Anda di halaman 1dari 20

Manusia-aspek bio-psiko-sosio-

kultural
Dr. Titiek Hidayati M. Kes.
• Kasus 1.
• 26 year old mother of 2 presents for routine
follow up visit. During the visit the patient
reveals that she has been smoking ~1 pack per
day since the birth of her second child two years
ago. The patient has tried several times to quit
with little success, and she does not feel like
trying to quit again will be any more successful.
The doctor would like to address smoking
cessation with the patient, but is unsure of the
best approach.
• Kasus 2.
• A 45-year-old insurance broker who is under a lot
of work stress recently because his company
management has set some new business targets
that he has difficulty in meeting. He is not
sleeping well at night an feels rather tired in the
day. He starts to think that he cannot cope with
his work because his health is ailing. He looks for
signals of illnesses from his body and he noticed
that he has some belching. So he goes to see a
doctor……..
• Seandainya Anda sebagai pasien pertama
bagaimana perasaan Anda? Bagaimana anggapan
Anda terhadap dokter yang merawat Anda?
Akankah Anda berhenti merokok?.............
• Seandainya Anda sebagai dokter yang menerima
kunjungan pasien ke-2 bagaimana Anda
mengelola pasien tersebut? Apakah Anda akan
memberikan obat sesuai dengan keluhan
sakitnya atau Saudara akan memberikan obat
antidepresan dan obat tidur?................
What do you understand from this
phrase:
“Don’t treat the disease; treat
the patient.”

/ 23 5
Is medicine really improving?

• Number of
laboratory tests The good physician
(dokter yg baik)
increased 33% from
cures sometimes
1967 to 1972 (kadang2 menyembuhkan)

–McGinnis relieves often


1976 (sering meredakan penyakit)

• What about patient comforts always….


(selalu membuat nyaman)
satisfaction?? (Sir William Osler, 1904)

/ 23 6
Manusia sebagai makhluk
biopsikososial
• Manusia sebagai makhluk biopsikososial yang unik. Sebagai
makhluk biologis manusia tersusun atas bertrilyun sel, yang
kemudian sel-sel tersebut menyusun jaringan dan seterusnya
sampai akhirnya terbentuk system organ yang menyatu dalam
organism suatu individu.
• Pada diri manusia terdapat 10/11 system organ yang saling
mendukung satu dengan lainnya menyusun suatu organism tubuh
manusia yang tumbuh dan berkembang dengan segala ciri-ciri
sebagai makhluk biologis, sebagaimana yang terjadi pada makhluk
biologis yang lain.
• Kelainan ditingkat subseluler, misalnya mutasi suatu gen tertentu,
akan bermanifestasi atau terekspresi pada organisme baik secara
fungsional maupun morfologis. Manifestasi kelainan genetic secara
fungsional dapat berupa abnomali fungsi, misalnya pada penurunan
kemampuan berfikir pada sindroma Down.
Systems hierarchy
Gambaran pengertian sehat
berdasarkan definisi sehat oleh WHO
tahun 1948
PUBLIC HEALTH AND MEDICINE:
Stages of Natural History of Disease & Levels of Prevention (Leavell & Clark)

Period of Prepathogenesis Period of Pathogenesis


Continuum

Clinical Early, Late,


Horison Clinical Clinical
Agent Host Manifestation Manifestation Outcome of Disease
Stage Stage Final,
Clinical
Manifestation Death
Latent, Stage
Environ- Early
ment Stage
Chronic State

Sequels

Biological Onset Recovery

Promotive Specific Early Diagnosis Curative Level of Prevention Rehabilitative


Level of Protection And Prompt (Limitation of Disability) Level of
Prevention Level of Treatment Prevention
Prevention Level of
Prevention

The Goal of Public Health is Prevention


Rearranged by Haripurnomo Kushadiwijaya 10
• Holistic approach atau biopsikosocial model,
memandang manusia seutuhnya yaitu sebagai
makhluk biopsikososial.
• Engels (1980), tokoh biopsikososial model, ketika
memberikan pengertian kesehatan lebih
menekankan pada cara pendekatannya untuk
mendapatkan pengertian sehat antara lain secara
holistic approach yaitu menekankan pada the
unity of the body, mind & social context (= whole
person approach) dan every illness has varying
admixtures of physical, psychological & social
consequences (Evans, 2003; Boyd, 2000).
• Baik dalam kondisi sehat maupun sakit manusia
seharusnya diperlakukan sebagai makhluk
biopsikososial seutuhnya.
• Sebagai seorang dokter yang baik, selalu
memperlakukan pasien sebagai manusia seutuhnya
yaitu sebagai makhluk biopsikosisial dan memberikan
bantuan untuk menyelesaikan masalah pasien secara
utuh sebagai makhluk biopsikososial tersebut, tidak
sekedar mengatasi keluhan dan gejala penyakitnya
saja, dengan senantiasa memperhatikan factor social –
cultural yang melatarbelakanginya serta senantiasa
memperhitungkan adanya variasi atau ciri-ciri khusus
pada setiap individu pasien.
Pengaruh penyakit pada dimensi
Dampak
biopsikososial
Contoh
Dampak biologis Komplikasi-komplikasi dari penyakit tsb yang menyebabkan kecacatan/kelumpuhan fisik &
(fisik) kematian
Dampak psikologis Penyakit kronis/terminal/fatal yang memerlukan
(mental) pengobatan jangka panjang mungkin berdampak:
 Pasien sangat sedih, kepikiran dan menjadi stress
 Pasien menjadi tidak sabar/ gampak marah kpd keluarga & orang lain
 Pasien bertanya-tanya dan menyalahkan Tuhan kenapa diberi sakit seperti itu
 Pasien merasa rendah diri karena tidak mampu menjalankan peran/fungsi dalam keluarga
sebagai mana mestinya (misal sebagai pencari nafkah keluarga
 Dll
Dampak sosial Penyakit kronis/terminal/fatal yang mengakibatkan berbagai dampak fisik dan mental juga
(interaksi dlm berpengaruh terhadap fungsi and interaksi sosial pasien dalam keluarga & masyarakat, misal:
keluarga dan  Fungsi pasien sebagai pencari nafkah utama keluarga
masyarakat) (breadwinner) atau sebagai ibu rumah tangga yang mengurus
rumah tangga (homemaker) terganggu, sehingga harus
digantikan oleh anggota keluarga yg lain
 Hubungan dengan anggota keluarga lainnya terganggu baik
karena kondisi fisik pasien menurun maupun masalah
psikologis pasien
 Timbul konflik dalam keluarga karena hubungan yang
terganggu dengan anggota keluarga lainnya akibat sakitnya
pasien
 Pasien tidak dapat bekerja lagi dengan baik dalam
pekerjaannya, sehingga mungkin di-PHK atau dipensiunkan dini
 Pasien dijauhi oleh teman kerjanya atau warga
kampungnya
dll......
Bio-Psycho-Social Factors

Biologic
Factors Social Factors
•Immune •Community
System •Family
•Endocrine ORG ANI SM •Culture
System •...
•Organ
Systems
•Tissues Psychological
•… Factors
•Anxiety
•Depression
•...

/ 23 15
Inadequate
organized Drop in income
environment (social)
(social)

Drop in
Occupational Organ trauma
blood
injury (biologic)
glucose
(biologic)

Stress
Inattentive (psychological
(psychological )
)
/ 23 16
Holistic Approach
● Memberikan perhatian pd masalah fisik,
psikologis, sosial, ekonomi, budaya & bahkan
spiritual dari pasien (Pendekatan bio-psiko-
sosio-ekonomi-budaya-spiritual)
(Whole-person medicine= body-mind-soul
medicine) (Goh, 2007; Goh et al, 2004)
● Berdasar pada “bio-psycho-social model of
health & illness” (Engel, 1980): “Setiap penyakit
mempunyai campuran yang bervariasi dari
konsekuensi fisik, psikologis dan sosial”
Holistic Diagnosis &
Comprehensive Management
• Genogram
Family Map
History of Patient:
personal social history Patient Family
(education, work, Family Life Cycle
family, marriage, lifestyle) Dynamic Family
Life Line
Holistic Family
Disease & Family
History assessment
illness APGAR
Taking tools Family
Risk Factors: SCREEM
Risk Assessment Physical Physical
Exam Work
Bio- Environment
psycho- Home
social
Impact Investigations
of Medical
Illness Psychosocial
Diagnosis Holistic Diagnosis
Medical Diagnosis
Intervention Psychosocial intervention:
Based on EBM patient education/ counseling,
Comprehensive
family involvement
Preventive Measures Management
Rehabilitative Measures
Matur Nuwun

Anda mungkin juga menyukai