Anda di halaman 1dari 33

AIK 4

Akhlak dan
Ilmu
Pengetahuan
Kelompok 5

Vini Da'watu Al Haqq Asih Sasmita


201810330311037

Nur Khalida Zia 201810330311045

Nabilah Fildzah Alfisyahrin 201810330311052

Alfina Nursa’adah 201810330311074


Keutamaan Ilmu,
Ilmuan, dan Majelis
Ilmu
- Allah mengangkat derajat orang yang berilmu

Allah SWT berfirman:

ٍ ‫ين أُوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬


11(11 :‫ت َوهللاُ بِ َما تَ ْع َملُو َن( َخبِير)المجادلة‬ َ ‫ين آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذ‬
َ ‫يَرْ فَ ِع هللاُ الَّ ِذ‬

Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman


di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-
Mujadilah: 11)
Hadits-hadits yang menjelaskan pentingnya ilmu

- Tentang pentingnya ilmu Rasulullah SAW bersabda:

)‫َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْيرًا يُفَقِّ ْههُ فِي ال ِّدي ِن (رواه البخاري ومسلم‬

Artinya: “Barang siapa dikehendaki bagi oleh Allah, maka Allah


memberi kepahaman untuknya tentang ilmu”, (HR. Bukhari dan Muslim)

- Sabda Rasulullah SAW:


- )‫اَ ْل ُعلَ َما ُء َو َرثَةُ اأْل َ ْنبِيَا ِء (رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان‬

Artinya: “Orang-orang yang berilmu adalah ahli waris para nabi”


(HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
- Dimohonkan ampun oleh segala yang ada di langit dan di bumi
- Dapat memberikan manfaat bagi orang sekitarnya dan dibutuhkan
Keutamaan Majelis Ilmu

- Dimudahkan jalannya menuju surga


- Mendapatkan ketenangan, rahmat dan dimuliakan para Malaikat
- Merupakan jihad fi sabilillah
- Dicatat sebagai orang yang shalat hingga kembali ke rumah
Hubungan antara
Ilmu Agama dan Ilmu
Umum
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dan metodis, pendekatan yang digunakan adalah empiris-terikat
dimensi ruang dan waktu serta berdasarkan kemampuan panca indra
manusia, rasional dan umum. Ia merupakan suatu hal yang tidak mutlak.
Sedangkan, Agama adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan, berupa ajaran
tentang ketentuan, kepercayaan, kepasrahan dan pengamalan, yang
diberikan kepada makhluk yang berakal demi keselamatan dan
kesejahteraanya di dunia dan akhirat. Agama merupakan kebenaran
mutlak karena bersumber dari Tuhan.
M. Amin Abdullah memperlihatkan adanya tiga pola pendekatan yang
melahirkan model hubungan antara ilmu dan agama, yaitu: model single entity,
model isolated entities, model interconnected entities.

1. Model single entity, dalam arti pengetahuan agama berdiri sendiri tanpa
memerlukan bantuan metodologi yang digunakan oleh ilmu lain, dan
sebaliknya.
2. Model isolated entities, dalam arti masing-masing rumpun ilmu berdiri
sendiri, tahu keberadaan rumpun ilmu yang lain tetapi tidak bersentuhan, tidak
tegur sapa secara metodologis.
3. Model interconnected entities, dalam arti masing-masing sadar akan
keterbatasannya dalam memecahkan persoalan manusia, lalu menjalin
kerjasama setidaknya dalam hal yang menyentuh persoalan pendekatan
(approach), metode berpikir, dan penelitian (process and procedure).
Dalil berkaitan ilmu agama dan
ilmu umum

ْ ‫يضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم‬


‫سلِ ٍم‬ َ ‫ب ا ْل ِع ْل ِم فَ ِر‬
ُ َ‫طَل‬

”Menuntut ilmu (agama) itu wajib atas setiap muslim.”

(HR. Ibnu Majah no. 224. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Dalil berkaitan ilmu agama dan
ilmu umum
Surah Al-Alaq ayat 1-5 yang menjelaskan interpretasi dari ilmu
pengetahuan
Keterkaitan Agama, Filsafat, dan
Ilmu Pengetahuan
Jadi bisa dikatakan selain ada kebenaran mutlak yang langsung datang dari Allah, diakui pula
keberadaan kebenaran relatif sebagai hasil budaya manusia, baik berupa kebenaran spekulatif
(Filsafat) maupun kebenaran positif (Ilmu Pengetahuan). Manusia hanya dapat hidup dengan
wajar dan benar manakala ia mau mengikuti kebenaran mutlak sekaligus mengakui eksistensi
dan fungsi kebenaran-kebenaran lain yang sesuai dengan kebenaran mutlak agama tersebut.
Wilayah agama, wilayah ilmu pengetahuan, dan wilayah filsafat memang berbeda. Agama
mengenai soal kepercayaan dan ilmu mengenai soal pengetahuan. Pelita agama ada di hati
pelita ilmu ada di otak. Meski areanya berbeda sebagaimana dijelaskan di atas, ketiganya
saling berkaitan dan berhubungan timbal balik. Agama menetapkan tujuan, tapi ia tidak dapat
mencapainya tanpa bantuan ilmu pengetahuan dan filsafat. Ilmu yang kuat dapat memperkuat
keyakinan keagamaan. Agama senantiasa memotivasi pengembangan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan akan membahayakan umat manusia jika tidak dikekang dengan agama. Dari sini
dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu tanpa agama buta dan agama tanpa ilmu lumpuh.
Akhlak Mencari dan
Mengajarkan Ilmu
Akhlak mencari ilmu
Di dalam Al Qur’an diterangkan bahwa sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat orang-orang
yang beriman dan berilmu. Ilmu merupakan sarana utama menuju kebahagiaan abadi. Ilmu merupakan
pondasi utama sebelum berkata-kata dan berbuat. Dengan ilmu, manusia dapat memiliki peradaban dan
kebudayaan. Dengan ilmu, manusia dapat memperoleh kehidupan dunia, dan dengan ilmu pula, manusia
menggapai kehidupan akhirat. Ada sebuah pepatah arab mengatakan :

“Uthlubu al-’ilma min al-mahdi ila al-llahdi” artinya : tuntutlah ilmu dari buaiyan smapai keliang lahat.

Allah swt menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu karena ilmu itu memang sangatlah penting
seperti yang difirmankan allah swt pada ayat diatas dengan ilmu derajat kita akan terangkat baik dimata
allah atapun dimata manusia. Baik atau buruk nya sebuah ilmu bukan karena ilmunya melainkan karena niat
atau tujuan sipemilik ilmu, Ibarat pisau, tergantung siapa yang memilikinya. Jika pisau dimiliki oleh orang
jahat, maka pisau itu bisa digunakan untuk membunuh, merampok atau mencuri. Tetapi jika dimiliki oleh
orang baik, maka pisau itu bisa digunakan untuk memotong hewan qurban, mengiris bawang atau membelah
Di bawah ini merupakan metode yang baik dalam mencari/menuntut ilmu, agar
ilmu yang kita miliki bermanfaat dan mendapat barokah dari Allah
1. Awali dengan niat yang benar, baik dan ikhlas. Niatkan bahwa mencari/menuntut ilmu hanya untuk
mendapatkan ridho Allah. Niatkan bahwa ilmu yang dimiliki akan digunakan untuk kebaikan.
2. Selalu minta restu dan ridho orangtua.
3. Berhati-hati dalam memilih ilmu. Pelajarilah ilmu agama sebagai landasan hidup. Pelajarilah ilmu
tentang aqidah, karena aqidah yang benar merupakan pondasi keimanan. Pelajarilah ilmu tentang akhlak,
karena akhlak merupakan cermin dari suasana hati. Ingatlah... bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW
diutus ke dunia untuk memperbaiki akhlak manusia. Pelajarilah ilmu fiqh agar tata cara ibadah kita
sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Pelajarilah ilmu-ilmu duniawi sebagai sarana untuk beribadah
kepada Allah dan berbuat kebaikan.
4. Belajar kepada guru yang terpercaya akan keilmuannya dan agamanya. Cara ini lebih cepat dan lebih
meyakinkan daripada belajar tanpa guru. Dengan belajar kepada guru akan memungkinkan diskusi, tanya-
jawab dan timbal-balik antara murid dan guru.
5. Belajar kepada alam. Gunakanlah akal untuk memikirkan alam semesta ini dan kejadian-
kejadiannya, dalam rangka meneguhkan/menguatkan keyakinan kita terhadap kekuasaan dan
keagunggan Allah.
6. Belajar dari pengalaman dan ujian hidup. Jika hidup dan kehidupan ini kita jalani dengan
kesholehan hati, maka setiap pengalaman dan ujian/cobaan dapat kita jadikan pelajaran. Sabar
dan rasa syukur kepada Allah merupakan dua aspek penting dalam mengambil atau memetik
pelajaran dari pengalaman dan ujian hidup.
Nah, jikalau sudah memiliki ilmu maka kita diwajibkan untuk mengamalkannya karena ini
merupakan sebuah syarat dari kesempurnaan kita dalam menuntut ilmu dan salah satu amalan
yang tidak terputus sampai kita mati adalah ilmu yang bermanfaat. Sebagai mana nabi kita
Muhammad saw bersabda:
ُ‫ح يَ ْد ُعوْ لَه‬ َ ‫ أَوْ َولَ ٍد‬،‫ أَوْ ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه‬،‫اريَ ٍة‬
ٍ ِ ‫صا ل‬ ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬ ٍ َ‫ات اب ُْن آ َد َم ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ إِالَّ ِم ْن ثَال‬
َ :‫ث‬ َ ‫إِ َذا َم‬
"Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali dari
tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang anak shalih yang
mendo'akannya." (HR. Muslim )..
Keutamaan Menyebarkan Ilmu
Dari Abu Umamah al-Baahili radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

َ ُّ‫ُصل‬
«‫ون‬ ، َ ‫ َح َّتىا لَّنمْ َل َة ِف ىجُحْ ِر َها َو َح َّتىا ْلح‬،‫إِ َّنهَّللا َ َو َم َال ِئ َك َت ُه َوأَهْ َلا ل َّس َم َو ِات َوا َألرْ ِض‬
َ ‫ُوت َل ي‬
‫اسا ْل َخي َْر‬
ِ ‫» َعلَىمُ َعلِّ ِم ا َّلن‬

“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut
dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang
yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia”
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫خيْ ٍر َفل َُه ِمث ُْل أ َ ْج ِر ف‬


‫َاعلِ ِه‬ َ ‫َم ْن َد ّ َل َعل َى‬

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala
orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).

Kebaikan yang dimaksudkan dalam hadits ini adalah kebaikan agama maupun kebaikan
dunia. Berarti kebaikan yang dimaksudkan bukan hanya termasuk pada kebaikan agama
saja.Termasuk dalam memberikan kebaikan di sini adalah dengan memberikan wejangan, nasehat,
menulis buku dalam ilmu yang bermanfaat.

Bentuk pengajaran ilmu yang bisa diberikan ada dua macam:

● Dengan lisan seperti mengajarkan, memberi nasehat dan memberikan fatwa.

● Dengan perbuatan atau tingkah laku yaitu dengan menjadi qudwah hasanah, memberi contoh

kebaikan.
Khusus dakwah dengan qudwah hasanah, yaitu langsung memberikan teladan, maka
jika ada orang yang mengikuti suatu amalan atau meninggalkan suatu amalan karena
mencontoh kita, itu sama saja dengan bentuk dakwah pada mereka. Hal ini termasuk
pada ayat,

ِ ‫َّاس تَأْمرو َن بِالْمعر‬


‫وف َوَتْن َه ْو َن َع ِن الْ ُمْن َك ِر‬ ِ ‫ُكْنتم خير أ َُّم ٍة أُخ ِرج‬
ُْ َ ُ ُ ِ ‫ت للن‬ ْ َ ْ ََْ ْ ُ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar.” (QS. Ali Imran: 110).
Keutamaan Mengajarkan Ilmu
● Ia akan mendapatkan pahala semisal pahala orang yang ia ajarkan.
● Orang yang mengajarkan ilmu berarti telah melakukan amar ma’ruf nahi munkar, demi
baiknya tatanan masyarakat lewat saling menasehati.
● Termasuk bentuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.
● Akan membimbing dan mewujudkan kehidupan bahagia pada tiap individu masyarakat dengan
adanya adab dan hukum Islam yang tersebar.

Walau Satu Ayat, Ajarkanlah!


Intinya, ajarkanlah ilmu yang dimiliki walau satu ayat. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ً‫بَلِّغُوا َعىِّن َولَ ْو آيَة‬


“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari no. 3461).

Yang dimaksud dengan hadits ini adalah sampaikan kalimat yang bermanfaat, bisa jadi dari ayat Al
Qur’an atau hadits (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7: 360).
Prinsip Islam Dalam
Perkembangan IPTEK
Dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi bisa dikaji dan digali
dalam Al-quran, sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat
80

“Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara diri dalam
peperanganmu”.

Tidak ada pertentanganantara sains dan Islam, dimana keduanya berjalan seimbang dan
selaras untuk menciptakan khazanah keilmuan dan peradaban manusia yang lebih baik
darisebelumnya.Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah
mengekang umatnya untuk maju dan modern.
Prinsip pengembangan IPTEK
berbasis sunnatullah
- Prinsip Pertama : Bahwa sunnatullah adalah kita yakini sebagai ciptaan
Allah SWT, yang berukuran, tidak berubah-ubah dan obyektif.
- Prinsip kedua : Ada tatanan alam yang teratur di dunia , baik natural
maupun sosial.
- Prinsip ketiga : yaitu dunia tertata menurut ukuran (qadar kauniyah)
tertentu secara matematis.
- Prinsip Keempat : Bahwa tatanan natural maupun social bersifat
sederhana mengikuti prinsip parsimony, tidak rumit dan bersifat global.
- Prinsip kelima : yaitu keberadaan dunia natural maupun social mengikuti
prinsip kausalitas segala sesuatu memiliki ukuran dan terjadi menurut
sebabnya Qur’an, Al-Kahfi,18:84-85).
- Prinsip Keenam : Prinsip adanya perubahan (Qs, Ar Ra‟d, 13: 11)
yang diarahkan oleh Allah SWT. Merupakan prinsip keberadaan
fenomena natural maupun social.
- Prinsip ketujuh : Adanya kesatuan alam dasar, kita yakini karena
alam natural maupun social diciptakan oleh Allah Yang Maha Esa (Satu).
- Prinsip kedelapan : Adanya fenomena paradox, seperti perilaku natural
dan social pada kondisi tertentu memiliki perilaku kontinyuitas namun pada
kondisi tertentu lainnya memiliki perilaku diskontinyuitas (deskrit). Atau
kondisi deterministic (matematis) versus probabilitas (statistic). (pertemuan
Nabi Khidir dan Nabi Musa, Al Kahfi, 18 : 60 -82).
Peran Islam Dalam
Perkembangan IPTEK

1. dengan menjadikan aqidah sebagai dasar pengembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi yang tentunya tidak bertentangan dengan
Al-Qur’an dan Hadits.
2. menjadikan syariat islam sebagai standard pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan itu harus diikuti dengan
keimanan dan ketaqwaan agar menjadi hasil keterampilan manusia
yang dilandasi dengan Al-Qur’an dan Hadits.
Bioakhlak dalam
Pandangan Islam
Bayi Tabung
Bayi tabung dalam istilah ilmiahnya adalah usaha mnusia untuk
mengadakan pembuahan, dengan menyatukan atau mempertemukann
antara sel telur wanita (ovum) dengan spermatozoa pria dalam
sebuah tabung gelas. Proses pembuah seperti ini disebut dengan in
vivo

Jika sperma dan ovum untuk bayi tabung yang dipertemukan


berasal dari suami istri yang sah, maka hal itu dibolehkan.
Dibolehkannya bayi tabung bagi suami istri yang sah, disebabkan
karena manfaatnya sangat besar.
Kloning

Teknologi ini bisa diterapkan kepada seluruh binatang, termasuk secara teori
kepada manusia. Lalu bagaimana hukum kloning? Hukum kloning dibedakan
kepada obyeknya. Bila obyeknya binatang, apalagi binatang langka yang hampir
punah, maka kloning tidak dipermasalahan. Adapun kloning kepada manusia
hukumnya adalah haram. Kloning kepada manusia diharamkan dengan beberapa
alasan. Pertama, dari segi hak asuh anak. Setiap anak memiliki hak untuk
mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah dan seorang ibu. Sementara
seorang bayi hasil kloning hanya memiliki orang tua dari ibu saja. Kedua, dari
segi hukum. Apa jadinya bila setiap wanita yang hamil di luar perkawinan
mengaku telah melakukan kloning.
Operasi Ganti Kelamin
Berkat kecanggihan teknologi pula, sekarang manusia bisa melakukan operasi ganti
kelamin. Seorang yang semula berkelamin laki-laki bisa berganti kelamin
perempuan, dan sebaliknya. Dalam Islam, jenis kelamin mempengaruhi
kedudukannya dalam melaksanakan kewajibannya sebagai seorang hamba.

Menurut Hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma:

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat lelaki yang menyerupai wanita


dan wanita yang menyerupai lelaki. Dalam hadist ini sudah sangat jelas bahwa
menyerupai lawan jenis adalah haram bahkan pelakunya dilaknat.
Bedah Plastik
Operasi plastik atau bedah plastik adalah suatu pengobatan dalam medis yang
bertujuan untuk membenahi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui
operasi kedokteran. Operasi plastik berasal dari berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“plastikos” yang berarti membentuk atau memberi bentuk. Dan tujuan dari operasi
plastik adalah untuk mengembalikan fungsi yang normal dan menyempurnakan
bentuk yang sudah ada menjadi lebih baik.
Dalam bahasa Arab sendiri, operasi plastik disebut jiharah at-tajmil yang
berarti memperbaiki penampilan suatu anggota tubuh yang nampak atau untuk
memperbaiki fungsinya ketika anggota tubuh tersebut kehilangan fungsinya
atau rusak.
Hukum operasi plastik menurut Islam adalah mubah apabila dengan alasan untuk kesehatan
atau medis namun diharamkan apabila tujuannya hanyalah untuk memperindah diri atau untuk
estetik. Operasi plastik yang diperbolehkan dalam Islam adalah apabila hal tersebut dilakukan
dengan tujuan untuk memperbaiki anggota tubuh yang rusak atau yang cacat sejak lahir, seperti
bibir sumbing, atau cacat karena kecelakaan akibat kebakaran, dan sebagainya.Dalam (QS. An-
Nisa ayat 118-119) Allah SWT berfirman :

“Yang dilaknati Allah, dan (setan) mengatakan : “Aku pasti akan mengambil bagian
tertentu dari hamba-hamba-Mu, dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan
angan-angan ksosong pada mereka, dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga bintang
ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan kusuruh mereka mengubah ciptaan
Allah,(lalu mereka benar-benar mengubahnya).” Barang siapa menjadikan setan sebagi
pelindung selain Allah, maka sungguh, mereka menderita kerugian yang nyata.”

Dalam ayat tersebut jelas dikatakan bahwa mengubah ciptaan Allah adalah perbuatan
yang dilaknat dan hal tersebut merupakan perintah setan. Sebagai muslim yang baik kita
harus menjaga pemberian Allah dan tidak mengubahnya sebagai wujud atau
cara bersyukur menurut Islam.
Kesimpulan
Pendidikan dalam islam merupakan proses perubahan sikap dan tatalaku
orang dalam usaha mendewasakan manusia supaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan islam adalah usaha maksimal untuk menentukan kepribadian anak
didik berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah di gariskan dalam al-qur’an dan
as-sunnah/al-hadits.Assunnah/al-hadits adalah: Perbuatan, perkataan ataupun
pengakuan Rosul Allah SWT, pengakuan itu sendiri adalah kejadian atau
perbuatan orang lain yang diketahui Rosulullah, untuk membina umat manjadi
manusia seutuhnya.Al-Hadits sebagai dasar islam tidak terlepas dari fungsi itu
sendiri terhadap al-qur’an, fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an adalah sangat
penting.

Anda mungkin juga menyukai