Anda di halaman 1dari 120

SELAMAT DATANG

Para Peserta :

BIMBINGAN TEKNIS
SATUAN PENGAWASAN INTERNAL
RUMAH SAKIT

Konsep – Aplikasi – Diskusi – Solusi


BIMBINGAN TEKNIS
KOMPETENSI SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RUMAH SAKIT
Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA
Akuntan Publik
Dewan Pengawas BLUD RS
Dosen Universitas Airlangga
Sekretaris Ikatan Akuntan Indonesia
Pengurus PERSI dan PP ARSADA
Anggota Tim Penyusun Peraturan BLUD

Yogyakarta, 29 April – 1 Mei 2013


Tujuan Bimtek SPI RS
1. Peserta memahami kedudukan, tugas, fungsi dan tanggung
jawab SPI.
2. Peserta mampu menyiapkan Panduan SPI (Internal Auditor
Standard Charter) untuk ditetapkan dengan SK Direktur RS.
3. Peserta mempunyai gambaran penyusunan pedoman
palaksanaan audit internal yang disahkan Direktur RS.
4. Peserta mampu menyusun program audit internal tahunan.
5. Peserta mempunyai kemampuan teknis dalam menganalisis
kasus dan memberikan rekomendasi manajemen.
6. Peserta mampu melaksanakan dan membuat laporan SPI.
Satuan Pengawas/Audit Internal
SPI merupakan salah satu bagian dari kegiatan
pengendalian dengan aktivitasnya melakukan
audit internal.
Audit Internal mempunyai pengertian sebagai
suatu fungsi penilaian yang independen, yang
didirikan dalam sebuah RS untuk menguji dan
mengevaluasi kegiatan RS tersebut sebagai
sebuah pelayanan yang menunjang
pengendalian internal yang baik.
PERAN AUDITOR INTERNAL
ORG
OBJECTIVE

ADDS VALUE &


IMPROVE OPERATIONS

RISK INTERNAL GOOD


MANAGEMENT CONTROL CORPORATE
GOVERNANCE

CATALYST / ASSURANCE &


CONSULTANCY
PERKEMBANGAN PARADIGMA AUDITOR INTERN

LAMA Faktor BARU

Watch Dog Peran Konsultan & Katalis


Detektif Pendekatan Preventif
Polisi Sikap Mitra Bisnis
Semua Kebijakan Ketaatan Kebijakan Relevan
Penyimpangan Fokus Penyelesaian Konstruktif
Terbatas Komunikasi Periodik
Financial/Compliance Audit Financial , Compliance, & Operational

Sempit Jenjang Karier Luas (training ground)


Maksud dan Tujuan SPI

a.Maksud.
Agar SPI dapat melaksanakan fungsinya dalam mengemban
tugas dan kewajibannya dengan baik secara professional
seperti yang diamanatkan dalam kebijakan serta strategi
operasi rumah sakit oleh manajemen dan pemegang saham,
maka dipandang perlu dilakukan pemberian kewenangan,
tujuan serta status dan keberadaannya didalam struktur
organisasi.
b.Tujuan.
Agar SPI dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan
kinerja rumah sakit dalam pencapaian tujuannya, maka
didalam kegiatan auditnya akan melakukan evaluasi atas
risiko serta kontrol didalam operasi rumah sakit yang meliputi
bidang finansial, operasional dan sistem informatika.
4. Visi

SPI secara profesional dapat memberikan nilai tambah dengan


membantu semua unit operasional didalam organisasi dalam
pencapaian tujuannya, sehingga mendapatkan pengakuan
keberadaannya dan menumbuhkan rasa hormat dari mitra
kerjanya.
5. Misi

SPI dibentuk dengan tujuan untuk membantu semua unit


operasional didalam rumah sakit dalam memenuhi kewajibannya
untuk mencapai tujuannya.

Untuk mencapai misi ini, SPI melakukan review dan evaluasi


secara sistimatis terhadap pengelolaan risk dan kontrol didalam
proses kegiatan operasi dan penerapan sistem corporate
governance. Setelah pelaksanaan auditnya akan memberikan
rekomendasi dalam bentuk laporan tertulis untuk meningkatkan
proses pengelolaan rumah sakit.
6. Kewenangan

1. Direktur memberikan kewenangan kepada SPI didalam


menjalankan fungsinya untuk, dalam waktu yang layak,
memperoleh informasi yang diperlukan dalam kaitan
auditnya dari seluruh jajaran direksi dan karyawan. Dengan
kewenangan ini, SPI dalam melakukan fungsinya berhak
melihat semua dokumen dan catatan, meminta keterangan
dari setiap anggota dewan direksi dan karyawan yang
berkewajiban membantu memberikan informasi yang
diperlukan oleh SPI dalam waktu yang layak, sehingga
memungkinkan untuk bekerja melakukan fungsinya secara
efisien dan efektif.
6. Kewenangan
2. SPI diberi kewenangan oleh pimpinan organisasi untuk
mengalokasikan sumberdaya audit, menentukan fokus,
ruang lingkup dan jadwal audit, serta menerapkan teknik
yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan audit. Jika
dipandang perlu, dalam menjalankan fungsinya SPI memiliki
kewenangan untuk mendapatkan saran dan nasehat dari
tenaga profesional (tenaga ahli) yang diperlukan.
3. SPI memiliki kewenangan untuk menyampaikan laporan
hasil audit dan melakukan konsultasi langsung dengan
Direktur atau Dewan Pengawas.
7. Tanggung Jawab (Akuntabilitas)

1) SPI memenuhi kewajiban ini dengan memonitor


kecukupan dan efektivitas sistem kontrol manajemen
organisasi dalam bidang-bidang finansial, operasional dan
sistem informatika.

2) SPI secara independen berkewajiban membantu Direktur


dan seluruh jajaran organisasi dengan mengevaluasi
kehandalan sistem komunikasi dan informasi dengan
meningkatkan sistem corporate governance di dalam
pengelolaan opersionalnya.
7. Tanggung Jawab (Akuntabilitas)

3) SPI berkewajiban memberikan penilaian dan rekomendasi


secara obyektif atas kegiatan operasi dalam pencapaian
tujuan dan sasarannya secara efektif, efisien, dan
ekonomis dalam bentuk penyampaian laporan secara
periodik bulanan dan tahunan.
4) SPI berkewajiban untuk mengarahkan perhatian
manajemen terhadap timbulnya risiko operasi yang
diakibatkan oleh perubahan lingkungan operasi/bisnis
yang muncul, dan hal-hal lain yang mempengaruhi hasil
dan kinerja.
7. Tanggung Jawab (Akuntabilitas)

5) Memastikan bahwa manajemen operasional telah


melakukan kewajibannya dalam mengembangkan sistem
kontrol dan manajemen risk dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran organisasi.
6) Memberikan informasi mengenai perkembangan (progres)
dan hasil-hasil pelaksanaan rencana audit tahunan dan
kecukupan sumberdaya audit yang keanggotaannya.
8. Ruang Lingkup Audit

Untuk memenuhi tujuan tersebut, ruang lingkup pekerjaan SPI


akan mencakup:
1. Memastikan bahwa sistem kontrol dan manajemen risk
telah memadai, bekerja secara efisien dan ekonomis,
serta berfungsi secara efektif dalam mencapai tujuan dan
sasaran atau program organisasi yang telah dicanangkan.
2. Mengevaluasi ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
kebijakan serta prosedur anggaran dasar rumah sakit.
8. Ruang Lingkup Audit

3. Mengevaluasi kehandalan dan integritas informasi


keuangan, operasional, dan teknologi informatika.
4. Menilai kecukupan sarana-sarana untuk menjaga dan
melindungi semi aset dan reputasi rumah sakit.
5. Melaksanakan penugasan khusus yang relevan dengan
ruang lingkup pekerjaan tersebut di atas, seperti,
evaluasi, penyelidikan dan pengungkapan atas
penyimpangan, kecurangan dan pemborosan dalam
kaitannya pencapaian tujuan.
9. Standard Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam melaksanakan fungsinya, mengacu dan merujuk pada
berbagai peraturan dan ketentuan intern dan pedoman yang
terdapat dalam berbagai standar profesional audit internal, yaitu:
a. Standar Operating Procedures lnternal Audit serta
pemutakhirannya.
b. Semua peraturan pemerintah yang telah diberlakukan oleh
manajemen rumah sakit.
c. Standar Audit dan Kode Etik dari The Institute of Internal
Auditors Inc., sebagaimana telah diendorse oleh Direktur,
Jenis Audit Internal
1. Audit Keuangan adalah melakukan penilaian tentang pengelolaan
keuangan dana yang dikelola.
2. Audit Non-Keuangan yang terdiri dari:
a. Audit Kepatuhan atas peraturan perundang-undangan.
b. Audit Kinerja untuk menentukan bagaimana suatu unit kerja mampu
mengelola penggunaan sumber daya secara ekonomis, efektif dan
efisien dalam memenuhi misi dan tujuan program.
c. Audit Pengendalian Internal untuk mengetahui bahwa deSPIn dan
implementasi pengendalian internal telah memadai (baik).
3. Audit Bertujuan Khusus :
a. tindak lanjut temuan (internal dan eksternal )
b. investigasi atas dasar permintaan.
PERENCANAAN AUDIT TAHUNAN
DAN ANGGARAN
Rencana audit meliputi :
1. Unit kerja mana yang akan diperiksa;
2. Kapan akan dilakukan;
3. Berapa lama dilakukan; berapa orang tenaga
yang dibutuhkan;
4. Tim yang akan melakukan audit;
5. Berapa anggaran biayanya.
Penentuan Skedul Kerja

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Temuan audit periode sebelumnya.
2. Evaluasi risiko, berdasarkan kompleksitas dan
materialitas pengelolaan unit kerja.
PENGENDALIAN MUTU AUDIT
Untuk tetap menjaga mutu kegiatan audit, SPI menyusun program
untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit yang dilakukan, terdiri dari :
1. Supervisi
untuk memastikan adanya kepatuhan terhadap standar audit,
kebijakan, prosedur, dan program audit yang telah disusun.
2. Review Internal
untuk memastikan apakah tugas dan sasaran telah mencapai
sesuai yang diharapkan.
3. Review Eksternal
untuk menilai mutu audit, kerja SPI harus direview oleh pihak
eksternal, misalnya Dewas BLUD.
Pengendalian Mutu : Supervisi
No Fokus Audit Tujuan Audit Teknik Audit Tanggal Pemantauan
Oleh Ketua Tim
1 Saldo Kas Kebenaran Menghitung 3 Mei 11
posisi kas uang tunai
2 Tagihan Mengetahui Menghitung tarif
Pasien selisih Perbub dan
Jamkesmas pendapatan klaim untuk 10 Jun 11
pasien yang
sama
3 Setoran bank Kebenaran Menghitung
jumlah penerimaan kas
setoran bank dan 11 Jun 11
mencocokkan
dengan slip
setoran
Pengendalian Mutu : Review Internal
Penilaian
No Tugas Utama Baik Baik Cukup Kurang
Sekali
1 Tugas SPI telah sesuai dengan
tujuannya yaitu memberi
bantuan kepada Direktur

2 Dalam menjalankan tugas, SPI


telah membuat analisis di
bidang pelayanan, umum dan
administrasi

3 SPI telah melakukan identifikasi


kemungkinan meningkatkan
efisiensi dan produktivitas

4 Ruang lingkup pekerjaan dan


kegiatan yang diaudit diarahkan
oleh Direktur
Pengendalian Mutu : Review Eksternal
Penilaian
No Materi Yang Dinilai Baik
Sekali Baik Cukup Kurang
1 Pemahaman terhadap temuan audit
dan rekomendasinya
2 Umpan balik dari auditee

3 Profesionalisme kerja SPI

4 Ketaatan terhadap rencana audit


5 Tidak ada hal-hal yang mengejutkan
6 Efisiensi biaya pelaksanaan audit

7 Pembinaan anggota SPI

8 Umpan balik dari manajemen


HUBUNGAN SPI DENGAN AUDITOR
EKSTERNAL
1. Auditor eksternal atau Kantor Akuntan Publik yang
melakukan audit atas laporan keuangan tujuannya adalah
memberi opini atas kewajaran laporan keuangan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
2. Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan
manajemen dalam menjalankan tanggung jawab mereka
secara efektif. Auditor internl bertindak sebagai penilai
independen untuk menelaah operasional RS dengan
mengkur dan mengevaluasi kecukupan pengendalian,
efisiensi dan efektivitas kinerja RS.
3. SPI dan auditor eksternal harus berkoordinasi. Teknik-
teknik audit yang digunakan antar keduanya bisa jadi
serupa, namun tujuannya berbeda.
Bentuk Hubungan SPI dan Auditor
Eksternal
1. Perencanaan audit agar tidak tumpang tindih
2. Pinjam-meminjam kertas kerja pemeriksaan.
3. Penelahaan pengendalian internal RS dan
identifikasi risiko pengendalian.
4. Evaluasi tindak lanjut hasil audit periode
sebelumnya.
5. Pelaksanaan observasi fisik.
6. Diskusi temuan audit.
Perbedaan antara SPI dan Auditor Eksternal

Auditor Eksternal
SPI • Merupakan pihak indepnden dari luar
• Merupakan pegawai rumah RS.
sakit. • Melayani pihak ketiga atas laporan
• Melayani kebutuhan organisasi. keuangan.
• Fokus pada peristiwa historis.
• Fokus pada peristiwa ke depan. • Sekali-sekali memperhatikan
• Langsung berkaitan dengan pencegahan dan pendeteksian
pencegahan kecurangan. kecurangan secara umum.
• Independen terhadap aktivitas • Independen terhadap manajemen baik
secara fakta maupun penampilan.
yang diaudit.
• Menelaah catatan-catatan pendukung
• Menelaah aktivitas secara keuangan secara periodik.
terus-menerus.
TAHAP PERSIAPAN AUDIT

1. Penelitian pendahuluan
2. Metode pendekatan audit
3. Penetapan penugasan
4. Pengarahan kepada anggota tim
5. Pemberitahuan audit
Penelitian Pendahuluan
1. Dalam perencanaan audit tahunan, anggota SPI dibagi pada unit-
unit kerja berdasarkan kompetensi dan tingkat risiko unit kerja
yang bersangkutan secara lebih spesifik. Setiap unit kerja memiliki
tingkat risiko yang berbeda. Misal, Instalasi RJ mempunyai tingkat
risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan Instalasi Farmasi.
2. Anggota Tim harus memperhatikan alur pekerjaan (flow of work)
unit kerja, memahami tujuan unit kerja, mengidentifikasi risiko,
mengetahui pusat pengendalian utama, memahami gaya
manajemen, dan memperhatikan latar belakang karyawan.
3. Dengan demikian SPI dapat mengembangkan program audit
sesuai kebutuhan, alokasi SDM dan menciptakan landasan yang
kuat untuk pelaksanaan audit.
Langkah-langkah perencanaan masing-
masing penugasan
1. Pengumpulan informasi :
 Bagan organisasi dan uraian tugas
SOP dan kebijakan auditee
Target dan anggaran auditee
Laporan auditee
Laporan dari pihak eksternal
Laporan audit sebelumnya
Berdasarkan analisis tersebut dapat
2. Analisis Informasi : diketahui permasalahan sebelumnya
Analisis rasio yang masih terjadi, kemungkinan
Analisis tren adanya masalah baru dan adanya
tekanan di unit kerja auditee yang
Analisis penyimpangan
akan diperiksa
Analisis pencapaian
dan lain-lain
3. Membuat Hipotesis
 Berdasarkan hasil analisis informasi, SPI dapat
membuat perkiraan mengenai kondisi
pengendalian yang ada di unit kerja auditee
sekaligus risiko yang mungkin terjadi, baik risiko
operasional maupun risiko bawaan.
 Hipotesis diperlukan agar pemeriksaan lebih
fokus dan pengendalian kualitas pemeriksaan
atau untuk memonitor aktivitas anggota tim.
 Jika hipotesis tidak terbukti, Ketua Tim tidak
boleh menerima begitu saja. Jaki kembali
informasi, jika perlu lakukan lagi pengujian.
Contoh Hipotesis :
 Masih terdapat obat kadaluwarsa dalam
jumlah signifikan.
 Pemantauan piutang sangat lemah.
 Administrasi pelayanan rawat inap sangat
lemah
 Jumlah resep tidak terlayani cukup signifikan
 Biaya ambulan tidak terkendali
 Pemakaian film radiologi tidak efisien
Metode Pendekatan Audit
Berdasarkan hipotesis, SPI harus dapat menggunakan metode pendekatan, yang
meliputi :
1. Pengambilan sampel
 Non statistik
 Statistik
2. Teknik-teknik pengujian
 Menilai keandalan SOP
 Menilai sejauh mana tujuan auditee telah dicapai
Menilai sejauh mana sumber daya dimanfaatkan secara efektif dan efisien
Menilai cara yang digunakan untuk mengamankan aset RS
Memastikan kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan
peraturan yang mempunyai dampak signifikan terhadap operasional RS.
Teknik-teknik Audit :
1. Memeriksa (examine)
2. Membandingkan (compare)
3. Memeriksa dokumen dasar (vouching)
4. Menganalisis (analyze)
5. Mengecek (check)
6. Menginspeksi (inspect)
7. Bertanya (inquire)
8. Merekonsiliasi (reconcile)
9. Mengkonfirmasi (confirm)
10. Menghitung (calculate)
11. Footing dan cross footing
12. Menelusuri (trace)
13. Memverifikasi (verify)
Penetapan Penugasan
Adalah pemberitahuan kepada auditor SPI
sebagai dasar untuk melakukan audit
sebagaimana telah ditetapkan dalam rencana
audit tahunan RS.
Penetapan penugasan disampaikan oleh Kepala
SPI kepada Ketua Tim yang diketahui Direktur RS
dalam bentuk surat penugasan.
Surat Penugasan Audit
No. : 234/SPI/Aud/1/2011
Kepala SPI RSUD XXX dengan ini menugaskan kepada :
1. Sulaksono – Sebagai Ketua Tim
2. Ahmad Siregar – Sebagai Anggota
3. Antony Melintang – Sebagai Anggota
Untuk melakukan audit pada Unit Rawat Jalan.
Jangka waktu audit : 4 Juli s/d 12 Juli 2011

Jakarta, 3 Juli 2011

Kepala SPI Mengetahui


Direktur RSUD XXX

------------------------ -------------------------
Pengarahan Kepada Anggota Tim
1. Tujuan : membagi tugas, mengarahkan mereka yang
bertugas di area yang mengandung risiko tinggi dan
memberi instruksi khusus.
2. Manfaat :
 kejelasan pengendalian internal dan risiko
 peninjauan khusus atas hal-hal yang diprioritaskan
 kerjasama yang andal antar anggota tim
 penentuan komposisi kompetensi anggota tim
 pengaturan kerja dan pengaturan tim saling melengkapi
satu sama lain.
Pemberitahuan Audit
Selain surat penugasan yang diserahkan kepada Tim
Audit, dalam pelaksanaan audit harus dilengkapi
dengan surat pemberitahuan audit dari Kepala SPI
kepada Auditee, yang berisi :
1. Penegasan kembali wewenang SPI
2. Rencana pertemuan awal dengan Kepala Unit Kerja
(auditee)
3. Susunan ketua dan anggota tim
4. Informasi yang diperlukan
SATUAN PEMERIKSA INTERNAL
RSUD XXX JAKARTA

Jakarta, 3 Juli 2011


Kepada
Yth. Kepala Instalasi Rawat Jalan
RSUD XXX di Jakarta

Perihal : Audit rutin Semester I Tahun 2011

Sesuai dengan wewenang dari Satuan Pemeriksa Internal (SPI) RSUD XXX yang
dituangkan dalam Pedoman Kerja SPI yang ditetapkan oleh Direktur RSUD XXX
tanggal .............................. 20XX, dengan ini kami menugaskan Tim Audit yang
terdiri dari :
1. Sulaksono – Sebagai Ketua Tim
2. Ahmad Siregar – Sebagai Anggota
3. Antony Melintang – Sebagai Anggota

Ruang Lingkup Tugas :


Audit menyeluruh terhadap kegiatan operasional Instalasi Rawat Jalan periode
1 Januari sampai dengan 30 Juni 2011.

Jangka Waktu Audit : 4 Juli sampai dengan 12 Juli 2011

Untuk kelancaran Tugas Tim Audit, diminta saudara sepenuhnya dalam


penyediaan data-data yang berkaitan dengan tugas tim tersebut.

Demikian harap maklum.

Kepala SPI RSUD XXX

--------------------------------
Tips saat penyampaian surat pemberitahuan :
1. Upayakan terjadi komunikasi yang positif, ada
keterbukaan untuk menggali informasi pendahuluan
yang dapat mendukung efektivitas audit.
2. Tunjukkan sikap profesional yang memberi kesan
bahwa SPI akan memberi kontribusi positif bagi RSUD
umumnya dan auditee khususnya.
3. Data yang diperlukan sudah dipersiapkan dalam
bentuk daftar khusus dan disampaikan kepada
auditee dengan penjelasan yang cukup.
4. Terdapat ruangan yang memadai agar auditor dapat
bekerja dengan baik di tempat auditee.
PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT
Disusun berdasarkan :
1. Hasil penelitian pendahuluan
2. Hasil audit periode sebelumnya
3. Informasi lain
Waktu penyusunan :
Sebelum Tim Audit berangkat , namun tidak
menutup kemungkinan dilakukan perubahan di
lapangan memperhatikan kondisi kerja yang ada.
Persyaratan Program Audit
1. Merupakan dokumentasi program audit bagi
SPI dalam mengumpulkan, menganalisis,
menginterprestasi, dan mendokumentasikan
informasi selama pelaksanaan audit,
termasuk catatan untuk audit yang akan
datang.
2. Menyatakan tujuan audit.
3. Menetapkan luas, tingkat dan metodologi
audit
SPI RSUD XXX
PROGRAM AUDIT INSTALASI RAWAT JALAN

Pelaksanaan Audit : 4 Juli s/d 12 Juli 2011


Tim Audit :
1. Sulaksono – Sebagai Ketua Tim
2. Ahmad Siregar – Sebagai Anggota
3. Antony Melintang – Sebagai Anggota

No Fokus Audit Tujuan Audit Teknik Audit Target Waktu


1 Jumlah pasien Memastikan  Periksa daftar
kebenaran kunjungan
jumlah pasien RJ  Periksa rekam 4 – 6 Juli 2011
medis
 Konfirmasi
(sampling)
2 Jam kerja pelayanan Memastikan  Menghitung
kepatuhan jam standar jam
Poli RJ kerja pelayanan
 Memeriksa 7 – 8 Juli 2011
absensi dokter
dan perawat

3 Pendapatan Rawat Jalan Memastikan  Menghitung


kebenaran pendapatan
jumlah normatif
pendapatan RJ  Menghitung
realisasi 9 – 12 Juli
pendapatan 2011
 Menghitung
deviasi
pendapatan
normatif dan
realisasi
PELAKSANAAN AUDIT KEUANGAN
Ruang Lingkup (namun tidak terbatas pada) :
1. Audit Kas
2. Audit Bank
3. Audit Piutang
4. Audit Persediaan
5. Audit Utang Supplier
6. Audit Utang Jasa Layanan
Audit Kas
1. Tujuan :
a. Untuk memastikan bahwa uang kas yang ada sesuai dengan jumlah
yang terlaporkan.
b. Memastikan saldo kas optimal.
c. Memastikan pengendalian internal kas baik.

2. Prosedur :
a. Melakukan perhitungan kas .
b. Menghitung ulang kebenaran jumlah footing – cross footing
c. Pemeriksaan bukti pengeluaran.
d. Mencocokkan BS dengan aturannya baik yang sudah dipertanggung
jawabkan maupun belum.

Asumsi : RSUD XXX menerapkan metode imprest.


Perhitungan Jumlah Optimal Saldo
Kas
Dasar Perhitungan :
Kebutuhan rata-rata pembayaran tunai selama
periode tertentu, misal 1 minggu).

Perhitungan :
(Pengeluaran Tunai dengan Kas Sebulan/30 ) x 7
PERHITUNGAN KAS

Pada hari ini, tanggal ....... telah dilakukan perhitungan kas, dengan hasil
sebagai berikut :

No Pecahan Lembar/Koin Jumlah


A. Uang Tunai
1 100.000 20 2.000.000
2 50.000 55 2.250.000
3 20.000 35 700.000
4 10.000 315 3.150.000
5 5.000 25 125.000
6 2.000 20 40.000
7 1.000 10 10.000
8 500 100 50.000
9 200 0 0
10 100 50 5.000
11 50 0 0
Jumlah Uang Tunai 8.330.000
B. Bon Sementara
1. Kasman 750.000
2. Paiman 200.000
3. Raiman 350.000
Jumlah Bon Sementara 1.300.000
C. Pengeluaran Belum Diisi Kembali
1. Konsumsi 2.500.000
2. Pemeliharaan 3.500.000
Jumlah Pengeluaran Belum Diisi 6.000.000
14.630.000
Jumlah Plafon Kas 15.000.000
Selisih Kurang 370.000

Temuan Auditor :
1. Selisih Rp 370.000,- tidak dapat dijelaskan.
2. BS a/n Paiman lewat batas 25 hari.

Jakarta, ......................... 2011

Pemegang Kas Anggota Tim SPI

.................................. ..................................
Audit Bank
1. Tujuan
a. Memastikan bahwa saldo dana di bank sesuai dengan
jumlah yang dilaporkan, dan tidak ada pembatasan
penggunannya.
b. memastikan pengendalian internal bank baik
2. Prosedur
a. Dapatkan buku bank untuk pencatatan rekening yang
bersangkutan.
b. Lakukan footing dan cross footing
c. Lakukan vouching
d. Dapatkan rekening korang bank
e. Lakukan review rekonsiliasi
f. Dapatkan penjelasan atas saldo bank, jika tidak rekonsile
RSUD XXX
REKONSILIASI BANK
Nama Bank : ............................
Nomor Rekening : ............................
Per Tanggal : 30 Juni 2011

No Uraian R/K Bank Buku RS


1 Saldo sebelum rekonsiliasi 3.405.968.209 3.598.102.968
2 Rekonsiliasi
a Cek dalam peredaran
No. ........... (400.000.000)
No. ........... (230.485.600)
No. ........... (345.811.341)

b Penerimaan belum disetor


Instalasi ............. 424.237.854
Instalasi ............. 147.425.909
Instalasi ............. 194.138.749
Instalasi ............. 398.494.741
Instalasi ............. 45.905.892

c Jasa Giro 52.245.556


d PPh Jasa Giro (10.449.111)
e Biaya Administrasi (25.000)
3 Saldo setelah rekonsiliasi 3.639.874.413 3.639.874.413

Jakarta, .........................

Pemegang Rekening Anggota Tim SPI

-------------------------- ----------------------------

Temuan Auditor :
1. Cek dalam peredaran No. ..................... Sebesar Rp 345.811.341
dibayarkan kepada rekanan CV. XXX telah dikeluarkan sejak 2 Januari
2010.
2. Pemegang rekening belum dapat membuat rekonsiliasi bank.
Perhitungan Optimalisasi Saldo
Bank
Dasar :
Motif berjaga-jaga untuk menjamin likuiditas
selama periode tertentu, misalnya 2 minggu.

Perhitungan :

Biaya Tunai Setahun/52 x 2


Audit Piutang
1. Tujuan
a. Meyakini bahwa jumlah piutang tersebut ada
b. Meyakini kebenaran pisah batas (cut off) piutang
c. Meyakini bahwa jumlah piutang tersebut kemungkinan dapat
ditagih/diterima
d. Meyakini bahwa jumlah piutang optimal.
e. Memastikan pengendalian internal piutang baik
2. Prosedur
a. Dapatkan kartu piutang
b. Lakukan footing dan cross footing
c. Lakukan vouching
d. Uji pisah batas, hubungkan dengan pengakuan pendapatan dan penerimaan
bank
e. Review umur piutang dan analisis kewajaran penyisihannya
f. Lakukan konfirmasi piutang
Uji Pisah Batas
Prosedur
1. Dapatkan saldo awal Piutang (misalnya per 31 Desember 2010) = Rp
1.300
2. Dapatkan pengakuan pendapatan Semester 1 tahun 2011 (misalnya Rp
5.600)
3. Dapatkan penerimaan dari pelanggan Semester 1 tahun 2011 (misalnya
Rp 4.500)
4. Hitung saldo Piutang per 30 Juni 2011
5. Cocokkan dengan saldo buku Piutang per 30 Juni 2011, misal Rp 3.000
6. Hitung selisih butir 4 – 5. Jika terdapat selisih, lakukan perhitungan ulang
atas pengakuan piutang tiap bulan dan minta penjelasan pihak yang
bertanggung jawab atas selisih piutang tersebut.
Perhitungan Pisah Batas :
No Uraian Jumlah
1 Piutang, 31 Desember 2010 1.300
2 Pendapatan jasa layanan semester 1 tahun 5.600
2011
3 Jumlah yang dapat ditagih dalam semester 1
tahun 2011 6.900
4 Penerimaan piutang selama semester 1
tahun 2011 4.500

5 Saldo Piutang seharusnya, 30 Juni 2011 2.400


6 Saldo Piutang tercatat, 30 Juni 2011 3.000
7 Selisih lebih pencatatan piutang, 30 Juni
2011 600
RSUD XXX
DAFTAR UMUR PIUTANG
PER 30 JUNI 2011

Umur Piutang
No Debitur Jumlah
≤ 6 bulan > 6 bulan > 12 bulan
≤ 12 bulan
1 Umum 500 500 0 0
2 Jamkesmas 1000 600 400 0
3 Pemda - Jamkesda 200 100 50 50
4 Jamsostek 100 50 40 10
5 Askes 50 50 0 0
6 PT XXX 100 0 0 100
7 PT XYX 50 0 50 0
8 PT KLM 500 500 0 0
9 PT HIJ 500 0 0 500
Jumlah 3000 1800 540 660
Prosentase Penyisihan 0% 50% 100%
Jumlah Penyisihan 930 0 270 660
RSUD XXX

Kepada
Yth. PT XYX
Di ............................

Perihal : Konfirmasi Piutang per 30 Juni 2011

Berdasarkan catatan kami, saldo piutang atas biaya pengobatan yang menjadi tanggungan PT XYX
per tanggal 30 Juni 2011 sebesar Rp 50.

Mohon jawaban Saudara dengan mengisi form di bawah ini dan mengirimkan kembali kepada :

SPI RSUD XXX


Jl. .................
U/p Sdr. .......

Demikian atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

RSUD XXX
Direktur

-----------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kepada
Yth. SPI RSUD XXX
Jl. .......................

Peihal : Jawaban Konfirmasi Piutang

Menunjuk surat Direktur RSUD XXX No. ..............., tanggal ................... bersama ini kami sampaikan
bahwa saldo hutang kami sebesar Rp 50 adalah (COCOK/TIDAK COCOK*).

Demikian harap maklum

PT XYX

Bag. Keuangan
Ilustrasi temuan atas piutang :
1. Terlambat dalam pengakuan piutang akibat
keterlambatan verifikasi dan proses klaim.
2. Kesalahan dalam perhitungan piutang akibat
dari kesalahan komponen yang seharusnya
dibebankan kepada pasien.
3. Tidak terincinya jumlah piutang secara tepat
per masing-masing debitur.
4. Kesalahan pengurangan piutang dari
pembayaran yang tidak jelas.
5. Kurang agresif dalam penagihan.
Perhitungan Optimalisasi Saldo
Piutang
Dasar :
Rata-rata target umur piutang setiap jenis
debitur, misal 2 bulan :

Perhitungan :
Pendapatan Setahun/12 x 2

Catatan : dibuat untuk setiap debitur.


Audit Persediaan
1. Tujuan :
a. untuk memastikan keberadaan persediaan
b. untuk memastikan metode penilaian apakah sesuai
dengan SAK
c. Untuk memeriksa apakan persediaan kadaluwarsa telah
jumlah kewajaran persediaan kadaluwarsa
d. Untuk mengetahui bahwa persediaan sesuai dalam
jumlah dan jenis sesuai dengan resep yang dikeluarkan
e. Memastikan bahwa jumlah persediaan optimal
f. Untuk memastikan apakah pengendalian internal
persediaan baik.
2. Prosedur Audit Persediaan :
a. Lakukan perhitungan fisik persediaan
b. Periksa kebenaran unit cost persediaan
c. Cek perhitungan perkalian dan
penjumlahan
d. Periksa cut off pembelian dan cut off
pemakaian/penjualan
e. Cek mekanisme penerimaan, penataan
dan pengeluaran barang, apakah dapat
menjamin FEFO (first expired first out)
RSUD XXX
PERHITUNGAN FISIK PERSEDIAAN
PER TANGGAL 30 JUNI 2011

Nama
No Persediaan Satuan Kuantum Penyesuaian Saldo Saldo Selisih
Hitung Tambah Kurang Hitung Kartu
RSUD XXX
PERHITUNGAN SELISIH PERSEDIAAN
PER TANGGAL 30 JUNI 2011

No Nama Satuan Saldo Hitung Saldo Hitung Saldo Hitung


Persediaan

Jumlah Rp UC Rp Total Jumlah Rp UC Rp Total Jumlah Rp UC Rp Total

Jumlah
Unit Cost Persediaan
1. Metode
a. Rata-rata tertimbang
b. FIFO (First in First out) atau masuk pertama
keluar pertama
2. Prinsip
a. Unit cost untuk menghitung nilai persediaan di
neraca dan pengukuran nilai pemakaian bahan
b. Unit cost digunakan untuk menentukan harga
jual/tarif
PERHITUNGAN UNIT COST PERSEDIAAN

No Uraian Kuantum Harga Jumlah


METODE RATA-RATA
1 Saldo, 31 Dec 2010 5.000 1.000 5.000.000

Pembelian selama semester 1


2 tahun 2011 30.000 Aneka 35.000.000
3 Jumlah yang dapat digunakan 35.000 40.000.000
Unit cost = Rp
4 40.000.000/35.000 satuan 1.143
5 Biaya Bahan dan Penjualan 20.000 1.143 22.857.143
6 Saldo, 30 Juni 2011 15.000 1.143 17.142.857

METODE FIFO
6 Saldo, 30 Juni 2011, terdiri dari :

a) ex pembelian 29 Juni 2011 10.000 1.200 12.000.000


b) ex pembelian 20 Juni 2011 5.000 1.100 5.500.000

Jumlah 15.000 17.500.000


5 Biaya Bahan dan Penjualan 20.000 22.500.000
Uji Pisah Batas Persediaan
Prosedur untuk masing-masing jenis persediaan,
lakukan secara sampling :
1. Dapatkan hasil perhitungan fisik periode lalu, misalnya 31
Desember 2010
2. Dapatkan rekapitulasi pembelian persediaan selama
semester 1 tahun 2011
3. Dapatkan rekapitulasi pemakaian bahan dan penjualan
selama semester 1 tahun 2011
4. Hitung saldo per 30 Juni 2011
5. Bandingkan dengan perhitungan fisik per 30 Juni 2011
6. Hitung selisih antara (4 – 5).
Perhitungan Pisah Batas Persediaan
Nama Persediaan : xxxxx Satuan : xxx
No Uraian Jumlah
1 Saldo persediaan, 31 Desember 2010 5.000
2 Pembelian selama semester 1 tahun 2011 30.000
3 Jumlah yang dapat digunakan dalam
semester 1 tahun 2011 35.000
4 Pemakaian dan Penjualan selama semester
1 tahun 2011 20.000

5 Saldo Persediaan seharusnya, 30 Juni 2011 15.000


6 Saldo Persediaan tercatat, 30 Juni 2011 12.500
7 Selisih kurang pencatatan persediaan, 30
Juni 2011 2.500
Perhitungan Optimalisasi
Persediaan
Dasar :
Motif berjaga-jaga persediaan dengan
mempertimbangkan kelancaran operasional dan
risiko persediaan. Misal, kebutuhan 1 bulan.

Perhitungan :
Biaya Bahan Setahun/12
Audit Utang Supplier
Tujuan
1. Seluruh pembelian barang dan jasa yang diterima dan ditagih telah dicatat.
2. Akrual dicatat untuk seluruh barang dan jasa yang diterima namun belum
ditagih oleh pemasok.
3. Seluruh utang yang dicatat merupakan penerimaan barang atau jasa oleh
RS.
4. Seluruh pembelian yang dicatat terjadi pada periode yang bersangkutan
(cut off).
5. Faktur pembelian telah dicatat dengan benat.
6. Jumlah dalam faktur pembelian telah dihitung secara benar.
7. Memastikan bahwa jumlah utang optimal.
8. Untuk memastikan bahwa pengendalian internal utang baik.
Program Audit :
1. Minta daftar rincian utang.
2. Cocokkan dengan mutasi pembelian.
3. Cocokkan dengan mutasi pembayaran.
4. Cocokkan dengan data retur pembelian.
5. Lakukan vouching.
6. Lakukan rekalkulasi pencatatan utang
berdasarkan faktur (utang, PPN dan PPh)
7. Lakukan perhitungan cut off.
8. Lakukan konfirmasi utang.
Perhitungan Cut Off Utang Supplier
No Uraian Jumlah
1 Saldo Utang, 31 Desembe 2010 500.000
2 Penerimaan barang dan jasa selama
semester 1 tahun 2011 10.600.000
3 Jumlah utang yang harus dibayar 11.100.000
4 Pembayaran utang selama semester 1 tahun
2011 10.000.000
5 Saldo utang seharusnya, 30 Juni 2011 1.100.000
6 Saldo utang tercatat, 30 Juni 2011 NIHIL
7 Selisih pencatatan 1.100.000

Penjelasan selisih :
Selisih disebabkan karena sistem pencatatan basis kas. Bagian Keuangan baru
menerima dokumen pembelian ketika akan diSPJkan (dibayar).
Perhitungan Optimalisasi Utang
Supplier
Dasar
Kelancaran supply dengan tetap menjaga
likuiditas. Misal ditetapkan 1 bulan, sama
dengan perputaran persediaan.

Perhitungan
Kebutuhan persediaan 1 tahun/12
Audit Utang Jasa Layanan
Tujuan
1. Meyakini bahwa seluruh jasa layanan telah dicatat sesuai
dengan periode pengakuan pendapatan.
2. Akrual dicatat untuk seluruh biaya jasa layanan yang masih
hars dibayar.
3. Seluruh jasa layanan yang dicatat terjadi pada periode yang
bersangkutan (cut off).
4. Meyakini bahwa jumlah hutang jasa pelayanan memadai.
5. Untuk memastikan bahwa pengendalian internal jasa layanan
baik.
Prosedur
1. Minta rincian utang jasa layanan
2. Lakukan rekalkulasi, footing dan cross footing
3. Cocokkan dengan data pelayanan dan
pencatatan pendapatan akrual
4. Cocokkan dengan data pembayaran
5. Hitung kebenaran jumlah kewajiban PPh 21
Catatan :
Utang jasa layanan harus dapat dirinci secara
individual.
Perhitungan Cut Off Utang Jasa
Layanan
No Uraian Jumlah
1 Saldo Utang, 31 Desembe 2010 100.000
2 Perhitungan jasa layanan sesuai kinerja
selama semester 1 tahun 2011 3.500.000
3 Jumlah utang yang harus dibayar 4.600.000
4 Pembayaran utang selama semester 1 tahun
2011 3.100.000
5 Saldo utang seharusnya, 30 Juni 2011 1.500.000
6 Saldo utang tercatat, 30 Juni 2011 NIHIL
7 Selisih pencatatan 1.500.000

Penjelasan selisih :
Selisih disebabkan karena sistem pencatatan basis kas. Bagian Keuangan tidak
melaporkan jasa pelayanan sesuai kinerja pelayanan periode yang bersangkutan.
Perhitungan Optimalisasi Hutang
Jasa Layanan
Dasar :
Kelancaran pembayaran dengan tetap menjaga
likuiditas dan citra RS. Misal ditetapkan
maksimal 1 bulan.

Perhitungan :
Biaya Jasa Layanan Setahun / 12
AUDIT PENGENDALIAN INTERNAL
Tujuan
1. Untuk memastikan bahwa deSPIn pengendalian internal telah
memadai.
2. Untuk memastikan bahwa pengendalian internal yang ditetapkan
telah berjalan baik.

Manfaat Pengendalian Internal


1. Keandalan pelaporan keuangan (tujuan pelaporan keuangan).

2. Efektivitas dan efesiensi operasional (tujuan operasi).

3. Kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku


(tujuan kepatuhan).
Komponen Pendalian
Intern
1. Control Environment (Lingkungan
Pengendalian)
2. Risk Assessment (Penilaian Risiko)
3. Control Activities (Aktivitas Pengendalian)
4. Information and Communication
(Informasi dan Komunikasi)
5. Monitoring (Pemantauan)

76
Jenis risk pengendalian
Berdasarkan kerangka pengendalian COSO,
setiap unit kerja atau aktivitas utama perlu
memiliki:
(1) Lingkungan pengendalian yang mendukung
(control environment).
(2) Penelaahan terhadap risk pengendalian (risk
assessment).
(3) Tindakan pengendalian yang efektif (control
MONITORING activities).

ACTIVITY 3
(4) Informasi dan komunikasi antar pihak

ACTIVITY 2
pengelola dan pengawasan keuangan
ACTIVITY 1
INFORMATION AND
Komponen sistem pengendalian

(information & communication).


COMMUNICATION
UNIT B
(5) Pemantauan secara berkala terhadap
UNIT A

efektivitas sistem pengendalian tersebut


CONTROL ACTIVITIES (monitoring).

Sistem pengendalian di atas ditujukan untuk


menekan atau menghapuskan risk
RISK ASSESSMENT pengendalian sehubungan dengan:
(A) Efektivitas dan efisiensi operasi (operations)
CONTROL ENVIRONMENT (B) Keandalan pelaporan keuangan (financial
reporting); dan
Unit kerja/ (C) Kepatuhan pada ketentuan yang berlaku
aktivitas
utama
(compliance).
(value chains)
PERSPEKTIF SPI

K
E
K G
PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN E I
G A
U I
T
N A
INFORMASI DAN KOMUNIKASI U I
T
A
N T B A N
I 2
N
T A
KEGIATAN PENGENDALIAN 1

PENILAIAN RISIKO

LINGKUNGAN PENGENDALIAN

78
Ps. 4

Ps. 13

Ps. 18

Ps. 41

BACK
Ps. 43 79
Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian
terdiri dari tindakan,
kebijakan, prosedur yang
mencerminkan sikap
keseluruhan top manajemen,
direktur, dan pemilik suatu
rumah sakit terhadap
pengendalian dan pentingnya
pengendalian tersebut bagi
rumah sakit.
Lingkungan Pengendalian
Unsur-unsur yang perlu dipahami dan dinilai oleh auditor:
1. Integritas dan nilai etika
2. Komitmen terhadap kompetensi
3. Partisipasi dewan komisaris dan komite audit
4. Filosofi dan gaya operasi
5. Struktur Organisasi
6. Pemberian wewenang dan tanggung jawab
7. Kebijakan dan praktik SDM
Penaksiran Risiko

Mekanisme untuk
mengidentifikasikan,
menganalisis, dan mengelola
berbagai risiko dalam organisasi
atau rumah sakit dihubungkan
dengan tujuan yang ingin dicapai
Penaksiran Risiko
Risiko bisa muncul karena:
– Perubahan lingkungan operasional
– Personel baru
– Sistem informasi baru atau perubahan sistem informasi
– Pertumbuhan cepat
– Tehnologi baru
– Produk atau aktivitas baru
– Restrukturisasi korporasi
– Operasional luar negeri
– Standar baru
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan
prosedur yang membantu memastikan bahwa
arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas
pengendalian meliputi:
Review kinerja
Pengolahan informasi
Pengendalian fisik
Pemisahan tugas

84
Aktivitas Pengendalian – Pengolahan Informasi
1. General Control
Pengendalian organisasi dan operasional
Pengendalian pengembangan sistem dan dokumentasi
Pengendalian perangkat keras dan lunak
Pengendalian akses
Pengendalian data dan prosedural
2. Application Control
Pengendalian Input: otorisasi, computer check, koreksi kesalahan
Pengendalian Proses: control total, limit check, sequence test,
process tracing data.
Pengendalian Output: pihak yang berhak memperoleh hasil,
perbandingan dengan dokumen sumber, visual scanning

85
Aktivitas Pengendalian – Pengendalian Fisik

• Direct physical control


• Indirect physical control
• Penghitungan berkala terhadap aset

86
Aktivitas Pengendalian – Pemisahan Tugas
1. Seseorang tidak boleh melakukan tugas yang tidak
kompatibel
2. Pemisahan tugas pelaksana, pencatatan, dan
penyimpanan aset dari suatu transaksi
3. Pemisahan bagian IT dengan pengguna. Pemisahan
dalam bagian IT:
• Pengembangan sistem
• Operation
• Data control
• Securities administration
87
Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi dan komunikasi memungkinkan orang
dalam organisasi untuk mendapatkan dan berbagi
informasi yang diperlukan untuk mengelola,
melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan operasi.

Contoh:
– Memperoleh informasi internal dan eksternal untuk
diolah dan disajikan kpd manajemen
– Menyajikan informasi relevan kepada pihak yang
tepat secara tepat isi dan tepat waktu
Informasi dan Komunikasi
1. Transaksi
– Hanya transakasi valid
– Seluruh transaksi
– Hak dan kewajiban
– Pengukuran
– Cukup detail
2. Audit atau transaction trail
3. Dokumen dan catatan

89
Monitoring
Pengawasan oleh manajemen dan pegawai lain yang
ditunjuk atas pelaksanaan tugas sebagai penilaian
terhadap kualitas dan efektivitas sistem
pengendalian internal

1. Ongoing activities
2. Problem solution
3. Separate periodic evaluations
4. Internal auditor’s assessment

90
AUDIT ADMINISTRASI UMUM :
Lingkup Sumber Daya Manusia
Tujuan dan Manfaat :
1. Mencari hal-hal yang berpotensi menimbulkan
masalah serius di kemudian hari
2. Mencari area yang dapat dilakukan perbaikan dan
improvement
3. Sebagai alat dokumentasi untuk reorganisasi
4. Untuk mencari tahu seberapa jauh pemenuhan
sistem dengan standar, peraturan dan regulasi yang
ada. 
Sumber Data Audit SDM
1. SOP, aturan dan prosedur yang ada
2. Pimpinan Departemen SDM atau personalia
3. Pimpinan Departemen lain 

Pertanyaan dasar :
• Berapa banyak staff karyawan yang mengurusi SDM
di organisasi (termasuk pelatihan)?
• Bagaimana struktur organisasi SDM ?
• Bagaimana anggaran SDM ? 
Audit Perekrutan
1. Bagaimana mencari sumber daya untuk calon
karyawan ?
2. Bagaimana calon karyawan dipilih dan diseleksi ?
3. Bagaimana pemenuhan secara aspek hukum
tentang perekrutan?
4. Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua
jabatan dan semua lokasi ?
5. Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan
konsisten ? 
Audit Kompetensi dan Manfaat
1. Apakah ada kebijakan kompensasi untuk setiap tingkatan, misal manajerial,
staff dan pekerja?
2. Bagaimana menentukan kebijakan gaji pokok?
3. Apakah sistem pembobotan jabatan digunakan?
4. Apakah uraian jabatan selalu diupdate?
5. Apakah gaji tidak tetap (variable) ada dalam pelaksanaannya?
6. Bagaimana penentuan kenaikan gaji?
7. Apakah gaji dikaitkan dengan sistem penilaian kinerja ?
8. Apakah sistem penggajian sudah mengikuti aturan dan regulasi yang
berlaku ?
9. Apakah pemberian tunjangan sudah memenuhi persyaratan yang berlaku ?
10. Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabatan dan semua lokasi ?
11. Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ? 
Audit Ketenagakerjaan
• Bagaimana mengidentifikasi ketrampilan tenagakerja ?
• Apakah ada isu-isu kritis mengenai suksesi tenaga kerja ?
• Apakah ada distribusi tenaga kerja yang tidak lazim
berdasarkan umur, jenis kelamin dll ?
• Bagaimana perencanaan tenaga kerja dilakukan ?
• Bagaimana rencana suksesi untuk pimpinan dilakukan ?
• Apakah proses yang sama dilakukan untuk semua jabata dan
semua lokasi ?
• Apakah proses dan prosedur dijalankan dengan konsisten ? 
Pelatihan dan Pengembangan
1. Bagaimana pelatihan diberikan ?
2. Bagaimana program pelatihan dikelola ?
3. Apakah ada staff yang membidangi khusus
masalah pelatihan ?
4. Apakah proses yang sama dilakukan untuk
semua jabatan dan semua lokasi ?
5. Apakah proses dan prosedur dijalankan
dengan konsisten ? 
Audit SIM SDM
1. Bagaimana pelatihan diberikan ?
2. Bagaimana program pelatihan dikelola ?
3. Apakah ada staff yang membidangi khusus
masalah pelatihan ?
4. Apakah proses yang sama dilakukan untuk
semua jabatan dan semua lokasi ?
5. Apakah proses dan prosedur dijalankan
dengan konsisten ? 
Audit Strategi SDM

1. Kepada siapa pimpinan SDM tertinggi


melapor?
2. Seberapa besar kepedulian top manajemen
terhadap isu-isu SDM
TEMUAN AUDIT
1.Tindakan yang seharusnya dilakukan tetapi tidak
dilakukan. Misalnya intensitas penagihan piutang.
2.Tindakan yang dilarang dan tercela. Misalnya
pembelian BHP melebihi jumlah kebutuhan.
3.Sistem yang tidak memuaskan. Misalnya sistem
pencatatan pemakaian BHP di ruang pelayanan.
4.Risiko yang seharusnya dipertimbangkan. Misalnya
risiko kerugian karena ketidaksesuaian kompetensi
personil.
Temuan Audit Yang Dapat
Dilaporkan
1. Cukup signifikan.
2. Didukung dengan fakta (bukan opini) dengan
bukti memadai, kompeten dan relevan.
3. Secara obyektif dibuat tanpa bias dan
prasangka.
4. Relevan dengan masalah-masalah yang ada.
5. Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukan
tindak perbaikan.
Pembahasan Temuan
1. Diskusikan temuan dengan pihak yang paling
memahami masalah terkait.
2. Pertimbangkan dampak dari penyampaian
temuan.
3. Lakukan koreksi seperlunya.
4. Gunakan dengan bahasa yang baik dan benar,
tidak menyerang individu tetapi menulis
berdasarkan fakta.
PELAPORAN HASIL AUDIT
Ruang Lingkup :
1. Laporan tentang audit pengelolaan dan pelaporan
keuangan.
2. Laporan tentang audit kepatuhan terhadap
ketentuan perundang-undangan.
3. Laporan tentang audit pengendalian internal.
4. Laporan tentang audit kinerja.
5. Laporan tentang audit administrasi dan umum.
6. Laporan tentang audit tujuan tertentu.
Substansi Laporan Audit Internal
1. Pendahuluan
2. Kriteria
3. Kondisi
4. Penyebab
5. Dampak
6. Kesimpulan
7. Rekomendasi
Kriteria
1. Standar prosedur operasional.
2. Anggaran dan target.
3. Kualitas Pencapaian .
Kondisi
1. Fakta-fakta yang dikumpulkan melalui berbagai
teknik audit.
2. Harus memadai, kompeten, dan relevan.
3. Kondisi harus mampu menghadapi serangan
apapun.
4. Merupakan kelemahan signifikan.
5. Auditee telah menyepakati fakta-fakta yang
disajikan (lengkapi dengan jawaban auditee).
Jangan pernah ada perbedaan atas fakta.
Pendahuluan
Berisi tentang :
1. Latar belakang.
2. Dasar ketentuan pelaksanaan audit internal.
3. Tim audit.
4. Hal-hal yang menjadi pertimbangan auditor
atas pelaporan temuan audit.
Penyebab
Menjelaskan :
1. Mengapa terjadi deviasi antara fakta dan
kriteria?
2. Mengapa sasaran tidak tercapai?

Masalah bisa diatasi hanya jika penyimpangan


tersebut diketahui penyebabnya.
Dampak
1. Siapa/apa yang dirugikan?
2. Seberapa buruk?
3. Apa konsekuensi-konsekuensinya?

Dampak merupakan elemen yang dibutuhkan


untuk meyakinkan auditee dan direktur bahwa
jika dibiarkan terus terjadi akan berakibat lebih
besar dan kesulitan dalam memperbaikinya.
Kesimpulan
1. Harus didukung dengan fakta dan
pertimbangan profesional.
2. Merupakan peluang bagi SPI untuk kontribusi
positif bagi RS.
Jika SPI secara konsisten menyajikan kesimpulan yang dapat
menghasilkan kinerja baru yang lebih tinggi, mengurangi biaya
dan meningkatkan kualitas pelayanan, menghilangkan pekerjaan
yang tidak perlu, meningkatkan utilisasi sumberdaya,
meningkatkan kepuasan pelanggan, dan meningkatkan posisi
positif RS, maka keberadaan SPI jelas memberi NILAI bagi RS.
Rekomendasi
1. Menggambarkan tindakan yang perlu dipertimbangkan
manajemen untuk perbaikan kondisi yang salah dengan
metode yang applicable.
2. Rekomendasi harus mengidentifikasi siapa yang akan
bertindak.
3. Bahas dulu dengan auditee, dan nyatakan bahwa
rekomendasi ini telah dibicarakan dengan auditee.

Rekomendasi merupakan tanggung jawab SPI dan melaksanakan


rekomendasi menjadi tanggung jawab manajemen.
TANGGAPAN AUDIT :
Rencana Tindak Lanjut
1. Laporan hasil audit harus dilengkapi dengan
tanggapan dari pimpinan auditee yang bertanggung
jawab mengenai temuan dan kesimpulan serta
tindak koreksi yang direncanakan. Auditor
menyediakan form untuk tanggapan auditee ini.
2. Tanggapan yang diperoleh harus dievaluasi secara
seimbang dan obyektif . Tanggapan yang berupa
suatu janji atau rencana untuk tindakan perbaikan
tidak boleh diterima sebagai alasan untuk
menghilangkan temuan yang signifikan atau
kesimpulan yang diambil.
3. Apabila tanggapan auditee bertentangan dengan
temuan dan kesimpulan dalam laporan hasil audit,
tanggapan tersebut tidak benar atau apabila
rencana tindak lanjut tidak sesuai dengan temuan
dan kesimpulan, maka auditor harus menyampaikan
ketidak setujuannya beserta alasannya.
4. Ketidak setujuan tersebut harus disampaikan secara
seimbang dan obyektif. Sebaliknya, auditor harus
memperbaiki laporannya apabila suatu saat
dibuktikan bahwa tanggapan tersebut benar.
5. Rencana tindak lanjut dari auditee harus dimonitor
pelaksanannya dan dimasukkan dalam rencana audit
periode berikutnya.
Kecukupan Rencana Tindak Lanjut
Temuan audit dan tindakan yang diperlukan untuk
mengimplementasikan memiliki banyak variasi bentuk
dan ukuran sehingga tidak ada ukuran baku. Secara
umum, tindakan perbaikan seharusnya :
1. Responsif terhadap kelemahan yang dilaporkan.
2. Lengkap dalam memperbaiki semua aspek material
dari kelemahan yang ada.
3. Berkelanjutan efektivitasnya.
4. Diawasi untuk mencegah terulang kembali.
DOKUMENTASI DAN ADMINISTRASI
1. Dokumentasi audit dalam bentuk Kertas
Kerja (working paper) atau disingkat WP
berisi catatan informasi yang diperoleh dan
analisis yang dilakukan selama proses audit.
2. WP disiapkan sejak saat auditor pertama kali
memulai pekerjaannya hingga mereka
menelaah tindakan-tindakan dan mengakhiri
proses audit.
Isi WP
1. Rencana audit, termasuk program audit.
2. Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan
efektivitas pengendalian internal.
3. Prosedur-prosedur yang digunakan, informasi
yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai.
4. Penelahaan WP oleh Ketua Tim.
5. Laporan hasil audit.
6. Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.
Fungsi WP
1. Mendukung laporan hasil audit.
2. Menyimpan informasi yang diperoleh.
3. Mendukung pembahasan dengan auditee.
4. Menjadi dasar Ketua Tim dalam menelaah kemajuan
audit.
5. Menjadi sarana bagi auditor eksternal dalam evaluasi
audit internal.
6. Menjadi latar belakan dan referensi penelaahan
selanjutnya.
7. Menilai kinerja SPI.
Dokumentasi
Format WP harus dibakukan dan konsisten penerapannya, yang mencakup :
1. Dokumen perencanaan dan program audit.
2. Kuesioner, bagan alir, dan hasil evaluasi pengendalian.
3. Catatan wawancara.
4. Bagan organisasi dan uraian kerja.
5. Copy perjanjian/kontrak penting.
6. Surat konfirmasi dan representasi.
7. Foto-foto, diagram dan tampilan grafis lainnya.
8. Uji dan analisis kegiatan.
9. Hasil-hasil prosedur penelaahan analitis.
10. Laporan audit dan jawaban auditee.
11. Korespondensi audit yang relevan.
Evaluasi Ketua Tim
Untuk memastikan bahwa :
1. Program audit telah dijalankan.
2. WP dapat diandalkan dan akurat.
3. Kesimpulan yang dicapai memang wajar, logis dan
valid.
4. Tidak ada langkah-langkah yang elum diperiksa.
5. Penelaahan dengan auditee telah dilakukan dengan
memadai.
6. Aturan-aturan dalam SPI telah diikuti.
Penyimpanan WP
1. File permanen
Dokumen disimpan untuk dipergunakan pada
periode-periode berikutnya. Misalnya bagan
organisasi dan uraian tugas, kontrak,
peraturan-peraturan.
2. File periode berjalan
Dokumen hasil pemeriksaan periode
berjalan, dibuang dalam jangka waktu
tertentu sesuai ketentuan SPI.

Anda mungkin juga menyukai