Anda di halaman 1dari 21

Imunodefisiensi

Defisiensi Imun
• Terjadi bila ≥ 1 komponen imun rusak
• Kerusakan imun dapat diturunkan atau
didapat
• Kerusakan imun dapat terjadi pada :
- sel T
- sel B
- Sel T dan sel B
- sistem komplemen
- APC
Lymphocyte Adaptive immunity Sel sel
sistem imun
Macrophage Phagocytosis
Monocyte Ag presentation Progenitor
Limpoid
Umum
Neutrophil Phagocytic
PMN Anti-bacterial

Pluripotent
Eosinophil Anti-parasite haemopoietic
immunity stem cell

Basophil ?Protection of Myeloid


mucosal surfaces? progenitor

Mast cell Protection of


mucosal surfaces
GANGGUAN LIMPOSIT T
Kerusakan Imun yang
diturunkan (Genetik)
Kerusakan genetik dapat terjadi pada hampir semua
molekul yg terlibat dalam respon imun

• Kerusakan sel T

• DiGeorge syndrome: Kegagalan pembentukan


thymus (thymic aplasia).

• Pasien menderita kepekaan terhadap infeksi

• Dengan tidak adanyua limposit T juga berdampak


pada kemampuan sel B mensintesis antibodi
Kerusakan (genetik) Sel
B/ Inherited B cell
defects
X-linked agammaglobulinemia:
• Ketidak mampuan X-chromosome-
linked untuk memproduksi limposit
B, mengakibatkan tidak adanya Ig.
• Pasien terutama menderita penyakit
infeksi bakteri dan virus yg
memerlukan antibodi untuk
membuangnya
Imunodefisiensi
Campuran/Mixed
Immunodeficiencies
Kerusakan sel T dan sel B yg diturunkan :
• Severe combined immune deficiencies
(SCID).
• Pasien menderita kepekaan total terhadap
infeksi karena tidak adanya sel T dan sel B
yg mengatur
• Kerusakan fungsi fagosit yg bersifat
turunan
• Kerusakan komnplemen yg bersifat
turunan: hilangnya komponen
komplemen spesifik .
HIV/AIDS
Deskripsi
• HIV bergantung pada tubuh manusia
bereplikasi dan bertahan hidup
• HIV memasuki limposit, beriplakis di
dalamnya & mengakibatkan destruksi
progresiv sistem imun humoral dan
selular hingga orang yg terinfeksi
menjadi tidak mampu melawan infeksi
dan berkembang menjadi Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
Acquired immune deficiency
syndrome (AIDS).
• Respon imun menjadi rusak karena
terpapar Human
Immunodeficiency Virus (HIV).
• HIV menginfeksi secara
selektivCD4+ sel T dan makrofag
• Penyakitnya biasanya bersifat letal
karena tidak adanya CD4+sel T
Infection with the human
immunodeficiency virus
(HIV)
Gambaran Serokonversi :
• Penyakit demam tipe kelenjar
• with maculopapular rash and
• Tukak orogenital kecil
Gambaran awal penyakit:
• Kelenjar secara umum membengkak
• Kulit menjadi merah
• shingles
Infection with the human
immunodeficiency virus
(HIV)
Gambaran klinis lanjut:
• Kehilangan berat badan
• Demam yg berulang
• Lesu
• Lemah
• Diare kronis
• anaemia
• Infeksi berulang
• TB
• oral candidiasis
Diagnosis:
• Harus dilakukan konseling pre-test dan
post-test yang Adequate
• Adanya "window period“ hingga 3
bulan (periode waktu antara terinfeksi
dan munculnya antibodi yg dapat
dilacak melalui pemeriksaan darh)
• Pastikan bahwa diagnosis direkam
dg cara tertentu
dimanakerahasiaan pasien terjaga
Tahap klinis 3 atau 4
WHO
• CD4 count <200 ×
106/l
• Total lymphocyte
count <1.25 ×
109/l
(digunakan jika
hitung CD4 tidak
tersedia)
Human Immunedeficiency
Virus Pada Anak anak

• Infeksi Human immune deficiency


virus (HIV) dan penyakit yang
diakibatkannya, yaitu acquired
immune deficiency disease syndrome
(AIDS) pada anak anak merupakan
penyebab utama penderita dan
kematian anak anak di Afrika
Selatan setelah usia 1 bulan
Diagnosis infeksi HIV :
• Tes Antibody: - rapid tes antibodi HIV
- HIV ELISA test
- Western Blot test,
– Pengujian tersebut menentukan respon tubuh
terhadap virus dan biasa digunakan untuk
mendiagnosis infeksi
• Antigen tests (DNA atau RNA HIV dengan
PCR dan antigen p24;
– Pengujian tersebut mencari bagian virus HI tapi
secara teknis sulit dilakukan dan tidak rutin
tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan umum
Tes antibodi yang positif
Pada anak < 15 tahun :
• Dapat direfleksikan pd antibodi ibu
dibanding infeksi pada anak
• Jika tes antibodi ke dua positif dan anak
menunjukkan gejala infeksi HIV (AIDs),
sangat muingkin anak tsb terinfeksi HIV
• Jika anak tidak menunjukkan gejala infeksi
HIV, anak tsb masih mungkin terinfeksi
HIV, tapi sifatnya asimptomatik Tesnya
harus diulangi setelah anak berusia 15 – 18
bulan
• Diperlukan untuk melakukan tes antibodi
HIV kedua . Jika positif anak anak
terinfeksi HIV
Tes antibodi negatif
• Berarti anak tsb tidak terinfeksi HIV,
dimana anak tidak menerima ASI
selama 6 bulan pertama
• Jika anak menerima ASI selama 6
bulan pertama usianya, , tes harus
diulang 6 bulan setelah nberhenti
menerima ASI untuk konfirmasi
bahwa anak tsb betul betul HIV
negative
Risiko Infeksi

Anda mungkin juga menyukai