Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 2

DI SUSUN OLEH :

BIMA PERMATA ILHAM MUARIF


ILWANA FITRIHANDAYANI
DEDE HIDAYAT FITRI RABIKA
GITA FEBRIANI DWI AMELIA
IDZNI NELIA DWI REZKHI
FAUZIAH IRWAN FAKHRANA
FIRLIANY FITRI KARMILA
FITRI HANDAYANI
Definisi keperawatan komunitas merupakan pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko
tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal

Pelayanan Keperawatan Komunitas anataranya seluruh


masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok
yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk
didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang
tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia
dan ibu hamil
Tujuan Keperawatan Komunitas

Prevensi Primer
Bentuk tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah promosi
kesehatan agar terhindar dari masalah/penyalit. Contohnya adalah
memberikan imunisasi pada balita, pemberian vaksin, serta promosi
kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

Prevensi Sekunder
Bentuk intervensi yang dapat dilakukan adalah pelayanan/asuhan
keperawatan mencakup identifikasi masyarakat seperti upaya
penemuan penyakt sejak awal (skrining kesehatan), pemeriksaan
kesehatan berkala, serta melakukan rujukan terhadap masyarakat
yang memerlukan penatalaksanaan lebih lanjut.
Lanjutan…
Prevensi Tersier
Bentuk intervensi yang dapat dilakukan adalah
upaya rehabilitasi pasca perawatan di fasilitas
tatanan pelayanan kesehatan lain untuk mencegah
ketidakmampuan, ketidakberdayaan atau kecacatan
lebih lanjut. Contohnya tindakan yang dilakukan
adalah melatih rentang pergerakan sendi/range of
motion (ROM) pada klien pasca stroke, atau
melakukan kegiatan pemulihan kesehatan pasca
bencana.
Defenisi Diabetes Melitus
 Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Etiologi
 Diabetes Melitus tipe 1 ( IDDM )
 Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu
sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau
kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang
memiliki tipe antigen HLA.
Lanjutan….

 Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal
dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan
 Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta

 Diabetes Melitus tipe 2 ( NIDDM )


 Faktor resiko: usia, obesitas, riwayat keluarga
Lanjutan….
Diabetes gestasional (GDM )
Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinan yang dialami oleh si Ibu:
 Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil atau
 Ibu mengalami/menderita DM saat hamil

• Epidemiologi
Menurut WHO Global Report, 2016 Empat puluh tiga persen (43%) dari
3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian
yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih
tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada
di negara-negara berpenghasilan tinggi
Menurut Kemenkes, 2018 Indonesia adalah negara peringkat keenam di
dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko
dengan jumlah penyandang Diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta
orang
Patofisiologi

Diabetes melitus yang merupakan penyakit dengan gangguan pada metabolisme


karbohidrat, protein dan lemak karena insulin tidak dapat bekerja secara optimal, jumlah
insulin yang tidak memenuhi kebutuhan atau keduanya. Gangguan metabolisme tersebut
dapat terjadi karena 3 hal yaitu pertama karena kerusakan pada sel-sel beta pankreas
karena pengaruh dari luar seperti zat kimia, virus dan bakteri. Penyebab yang kedua
adalah penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas dan yang ketiga karena
kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer . Kemudian Insulin yang disekresi oleh sel
beta pankreas berfungsi untuk mengatur kadar glukosa darah dalam tubuh. Kadar
glukosa darah yang tinggi akan menstimulasi sel beta pankreas untuk mengsekresi insulin
, maka Sel beta pankreas yang idak berfungsi secara optimal sehingga berakibat pada
kurangnya sekresi insulin menjadi penyebab kadar glukosa darah tinggi. Penyebab dari
kerusakan sel beta pankreas sangat banyak seperti contoh penyakit autoimun dan
idiopatik . Gangguan respons metabolik terhadap kerja insulin disebut dengan resistensi
insulin. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan reseptor, pre reseptor dan post
reseptor sehingga dibutuhkan insulin yang lebih banyak dari biasanya untuk
mempertahankan kadar glukosa darah agar tetap normal,
Lanjutan…
Sensitivitas insulin untuk menurunkan glukosa darah dengan cara menstimulasi
pemakaian glukosa di jaringan otot dan lemak serta menekan produksi glukosa oleh hati
menurun. Penurunan sensitivitas tersebut juga menyebabkan resistensi insulin sehingga
kadar glukosa dalam darah tinggi , sehingga Kadar glukosa darah yang tinggi selanjutnya
berakibat pada proses filtrasi yang melebihi transpor maksimum. Keadaan ini
mengakibatkan glukosa dalam darah masuk ke dalam urin (glukosuria) sehingga terjadi
diuresis osmotik yang ditandai dengan pengeluaran urin yang berlebihan (poliuria).
Banyaknya cairan yang keluar menimbulkan sensasi rasa haus (polidipsia). Glukosa yang
hilang melalui urin dan resistensi insulin menyebabkan kurangnya glukosa yang akan
diubah menjadi energi sehingga menimbulkan rasa lapar yang meningkat (polifagia)
sebagai kompensasi terhadap kebutuhan energi. Penderita akan merasa mudah lelah dan
mengantuk jika tidak ada kompensasi terhadap kebutuhan energi tersebut Kadar glukosa
darah yang tinggi selanjutnya berakibat pada proses filtrasi yang melebihi transpor
maksimum. Keadaan ini mengakibatkan glukosa dalam darah masuk ke dalam urin
(glukosuria) sehingga terjadi diuresis osmotik yang ditandai dengan pengeluaran urin
yang berlebihan (poliuria). Banyaknya cairan yang keluar menimbulkan sensasi rasa haus
(polidipsia). Glukosa yang hilang melalui urin dan resistensi insulin menyebabkan
kurangnya glukosa yang akan diubah menjadi energi sehingga menimbulkan rasa lapar
yang meningkat (polifagia) sebagai kompensasi terhadap kebutuhan energi. Penderita
akan merasa mudah lelah dan mengantuk jika tidak ada kompensasi terhadap kebutuhan
energi tersebut
Manifestasi Klinis

