Anda di halaman 1dari 26

INVESTASI SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI

AKUNTANSI DAN PELAPORAN PADA


INVESTOR

Kelompok 1
Sonivia Gunawan
INVESTASI SAHAM
Kepemilikan saham dan tingkat pengaruh investor atas kebijakan investee
0-20% 20-50% 0-50% 50-100%

• Merupakan investasi • Merupakan investasi • Merupakan investasi aktif


pasif • Merupakan investasi aktif • Investor memiliki
• Dapat berupa Aktif • Investor secara bersama- pengendalian atas investee
marketable securities • Investor memiliki sama mengendalikan • Dapat berupa fully-owned
atau AFS pengaruh signifikan atas investee (pengendalian subsidiary maupun
• Investor tidak memiliki investee bersama) partially owned subsidiary
pengaruh atas investee • merupakan entitas • Merupakan joint ventura • Dilakukan untuk memasuki
• Biasanya mengharapkan • Metode akuntansi: pangsa pasar baru atau
asosiasi untuk bersinergi atau untuk
adanya deviden atau • Metode akuntansi: Ekuitas mendominasi pasar
capital gain Ekuitas • Mengacu pada PSAK 66 • Metode akuntansi: metode
• Metode akuntansi: • Mengacu pada PSAK 15 biaya (nilai wajar) atau
Biaya/Nilai Wajar ekuitas dengan membuat
• Mengacu pada PSAK 55 laporan konsolidasi
• Mengacu pada PSAK 22 dan
PSAK 65
ENTITAS ASOSIASI
• Paragraf 3 PSAK 15 mendefiniskan entitas asosiasi
sebagai suatu entitas, termasuk entitas
nonkorporasi seperti persekutuan, dimana
investor mempunyai pengaruh yang signifkan dan
bukan merupakan entitas anak ataupun bagian
partisipasi dalam ventura bersama.
• Yang dimaksud dengan pengaruh yang signifikan
adalah kemampuan atau kekuasaan untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
kebijakan keuangan dan operasional investee.
METODE PENCATATAN ATAS INVESTASI
SAHAM
1. Metode Biaya dan Nilai Wajar
• Metode biaya mengakui investasi sebesar biaya perolehannya. Pada
periode selanjutnya, investasi juga tetap diakui sebesar biaya
perolehannya. Investasi akan berubah jika terdapat penjualan, pembelian
ataupun penurunan nilai.
• Pada metode nilai wajar, investor juga akan mengakui investasi sebesar
biaya perolehannya. Secara umum perlakuan akuntansi pada metode nilai
wajar sama dengan perlakuan akuntansi pada metode biaya.
• Ketika tidak terdapat harga kuotasioan di pasar, saham akan dicatat
menggunakan metode cost. Sedangkan jika terdapat harga kuotasioan,
saham dicatat menggunakan nilai wajar.
• Perbedaan antara metode biaya dan nilai wajar adalah pada pengakuan
nilai investasi setelah pengakuan awal. Nilai investasi pada periode
selanjutnya (setelah pengakuan awal), akan diakui sebesar nilai wajarnya.
2. Metode Ekuitas
• Menurut PSAK 15 paragraf 16, investasi pada entitas
asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas,
kecuali ketika investasi tersebut diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58.
• Yang dimaksud dengan metode ekuitas menurut PSAK 15
paragraf 3 adalah metode akuntansi dimana investasi pada
awalnya diakui sebesar biaya perolehannya dan
selanjutnya disesuaikan dengan perubahan net asset
investee setelah pembelian saham.
• Pada saat nilai ekuitas entitas asosiasi meningkat maka
nilai investasi juga akan meningkat secara proporsional
sesuai besaran kepemilikan. Nilai investasi juga akan
menurun jika terdapat penurunan nilai ekuitas entitas
asosiasi.
3. Ilustrasi prosedur akuntansi menurut Fair
value /cost method dan equity method
1 Jan tahun 2016, P membeli 2.000 (20%)
dari 10.000 lembar saham S senilai
$50/lembar. Nilai par dan nilai wajar saham
diasumsikan sama. S memperoleh net income
2009 $50,000 dan membagikan cash dividend
pada 1 Nopember $20,000. Untuk transaksi
ini, P akan membuat jurnal:
Goodwill dan Cara Menentukan Goodwill
• Bila tedapat selisih antara imbalan yang diberikan (harga perolehan) dengan
nilai aset neto yang diperoleh, maka selisih tersebut dialokasikan keberbagai
akun yang nilai tercatat dan nilai wajarnya berbeda, dan bila masih terdapat
selisih, dialokasikan ke goodwill.
• Jika nilai asset neto yang diperoleh lebih besar daripada imbalan, maka
terdapat goodwill negatif dan akan diakui sebagai keuntungan pada tahun
berjalan oleh investor. Goodwill dalam metode ekuitas tidak tampak dalam
akun tersendiri, melainkan ada di dalam akun Investment in S.
• Selisih lebih atau kurang antara harga perolehan dengan nilai asset neto yang
diperoleh, akan diamortisasikan berdasarkan masa manfaat aset/liabilitas
investee. Selisih tersebut dieliminasi dengan cara mendebet atau mengkredit
Income from S dan mengkredit atau mendebet Investment in S dengan jumlah
yang sama. Dengan eliminasi ini, selisih tersebut suatu saat akan habis,
sehingga Saldo akun Investment in S di dalam bukunya P akan sama dengan
% kepemilikan P dikalikan dengan stockholders’ equity S.
Transfer Aset antara Investor dan Investee

• Transaksi yang terjadi dengan investor sebagai penjual


dan investee sebagai pembeli disebut sebagai
transaksi hulu (downstream). Sebaliknya, jika dalam
transaksi investee yang bertindak sebagai penjual dan
investor yang menjadi pembeli, maka disebut transaksi
hilir (upstream).
• PSAK 15 paragraf 19 menyatakan bahwa laba atau rugi
yang dihasilkan dari transaksi antara investor dan
investee (upstream/downstream) diakui dalam
laporan keuangan investor hanya sebesar bagian
investor lain dalam entitas asosiasi.
Contoh:
Investor A memiliki 20% saham di Investee B. Sepanjang 2009 A
menjual inventory senilai $200.000 kepada B. Cost/harga perolehan
barang tersebut $140.000. Sepertiga dari barang dagangan tersebut
belum terjual dan masih ada di gudang B. Net income B untuk 2009
$1.000.000. Maka pada 31 Desember 2009 A akan membuat jurnal:
Investment in B 200.000
Income from B 200.000
(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 20% x 1.000.000)

Income from B 4.000


Investment in B 4.000
(Untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending inventory B
20% x 20.000)
Laba antar perusahaan $60.000, yang sudah
direalisir $40.000, yang belum direalisir 20.000.
Laba yang diakui bagian investor lain adalah
$1.000.000-$20.000 = $ 980.000. Bagian A
adalah 20% x 980.000 = $196.000.
Jika tahun berikutnya, inventory tersebut terjual
ke pihak luar, maka A akan membuat jurnal:
Investment in B 4.000
Income from B 4.000
INTERIM ACQUISITION
Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka penghitungan
profit dari investee dan amortisasi selisih harga perolehan dengan nilai
tercatat dimulai dari tanggal pembelian.

Contoh:
Pada tanggal 1 Oktober 2016, PT Pelangi membeli 40% saham PT Sinar
sebesar Rp800.000.000 dan diasumsikan mempunyai pengaruh yang
signifikan. Net asset PT Sinar pada 1 Januari 2016 adalah Rp1.500.000.000.
Untuk tahun 2016, PT Sinar melaporkan net income Rp250.000.000 dan
mengumumkan dividen 1 September 2016 Rp150.000.000. Nilai buku aset
dan liabilitas PT Sinar pada 1 Oktober 2016 sama dengan nilai wajarnya
kecuali bangunan yang nilai bukunya Rp400.000.000 mempunyai nilai
wajar Rp600.000.000. Masa manfaat bangunan sejak 1 Oktober 2016 20
tahun.
Dari informasi tersebut, terdapat kelebihan harga perolehan (cost)
atas nilai tercatat net asset sebagai berikut:
Harga perolehan (Cost of investment) 800.000.000
Dikurangi:
Ekuitas awal 1.500.000.000
Income s/d 30 Sept (9/12 x 250.000.000) 187.500.000
Less dividend (150.000.000)
Net asset S per 1 Oktober 2016 1.537.500.000

Kepemilikan 40 % x 1.537.500.000 615.000.000 -

Selisih lebih cost investasi atas net asset S 185.000.000


Selisih lebih cost investasi atas net asset S dialokasikan ke:
Bangunan (600.000.000 – 400.000.000) x 40% 80.000.000
Goodwill 105.000.000
185.000.000
Untuk transaksi ini PT Pelangi akan membuat jurnal sbb:
1 0kt 2016
Investment in PT Sinar Rp800.000.000
Cash Rp800.000.000
 
31 Des 2016
Investment in PT Sinar Rp25.000.000
Income from PT Sinar Rp25.000.000
Untuk mencatat bagian profit Investor 40% x 250.000.000 x 3/12

Income from PT Sinar Rp1.000.000


Investment in PT Sinar Rp1.000.000
Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat –
Bangunan 80.000.000 : 20 th x 3/12
INVESTASI MELALUI KEPEMILIKAN
BERTAHAP
Contoh:
PT Pandu membeli 10% saham PT Siwi pada awal 2016 senilai Rp 70.000.000 dan
mengelompokkannya sebagai trading securities. Stockholder’s equity (net assets) PT Siwi
saat itu Rp 600.000.000. Selisih sebesar Rp 10.000.000 dialokasikan ke bangunan yang masa
manfaatnya 20 tahun lagi. Untuk tahun 2016 PT Siwi melaporkan Net Income Rp
100.000.000 dan membayar dividen Rp 50.000.000. Nilai wajar saham pada akhir tahun
sama dengan nilai tercatatnya.
Untuk transaksi selama 2016, PT Pandu akan membuat jurnal sbb:

Investment in Trading Securities Rp70.000.000


Cash Rp70.000.000
Untuk mencatat pembelian 10% saham PT Siwi

Cash Rp5.000.000
Dividend Income Rp5.000.000
Untuk mencatat penerimaan dividend dari PT Siwi 10% x $50,000
 
Pada awal 2017, PT Pandu membeli lagi 15% saham PT Siwi senilai Rp100.000.000, sehingga
total kepemilikan sahamnya menjadi 25% dan diasumsikan PT Pandu mempunyai pengaruh
yang signifikan. Untuk transaksi ini, PT Pandu akan membuat jurnal sbb:

Investment in S Rp170.000.000
Investment in Trading Securities Rp70.000.000
Cash Rp100.000.000
Untuk mencatat pembelian 15% saham S dan reklasifikasi 10% saham S dari Trading
securities menjadi Investment in S)

Investment in PT Siwi Rp9.500.000


Retained Earnings Rp9.500.000
Untuk mencatat bagian keuntungan PT Pandu dari net income PT Siwi 2016 10% x
Rp100.000.000 dikurangi amortisasi selisih cost atas net aset yang diperoleh
Rp10.000.000 : 20 th

Retained Earnings Rp5.000.000


` Investment in PT Siwi Rp5.000.000
Untuk mencatat bagian dividen PT Pandu dari dividen PT Siwi 2016 10% x
Rp50.000.000 yang sudah dicatat oleh PT Pandu sebagai dividen income
Penjualan Kepemilikan Saham pada Entitas
Asosiasi
• Investor menghentikan penggunaan metode
ekuitas sejak tanggal investor tidak lagi memiliki
pengaruh signifikan atas entitas asosiasi dan
kemudian mencatat sisa investasinya berdasarkan
PSAK 55.
• Investor mengakui dalam laporan laba rugi setiap
selisih antara nilai wajar yang tersisa dan hasil
pelepasan sebagian kepemilikan pada entitas
asosiasi dengan jumlah tercatat invetasi pada
tanggal hilangnya pengaruh sigifikan.
Contoh:
1 Januari 2013 PT Pandhawa membeli 320.000 lembar
saham PT Sakti (40% kepemilikan) senilai Rp
580.000.000. Ekuitas PT Sakti Rp 1.200.000.000. Nilai
tercatat aset dan liabilitas sama dengan nilai wajarnya. PT
Pandhawa menggunakan metode ekuitas dari 1 Januari
2013 sampai dengan 31 Desember 2015. Per 31 Desember
2015, akun investasi tersebut menunjukkan saldo Rp
700.000.000 yaitu sama dengan 40% x Rp1.500.000.000
(ekuitas PT Sakti + Rp 100.000.000 goodwill). 1 Januari
2016, PT Pandhawa menjual 200.000 lembar saham
tersebut senilai Rp 460.000.000. Sisa 120.000 lembar
saham, nilai wajarnya Rp 270.000.000 dan PT Pandhawa
akan mengelompokkannya sebagai Trading securities.
Untuk transaksi ini, PT Pandhawa akan membuat jurnal
sebagai berikut:
Cash Rp460.000.000
Investment in trading securities Rp270.000.000
Investment in S Rp700.000.000
Gain on sale of securities Rp22.500.000
Gain on transfer of categories Rp7.500.000
PEMBELIAN SAHAM LANGSUNG DARI
PERUSAHAAN, BUKAN DARI PEMEGANG SAHAM

Bila investor membeli saham langsung dari


perusahaan, bukan dari bursa atau pemegang
saham, maka hal itu akan menambah jumlah
saham yang beredar dan mempengaruhi %
perolehan saham
Awal Januari 2013, PT Prima membeli 20.000
saham yang belum diterbitkan sebelumnya
langsung dari PT Sanjaya senilai Rp 450.000.000.
Pada saat itu stockholders’ equity PT Sanjaya
terdiri dari Rp 200.000.000 Common stock par
Rp 10.000 dan Rp 150.000.000 Retained
Earnings. Setelah pembelian saham oleh PT
Prima, jumlah saham PT Sanjaya yang beredar
menjadi 20.000 + (Rp 200.000.000: 20.000)=
40.000. Dengan demikian kepemilikan saham P
atas S adalah 50% (20.000 : 40.000)
PERUSAHAAN ASOSIASI DENGAN SAHAM
PREFEREN
Contoh:
PT Premium membeli 40% saham PT Quality pada awal
2016 senilai Rp 2.500.000.000. Pada saat itu
stockholders’ equity PT Quality terdiri dari 10%
cumulative preferred stock, par Rp100,
Rp1.000.000.000; Common stock Rp 3.000.000.000;
Other paid-in capital Rp500.000.000; dan Retained
Earnings Rp 1.500.000.000. Net income yang diperoleh
dan dividen yang dibayarkan oleh PT Quality pada tahun
2016 masing-masing Rp 700.000.000 dan Rp
200.000.000.
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost)
atas nilai tercatat net asset sbb:
Harga perolehan (Cost of investment) 2.500.000.000
Nilai tercatat investasi (net assets PT Quality) yang diperoleh:
Ekuitas PT Quality 6.000.000.000
Dikurangi saham preferen 1.000.000.000
5.000.000.000
% kepemilikan 40%
2.000.000.000-
Selisih cost atas nilai tercatat (goodwill) 500.000.000

Income from PT Quality akan dihitung sbb:


Net Income PT Quality Rp700.000.000
Dividen saham preferen 10% x 1.000.000.000 Rp100.000.000
Income untuk common stock Rp600.000.000

Bagian PT Premium (Income from PT Quality):


40% x 600.000.000 = Rp240.000000
PERTANYAAN
SIMPULAN
1. Pembelian saham suatu entitas yang tidak menimbulkan pengaruh yang
signifikan akan dicatat sebagai trading atau available for sale securities; yang
mempunyai pengaruh yang signifikan akan dicatat dengan metode ekuitas; yang
menimbulkan hubungan induk-anak, akan dicatat menggunakan metode cost,
diperlakukan sebagai trading atau available for sale securities dan induk
perusahaannya harus menyusun laporan keuangan konsolidasi.
2. Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat berdasarkan harga
perolehannya, kemudian selanjutnya disesuaikan dengan perubahan net aset
investee setelah pembelian saham. Bagian investor atas laba atau rugi investee
diakui dalam laporan laba atau rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee
mengurangi nilai tercatat investasi.
3. PSAK 15 par 19 menyatakan bahwa laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi
antara investor dan investee (upstream/downstream atau hilir/hulu) diakui
dalam laporan keuangan investor hanya sebesar bagian investor lain dalam
entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi yang dihasilkan
dari transaksi – transaksi ini dieliminasi.
4. Bila investor memiliki saham secara bertahap, yaitu dari tidak
mempunyai pengaruh ke mempunyai pengaruh, maka ia harus membuat
jurnal penyesuaian atas investasinya seolah-olah metode ekuitas sudah
dipergunakan sebelumnya.
5. Investor yang menjual kepemilikan sahamnya pada entitas asosiasi,
sehingga ia tidak mempunyai pengaruh yang signifikan lagi, maka ia
harus menghentikan penggunaan metode ekuitasnya. Investasi yang
tersisa akan dinilai berdasarkan fair value dan dikelompokkan sebagai
Trading atau Available for sale securities.
6. Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang
dimiliki oleh pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai
ekuitas, maka investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi investee
setelah penyesuaian atas dividen atas saham tersebut, terlepas apakah
dividen tersebut telah diumumkan atau belum.

Anda mungkin juga menyukai