Anda di halaman 1dari 32

IDEOLOGI NASIONAL

2018
Ideologi

 Ideologi berasal dari bahasa Yunani :


 ‘idea’ dan ‘logia’.
 Idea berasal dari kata ‘idein’
 Idein =
 Melihat
 Suatu rencana yang dibentuk/dirumuskan di dalam pemikiran
 Jadi ideologi menurut arti kata adalah :
 pengucapan dari yang terlihat

 pengutaraan apa yang terumus di dalam pikiran, sebagai hasil dari


pemikiran

 Ada banyak pengertian tentang ideologi


 Ideologi merupakan hasil dari pemikiran
 Pemikiran menggunakan rasio
 Immanuel Kant (1724-1804) mengemukakan bahwa kegiatan
pemikiran ratio manusia terbagi dua yaitu :
 Reinen Vernunft atau pure reason atau pikiran murni

 Practische Vernunft atau practical reason atau pikiran


praktis
 Pure reason bersifat metafisik atau keluar jagat raya hingga
sampai kepada Lex Devina yaitu Tuhan yang menciptakan
alam semesta dan manusia
 Practical reason bertalian dengan pengalaman, yang tidak
terlepas dari panca indera manusia
Unsur-Unsur Ideologi

 Keyakinan
Setiap ideologi selalu memuat gagasan-gagasan vital, konsep-
konsep dasar yang menggambarkan keyakinan manusia
pendukungnya, untuk mencapai suatu tujuan yang dicita- citakan

 Mitos
Setiap ideologi selalu memitoskan sesuatu ajaran, dan secara
optimistik mengajarkan bahwa suatu ideologi pasti akan dapat
dicapai

 Loyalitas
Setiap ideologi selalu menuntut adanya loyalitas serta keterlibatan
optimal kepada para pendukungnya
IDEOLOGI
bersumber pada suatu sistem filsafat

&
merupakan pelaksanaan sistem filsafat
Materialisme adalah
paham dalam filsafat
yang menyatakan bahwa
hal yang dapat
Komunisme bersumber pada dikatakan benar-benar
filsafat materialisme, ada, adalah MATERI
melahirkan faham atheisme serta (segala sesuatu yang
faham perjuangan kelas dan tampak)
diktator proletariat
Materialisme tidak
mengakui entitas non
material, seperti alam
gaib, hantu, malaikat
Liberalisme, bersumber pada filsafat kebebasan, melahirkan
faham demokrasi, politik, ekonomi, sosial liberal dan
kapitalisme

Pancasila bersumber dari filsafat bangsa Indonesia sendiri sejak


dahulu dalam bentuk adat-istiadat, kebudayaan, dan religi.
Kemudian dengan pemikiran yang mendalam para ‘founding
fathers’ menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara
Secara Teoritis
tidak mungkin suatu bangsa menganut dan melaksanakan
sistem ideologi yang tidak bersumber pada filsafat hidup
bangsa itu sendiri
Asal Mula Pancasila Secara Ilmiah Filsafati

Dalam hal proses terjadinya Pancasila, maka secara ilmiah dapat


ditinjau dari proses kausalitas.
Teori kausalitas dikembangkan oleh Aristoteles dan terdiri atas
empat macam :
 Kausa Materialis (asal mula bahan)
 Kausa Formalis (asal mula bentuk)
 Kausa Efisien (asal mula karya)
 Kausa Finalis (asal mula tujuan)
Kausa Materialis (Asal Mula Bahan)

Pancasila digali dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa


Indonesia, seperti nilai adat, kebudayaan atau nilai-nilai
religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia. Dengan demikian asal bahan
Pancasila adalah pada bangsa Indonesia sendiri yang
terdapat dalam kepribadian dan pandangan hidup
Kausa Formalis (Asal Mula Bentuk)

Pancasila terbentuk melalui rapat yang dilakukan


BPUPKI untuk merumuskan dan membahas dasar
negara. Maka lahirlah kemudian, Pancasila dalam
bentuk, rumusan serta nama “Pancasila” seperti yang
ada sekarang
Kausa Efisien (Asal Mula Karya)

Pancasila menjadi sebuah karya ketika PPKI


mengesahkan Pancasila dari “bakal” dasar negara
menjadi dasar negara yang sah
Kausa Finalis (Asal Mula Tujuan)

Asal mula tujuan Pancasila berawal dari pertanyaan Ketua


BPUPKI : “Bila Indonesia merdeka, apa dasarnya ?”

Para anggota BPUPKI kemudian bersama-sama


merumuskan Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI
sebagai dasar negara yang sah
Fungsi & Peranan Pancasila

1. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia.


Ini berarti, bahwa Pancasila berfungsi dan berperan dalam
memberikan gerak atau dinamika serta membimbing ke arah
tujuan untuk mewujudkan masyarakat Pancasila

2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia.


Ini berarti, bahwa Pancasila berfungsi dan berperan dalam
menunjukkan adanya kepribadian bangsa Indonesia yang
dapat dibedakan dengan bangsa lain, yaitu berupa sikap,
tingkah laku, dan perbuatannya yang senantiasa selaras,
serasi, dan seimbang, sesuai dengan penghayatan dan
pengamalan sila-sila Pancasila secara bulat dan utuh.
Fungsi & Peranan Pancasila

3. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.


Sebutan ini mengandung arti, bahwa Pancasila digunakan sebagai
dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan negara, yang
meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan. Pancasila sebagai dasar negara terdapat
dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 sebagai landasan
konstitusional.

4. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.


Untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara diperlukan
peraturan perundang-undangan. Semua peraturan perundangan-
undangan itu harus bersumber pada Pancasila, karena Pancasila
mengandung nilai-nilai luhur pilihan bangsa yang telah disepakati
dan dirumuskan secara konstitusional dalam Pembukaan UUD 1945.
Fungsi & Peranan Pancasila

5. Pancasila sebagai perjanjian luhur.


Pancasila dinyatakan sebagai perjanjian luhur seluruh rakyat
Indonesia karena telah merupakan kesepakatan nasional
bangsa baik sebelum maupun sesudah prokamasi yakni oleh
BPUPKI dan PPKI. Oleh karena itu mengikat seluruh bangsa.

6. Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan


bangsa Indonesia.
Pancasila memang telah terbukti mampu memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa. Tetapi fungsi dan peranannya
Pancasila disini tidak sekedar sebagai alat, melainkan sebagai
pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia.
Fungsi & Peranan Pancasila

7. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.


Dasar negara Pancasila yang dirumuskan dan terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945, juga memuat cita-cita dan
tujuan nasional (Alinea II dan IV). Cita-cita dan tujuan bangsa
Indonesia itu kemudian dijabarkan dalam tujuan
pembangunan nasional

8. Pancasila sebagai moral Pembangunan.


Sebutan ini mengandung maksud agar nilai-nilai luhur
Pancasila dijadikan tolak ukur dalam melaksanakan
pembangunan nasional, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, maupun evaluasinya
Fungsi & Peranan Pancasila

9. Pembangunan nasional sebagai pengalaman Pancasila.


Untuk mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila, harus
dilaksanakan pembangunan nasional yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 yang dijabarkan dalam seluruh
kegiatan pembangunan yang diselenggarakan pemerintah dan
rakyat baik di tingkat pusat maupun daerah

Pancasila mempunyai dua pengertian pokok yaitu :


a. Pancasila sebagai dasar negara RI
b. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
Penyebutan fungsi dan peranan dari Pancasila dapat
dikembalikan kepada dua pengertian pokok tersebut
Ideologi Terbuka

 Ciri khas ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-


citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan
diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya
masyarakatnya sendiri.
 Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan oleh
negara, melainkan ditemukan dalam masyarakat sendiri. Oleh
sebab itu, ideologi terbuka adalah milik dari semua rakyat,
masyarakat dapat menemukan dirinya di dalamnya

 Ideologi terbuka juga adalah ideologi yang dapat berinteraksi


dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika secara
internal.
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafat


bangsa, sehingga memenuhi prasyarat suatu ideologi terbuka.
Sekalipun suatu ideologi itu bersifat terbuka, tidak berarti bahwa
keterbukaannya adalah sebegitu rupa sehingga dapat
memusnahkan atau meniadakan ideologi itu sendiri, hal mana
merupakan suatu yang tidak nalar. Suatu ideologi sebagai suatu
rangkuman gagasan-gagasan dasar yang terpadu dan bulat tanpa
kontradiksi atau saling bertentangan dalam aspek-aspeknya,
pada hakikatnya berupa suatu tata nilai, di mana nilai dapat kita
rumuskan sebagai hal ihwal buruk baiknya sesuatu, yang dalam
hal ini ialah apa yang dicita-citakan.
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Ada beberapa faktor yang mendorong pemikiran mengenai


Pancasila sebagai ideologi terbuka :
1. Kenyataan bahwa dalam proses pembangunan, dinamika
masyarakat berkembang dengan amat cepat. Tidak selalu
jawabannya bisa ditemukan secara ideologis. Globalisasi
misalnya, akan menawarkan banyak hal baru
2. Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti marxisme-
leninisme/komunisme, membuat ideologi tertutup tidak cocok
untuk konteks kehidupan zaman kini
3. Pancasila pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku.
Dalam suasana kekakuan tersebut, Pancasila tidak lagi tampil
sebagai ideologi yang menjadi acuan bersama, melainkan
sebagai alat untuk menyerang lawan-lawan politik.
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

4. Meski Pancasila adalah satu dasar negara, kualifikasi dalam


hidup “bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”
menunjukkan adanya kawasan kehidupan yang bersifat
otonom dan karena itu tidak secara langsung mengacu
kepada nilai Pancasila. Misalnya,nilai-nilai religi

5. Dengan menegaskan Pancasila sebagai ideologi yang terbuka,


di satu pihak kita diharuskan mempertajam kesadaran akan
nilai-nilai dasarnya yang bersifat abadi, di lain pihak
didorong untuk mengembangkannya secara kreatif dan
dinamis untuk menjawab kebutuhan zaman.
Nilai-Nilai dalam Pancasila
sebagai Ideologi Terbuka

1. Nilai Dasar, yaitu hakikat sila Pancasila, berupa Ketuhanan,


kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Nilai dasar
tersebut adalah merupakan esensi dari nilai-nilai Pancasila yang
bersifat universal, sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung
cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan benar.

2. Nilai Instrumental, yang merupakan kebijakan, strategi, sasaran


serta lembaga pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan
penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila

3. Nilai Praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental


dalam suatu realisasi pengamalan yang bersifat nyata, dalam
kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Nilai-Nilai dalam Pancasila
sebagai Ideologi Terbuka

Jadi Pancasila sebagai ideologi terbuka mengenal 3 tingkat nilai :


1. Nilai dasar yang tidak berubah,
2. Nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang
dapat berubah sesuai dengan keadaan
3. Nilai praksis berupa pelaksanaan secara nyata yang
sesungguhnya.
Sifat/Dimensi Ideologi

1. Dimensi Realitas, ialah nilai-nilai yang terkandung di dalam


Pancasila, yang bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup dan
berakar dalam masyarakat. Pancasila mengandung dimensi
realita ini di dalam dirinya.
2. Dimensi Idealisme, mengandung cita-cita yang ingin dicapai
dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Cita-cita tersebut berisi harapan yang masuk
akal. Pancasila bukan saja memenuhi dimensi kedua dari
suatu ideologi, tetapi sekaligus juga memenuhi sifat
keterkaitan yang saling mengisi dan saling memperkuat
antara dimensi pertama (dimensi realita) dengan dimensi
kedua (dimensi idealisme).
Sifat/Dimensi Ideologi

3. Dimensi Fleksibilitas, yaitu melalui pemikiran baru tentang


dirinya, ideologi itu mempersegar dirinya, memelihara, dan
memperkuat bahwa suatu ideologi terbuka, karena bersifat
demokratis, memiliki apa yang mungkin dapat kita sebut
sebagai dinamika internal
Pancasila & Ideologi Lain

Fascis
 Fascisme ialah pengorganisasian pemerintah dan masyarakat
secara totaliter oleh kediktatoran suatu partai, yang bercorak
nasionalis, rasialis, militaris dan imperialis.
 Unsur-unsurnya :
 Tidak mempercayai pikiran. Secara psikologis, Fascisme meletakkan
dasar kefanatikan atau dogmatisme
 Menyanggah persamaan dasar manusia
 Etika tingkah laku didasarkan atas kebohongan dan kekerasan
 Pemerintahan dilakukan oleh golongan elite
 Totalitarisme
 Rasialisme dan imperalisme
 Oposisi terhadap hukum dan ketertiban internasional.
Pancasila & Ideologi Lain

Fascis
 Fascisme ialah pengorganisasian pemerintah dan masyarakat
secara totaliter oleh kediktatoran suatu partai, yang bercorak
nasionalis, rasialis, militaris dan imperialis.
 Unsur-unsurnya :
 Tidak mempercayai pikiran. Secara psikologis, Fascisme meletakkan
dasar kefanatikan atau dogmatisme
 Menyanggah persamaan dasar manusia
 Etika tingkah laku didasarkan atas kebohongan dan kekerasan
 Pemerintahan dilakukan oleh golongan elite
 Totalitarisme
 Rasialisme dan imperalisme
 Oposisi terhadap hukum dan ketertiban internasional.
Komunis

Adalah Ciri-ciri pokok :


sistim politik  Sistem totaliter
sosial  Kepercayaan agama dinilai tidak ilmiah dan
ekonomi dan Tuhan jadinya dianggap tidak ada
kebudayaan  Sistem pemerintahan kediktatoran satu partai
berdasarkan  Sistem ekonomi ditentukan dan dikuasai oleh
ajaran
negara
Marxisme-  Sistem sentralisme demokratis
Leninisme
Pancasila & Ideologi Lain

Liberal
 Berkembang dari akar-akar rasionalisme yaitu paham yang
meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi,
materialisme yang meletakkan materi sebagai nilai
tertinggi, empirisme yang mendasarkan atas kebenaran
fakta empiris serta individualisme yang meletakkan nilai
dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam
kehidupan masyarakat dan negara
Pancasila & Ideologi Lain

Liberal
Liberalisme adalah suatu ideologi atau ajaran tentang negara,
ekonomi dan masyarakat yang mengharapkan kemajuan di bidang
budaya, hukum, ekonomi dan tata kemasyarakatan atas dasar
kebebasan individu yang dapat mengembangkan bakat dan
kemampuannya sebebas mungkin.

Liberalisme ekonomi misalnya, mengajarkan kemakmuran orang


perorang dan masyarakat seluruhnya diusahakan dengan memberi
kesempatan untuk mengejar kepentingan masing-masing dengan
sebebas-bebasnya.
Pancasila & Ideologi Lain

Neo-liberalisme yang timbul setelah perang Dunia I berpegang


pada persaingan bebas di bidang politik ekonomi dengan syarat
memperhatikan/membantu negara-negara lemah/berkembang.

Dibandingkan dengan ideologi Pancasila, apabila ideologi


liberalisme lebih menekankan kepada kepentingan individu dan
persaingan bebas, sedang ideologi Pancasila mengutamakan
kebersamaan, kekeluargaan dan kegotong-royongan. Demokrasi
liberal lebih bersifat formalistis, demokrasi Pancasila
mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat.

Anda mungkin juga menyukai