 Meningkatnya frekuensi buang air kecil


Disebabkan karena sel-sel di tubuh tidak dapat menyerap glukosa, ginjal mencoba
mengeluarkan glukosa sebanyak mungkin. Akibatnya, penderita jadi lebih sering
kencing daripada orang normal dan mengeluarkan lebih dari 5 liter air kencing
sehari

• Rasa haus berlebihan


rasa haus yang berlebihan berarti tubuh Anda mencoba mengisi kembali cairan
yang hilang

• Penurunan berat badan

Kadar gula darah terlalu tinggi juga bisa menyebabkan penurunan berat badan yang
cepat. Karena hormon insulin tidak mendapatkan glukosa untuk sel, yang digunakan
sebagai energi, tubuh memecah protein dari otot sebagai sumber alternatif bahan baka
Lanjutan….

 Rasa lapar berlebihan


 Kulit jadi bermasalah
 Penyembuhan lambat
 Infeksi jamur
 Iritasi genital
 Keletihan dan mudah tersinggung dan
 Kesemutan atau mati rasa
No
Tabel Contoh Analisis Data
MasalahKeperawatan
Data
Hasil pengkajian terhadap 106 orang masyarakat dengan DM di Kelurahan Cisalak Ketidakefektifan pemeliharaan
Pasar Kecamatan Cimanggis diketahui: kesehatan pada kelompok lansia
- Masyarakat mempunyai pengetahuan kurang tentang penyakit diabetes mellitus dengan DM di Kelurahan Cisalak
dan perawatannya (43,4%), Pasar
- Sikap negative tentang perawatan diabetes melitus (49,1%),
- Keterampilan kurang tentang perawatan diabetes melitus (51,9%),
- Perilaku perawatan DM kurang baik ditandai dengan20% tidak pernah
mengontrol kadar gula darah secara rutin,
- 35%tidak pernah mengatur diet dan pola makan untuk penderita DM, dan 28%
tidak pernah melakukan latihan fisik.
Hasil wawancara dengan kader Posbindu
RW5 didapatkan data:
- Banyak lansia yang terkena DM karena gaya hidup yang tidak sehat, akan tetapi
belum ada kegiatan untuk cara mengendalikan masalah kesehatan
lansiatersebut; RW 5 belum ada kegiatan khusus untuk pengendalian DM pada
masyarakat; kegiatan Puskesmas lebih banyak untuk kegiatan pengukuran
tekanandarah, pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan dan
pengobatan; dan pendidikan kesehatan untuk masyarakat terkait pengendalian
DM jarang dilakukan
Asuhan Keperawatan
Diagnosa Strategi Intervensi Kriteria Evaluasi
NO Keperawatan

1 Ketidakefektifa Partnership Yaitu dapat dilakukan dengan cara Kerja Kelompok 1. Terjaganya kadar gula darah
n pemeliharaan sama dengan puskesmas untuk melakukan dengan DM pada pasien DM
kesehatan pada skrining kesehatan berupa cek gula darah. 2. Terjadipeningkatan
kelompok lansia pengetahuan tentang DM dan
Penyuluhan kesehatan tentang Diabetes
dengan DM di Pendidikan pentingnya memelihara
Mellitus dan tentang pentingnya menjaga
Kelurahan Margo Kesehatan kesehatan
kesehatan terutama jika sudah memiliki
Rukun 3. Dapat mengetahui tanaman
riwayat DM.
obat yang berfungsi sebagai
Mengendalikan asupan nutrisi bagi DM
Pemberdayaan obat tradisional untuk
Penanaman TOGA sebagai obat
Proses Kelompok penyakit DM
tradisional untuk penyakit DM.
4. Dapat bertukar informasi
Pembetukan kelompok DM agar dapat
terkait DM dengan sesama
bertukar informasi terkait DM yang
kelompok yang mengalami
mereka ketahui
DM
Mengajarkan Olahraga teratur untuk
Strategi Intervensi 5. Ada perubahan sikap berupa
kelompok DM
Keperawatan aktivitas fisik yang cukup.
Perencanaan Keperawatan Komunitas

 Dalam menyusun perencanaan keperawatan kesehatan komunitas


melalui langkah-langkah berikut:
 Menetapkan Prioritas
 Perawat dalam menentukan prioritas masalah memperhatikan enam
kriteria (Stanhope Lancaster,2016) yaitu:
 Kesadaran akan masyarakat akan masalah
 Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah
 Kemampuan perawat dalam mempengaruhi penyelesaian masalah
 Ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap solusi masalah
 Beratmya konsekuensi jika masalah tidak terselesaikan
 Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat
dicapai
Lanjutan…

 Menetapkan sasaran (Goal)


Dalam pelayanan kesehatan sasaran adalah pernyataann situasi ke depan,
kondisi atau status jangka panjang dan belum bisa diukur
 Menetapkan tujuan (Objective)
 hasil yang diharapkan dan dapat diukur, dibatasi waktu berorientasi pada
kegiatan seperti tujuan karakteristik : Menggunakan kata kerja
 Menggambarkan tingkah laku akhir, kualitas penampilan, kuantitas penampilan,
bagaimana penampilan dapat diukur
 Berhubungan dengan sasaran (goal)
 Adanya batasan waktu. Penulisan tujuan mengacu pada Nursing Outcome
Classification (NOC)
Implementasi Keperawatan Komunitas

 Hal yang sangat penting dalam implementasi keperawatan kesehatan komunitas


adalah melakukan berbagai tindakan yang berupa promosi kesehatan, memelihara
kesehata/ mengatasi kondisi tidak sehat
 Tahap implementasi keperawatan komunitas memiliki beberapa strategi
implementasi diantaranya proses kelompok, promosi kesehatan dan kemitraan
(partnership)

Evaluasi Keperawatan Komunitas


Jenis-jenis evaluasi menurut waktu pelaksanaan :
 Evaluasi formatif. Evaluasi ini dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program
yang bertujuan memperbaiki pelaksanaan program dan kemungkinan adanya
temuan utama berupa berbagai masalah dalam pelaksanaan program.
 Evaluasi sumatif. evaluasi ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan program
sudah selesai , yang bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan program dan
temuan utama berupa pencapaian apa saja dari pelaksanaan program
Lanjutan….
Prinsip-prinsip evaluasi meliputi:
Penguatan program, Penggunakan berbagai pendekatan, Desain evaluasi untuk kriteria penting
di komunitas, Menciptakan proses partisipasi,Diharapkan lebih fleksibel membangun kapasitas

Proses evaluasi meliputi:


Menentukan tujuan evaluasi, Menyusun desain evaluasi yang kredibel, Mendiskusikan rencana
evaluasi, Menentukan pelaku evaluasi, Melaksanakan evaluasi, Mendeseminasikan hasil
evaluasi, Menggunakan hasil evaluasi

Kriteria penilaian dalam evaluasi terdiri dari:


 Relevansi ( relevanvce): apakah tujuan program dapat mendukung tujuan kebijakan?
 Keefektifan (effectiveness): apakah tujuan program dapat tercapai?
 Efisiensi (efficiency): apakah tujuan program tercapai dengan biaya paling rendah?
 Hasil (outcomes): apakah indikator tujuan program membaik?
 Dampak (impact): apakah indikator tujuan kebijakan baik?
 Keberlanjutan (sustainability): apakah perbaikan indikator terus berlanjut setelah program
selesai?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai