Anda di halaman 1dari 92

DIKLAT FUNGSIONAL PEMERIKSA DASAR

Mulai Angkatan IV - 2018

ASPEK HUKUM PEMERIKSAAN


DAN ETIKA PROFESI

Kementerian Keuangan RI
Pusdiklat Pajak
PENGERTIAN HUKUM, HUKUM
PAJAK, DAN PEMERIKSAAN
Sistem peraturan-peraturan yang teratur dan
tersusun baik yang mengikat masyarakat (Plato)

HUKUM
APA YA??

Himpunan petunjuk hidup,


Peraturan, kumpulan perintah dan larangan yang
peraturan-peraturan mengatur tata tertib dalam suatu
yang terdiri dari norma- masyarakat, dan seharusnya ditaati
norma dan sanksi- oleh seluruh anggota masyarakat
sanksi. (S.M. Amir, SH) yang bersangkutan, oleh karena itu
pelanggaran petunjuk hidup
tersebut dapat menimbulkan
tindakan oleh pemerintah atau
penguasa itu (Utrecht)
Pengertian hukum dalam ilmu hukum tidak harus selalu
sama, namun mengandung unsur yang hampir sama .

UNSUR-UNSUR nya adalah :


1. Peraturan mengenai tingkah
laku manusia dalam pergaulan
masyarakat
2. Peraturan itu diadakan oleh
badan-badan resmi yang
berwajib
PENGE
3. Peraturan itu bersifat memaksa RTIAN
4. Sanksi terhadap pelanggaran
HUKUM
peraturan tersebut adalah tegas
HUKUM PAJAK
Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi
wewenang pemerintah, untuk mengambil kekayaan
seseorang dan menyerahkannya kembali kepada
masyarakat dengan melalui Kas Negara, sehingga ia
merupakan bagian dari Hukum Publik, yang mengatur
hubungan-hubungan hukum antar negara dan orang-
orang atau badan-badan (hukum) yang berkewajiban
membayar pajak (selanjutnya disebut Wajib Pajak)
R. Santoso Brotodihardjo, SH
TAX
LAW
Suatu kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak
dan rakyat sebagai pembayar pajak

Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro

TAX

LAW
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA

HUKUM

Hukum Perdata (Hukum


Hukum Publik
Privat)
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan:
menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti
yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk

tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-


undangan perpajakan.
Ps. 1 angka 25 UU KUP

1 dan/
2
atau
tujuan lain dalam
menguji kepatuhan rangka melaksanakan
pemenuhan kewajiban ketentuan peraturan
perpajakan perundang-undangan
perpajakan
KEWENANGAN MELAKUKAN
PEMERIKSAAN
Kewenangan Melakukan Pemeriksaan

 Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan


pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain
dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Ps. 29 ayat (1) UU KUP
Tata Cara Pemeriksaan

 Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau


berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Ps. 31 ayat (1) UU KUP

 Diatur dengan PMK No. 17/PMK.03/2013


stdd PMK No. 184/PMK.03/2015
WEWENANG DAN
KEWAJIBAN PEMERIKSA
Wewenang Pemeriksa

Pemeriksaan
Pemeriksaan lapangan
1. Melihat/ meminjam buku atau
catatan, dokumen
2. mengakses dan/atau 1. Memanggil WP untuk datang ke
mengunduh data yang dikelola kantor DJP
secara elektronik; 2. Melihat/ meminjam buku atau
catatan, dokumen

lapangan
3. memasuki dan memeriksa
tempat atau ruang, 3. meminta kepada Wajib Pajak
yang diduga digunakan untuk untuk memberi bantuan guna
menyimpan buku/catatan kelancaran Pemeriksaan
/dokumen/uang/barang 4. meminta keterangan lisan
4. meminta kepada Wajib Pajak dan/atau tertulis dari Wajib
untuk memberi bantuan guna Pajak
kelancaran Pemeriksaan 5. Meminjam kertas kerja
5. melakukan penyegelan tempat pemeriksaan yang dibuat oleh

Kantor
Pemeriksaan Kantor
atau ruang tertentu serta Akuntan Publik melalui Wajib
barang bergerak dan/atau Pajak
tidak bergerak; 6. meminta keterangan dan/atau

Pemeriksaan
6. meminta keterangan lisan bukti yang diperlukan dari
dan/atau tertulis dari Wajib pihak ketiga yang
Pajak; mempunyai hubungan dengan
7. meminta keterangan dan/atau WP melalui kepala UP2
bukti yang diperlukan dari
pihak ketiga yang
Kewajiban Pemeriksa [setelah Perubahan dengan
PMK 184/PMK.03/2015]
1. menyampaikan surat pemberitahuan

Kewajiban
Kewajiban Pemeriksa
pemeriksaan (pemeriksaan lapangan) 5. menuangkan hasil pertemuan
atau surat panggilan (pemeriksaan dengan Wajib Pajak dalam bentuk
kantor) kepada Wajib Pajak. berita acara hasil pertemuan;
2. memperlihatkan Tanda Pengenal 6. menyampaikan SPHP
Pemeriksa Pajak dan Surat 7. memberikan hak hadir kepada WP

Pemeriksa
Perintah Pemeriksaan
dalam rangka Pembahasan Akhir
3. Memperlihatkan Surat yang berisi
Hasil Pemeriksaan pada waktu
perubahan Tim Pemeriksa Pajak kepada
WP apabila susunan tim Pemeriksa yang telah ditentukan;
Pajak mengalami perubahan; 8. Menyampaikan kuesioner
4. Melakukan pertemuan dengan Wajib pemeriksaan kepada Wajib Pajak
Pajak dalam rangka memberikan 9. Melakukan pembinaan kepada
penjelasan mengenai: Wajib Pajak dalam memenuhi
• alasan dan tujuan Pemeriksaan kewajiban perpajakannya sesuai
• hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dengan ketentuan peraturan
dan setelah pelaksanaan Pemeriksaan; perundang-undangan perpajakan
• hak Wajib Pajak untuk mengajukan
dengan menyampaikan saran

Pemeriksa
Kewajiban Pemeriksa
permohonan untuk dilakukan
pembahasan dengan Tim Quality secara tertulis
Assurance Pemeriksaan dalam hal 10. mengembalikan buku atau catatan,
terdapat hasil Pemeriksaan yang belum dokumen yang dipinjam dari WP
disepakati antara Pemeriksa Pajak 11. merahasiakan kepada pihak lain
dengan Wajib Pajak pada saat yang tidak berhak segala sesuatu

Kewajiban
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan,
kecuali untuk Pemeriksaan atas
yang diketahui atau diberitahukan
keterangan lain berupa data konkret WP dalam rangka pemeriksaan
yang dilakukan dengan jenis
Pemeriksaan Kantor;
• Kewajiban dari WP untuk memenuhi permintaan
buku, catatan, dan/atau dokumen yang menjadi
KEWAJIBAN DAN HAK
WAJIB PAJAK
Kewajiban Wajib Pajak
1. Memperlihatkan/meminjamkan
buku, catatan, dokumen. 1. Memenuhi panggilan untuk

Pemeriksaan
Pemeriksaan
datang menghadiri

Lapangan
Lapangan
2. Memberi kesempatan pemeriksaan
pemeriksa untuk
mengakses/mengunduh data 2. Memperlihatkan/meminjamkan
elektronik catatan/dokumen
3. Memberi kesempatan 3. Memberi bantuan guna
pemeriksa untuk memasuki kelancaran pemeriksaan
tempat/ruang yang patut
diduga digunakan sebagai 4. Menyampaikan tanggapan
tempat menyimpan secara tertulis atas SPHP
buku/catatan/dokumen/uang

Kantor
/barang.

Pemeriksaan Kantor
5. Meminjamkan kertas kerja
pemeriksaan yang dibuat oleh
4. Memberi bantuan guna Akuntan Publik

Pemeriksaan
kelancaran pemeriksaan
6. Memberikan lisan/tertulis yang
5. Menyampaikan tanggapan diperlukan
secara tertulis atas SPHP

6. Memberikan keterangan
lisan/tertulis yang diperlukan
Hak Wajib Pajak [setelah Perubahan
dengan PMK 184/PMK.03/2015]
1. meminta kepada Pemeriksa Pajak 5. menerima Surat Pemberitahuan Hasil
untuk memperlihatkan Tanda Pemeriksaan;
6. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil

Hak
Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat

Hak WP
Perintah Pemeriksaan; Pemeriksaan pada waktu yang telah
ditentukan;

WP
2. meminta kepada Pemeriksa Pajak
untuk memberikan surat 7. mengajukan permohonan untuk
pemberitahuan pemeriksaan dilakukan pembahasan dengan Tim
sehubungan dengan pelaksanaan Quality Assurance Pemeriksaan, dalam
pemeriksaan lapangan; hal masih terdapat hasil Pemeriksaan
yang belum disepakati antara
3. meminta kepada Pemeriksa Pajak Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak
untuk memperlihatkan surat yang pada saat Pembahasan Akhir Hasil
berisi perubahan tim Pemeriksa Pajak Pemeriksaan, kecuali untuk
apabila susunan tim Pemeriksa Pemeriksaan atas keterangan lain
mengalami perubahan; berupa data konkret yang dilakukan

WP
Hak WP
dengan jenis Pemeriksaan Kantor;
4. meminta kepada Pemeriksa Pajak

Hak
untuk memberikan penjelasan 8. memberikan pendapat atau penilaian
tentang alasan dan tujuan atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh
Pemeriksaan; Pemeriksa Pajak melalui pengisian
  Kuesioner Pemeriksaan.
WAKIL DAN KUASA WP
WAKIL WAJIB PAJAK

Pasal 32 UU KUP

KUASA WAJIB PAJAK

PMK-229/PMK.03/2014, pengganti
PMK-22/KMK.03/2008
Wakil Wajib Pajak
Pasal 32 (1) KUP, Dalam menjalankan hak dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan, Wajib Pajak diwakili dalam hal :
a. badan oleh pengurus;
b. badan yang dinyatakan pailit oleh kurator;
c. badan dalam pembubaran oleh orang atau badan yang
ditugasi untuk melakukan pemberesan;
d. badan dalam likuidasi oleh likuidator;
e. suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli
warisnya, pelaksana wasiatnya atau yang mengurus harta
peninggalannya; atau
f. anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam
pengampuan oleh wali atau pengampunya.
Wakil Wajib Pajak
• Termasuk dalam pengertian pengurus : (Ps. 32 ayat 4 dan
penjelasannya)
– orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut
menentukan kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan
dalam menjalankan perusahaan.
– berwenang menandatangani kontrak dengan pihak ketiga,
menandatangani cek, dan sebagainya walaupun orang tersebut
tidak tercantum namanya dalam susunan pengurus yang tertera
dalam akte pendirian maupun akte perubahan
– komisaris dan pernegang saham mayoritas atau pengendali.
• Persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban kuasa diatur
dengan atau berdasarkan PMK 229/PMK.03/2014
Tanggung Jawab Wakil Wajib Pajak
• Wakil Wajib Pajak bertanggungjawab secara pribadi dan/atau
secara renteng atas pembayaran pajak yang terutang, kecuali
apabila dapat membuktikan dan meyakinkan Direktur Jenderal
Pajak bahwa mereka dalam kedudukannya benar-benar tidak
mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas pajak yang
terutang tersebut.
• Pasal 32 ayat (2) KUP
Kuasa Wajib Pajak
• Orang pribadi atau badan dapat menunjuk seorang kuasa
dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan
memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

• Pasal 32 ayat (3) KUP


Pengertian Kuasa
• Seorang kuasa adalah orang yang menerima kuasa khusus dari
Wajib Pajak untuk melaksanakan hak dan/atau memenuhi
kewajiban perpajakan tertentu dari Wajib Pajak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan.
Hak dan Kewajiban Seorang Kuasa WP
• Persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban kuasa diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
(PMK-229/PMK.03/2014, pengganti PMK-22/KMK.03/2008 22/PMK.03/2008)

• Pasal 32 ayat (3a) KUP


Yang Dapat Menjadi Kuasa WP
• Seorang kuasa meliputi:
a. konsultan pajak;
b. karyawan Wajib Pajak.
Karyawan WP Sebagai Kuasa Harus Karyawan Masih Aktif

• Karyawan Wajib Pajak dapat menerima kuasa dari Wajib Pajak


orang pribadi atau Wajib Pajak badan sepanjang merupakan
karyawan tetap dan masih aktif yang menerima penghasilan
dari Wajib Pajak yang dibuktikan dengan daftar karyawan tetap
yang dilakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dalam
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 yang
telah dilaporkan.
Persyaratan Kuasa WP

Seorang kuasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


a. menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan;
b. memiliki surat kuasa khusus dari Wajib Pajak yang memberi kuasa;
c. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
d. telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Tahun Pajak terakhir, kecuali terhadap seorang kuasa yang Tahun Pajak terakhir
belum memiliki kewajiban untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan; dan
e. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
Konsultan Dianggap Menguasai Ketentuan
Perundang-undangan Perpajakan

• Konsultan pajak sebagai seorang kuasa dianggap menguasai ketentuan


peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan apabila
 memiliki izin praktik konsultan pajak yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Pajak atau pejabat yang ditunjuk, dan
 harus menyerahkan Surat Pernyataan sebagai konsultan pajak.
Karyawan WP Dianggap Menguasai Ketentuan
Perundang-undangan Perpajakan

• Karyawan Wajib Pajak sebagai seorang kuasa dianggap menguasai


ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan apabila
memiliki:
sertifikat brevet di bidang perpajakan yang diterbitkan oleh lembaga
pendidikan kursus brevet pajak;
ijazah pendidikan formal di bidang perpajakan, sekurang-kurangnya
tingkat Diploma III, yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi Negeri atau
Swasta dengan status terakreditasi A; atau
sertifikat konsultan pajak yang diterbitkan oleh Panitia Penyelenggara
Sertifikasi Konsultan Pajak.
Persyaratan Kuasa Saat Melaksanakan Hak
dan/atau Kewajiban Perpajakan WP
• harus menyerahkan surat kuasa khusus dari Wajib Pajak yang
dilampiri dengan dokumen kelengkapan kepada pegawai
Direktorat Jenderal Pajak yang berwenang menangani
pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan
yang dikuasakan.
Dokumen Kelengkapan Bagi Kuasa Konsultan Pajak

a. fotokopi kartu izin praktik konsultan pajak;


b. surat pernyataan sebagai konsultan pajak;
c. fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak; dan
d. fotokopi tanda terima penyampaian SPT Tahunan PPh Tahun
Pajak terakhir bagi kuasa yang telah memiliki kewajiban untuk
menyampaikan SPT Tahunan PPh.
Dokumen Kelengkapan Bagi Kuasa Karyawan WP
a. fotokopi sertifikat brevet di bidang perpajakan, ijazah pendidikan
formal di bidang perpajakan, atau sertifikat konsultan pajak;
b. fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak;
c. fotokopi tanda terima penyampaian SPT Tahunan PPh Tahun Pajak
terakhir bagi kuasa yang telah memiliki kewajiban untuk
menyampaikan SPT Tahunan PPh; dan
d. fotokopi daftar karyawan tetap yang dilakukan pemotongan PPh
Pasal 21 dalam SPT Masa PPh Pasal 21 yang telah dilaporkan Wajib
Pajak.
Persyaratan Surat Kuasa Khusus
• Surat kuasa khusus paling sedikit memuat:
a. nama, alamat, dan tanda tangan di atas meterai serta Nomor Pokok
Wajib Pajak dari Wajib Pajak pemberi kuasa;
b. nama, alamat, dan tanda tangan serta Nomor Pokok Wajib Pajak
penerima kuasa; dan
c. hak dan/atau kewajiban perpajakan tertentu yang dikuasakan yang
mencakup keperluan perpajakan, jenis pajak, dan Masa Pajak/Bagian
Tahun Pajak/Tahun Pajak.
• 1 (satu) surat kuasa khusus hanya untuk seorang kuasa dan untuk 1 (satu)
pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan tertentu.
Kuasa Tidak Dapat Dilimpahkan

• Seorang kuasa tidak dapat melimpahkan kuasa yang


diterima dari Wajib Pajak kepada orang lain. [non
substitutable]
Surat Penunjukan dari Seorang Kuasa WP

• Dalam melaksanakan hak dan/atau memenuhi kewajiban


perpajakan tertentu yang dikuasakan, seorang kuasa hanya
dapat meminta orang lain atau karyawannya untuk
menyampaikan dan/atau menerima dokumen perpajakan
tertentu yang diperlukan kepada dan/atau dari pegawai
Direktorat Jenderal Pajak dengan menggunakan surat
penunjukan.
Surat Penunjukan Harus Diserahkan Kepada Pegawai DJP

• Orang lain atau karyawan yang ditunjuk oleh seorang kuasa,


harus menyerahkan surat penunjukan kepada pegawai
Direktorat Jenderal Pajak yang berwenang menangani
pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan
yang dikuasakan pada saat melaksanakan tugasnya.
RISIKO PEMERIKSAAN TIDAK
DILAKUKAN TIDAK SESUAI TATA
CARA PEMERIKSAAN
Gugatan [Ps. 23(2) UU KUP]

(2) Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap:


d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan
Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan
prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan
hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak.
Pembatalan Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan tanpa Pemeriksaan Tanpa Pembahasan Akhir
penyampaian SPHP Hasil Pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan
atau surat
ketetapan pajak

dibatalkan

proses Pemeriksaan harus dilanjutkan


dengan melaksanakan prosedur
penyampaian SPHP dan/atau
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan

Ps. 36(1)d UU KUP dan


PMK Tata Cara Pemeriksaan Catatan:
Untuk pemeriksaan dlm rangka restitusi Ps. 17B (1) UU KUP
dilanjutkan dgn penerbitan:
1. skp sesuai PAHP apabila jangka waktu 12 bulan belum
terlewati.
2. SKPLB sesuai SPT apabila jangka waktu 12 bulan terlewati.
Risiko Dikenakan Sanksi Seuai Ketentuan Perundang-undangan
[Pasal 36A]

Ayat (1):
Pegawai pajak yang karena kelalaiannya atau dengan sengaja menghitung
atau menetapkan pajak tidak sesuai dengan ketentuan UU perpajakan dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ayat (2):
Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya dengan sengaja bertindak di
luar kewenangannya diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, dapat diadukan ke unit internal Depkeu yang berwenang
melakukan pemeriksaan dan investigasi dan apabila terbukti melakukannya
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
APARAT PAJAK MENJALANKAN
KEWENANGAN JABATAN TIDAK DIPIDANA
Pasal 36A Ayat (5) KUP
 
Pegawai pajak tidak dapat dituntut, baik secara perdata
maupun pidana, apabila dalam melaksanakan tugasnya
didasarkan pada iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan
Pengertian iktikad baik
 KBBI:
1 kepercayaan; keyakinan yg teguh
2 maksud (yang baik); kemauan

 Penjelasan Pasal 36A ayat (5) UUKUP


Pegawai pajak dalam melaksanakan tugasnya dianggap
berdasarkan iktikad baik apabila pegawai pajak tersebut dalam
melaksanakan tugasnya tidak untuk mencari keuntungan bagi
diri sendiri, keluarga, kelompok, dan/atau tindakan lain yg
berindikasikan korupsi, kolusi dan/atau nepotisme.
Pasal 50 dan 51 KUHP
Pasal 50
Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan
ketentuan undang-undang, tidak dipidana.

Pasal 51
(1) Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan
perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang
berwenang, tidak dipidana.
(2) Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak menyebabkan
hapusnya pidana, kecuali jika yang diperintah, dengan itikad
baik mengira bahwa perintah diberikan dengan wewenang
dan pelaksanaannya termasuk dalam lingkungan
pekerjaannya.
ASPEK PIDANA TERKAIT
PEMERIKSAAN BAGI PEMERIKSA
PAJAK
Pengertian Hukum Pidana
Prof. Pompe

Hukum Pidana adalah semua aturan-aturan hukum


yang menentukan terhadap perbuatan-perbuatan apa
yang seharusnya dijatuhi pidana, dan apakah
macamnya pidana itu
Pasal 1 KUHP
(1) Tiada suatu perbuatan dapat dipidana, kecuali berdasarkan
kekuatan ketentuan perundang-undangan pidana yang
telah ada sebelumnya.

(2) Jika ada perubahan dalam perundang-undangan sesudah


perbuatan dilakukan, maka terhadap terdakwa diterapkan
ketentuan yang paling menguntungkan .
ASAS YG TERCAKUP DLM PASAL 1 (1) KUHP

• Nullum delictum, nulla poena sine praevia lege poenali

• Tiada delik, tiada hukuman tanpa suatu peraturan yg


terlebih dahulu menyebut perbuatan yang
bersangkutan sebagai suatu delik dan yang memuat
suatu hukuman yang dapat dijatuhkan atas delik itu
Prinsip Hukum Pidana

Seseorang akan dipidana apabila perbuatan yang bersangkutan


memenuhi unsur perbuatan yang diatur dalam undang-undang
pidana.
Pengertian Delik
Delik adalah perbuatan yang melanggar Undang-Undang dan
perbuatan itu bertentangan dengan Undang-Undang yang dapat
dimintakan pertanggungjawabannya.
Rahasia Jabatan
MAP PASAL 34 UNDANG-UNDANG KUP
Atas permintaan Hakim ayat (3)
di pengadilan dalam ayat (4) memberikan/memperlihatkan
perkara pidana/ IZIN TERTULIS informasi/data tentang Wajib Pajak
perdata, MENTERI kepada pihak yang ditunjuk
memberikan/mem-
perlihatkan
KEUANGAN
Dikecualikan: pejabat/tenaga ahli sbg
informasi/data tentang
Wajib Pajak
saksi/ahli di pengadilan atau
ditetapkan Menkeu utk memberikan
ayat (5)
keterangan kepada pejabat lembaga
Permintaan Hakim harus negara atau instansi Pemerintah yang
memenuhi syarat:
1. nama tersangka/tergugat; berwenang melakukan pemeriksaan
2. keterangan yang diminta;
dalam bidang keuangan negara

ayat (2a)
3. kaitan antara perkara
dengan keterangan yang
diminta. Identitas Wajib Pajak dan informasi yang
bersifat umum tentang perpajakan
Identitas Wajib Pajak, Informasi yang bersifat umum tentang
meliputi: perpajakan, meiiputi:
Ayat (1) 1. penerimaan pajak secara nasional;
1. nama WP;
DILARANG PEJABAT 2. NPWP; 2. penerimaan pajak per Kanwil DJP
3. alamat WP; dan/atau per KPP;
memberikan/ 3. penerimaan pajak perjenis pajak;
4. alamat kegiatan
memperlihatkan usaha; 4. penerimaan pajak per klasifikasi
informasi/data ayat (2)
TENAGA AHLI 5. merek usaha; lapangan usaha;
5. jumlah WP dan/atau PKP terdaftar;
6. kegiatan usaha
tentang Wajib Pajak WP.  6. register permohonan WP;
kepada pihak lain 7. tunggakan pajak secara nasional;
8. tunggakan pajak per Kanwil DJP
dan/atau per KPP.
SANKSI PELANGGARAN PASAL 34 KUP
(Pasal 41 KUP)

ALPA SENGAJA
Pejabat tidak memenuhi • Pejabat tidak memenuhi kewajiban
kewajiban merahasiakan merahasiakan

• seseorang yang menyebabkan tidak


dipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34
Pidana kurungan max 1 (satu)
tahun;
&
Pidana penjara max. 2 (dua) tahun
Denda max Rp25.000.000
&
Denda Max Rp50.000.000,00
Permintaan Dokumen Oleh Penegak Hukum

Peminjaman dokumen oleh Aparat Penegak Hukum mengacu pada Pasal 34 UU


KUP

Penyerahan dokumen dengan BA Serah Terima : tgl serah terima, identitas pihak,
nama jumlah dan status dokumen, klausul mengenai penyerahan dan penerimaan
dokumen
Tindak Pidana Aparat Pajak
Tindak Pidana Umum bagi PNS
A. KEJAHATAN JABATAN

1. Penggelapan uang atau Surat Berharga dalam jabatan

- Pidana Penjara 7 (tujuh) tahun


“Seorang pejabat atau orang lain yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum terus
menerus atau untuk sementara waktu, yang dengan sengaja menggelapkan uang atau surat
berharga yang disimpan karena jabatannya, atau membiarkan uang atau surat berharga itu
diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau menolong sebagai pembantu dalam melakukan
perbuatan tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun”(Pasal 415 KUHP)

- Pidana Penjara 4 (empat) tahun


“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya
atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena
kejahatan diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau
pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”(Pasal 372 KUHP)
2. Pemerasan dengan penyalahgunaan kekuasaan (Pasal 425 KUHP)
- Pidana penjara 7 (tujuh) tahun
Diancam karena melakukan pemerasan dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun:
1. seorang pejabat yang pada waktu menjalankan tugas, meminta, menerima, atau
memotong pembayaran, seolah-olah berhutang kepadanya, kepada pejabat lainnya
atau kepada kas umum, padahal diketahuinya bahwa tidak demikian adanya;
2. seorang pejabat yang pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima
pekerjaan orang atau penyerahan barang seolah olah merupakan hutang kepada
dirinya, padahal diketahuinya bahwa tidak demikian halnya;
3. seorang pejabat yang pada waktu menjalankan tugas, seolaholah sesuai dengan aturan-
aturan yang bersangkutan telah menggunakan tanah negara yang di atasnya ada hak-
hak pakai Indonesia dengan merugikan yang berhak padahal diketahui nya bahwa itu
bertentangan dengan peraturan tersebut
Tindak Pidana Umum Bagi PNS
3. Memaksa masuk ke dalam rumah atau ruangan atau
pekarangan tertutup tanpa mengindahkan cara-cara peraturan
umum.
- Pidana penjara 1 tahun 4 bulan
(Psl. 429 KUHP)
Delik pidana yang mungkin saja berhubungan dengan tindakan pemeriksaan
pajak adalah:

Pasal 310 KUHP, delik penghinaan.


Barangsiapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan
sesuatu hal, yang maksudnya tentang supaya hal itu diketahui umum, diancam karena
pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan, dipertunjukkan atau
ditempel di muka umum, maka diancam karena pencemaran tertulis dengan pidana penjara
paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ratus ribu lima
ratus rupiah.
Pasal 335 KUHP, delik perbuatan tidak menyenangkan.
Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah:
 Barangsiapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak
melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan suatu perbuatan lain
maupun perlakuan yang tak menyenangkan, atau memakai ancaman kekerasan, sesuatu
perbuatan lain maupun perlakuan yang menyenangkan, baik terhadap orang itu sendiri
maupun orang lain.
 Barangsiapa memaksa orang lain supaya melakukan, untuk melakukan atau membiarkan
sesuatu dengan ancaman pencemaran atau pencemaran tertulis.

Selanjutnya, melalui putusan Mahkamah Konstitusi Putusan Nomor 1/PUU-XI/2013 tanggal 16 Januari
2014, Pasal 335 KUHP diubah menjadi:
Barang siapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau
membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, baik
terhadap orang itu sendiri maupun orang lain
TINDAK PIDANA KORUPSI
B. KEJAHATAN LAINNYA:
Setiap orang yang secara melawan hukum, melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau suatu korporasi,
yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian
Negara, dipidana penjara seumur hidup, atau minimum 4 (empat)
tahun dan maksimum 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
sedikit R200 juta dan paling banyak Rp1 Milyar (Psl. 2 ayat (1) UU
31/99 stdd UU 20/2001)
TINDAK PIDANA KORUPSI
 Terdakwa mempunyai hak untuk membuktikan bahwa ia tidak
melakukan tindak pidana korupsi.
(Psl. 37 ayat (1) UU 31/99 stdd UU 20/2001)

 Dalam hal Terdakwa tidak dapat membuktikan tentang kekayaan yang


tidak seimbang dengan penghasilannya atau sumber penambahan
kekayaannya, maka keterangan tersebut dapat digunakan untuk
memperkuat alat bukti yang sudah ada bahwa Terdakwa telah
melakukan tindak pidana korupsi.
(Psl. 37 ayat (4) UU 31/99 stdd UU 20/2001)
PEMBERIAN GRATIFIKASI
 Setiap gratifikasi kepada Pegawai Negeri atau
penyelenggara Negara dianggap pemberian suap, apabila
berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan
dengan kewajibannya atau tugasnya,
a. Yang nilainya Rp. 10 juta atau lebih, pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan
oleh penerima gratifikasi.
PEMBERIAN GRATIFIKASI
b. Yang nilainya kurang dari Rp. 10 juta, pembuktian bahwa
gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh Penuntut Umum.
Pidana Penjara :
- Seumur Hidup
- Minimal 4 (empat) tahun
- Maksimal 20 (dua puluh) tahun
- Denda min. Rp. 200 juta
- Denda Max. Rp. 1 Milyar
(Psl. 12 B UU 31/99 stdd UU 20/2001)
PENGERTIAN GRATIFIKASI
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, meliputi :
 Pemberian Uang, Barang, Rabat, Komisi
 Pinjaman Tanpa Bunga
 Tiket Perjalanan
 Fasilitas Penginapan
 Perjalanan Wisata
 Pengobatan Cuma-Cuma
 Fasilitas lainnya
- baik yang di DN/LN
- baik menggunakan sarana cetak/elektronik
Tindak Pidana Aparat pajak
(2) Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya dengan sengaja
bertindak di luar kewenangannya yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan, dapat diadukan ke unit
internal Depkeu yang berwenang melakukan pemeriksaan dan
investigasi dan apabila terbukti melakukannya dikenai sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan per-UU-an.
*Berdasarkan Pasal 36A UU KUP
Tindak Pidana Aparat Pajak
(3) Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya terbukti melakukan pemerasan dan
pengancaman kepada WP untuk menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum
diancam dengan pidana (KUHP).

(4) Pegawai pajak yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum
dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu,
untuk membayar atau menerima pembayaran, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi
dirinya sendiri, diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 UU Nomor
31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan perubahannya.

*Berdasarkan Pasal 36A UU KUP


Bantuan Hukum Bagi Aparat Pajak
PERATURAN DIREKTUR
JENDERAL PAJAK

NOMOR PER-11/PJ/2014
TENTANG
BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
YANG DAPAT DIBERIKAN
BANTUAN HUKUM

Pasal 2
B. Pejabat,
A. Unit Kerja Pegawai
yang C. Pensiunan dan/atau
yang Mantan Pegawai yang
menghadapi
menghadapi menghadapi masalah
masalah
masalah hukum hukum hukum

Pemberian Bantuan
Hukum
RUANG LINGKUP BANTUAN HUKUM
Pasal 3

Pendampingan Pemberian pendapat


pegawai dan hukum berkaitan
pensiunan dengan tupoksi
BANTUAN
HUKUM

Penanganan Perkara
Uji Materi
Penanganan Perkara di UU/peraturan lainnya
Pengadilan selain Pengadilan di MK dan MA
Bantuan
Pajak, Arbitrase, institusi lain Menghadirka
n Ahli dan
Saksi
Bantuan Hukum oleh DJP
• bertujuan untuk menjamin dan memenuhi
hak hukum Unit Kerja, Pejabat, Pegawai,
Pensiunan dan/atau Mantan Pegawai dalam
mendapatkan bantuan penanganan Masalah
Hukum.
• dilaksanakan oleh Unit Bantuan Hukum
Pusat dan/atau Unit Bantuan Hukum
Wilayah.
• Unit Bantuan Hukum Pusat dan/atau Unit
Bantuan Hukum Wilayah berkoordinasi
dengan unit kerja terkait.
Bantuan Hukum
• Penanganan Bantuan Hukum di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak terdiri dari penanganan Bantuan Hukum
yang mengarah pada proses pengadilan, sedang dalam
proses pengadilan dan setelah adanya putusan pengadilan.
• Pemberian Bantuan Hukum dapat dilaksanakan di dalam
negeri maupun di luar negeri.
Penanganan Bantuan Hukum, meliputi:
a. mengkoordinasikan dan/atau menyelesaikan Masalah Hukum
melalui jalur di luar pengadilan, antara lain mediasi, rekonsiliasi
atau penelitian ahli.
b. menangani Masalah Hukum di badan peradilan dalam perkara
praperadilan, perdata, tata usaha negara, niaga, agama, perpajakan,
dan badan peradilan lainnya yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
c. menangani Masalah Hukum dalam perkara pidana pada tahap
penyelidikan, penyidikan, dan proses persidangan tindak pidana
berupa pendampingan saksi atau ahli, konsultasi hukum yang
berkaitan dengan tindak pidana, pemahaman tentang ketentuan
hukum acara pidana, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
pemberian bantuan hukum.
d. menangani perkara atas permohonan hak uji materiil di Mahkamah
Konstitusi atau di Mahkamah Agung.
Penanganan Bantuan Hukum, meliputi:

e. memberikan konsultasi dan pertimbangan hukum berupa pemberian


pendapat, kajian, nasihat, dan/atau saran di bidang hukum.
f. memberikan pendapat hukum yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi Direktorat Jenderal Pajak.
g. memberikan pendapat hukum yang berkaitan dengan rehabilitasi
Pejabat, Pegawai, Pensiunan dan/atau Mantan Pegawai yang tidak
terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan putusan yang
berkekuatan hukum tetap.
h. membantu penyampaian alasan kepada badan peradilan apabila
terdapat putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang
tidak dapat dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Tidak Dapat Diberikan Bantuan Hukum

Bantuan Hukum tidak dapat diberikan kepada Pejabat,


Pegawai, Pensiunan dan/atau Mantan Pegawai yang:
1. Berstatus sebagai tersangka/terdakwa;
2. Mengajukan segala bentuk upaya hukum/tuntutan
terhadap unit di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
3. Tidak mendapatkan izin Menteri Keuangan untuk
mengajukan permohonan uji materiil terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
terkait bidang tugas Kementerian Keuangan.
Bantuan Hukum
• Unit Kerja dan/atau Pegawai dapat mengajukan permohonan bantuan hukum
kepada Unit Bantuan Hukum melalui Pimpinan Unit Kerja.
• Pensiunan dan/atau Mantan Pegawai dapat mengajukan permohonan bantuan
hukum kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak.
• Bantuan Hukum diberikan berdasarkan permohonan bantuan hukum secara
tertulis atau lisan.
• Dalam hal permohonan bantuan hukum diajukan secara lisan, permohonan
tersebut segera ditindaklanjuti secara tertulis
Permintaan Bantuan Hukum

Pasal
Unit Kerja
4 Tenaga
dan/atau Pegawai
di lingkungan
Pasal 5
Pimpinan Unit Kerja di
lingkungan Kantor
Bantuan
Hukum
Pusat
Kantor Pusat Kantor
Pusat

Pensiunan Ditangani
Pegawai Sesditjen sendiri

Unit Kerja Tenaga


dan/atau Pimpinan Unit Kerja di Bantuan
Pegawai di lingkungan Kantor Hukum
lingkungan Wilayah Kantor
Kantor Wilayah
Wilayah
PENANGANAN PERKARA OLEH UNIT
UNIT KERJA
KERJA
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH
Kakanwil cq Kabag
Kepala Unit Kerja di Umum
(Pegawai pada Unit
lingkungan Kanwil SPBH Kerja dan Tenaga S
digugat/menggugat Bankum Kanwil
P
sebagai
koordinator) B
H
Pemberi Kuasa
Dir. PP II
SK (Tenaga Bankum
Kantor Pusat)
U
Surat
Tugas
Risalah
Sidang, Lap.
Menghadiri Sidang Triwulanan
di Pengadilan
Dokumentasi
berkas perkara
PENANGANAN PERKARA OLEH UNIT
UNIT KERJA
KERJA
DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT

Kepala Unit Kerja di Direktur


lingkungan KPDJP SPBH
Peraturan
digugat/menggugat Perpajakan II

Pegawai pada Unit


Kerja dan Tenaga
Pemberi Kuasa
Bankum Kantor
SK Pusat sebagai
koordinator
U
Surat
Tugas
Risalah
Sidang, Lap.
Menghadiri Sidang Triwulanan
di Pengadilan
Dokumentasi
berkas perkara
PENANGANAN PANGGILAN SEBAGAI SAKSI ATAU AHLI

Pegawai pada
unit kerja di Kaka
ST
lingkungan SPBH n wil
Kanwil
Lap.
Pember Triwulan
Surat an
Pegawai pada ian
Panggilan keteran
unit kerja di
Sebagai lingkungan SPBH Eselo gan
Saksi KPDJP n II ST sebagai
atau Ahli Saksi
atau
ahli
Lap.
Pendamp
Pensiunan SPBH Sesdi ingan
Pegawai
tjen ST
ETIKA PROFESI
PEMERIKSA PAJAK
Pengertian Etika

Dalam Dictionary of Educational dikatakan bahwa :


“Ethics is the study of human behavior not only to
find the truth of things as they are but they are also
to inquiry into the worth or goodness of human
action”.

Etika adalah studi tentang tingkah laku manusia, yang tidak hanya
menentukan kebenarannya sebagaimana adanya, tetapi juga
menyelidiki manfaat atau kebaikan dari seluruh tingkah laku manusia.
Etis Perilaku yang sesuai dengan norma-norma
sosial yang diterima secara umum
sehubungan dengan tindakan–tindakan
yang bermanfaat, benar dan baik

Perilaku

Tidak Etis Perilaku yang tidak sesuai dengan


norma-norma sosial yang diterima
secara umum
ETIKA PROFESI

Standar Etika Kode etik


kumpulan dari prinsip-prinsip etika,
dapat menjadi alat manajemen dalam
membuat dan mengartikulasikan nilai-
nilai organisasi, tanggung jawab,
kewajiban sebuah organisasi serta
bagaimana dia menjalankan fungsinya.

Kode etik memberikan panduan kepada para pegawai tentang:


 mengelola situasi apabila berhadapan dengan suatu dilema di antara
pilihan kegiatan yang baik dan benar
 berhadapan dengan suatu tekanan untuk mempertimbangkan atas
suatu permasalahan secara benar atau salah
 Kode etik juga merefleksikan kepedulian para pegawai atas hal-hal
penting dari organisasi dalam konteks hubungan dan lingkungan bisnis
di mana mereka beroperasi.
Kode Etik/Code of Conduct :
“a code outlining the responsibilities of or best practice for an
individual or organization, such as a set of principles of good
corporate behavior adopted by a business “
(wiktionary).

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (PP No. 42/2004) 

Etika Dalam Bernegara:


• melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945
• mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara
• menjadi perekat dan pemersatu bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
• mentaati semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam melaksanakan tugas
• akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa
• tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam
melaksanakan setiap kebijaksanaan dan program
Pemerintah
• menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya
Negara secara efisien dan efektif
• tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang
tidak benar
  KODE ETIK DJP
 
  Setiap Pegawai mempunyai kewajiban untuk:
  • menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat
istiadat orang lain;
• bekerja secara profesional, transparan, dan akuntabel;
• mengamankan data dan atau informasi yang dimiliki
Direktorat Jenderal Pajak;
• memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak, sesama
Pegawai, atau pihak lain dalam pelaksanaan tugas
dengan sebaik-baiknya;
• mentaati perintah kedinasan;
• bertanggung jawab dalam penggunaan barang
inventaris milik Direktorat Jenderal Pajak;
• mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor;
• menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam
memenuhi kewajiban perpajakan;
• bersikap, berpenampilan, dan bertutur kata secara
sopan.
Setiap Pegawai dilarang:
• bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas;
• menjadi anggota atau simpatisan aktif partai politik;
• menyalahgunakan kewenangan jabatan baik langsung
maupun tidak langsung;
• menyalahgunakan fasilitas kantor;
• menerima segala pemberian dalam bentuk apapun, baik
langsung maupun tidak langsung, dari Wajib Pajak, sesama
Pegawai, atau pihak lain, yang menyebabkan Pegawai yang
menerima, patut diduga memiliki kewajiban yang berkaitan
dengan jabatan atau pekerjaannya;
• menyalahgunakan data dan atau informasi perpajakan;
• melakukan perbuatan yang patut diduga dapat mengakibatkan
gangguan, kerusakan dan atau perubahan data pada sistem
informasi milik Direktorat Jenderal Pajak;
• melakukan perbuatan tidak terpuji yang bertentangan dengan
norma kesusilaan dan dapat merusak citra serta martabat
Direktorat Jenderal Pajak.
Uji Etika
Apakah sikap yang akan kita ambil bertentangan dengan hukum
dan aturan yang berlaku?

Apabila sikap atau tindakan yang kita ambil bertentangan dengan


hukum dan aturan yang berlaku, maka sikap atau tindakan tersebut
bukanlah perilaku etis.
Apabila sikap atau tindakan yang kita ambil tidak bertentangan
dengan hukum dan aturan yang berlaku, maka sikap atau tindakan
tersebut harus diuji lagi dengan pertanyaan kedua.

Apakah kita percaya diri apabila sikap yang akan kita ambil diteliti
dengan cermat oleh pihak lain?

Apabila kita tidak percaya diri, maka sikap atau tindakan tersebut
bukanlah perilaku etis.
Apabila kita percaya diri, maka sikap atau tindakan tersebut harus
diuji lagi dengan pertanyaan ketiga
Apakah sikap yang akan kita ambil ketika menghadapi situasi
tertentu juga akan dilakukan oleh pihak lain apabila pihak lain
tersebut menghadapi situasi yang sama?

Apabila pihak lain tidak akan mengambil keputusan yang sama


dengan keputusan yang kita ambil, maka sikap atau tindakan
tersebut bukanlah perilaku etis.
Apabila pihak lain juga mengambil keputusan yang sama dengan
keputusan yang kita ambil, maka sikap atau tindakan tersebut harus
diuji lagi dengan pertanyaan keempat

Apakah kita bersikap tidak memihak dalam mengambil suatu


keputusan?
Apabila kita mengambil keputusan tanpa pertimbangan yang logis
dan hanya didasarkan pada perasaan keberpihakan semata, maka
sikap atau tindakan tersebut bukanlah perilaku etis.
Apabila kita bersikap tidak memihak, maka sikap atau tindakan
tersebut harus diuji lagi dengan pertanyaan kelima.
Apakah sikap yang akan kita ambil dapat diterima dengan baik sesuai
persepsi masyarakat pada umumnya?

Apabila sikap yang kita ambil tidak dapat diterima oleh masyarakat,
maka sikap atau tindakan tersebut bukanlah perilaku etis.

Apabila sikap kita dapat diterima oleh masyarakat, maka sikap


atau tindakan tersebut termasuk dalam perilaku etis.

Anda mungkin juga menyukai