Anda di halaman 1dari 44

KONFERENSI KLINIK

G4P2A1 HAMIL 40 MINGGU


INPARTU KALA I FASE LATEN +
KPD 24 JAM + OLIGOHIDRAMNION
+ JTH IU PRESKEP
OLEH: BELLA, NOPRA, GALIH, DHAFIR, ANISA, ANGGIA,
NURUL, FLOREN
Pembimbing :
dr. Hanif M. Noor, Sp.OG
 
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI
BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER
PROVINSI JAMBI
2020
BAB I PENDAHULUAN

 Air ketuban memiliki beberapa peranan yang penting


diantaranya melindungi bayi dari trauma, terjepitnya tali
pusat, menjaga kestabilan suhu dalam rahim, melindungi
dari infeksi, membuat bayi bisa bergerak sehingga ototnya
berkembang dengan baik serta membantu perkembangan
saluran cernadan paru janin.

 KPD sering kali dapat menimbulkan morbiditas dan


mortalitas pada ibu maupun bayi.

 Kematian perinatal yang cukup tinggi ini disebabkan karena


kematian akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yang
meningkat.

 2 komplikasi yang sering terjadi pada KPD: infeksi, kurang


bulan atau prematuritas
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien Suami
Nama Ny. N Tn. M
Umur 42 tahun 43 tahun
Suku/bangsa Melayu/Indonesia Jawa/Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan MTS SD
Pekerjaan IRT Buruh
Alamat Sarang Burung, Sarang Burung,
Muaro Jambi Muaro Jambi
MRS : 30 Januari 2020, 08.42 WIB

Keluhan Utama : nyeri perut dan keluar air dari jalan lahir.

Pasien datang dengan


keluhan nyeri perut Masuk IGD
menjalar ke pinggang, TD: 110/70
keluhan disertai keluar air- HR: 89x/i
air dari jalan lahir sejak 1 T: 36,8 C
hari SMRS. Lendir darah RR: 23x/i
(+).
Riwayat Penyakit Dahulu
 Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Hepatitis, alergi obat (-)

Riwayat Haid
 Menarche umur : 14 tahun
 Haid : Teratur
 Lama haid : 7 hari
 Siklus : 28 hari
 Dismenore : Ya
 Warna : Merah kehitaman
 Bau Haid : Anyir
 Fluor Albus :-
Riwayat menikah : 1 kali, usia menikah 18 tahun

Riwayat Obstetri
 GPA : G4P2A1
 HPHT : 21 April 2019
 TP : 28 Januari 2020
 ANC : 8 kali
 Imunisasi TT : 1X
 Keluhan Umum :-

Riwayat KB
 KB Pil Dan Suntik
Riwayat Persalinan

Anak
Jenis JK BB
Tahun Umur
No Persalina Penolong Penyulit Ket
Partus Kehamilan
n

1 1997 Aterm  Spontan Bidan - LK  lupa  hidu


p
2 2004 Aterm Spontan Bidan - LK lupa hidup
3 2019 Abortus
4 Ini
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Keluarga
 Keturunan kembar (-)
 Diabetes melitus (-), Hepatitis (-), Hipertensi (-),
Penyakit Jantung Koroner (-), TB (-).
Perilaku Kesehatan yang lalu
 Diabetes mellitus (-), Hepatitis (-), Hipertensi (-),
Penyakit Jantung Koroner (-), TB (-).
Pemeriksaan Fisik
 KU : Sedang
 TD : 110/70
 N : 89x/menit
 Suhu : 36,8 C
 RR : 23x/menit
 BB sebelum hamil : 52 kg
 BB saat hamil : 62 kg
 Tinggi badan : 165 cm
Status Generalisata
 Kepala : normocephale, rambut hitam, tidak mudah dicabut.
 Mata : conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
 THT : dalam batas normal
 Leher : pembesaran KGB (-)
 Thorak : pergerakan dada simetris statis dan dinamis
 Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
 Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : membesar (+)
 Ekstremitas : akral hangat, edema +/+, sianosis -/-
Status Obstetri
Pemeriksaan luar
Inspeksi

 Abdomen : pembesaran perut simetris, striae gravidarum


(+), linea nigra (+), sikatrik (+), bekas luka operasi (-)
Palpasi

Leopold I : TFU 27 cm, teraba massa lunak tidak melenting


Leopold II : Kanan : Teraba bagian terbesar janin
Kiri : Teraba massa lunak tidak melenting
dan bagian-bagian kecil janin
Leopold III : Teraba bagian keras, bundar, melenting
Leopold IV : U 5/5 belum masuk PAP

 TBJ : (27– 12) x 155 = 2325 gr


 HIS : 3x10'/30"
 Auskultasi : DJJ (+) 130X/menit
Pemeriksaan Dalam

 Portio : medial, lunak


 Pembukaan : 2 cm
 Ketuban : kering
 Penunjuk : Ubun-Ubun Kecil
 Bagian terbawah/presentasi : kepala
 Penurunan kepala : U 5/5
Pemeriksan Penunjang

Laboratorium:
WBC: 8.930/mm3
RBC: 3.860.000/mm3
HGB:11,9 g/dL
PLT: 290.000/mm3
HCT: 34,8%
GDS: 94mg/dL
Pemeriksa
n
Penunjang
Diagnosis :
 G4P2A1 hamil 40 minggu inpartu kala I fase laten +
KPD 24 jam + Oligohidramnion + JTH IU Preskep
Penatalaksanaan
 IVFD RL 20tpm
 Inj. Ceftriaxone 2 gr
FOLLOW UP
13.45 WIB Pasien diantar ke OKE
14.15 WIB Operasi dimulai
14.30 WIB Lahir bayi laki-laki per abdominal BB 2.600
gr,
PB 46 cm, AS 8/9
14.45 WIB Plasenta lahir lengkap
Diagnosa post partum :

P3A1 Post SC Hari ke 2 a/i KPD 24 jam +


Oligohidramnion
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
KPD
Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Prelabor rupture of
membrane (PROM) : Pecahnya ketuban sebelum
inpartu.
Dapat terjadi kapan saja baik waktu aterm maupun
preterm dan akan meningkatkan resiko terhadap
kehamilan.
ETIOLOGI
• Inkompetensia serviks
• Peninggian tekanan inta uterin

• Makrosomia
• Hidramnion

• Kelainan letak yaitu letak lintang.


• Penyakit infeksi

• Penduluran abdomen (perut gantung)


• Usia ibu yang lebih tua

• Riwayat KPD sebelumnya


• Merokok selama kehamilan
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
1. Tentukan pecahnya ketuban, dengan adanya cairan
ketuban di vagina.

2. Menggerakkan sedikit bagian terbawah janin atau


meminta pasien batuk atau mengedan.

3. Tes Lakmus (Nitrazin test) : merah menjadi biru

4. Tentukan usia kehamilan

5. Tentukan adanya infeksi

6. Tanda –tanda persalinan dan skoring pelvic


TATALAKSANA

Pastikan diagnosis

Tentukan Umur kehamilan

Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal


ataupun infeksi janin

Apakah dalam keadaan inpartu, terdapat


kegawatan janin
TATALAKSANA
 Konservatif

1. Rawat dirumah sakit


2. Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg
atau eritromisin bila tidak tahan ampisilin
dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7
hari)
3. Jika umur kehamilan <32-34 minggu :
 Rawat
hingga air ketuban masih keluar atau
sampai air ketuban tidak lagi keluar
TATALAKSANA
 Konservatif
4. Jika usia kehamilan 32-37 minggu
• Belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif : Beri
deksametason, observasi tanda – tanda infeksi, dan
kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu
• Sudah inpartu, tidak ada infeksi : Berikan tokolitik
(salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24 jam
• Ada infeksi : beri antibiotik dan lakukan induksi, nilai
tanda – tanda infeksi.
• Berikan steroid untuk memacu kematangan paru janin
dan periksa kadar lesitin dan spingomelin tiap minggu
• Dosis betametason 12mg sehari dosis tunggal selama 2
hari, deksametason I.M 5mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali
TATALAKSANA
 Aktif
1. Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin.
Bila gagal Sectio Sesarea.
2. Berikan misoprostol 25 – 50 mcg interval tiap 6
jam maksimal 4 kali.
3. Bila ada tanda – tanda infeksi berikan antibiotik
dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
4. Bila skor pelvik <5, lakukan pematangan serviks,
kemudian induksi. Jika tidak berhasil akhiri
persalinan dengan SC
5. Bila skor pelvik >5, Induksi persalinan
KOMPLIKASI

Persalinan Prematur

Infeksi

Hipoksia dan Asfiksia

Sindrom Deformitas Janin


PROGNOSIS

 Prognosis pada ketuban pecah dini sangat


bervariatif tergantung pada :
 Usia kehamilan
 Adanya infeksi / sepsis
 Factor resiko / penyebab
 Ketepatan Diagnosis awal dan penatalaksanaan
DEFINISI

 Ada beberapa definisi oligohidramnion


yang dipakai diantaranya:
Berkurangnya volume air ketuban (VAK)
Volumenya kurang dari 500 cc saat usia
32-36 minggu Ukuran satu kantong
(kuadran) < 2 cm

  Amniotic fluid index (AFI) < 5 cm atau


< presentil kelima
ETIOLOGI
 Etiologi
 Belum jelas
 Hipotesa  renal agenosis janin
 Amnion  kurang baik pertumbuhannya
 Etiologi sekunder  ketuban pecah dini

 Oligohidramnion diakibatkan oleh banyaknya cairan yg


hilang ataupun kurangnya produksi urin janin.

  Secara umum oligohidramnion berhubungan dengan salah


satu kondisi dibawah ini: Pecahnya selaput ketuban.
Kelainan bawaan pada saluran ginjal dan atau saluran
kemih janin. Produksi pipis janin yang kurang secarakronis.
Hamil lewat waktu (Postterm)
Gambaran Klinis
 Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak
ada ballotement/ lemah

 Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.

 Sering berakhir dengan partus prematurus

 Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima


dan terdengar lebih jelas

 Persalinan lebih lama dari biasanya

 Sewaktu his terasa sakit sekali

 Bilaketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak


ada yang keluar
DIAGNOSIS
 Diagnosa dibuat dengan pemeriksaan USG
yaitu dengan mengukur indeks cairan ketuban
(Amniotic Fluid Index= AFI).

  Tetapi secara klinis (dengan pemeriksaanfisik)


bisa diduga dengan : pengukuran tinggi rahim
dari luar serta bagian bayi yang mudah diraba
dari luar (didinding perut ibu).

  Namun hal ini hanya berupa asumsi/dugaan


saja, tetap harus dikonfirmasi dengan USG.
 USG juga bisa melihat anantomi janin untuk
melihat kelainan seperti ginjal yang tidak tumbuh
(dengan tidak terlihatnya pipis di kandung kemih
janin).

 Serta untuk mengetahui adanya gangguan


pertumbuhan janin.

 Pemeriksaan dengan spekulum dapat dilakukan


guna mendeteksi adanya kebocoran air ketuban
akibat pecahnya air ketuban.
 Oligohidramnion didefinisikan sebagai AFI yang
kurang dari 5 cm. Karena VAK tergantung pada
usia kehamilan maka definisi yang lebih tepat
adalah AFI yang kurang dari presentil 5 ( lebih
kurang AFI yang <6.8 cm saat hamil cukup bulan).

 VAK merupakan prediktor kemampuan janin


menghadapi persalinan, karena kemungkinan tali
pusat terjepit antara bagian bayi dan dinding
rahim meningkat tatkala air ketuban sedikit. Hal ini
akan menimbulkan gawat janin serta persalinan
diakhiri dengan bedah cesar.
 Jika terjadi oligohidramnion sebelum cukup bulan,
dilakukan perawatan secara
ekspektatif tergantung kondisi bayi dan ibu,
sedangkan jika terjadi pada hamil cukup bulan,
dilakukan pengakhiran kehamilan (terminasi)
sesuai dengan kondisi kematangan leher rahim.
Jika matang dilakukan induksi persalinan. Jumlah
air ketuban bisa ditambah dari luar dengan
melakukan amnioinfusion
Tindakan Konservatif

 Tirah baring.
 Hidrasi.
 Perbaikan nutrisi.
 Pemantauan kesejahteraan janin
(hitung pergerakan janin, Djj)
 Amnion infusion
 Induksi dan kelahiran  bila keadaan
mengharuskan
ANALISA KASUS
ANAMNESA

PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Diagnosa Klinis :
G4P2A1 hamil 40 minggu inpartu kala I fase laten +
KPD 24 jam + Oligohidramnion + JTH IU Preskep

Diagnosa Post Op :
P3A1 Post SC Hari ke 2 a/I KPD 24 jam +
Oligohidramnion
Anamnesis
TEORI KASUS
Merasa keluar cairan yang banyak Pasien datang dengan
secara tiba-tiba
keluhan nyeri perut
menjalar ke pinggang,
keluhan disertai keluar air-
air dari jalan lahir sejak 1
hari SMRS. Lendir darah
(+).
Pemeriksaan fisik
TEORI KASUS
• Inspekulo: melihat • Tidak dilakukan
adanya cairan yang keluar pemeriksaan dengan
dari serviks atau
menggenang di forniks speculum
posterior
• Tercium bau khas cairan
ketuban • Riwayat keluar air ketuban
Pemeriksaan penunjang
TEORI KASUS
• Pemeriksaan leukosit untuk • Leukosit 8.930
mengetahui tanda-tanda
infeksi • Tes lakmus dan Ferning Test
• Tes Lakmus (merah menjadi tidak dilakukan
biru)/Pemeriksaan pH vagina
didapatkan hasil basa
• Ferning (+) pada pemeriksaan
mikroskopis • Pemeriksaan LEA cairan
• Pemeriksaan LEA cairan ketuban tidak dilakukan
ketuban untuk menyingkirkan
kemungkinan infeksi intrauterin
(LEA +2 atau lebih curiga • Pada pasien ini dari
infeksi) pemeriksaan USG, didapatkan
• USG untuk melihat jumlah malposisi, oligohidramnion.
cairan ketuban dalam cavum
uteri.
Tatalaksana
Teori Yang diberikan
• Tatalaksana Umum  
– Eritromisin 4x250 mg selama 10 hari Tidak Dilakukan
– Rujuk ke fasilitas yang memadai Pasien sudah berada di fasilitas
• Tatalaksana Khusus memadai
– Usia kehamilan lebih dari 34 minggu
• Lakukan induksi persalinan
dengan oksitosin bila tidak
ada kontraindikasi Tidak Dilakukan
 

Yang diberikan Teori


 
• Rencana Sectio Caesarea Dilakukan terminasi jika usia
kehamilan >37 minggu

• Diberikan inj. Ceftriaxon 2 gr Dilakukan pemberian antibiotic


profilaksis pre-SC untuk mencegah
terjadinya infeksi 
Kesimpulan

 Pada kasus ini telah di bahas mengenai Ny. N 42


tahun yang mengalami KPD 24 jam +
Oligohidramnion. Dari penegakan diagnosis dan
tatalaksana telah dilakukan sesuai prosedur dan
teori yang ada.
THANKYOU!

Anda mungkin juga menyukai