Anda di halaman 1dari 16

SCR

(Sillicon Controlled Rectifier)


SCR
(Silicon Controlled Rectifier)
• Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier) dan Prinsip
Kerjanya – Silicon Controlled Rectifier atau sering disingkat
dengan SCR adalah Dioda yang memiliki fungsi sebagai
pengendali. Berbeda dengan Dioda pada umumnya yang
hanya mempunyai 2 kaki terminal, SCR adalah dioda yang
memiliki 3 kaki Terminal. Kaki Terminal ke-3 pada SCR tersebut
dinamai dengan Terminal “Gate” atau “Gerbang” yang
berfungsi sebagai pengendali (Control),  sedangkan kaki
lainnya sama seperti Dioda pada umumnya yaitu Terminal
“Anoda” dan Terminal “Katoda”.  Silicon Controlled Rectifier
(SCR) merupakan salah satu dari anggota  kelompok
komponen Thyristor.
FUNGSI SCR :

• Sebagai rangkaian Saklar (switch control)

• Sebagai penyearah yang bisa di kontrol


  SIFAT
          SCR SEBAGAI SAKLAR OTOMATIS
Dalam kondisi normal antara Anoda dan Katoda tidak
menghantar seperti dioda biasa. Anoda dan Katoda akan
terhubung setelah pada Gate diberi trigger minimal
sebesar 0,6 Volt lebih positif dari Katoda. SCR akan tetap
menghantar walaupun trigger pada Gate telah dilepas. SCR
akan kembali ke kondisi tidak menghantar setelah masukan
tegangan pada Anoda dilepas.
SIFAT SCR SEBAGAI PENYEARAH YANG
BISA DIKONTROL
• Pada dasarnya SCR sama seperti dioda
yaitu sebagai penyearah hanya saja
penyearah pada dioda dapat diatur tinggi
gelombang vertical maupun
horizontalnya, sedangkan SCR bisa
mengontrol gelombang penyearah
dengan memotong gelombang tersebut
sesuai sudut yang dinginkan
SCR sebagai controlled rectifier
CARA MENENTUKAN KAKI SCR :

Apabila probe merah dihubungkan dengan kaki


katoda dan probe hitam dihubungkan dengan kaki
anoda dan gate, maka jarum penunjuk pada multimeter
akan bergerak. Apabila telah menemukan kaki katoda,
kaki anoda dan gate dapat dicari dengan cara
melepaskan probe hitam disalah satu kaki. Apabila
probe hitam berada dikaki anoda, jarum tetap (tidak
bergerak) dan jika jarum bergerak ke angka 0, maka
probe hitam berada di kaki gate.
CARA MENGECEK KONDISI SCR :

  Pertama posisikan multimeter ke skala x1ohm,


selanjutnya hubungkan probe merah dengan katoda dan
probe hitam pada anoda, kemudian perhatikan jarum
pada multimeter, selanjutnya kaki anoda dan gate
dishort, apabila jarum pada multimeter menunjukan
angka yang sama berarti kondisi SCR dalam keadaan
baik. Sebaliknya jika kaki anoda dan gate dishort dan
jarum pada multimeter tidak menyimpang maka dapat di
artikan kondisi SCR rusak.
GAMBAR PENGUJIAN SCR :
BENTUK & SIMBOL SCR :
CARA KEJA SCR :
Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda normal,
namun SCR memerlukan tegangan positif pada kaki “Gate
(Gerbang)” untuk dapat mengaktifkannya.  Pada saat kaki Gate
diberikan tegangan positif sebagai pemicu (trigger), SCR akan
menghantarkan arus listrik dari Anoda (A) ke Katoda (K). Sekali
SCR mencapai keadaan “ON” maka selamanya akan ON meskipun
tegangan positif yang berfungsi sebagai pemicu (trigger) tersebut
dilepaskan.  Untuk membuat SCR menjadi kondisi “OFF”, arus
maju Anoda-Katoda harus diturunkan hingga berada pada titik Ih
(Holding Current) SCR. Besarnya arus Holding  atau Ih sebuah SCR
dapat dilihat dari datasheet SCR itu sendiri. Karena masing-
masing jenis SCR memiliki arus Holding yang berbeda-beda.
Namun, pada dasarnya untuk mengembalikan SCR ke kondisi
“OFF”, kita hanya perlu menurunkan tegangan maju Anoda-
Katoda ke titik Nol.
KARAKTERISTIK KEJA SCR :
Tegangan breakover Vbo, yang jika tegangan
forward SCR mencapai titik ini, maka SCR
akan ON.
Arus Ig yang menyebabkan tegangan Vbo
turun menjadi lebih kecil.
Pada gambar ditunjukkan beberapa arus Ig
dan korelasinya terhadap tegangan breakover.
Pada datasheet SCR, arus trigger gate ini
sering ditulis dengan notasi IGT (gate trigger
current).
Arus holding (Ih) mempertahankan SCR tetap
ON. Jadi agar SCR tetap ON maka arus
forward dari anoda menuju katoda harus
berada di atas parameter ini.

Gambar - 5 :
karakteristik Thyristor
CARA MEMBUAT REVERSE SCR :

Cara untuk membuat SCR menjadi OFF adalah dengan


membuat arus anoda-katoda (IAK) turun dibawah arus Ih.
Pada gambar-5 kurva I-V SCR, jika arus forward berada
dibawah titik Ih, maka SCR kembali pada keadaan OFF.
Berapa besar arus holding ini, umumnya ada di dalam datasheet
SCR.
Cara lain membuat SCR menjadi OFF tersebut adalah
dengan menurunkan tegangan anoda-katoda ke titik nol.
Karena inilah SCR atau thyristor pada umumnya tidak cocok
digunakan untuk aplikasi DC. Komponen ini lebih banyak
digunakan untuk aplikasi-aplikasi tegangan AC, dimana SCR
bisa OFF pada saat gelombang tegangan AC berada di titik nol.
PARAMETER PENTING PADA SCR :
Parameter penting lain dari SCR, yaitu
VGT. Parameter ini adalah tegangan trigger
pada gate yang menyebabkab SCR ON.
Kalau dilihat dari model thyristor pada
gambar-2, tegangan ini adalah tegangan Vbe
pada transistor Q2.
VGT seperti halnya Vbe, besarnya kira-
kira 0.7 volt. Seperti contoh rangkaian
gambar-6 berikut ini sebuah SCR diketahui
memiliki IGT = 10 mA dan VGT = 0.7 volt.
Maka dapat dihitung tegangan Vin yang
diperlukan agar SCR ini ON adalah sebesar :
Vin = Vr + VGT
Gambar - 6 :
Vin = IGT(R) + VGT = 4.9 volt  
Rangkaian SCR
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai