Anda di halaman 1dari 33

The role of dental calculus and

other predisposing factor

Disusun oleh ; drg.Dondy


PPDGS Periodonsia UNAIR 2010
Pendahuluan
Penyebab utama keradangan gingiva
plak bakteri dan faktor predisposisi
lainnya
Faktor predisposisi lainnyacalculus,
maloklusi,restorasi yang buruk,berbagai
komplikasi oleh karena terapi
ortho,luka,penggunaan tembakau dan
terapi radiasi
calculus
merupakan plak bakteri yang
termineralisasi
Dibagi menjadi supragingiva dan
subgingiva berhubungan dengan
gingival margin
Supragingival calculus
Terletak coronal dari gingiva margin
Mudah dipisahkan
Bila dibersihkan akan mudah timbul
terutama pada area lingual dan Incisivus
mandibula
Warna dipengaruhi oleh bahan2 lain
tembakau dan pigmen makanan
Subgingival calculus
Dibawah puncak marginal gingiva
tidak nampak ; kecoklatan
Mengetahui dengan cara tactile
perception menggunakan sonde
Fisik keras,padat,hitam kehijauan
Komposisi calculus
Supragingiva
bahan organik dan inorganik (70-90%)

Bahan inorganik :
75,9% calcium phosphat
3,1% Calcium carbonat
Magnesium phospat
golongan logam lainnya
Organik—>
◦ Campuran protein polysacharide
◦ Sel epithel deskuamative
◦ Leukosit
◦ Berbagai jenis mikroorganisme
◦ Kompleks karbohidrat
Cara perlekatan calculus
ke permukaan gigi
1. Bantuan pelicle organik pada enamel
2. Mechanikal locking melalui ketidak
teraturan permukaan/kekasaran
3. Cekungan yang terdapat dibawah
permukaan calculus
4. Penetrasi bakteri calculus kedalam
sementum
term
Calculocementumcalculus yang
menancap ke dalam cementum
Formasi calculus
Calculus adalah dental plak yang
mengalami mineralisasi
Calculus bisa mengeras oleh karena
presipitasi garam mineral1-14 hari
setelah pembentukan calculus
Saliva merupakan sumber mineralisasi
Material alba, food debris
dan dental stain
Material alba
Adalah merupakan konsentrasi
mikroorganisme, sel epithel deskwamative,
leukosit, dan campuran protein dan lemak
saliva,dengan partikel makanan yang sedikit
atau tidak ada sama sekali.
Warna abu abu keputihan,lunak,deposit
yang lekat dan kurang lekatnya dibanding
dengan plak dental
Food debrisdicairkan oleh enzym
bakteri, dibersihkan dari rongga mulut
oleh aliran saliva
Dental plak bukan berasal dari food
debris
Food debris bukan penyebab penting
gingivitis
Dental stain deposit pada permukaan
gigi yang ber pigmentasi
Menimbulkan masalah estetik
Tidak menyebabkan inflamasi gingiva
Konsumsi kopi, teh, obat kumur
mempercepat pembentukannya
Faktor predisposisi lainnya
Faktor iatrogenik adalah semua
prosedur tindakan KG yang menimbulkan
kerusakan pada jaringan periodontal
Faktor yang berperan dalam iatrogenik
1. Lokasi gingival margin restorasi
2. Space antara tepi restorasi dan gigi yang
tidak dipreparasi
3. Kontur restorasi
4. Oklusi
5. Bahan restorasi
6. Prosedur restorasi
7. Desain GT
Tepi restorasi
Tepi restorasi yang overhanging
menimbulkan gingivitis dengan cara :
1. Merubah faktor ekologi pada gingiva
sulcus
2. Menghalangi pasien untuk
membersihkan akumulasi plak
Contour dan open contour
Crown dan restorasi yang overcontour
Menimbulkan akumulai plak dan
mencegah self cleaning
Open contour menimbulkan wedging
/food impaction oleh karena occlusal
force yang mengenai periodontium
( analisa klasik oleh Hirschfeld)
