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu
dengan HIV
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil
dengan HIV ke bayi yang dikandungnya
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan
kepada ibu dengan HIV beserta bayi & keluarganya

1 2 3

4
 KIE : Kesling, Repelent, Tanaman Repelent
 Pemberian kelambu berinsektisida secara gratis kepada
seluruh ibu hamil pada ANC K1 di daerah endemis
 Skrining darah malaria (RDT/ mikroskopis) kepada
seluruh ibu hamil pada ANC K1 di daerah endemis
 Pemeriksaan darah malaria (kembali) apabila dijumpai
gejala/tanda klinis malaria kepada seluruh ibu hamil pada
ANC berikutnya (K2, K3 dan K4)
 Pemberian terapi ACT/Kina pada ibu hamil positif malaria
Integrasi TB dalam
Pelayanan Antenatal Terpadu

Program DOT
( minus Streptomycin)
 Dimulai pada usia kehamilan > 20 minggu
 Ibu hamil mendapat:
• nutrisi pembangkit otak:
asam folat 400 mcg, DHA 95 mg
• stimulasi pembangkit otak:
rangsang auditorik pada janin dengan
memperdengarkan musik dengan kriteria
tertentu yang ditempelkan pada perut ibu
 Kecacingan menimbulkan anemi pada ibu hamil dan
bayinya
 Skrining kecacingan dengan uji faeces bagi seluruh
ibu hamil pada ANC K1 di daerah dengan kecacingan
yang tinggi
 Pemberian terapi pada ibu hamil dengan hasil faeces
positif dilakukan setelah lewat Trimester-1
Kerangka Konsep Pelayanan Antenatal
Komprehensif dan Terpadu
Anamnesa dan Pemeriksaan Penanganan dan Tinjut

Ibu hamil dengan Rujukan penang


masalah gizi gizi dan tinjutnya

Perencanaan
Ibu hamil 4 T p’salin aman di
faskes
Ibu hamil dgn Penanganan
komplikasi komplikasi dan
kebidanan rujukan
Poli KIA
Persalinan aman
Ibu hamil SEHAT
dan bersih
Bumil ANC
Rujukan penang
Ibu hamil dengan
PTM dan
PTM
tinjutnya

Ibu hamil dgn Rujukan penang


penyakit menular PM dan tinjutnya

Rujukan penang
Ibu hamil dengan
gg jiwa dan
gangguan jiwa 36
tinjutnya
Pencatatan dan Pelaporan
 Menggunakan form pencatatan yang ada (form integrasi program)
1. Buku KIA
2. Kartu ibu lembar KIA-2(kolom integrasi program )
3. Kohort antenatal lembar KIA-3a
4. Register antenatal care lembar KIA-5 setiap bulan.
5. Pencatatan dari program yang sudah ada (immunisasi, malaria, gizi, TB, KB
dll)

 Pelaporan :
1. LB3 KIA
2. PWS KIA
PWS Imm
3. Form sesuai LP terkait

 Pelaporan disepakati
PENGERTIAN PWS KIA

Alat manajemen untuk melakukan pemantauan


program KIA di suatu wilayah kerja secara
terus menerus, agar dapat dilakukan tindak
lanjut yang cepat dan tepat
TUJUAN PWS KIA
1. Memantau pelayanan KIA secara Individu melalui Kohort
2. Memantau kemajuan pelayanan KIA Dan cakupan
indikator KIA secara teratur dan terus menerus
3. Menilai kesenjangan pel KIA terhadap standar pelayanan
KIA
4. Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA
terhadap target yang ditetapkan
5. Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang
akan ditangani secara intensif berdasarkan besarnya
kesenjangan
6. Merencanakan tindak lanjut dengan SD yang tersedia
7. Meningkatkan peran aparat setempat dan menggerakkan
sasaran dan mobilisasi SD
8. Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat
untuk pemanfaatan pelayanan KIA
Pelaksanaan PWS KIA di Puskesmas
Pendataan dan
pencatatan Simpan dalam arsip/ Lemari
cakupan
program
Pendataan dan Pembuatan Tempel di papan ruang rapat
pencatatan grafik PWS
cakupan Simpan dalam arsip/ lemari
program
Pendataan dan Pembuatan Analisis hasil Tempel di papan ruang rapat
pencatatan grafik PWS pendataan
cakupan Simpan dalam arsip/ lemari
program

Pendataan dan Pembuatan Analisis hasil Didiskusikan Rencana aksi


pencatatan grafik PWS pendataan pada pertemuan dan tindak lanjut
cakupan bulanan
program

Umpan balik (feed back)

Siklus PWS di Puskesmas

Apakah ini sudah sesuai dengan siklus PWS yang seharusnya?

Anda mungkin juga menyukai