Dental material
Bahan KG yang menimbulkan potensi
merugikan jaringan periodontalself
curing acrilik
Mencegah akumuluasi plak polished
Pontichanya seminimal mungkin
kontak dengan mukosa, semakin banyak
kontakpoor
Perhatikan kemudahan accesibilitas OH
Desain GTSL
Setelah insersi terjadi peningkatan
mobilitas abutment,keradangan gingiva
dan pembentukan periodontal poket
Mikroorganismespirochaetal
Prosedur restorasi
Rubber damn clasp,matrix band, bur
laserasi gingiva, trauma mekanik dan
keradangan
maloklusi
Ketidak teraturanplakakontrol sulit
Beberapa peneliti menemukan korelasi
yang positif antara berdesakan dan
periodontal disease
Gigi yang tidak dilakukan penggantian
pasca exo mesial drift, tilting,extrusi
food impaksigingival inflam,hilangnya
interproksimal bone
Fakta menarik tentang mouth breathing
Tidak mempunyai pengaruh pada
prevalensi atau perluasan gingivitis,
kecuali bila terdapat calculus
Mempunyai gingivitis yang parah
dibanding non mouth breathing
Crowding dengan gingivitis hanya terjadi
pada MB
Komplikasi periodontal dan terapi
orthodonsi
Mempengaruhi periodontium dengan
menunjang retensi plak overextended
band,
kekuatan yang berlebihan dan tidak
menguntungkan pada struktur gigi dan
jaringan pendukung
Mampu merubah ekosistem bakteri
Tx ortho dilakukan segera setelah m
satu tumbuh JE masik melekat pada
permukaan enamel, bila terdapat
execessive force oleh band diluar batas
level attachment akan memisahkan
gingiva dari gigiproliferasi apikal JE
peningkatan resesi Gingiva
Respon jaringan terhadap kekuatan ortho
Bila terdapat execessive forcenekrosis
periodontal ligament dan tulang alveol
disebelahnya
Apical root resorb
Hindari kekuatan yang berlebihan dan
gerakan gigi yang cepat pada tx ortho
Penggunaan elastis untuk menutup
diastemakemungkinan terjadi
attachment loss
Pencabutan molar 3
Menimbulkan cacat vertikal  terutama
pada px diatas usia 25 thn ketika
dilakukan odont
Akan terbentuk plak,terjadinya
BEP,,resorb akar pada kontak area antara
M2 dan M3
Adanya pelebaran patology follikel
Luka karena pola kebiasaan dan melukai
diri sendiri
Melukai diri sendiri penyikatan
gigiyang tidak baik dan benar,penggunaan
tusuk gigi
Kebiasaan menekan kuku pad a gingiva
Chemiical iritanttopikal aplikasi
aspirin,reaksi lokal alergi,pemakaian
chewing tobacco dan obat kumur
Trauma tindik
Lingualbarbells lingual resesi dengan
pembentukan poket
Trauma sikat gigi
Kerusakan gingiva pola penyikatan
yang berlebihan,
Penggunaan pasta yang mempunya
butiran yang kasar
Kerusakan yang acuteacute gingival
abses ( biasanya pada penggunaan sikat
gigi baru )
Kerusakan kronis resesi gingiva
Iritasi kimia
Simple erythema, pembentukan painfull
vesicle,ulserasi
Keradangan gingiva akut
Oleh karena penggunaan obat kumur
dengan kandungan yang ‘keras’,topikal
aplikasi obat yang korosif eg.aspirin,
Penggunaan tembakau
Merupakan prevalensi dari NUG
Smoker2,6 sampai 6 kali mempunyai
resiko terbentuknya period.disease
Pada smoker:
- merupakan markas mikroflora
subgingival yang lebih patogenik
- Flora lebih virulent
Terapi Radiasi
Menyebabkan periodontal attachment loss
dan hilangnya gigi bila tidak dilakukan
perawatan pendahuluan sebelum terapi
radiasi
Terima kasih perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai