Aspek Hukum Pemeriksaan Dan Etika Profesi IV-2018
Aspek Hukum Pemeriksaan Dan Etika Profesi IV-2018
Kementerian Keuangan RI
Pusdiklat Pajak
PENGERTIAN HUKUM, HUKUM
PAJAK, DAN PEMERIKSAAN
Sistem peraturan-peraturan yang teratur dan
tersusun baik yang mengikat masyarakat (Plato)
HUKUM
APA YA??
TAX
LAW
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA
HUKUM
1 dan/
2
atau
tujuan lain dalam
menguji kepatuhan rangka melaksanakan
pemenuhan kewajiban ketentuan peraturan
perpajakan perundang-undangan
perpajakan
KEWENANGAN MELAKUKAN
PEMERIKSAAN
Kewenangan Melakukan Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan lapangan
1. Melihat/ meminjam buku atau
catatan, dokumen
2. mengakses dan/atau 1. Memanggil WP untuk datang ke
mengunduh data yang dikelola kantor DJP
secara elektronik; 2. Melihat/ meminjam buku atau
catatan, dokumen
lapangan
3. memasuki dan memeriksa
tempat atau ruang, 3. meminta kepada Wajib Pajak
yang diduga digunakan untuk untuk memberi bantuan guna
menyimpan buku/catatan kelancaran Pemeriksaan
/dokumen/uang/barang 4. meminta keterangan lisan
4. meminta kepada Wajib Pajak dan/atau tertulis dari Wajib
untuk memberi bantuan guna Pajak
kelancaran Pemeriksaan 5. Meminjam kertas kerja
5. melakukan penyegelan tempat pemeriksaan yang dibuat oleh
Kantor
Pemeriksaan Kantor
atau ruang tertentu serta Akuntan Publik melalui Wajib
barang bergerak dan/atau Pajak
tidak bergerak; 6. meminta keterangan dan/atau
Pemeriksaan
6. meminta keterangan lisan bukti yang diperlukan dari
dan/atau tertulis dari Wajib pihak ketiga yang
Pajak; mempunyai hubungan dengan
7. meminta keterangan dan/atau WP melalui kepala UP2
bukti yang diperlukan dari
pihak ketiga yang
Kewajiban Pemeriksa [setelah Perubahan dengan
PMK 184/PMK.03/2015]
1. menyampaikan surat pemberitahuan
Kewajiban
Kewajiban Pemeriksa
pemeriksaan (pemeriksaan lapangan) 5. menuangkan hasil pertemuan
atau surat panggilan (pemeriksaan dengan Wajib Pajak dalam bentuk
kantor) kepada Wajib Pajak. berita acara hasil pertemuan;
2. memperlihatkan Tanda Pengenal 6. menyampaikan SPHP
Pemeriksa Pajak dan Surat 7. memberikan hak hadir kepada WP
Pemeriksa
Perintah Pemeriksaan
dalam rangka Pembahasan Akhir
3. Memperlihatkan Surat yang berisi
Hasil Pemeriksaan pada waktu
perubahan Tim Pemeriksa Pajak kepada
WP apabila susunan tim Pemeriksa yang telah ditentukan;
Pajak mengalami perubahan; 8. Menyampaikan kuesioner
4. Melakukan pertemuan dengan Wajib pemeriksaan kepada Wajib Pajak
Pajak dalam rangka memberikan 9. Melakukan pembinaan kepada
penjelasan mengenai: Wajib Pajak dalam memenuhi
• alasan dan tujuan Pemeriksaan kewajiban perpajakannya sesuai
• hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dengan ketentuan peraturan
dan setelah pelaksanaan Pemeriksaan; perundang-undangan perpajakan
• hak Wajib Pajak untuk mengajukan
dengan menyampaikan saran
Pemeriksa
Kewajiban Pemeriksa
permohonan untuk dilakukan
pembahasan dengan Tim Quality secara tertulis
Assurance Pemeriksaan dalam hal 10. mengembalikan buku atau catatan,
terdapat hasil Pemeriksaan yang belum dokumen yang dipinjam dari WP
disepakati antara Pemeriksa Pajak 11. merahasiakan kepada pihak lain
dengan Wajib Pajak pada saat yang tidak berhak segala sesuatu
Kewajiban
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan,
kecuali untuk Pemeriksaan atas
yang diketahui atau diberitahukan
keterangan lain berupa data konkret WP dalam rangka pemeriksaan
yang dilakukan dengan jenis
Pemeriksaan Kantor;
• Kewajiban dari WP untuk memenuhi permintaan
buku, catatan, dan/atau dokumen yang menjadi
KEWAJIBAN DAN HAK
WAJIB PAJAK
Kewajiban Wajib Pajak
1. Memperlihatkan/meminjamkan
buku, catatan, dokumen. 1. Memenuhi panggilan untuk
Pemeriksaan
Pemeriksaan
datang menghadiri
Lapangan
Lapangan
2. Memberi kesempatan pemeriksaan
pemeriksa untuk
mengakses/mengunduh data 2. Memperlihatkan/meminjamkan
elektronik catatan/dokumen
3. Memberi kesempatan 3. Memberi bantuan guna
pemeriksa untuk memasuki kelancaran pemeriksaan
tempat/ruang yang patut
diduga digunakan sebagai 4. Menyampaikan tanggapan
tempat menyimpan secara tertulis atas SPHP
buku/catatan/dokumen/uang
Kantor
/barang.
Pemeriksaan Kantor
5. Meminjamkan kertas kerja
pemeriksaan yang dibuat oleh
4. Memberi bantuan guna Akuntan Publik
Pemeriksaan
kelancaran pemeriksaan
6. Memberikan lisan/tertulis yang
5. Menyampaikan tanggapan diperlukan
secara tertulis atas SPHP
6. Memberikan keterangan
lisan/tertulis yang diperlukan
Hak Wajib Pajak [setelah Perubahan
dengan PMK 184/PMK.03/2015]
1. meminta kepada Pemeriksa Pajak 5. menerima Surat Pemberitahuan Hasil
untuk memperlihatkan Tanda Pemeriksaan;
6. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil
Hak
Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat
Hak WP
Perintah Pemeriksaan; Pemeriksaan pada waktu yang telah
ditentukan;
WP
2. meminta kepada Pemeriksa Pajak
untuk memberikan surat 7. mengajukan permohonan untuk
pemberitahuan pemeriksaan dilakukan pembahasan dengan Tim
sehubungan dengan pelaksanaan Quality Assurance Pemeriksaan, dalam
pemeriksaan lapangan; hal masih terdapat hasil Pemeriksaan
yang belum disepakati antara
3. meminta kepada Pemeriksa Pajak Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak
untuk memperlihatkan surat yang pada saat Pembahasan Akhir Hasil
berisi perubahan tim Pemeriksa Pajak Pemeriksaan, kecuali untuk
apabila susunan tim Pemeriksa Pemeriksaan atas keterangan lain
mengalami perubahan; berupa data konkret yang dilakukan
WP
Hak WP
dengan jenis Pemeriksaan Kantor;
4. meminta kepada Pemeriksa Pajak
Hak
untuk memberikan penjelasan 8. memberikan pendapat atau penilaian
tentang alasan dan tujuan atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh
Pemeriksaan; Pemeriksa Pajak melalui pengisian
Kuesioner Pemeriksaan.
WAKIL DAN KUASA WP
WAKIL WAJIB PAJAK
Pasal 32 UU KUP
PMK-229/PMK.03/2014, pengganti
PMK-22/KMK.03/2008
Wakil Wajib Pajak
Pasal 32 (1) KUP, Dalam menjalankan hak dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan, Wajib Pajak diwakili dalam hal :
a. badan oleh pengurus;
b. badan yang dinyatakan pailit oleh kurator;
c. badan dalam pembubaran oleh orang atau badan yang
ditugasi untuk melakukan pemberesan;
d. badan dalam likuidasi oleh likuidator;
e. suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli
warisnya, pelaksana wasiatnya atau yang mengurus harta
peninggalannya; atau
f. anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam
pengampuan oleh wali atau pengampunya.
Wakil Wajib Pajak
• Termasuk dalam pengertian pengurus : (Ps. 32 ayat 4 dan
penjelasannya)
– orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut
menentukan kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan
dalam menjalankan perusahaan.
– berwenang menandatangani kontrak dengan pihak ketiga,
menandatangani cek, dan sebagainya walaupun orang tersebut
tidak tercantum namanya dalam susunan pengurus yang tertera
dalam akte pendirian maupun akte perubahan
– komisaris dan pernegang saham mayoritas atau pengendali.
• Persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban kuasa diatur
dengan atau berdasarkan PMK 229/PMK.03/2014
Tanggung Jawab Wakil Wajib Pajak
• Wakil Wajib Pajak bertanggungjawab secara pribadi dan/atau
secara renteng atas pembayaran pajak yang terutang, kecuali
apabila dapat membuktikan dan meyakinkan Direktur Jenderal
Pajak bahwa mereka dalam kedudukannya benar-benar tidak
mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas pajak yang
terutang tersebut.
• Pasal 32 ayat (2) KUP
Kuasa Wajib Pajak
• Orang pribadi atau badan dapat menunjuk seorang kuasa
dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan
memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Hasil Pemeriksaan
atau surat
ketetapan pajak
dibatalkan
Ayat (1):
Pegawai pajak yang karena kelalaiannya atau dengan sengaja menghitung
atau menetapkan pajak tidak sesuai dengan ketentuan UU perpajakan dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ayat (2):
Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya dengan sengaja bertindak di
luar kewenangannya diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, dapat diadukan ke unit internal Depkeu yang berwenang
melakukan pemeriksaan dan investigasi dan apabila terbukti melakukannya
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
APARAT PAJAK MENJALANKAN
KEWENANGAN JABATAN TIDAK DIPIDANA
Pasal 36A Ayat (5) KUP
Pegawai pajak tidak dapat dituntut, baik secara perdata
maupun pidana, apabila dalam melaksanakan tugasnya
didasarkan pada iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan
Pengertian iktikad baik
KBBI:
1 kepercayaan; keyakinan yg teguh
2 maksud (yang baik); kemauan
Pasal 51
(1) Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan
perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang
berwenang, tidak dipidana.
(2) Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak menyebabkan
hapusnya pidana, kecuali jika yang diperintah, dengan itikad
baik mengira bahwa perintah diberikan dengan wewenang
dan pelaksanaannya termasuk dalam lingkungan
pekerjaannya.
ASPEK PIDANA TERKAIT
PEMERIKSAAN BAGI PEMERIKSA
PAJAK
Pengertian Hukum Pidana
Prof. Pompe
ayat (2a)
3. kaitan antara perkara
dengan keterangan yang
diminta. Identitas Wajib Pajak dan informasi yang
bersifat umum tentang perpajakan
Identitas Wajib Pajak, Informasi yang bersifat umum tentang
meliputi: perpajakan, meiiputi:
Ayat (1) 1. penerimaan pajak secara nasional;
1. nama WP;
DILARANG PEJABAT 2. NPWP; 2. penerimaan pajak per Kanwil DJP
3. alamat WP; dan/atau per KPP;
memberikan/ 3. penerimaan pajak perjenis pajak;
4. alamat kegiatan
memperlihatkan usaha; 4. penerimaan pajak per klasifikasi
informasi/data ayat (2)
TENAGA AHLI 5. merek usaha; lapangan usaha;
5. jumlah WP dan/atau PKP terdaftar;
6. kegiatan usaha
tentang Wajib Pajak WP. 6. register permohonan WP;
kepada pihak lain 7. tunggakan pajak secara nasional;
8. tunggakan pajak per Kanwil DJP
dan/atau per KPP.
SANKSI PELANGGARAN PASAL 34 KUP
(Pasal 41 KUP)
ALPA SENGAJA
Pejabat tidak memenuhi • Pejabat tidak memenuhi kewajiban
kewajiban merahasiakan merahasiakan
Penyerahan dokumen dengan BA Serah Terima : tgl serah terima, identitas pihak,
nama jumlah dan status dokumen, klausul mengenai penyerahan dan penerimaan
dokumen
Tindak Pidana Aparat Pajak
Tindak Pidana Umum bagi PNS
A. KEJAHATAN JABATAN
Selanjutnya, melalui putusan Mahkamah Konstitusi Putusan Nomor 1/PUU-XI/2013 tanggal 16 Januari
2014, Pasal 335 KUHP diubah menjadi:
Barang siapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau
membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, baik
terhadap orang itu sendiri maupun orang lain
TINDAK PIDANA KORUPSI
B. KEJAHATAN LAINNYA:
Setiap orang yang secara melawan hukum, melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau suatu korporasi,
yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian
Negara, dipidana penjara seumur hidup, atau minimum 4 (empat)
tahun dan maksimum 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
sedikit R200 juta dan paling banyak Rp1 Milyar (Psl. 2 ayat (1) UU
31/99 stdd UU 20/2001)
TINDAK PIDANA KORUPSI
Terdakwa mempunyai hak untuk membuktikan bahwa ia tidak
melakukan tindak pidana korupsi.
(Psl. 37 ayat (1) UU 31/99 stdd UU 20/2001)
(4) Pegawai pajak yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum
dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu,
untuk membayar atau menerima pembayaran, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi
dirinya sendiri, diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 UU Nomor
31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan perubahannya.
NOMOR PER-11/PJ/2014
TENTANG
BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
YANG DAPAT DIBERIKAN
BANTUAN HUKUM
Pasal 2
B. Pejabat,
A. Unit Kerja Pegawai
yang C. Pensiunan dan/atau
yang Mantan Pegawai yang
menghadapi
menghadapi menghadapi masalah
masalah
masalah hukum hukum hukum
Pemberian Bantuan
Hukum
RUANG LINGKUP BANTUAN HUKUM
Pasal 3
Penanganan Perkara
Uji Materi
Penanganan Perkara di UU/peraturan lainnya
Pengadilan selain Pengadilan di MK dan MA
Bantuan
Pajak, Arbitrase, institusi lain Menghadirka
n Ahli dan
Saksi
Bantuan Hukum oleh DJP
• bertujuan untuk menjamin dan memenuhi
hak hukum Unit Kerja, Pejabat, Pegawai,
Pensiunan dan/atau Mantan Pegawai dalam
mendapatkan bantuan penanganan Masalah
Hukum.
• dilaksanakan oleh Unit Bantuan Hukum
Pusat dan/atau Unit Bantuan Hukum
Wilayah.
• Unit Bantuan Hukum Pusat dan/atau Unit
Bantuan Hukum Wilayah berkoordinasi
dengan unit kerja terkait.
Bantuan Hukum
• Penanganan Bantuan Hukum di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak terdiri dari penanganan Bantuan Hukum
yang mengarah pada proses pengadilan, sedang dalam
proses pengadilan dan setelah adanya putusan pengadilan.
• Pemberian Bantuan Hukum dapat dilaksanakan di dalam
negeri maupun di luar negeri.
Penanganan Bantuan Hukum, meliputi:
a. mengkoordinasikan dan/atau menyelesaikan Masalah Hukum
melalui jalur di luar pengadilan, antara lain mediasi, rekonsiliasi
atau penelitian ahli.
b. menangani Masalah Hukum di badan peradilan dalam perkara
praperadilan, perdata, tata usaha negara, niaga, agama, perpajakan,
dan badan peradilan lainnya yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
c. menangani Masalah Hukum dalam perkara pidana pada tahap
penyelidikan, penyidikan, dan proses persidangan tindak pidana
berupa pendampingan saksi atau ahli, konsultasi hukum yang
berkaitan dengan tindak pidana, pemahaman tentang ketentuan
hukum acara pidana, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
pemberian bantuan hukum.
d. menangani perkara atas permohonan hak uji materiil di Mahkamah
Konstitusi atau di Mahkamah Agung.
Penanganan Bantuan Hukum, meliputi:
Pasal
Unit Kerja
4 Tenaga
dan/atau Pegawai
di lingkungan
Pasal 5
Pimpinan Unit Kerja di
lingkungan Kantor
Bantuan
Hukum
Pusat
Kantor Pusat Kantor
Pusat
Pensiunan Ditangani
Pegawai Sesditjen sendiri
Pegawai pada
unit kerja di Kaka
ST
lingkungan SPBH n wil
Kanwil
Lap.
Pember Triwulan
Surat an
Pegawai pada ian
Panggilan keteran
unit kerja di
Sebagai lingkungan SPBH Eselo gan
Saksi KPDJP n II ST sebagai
atau Ahli Saksi
atau
ahli
Lap.
Pendamp
Pensiunan SPBH Sesdi ingan
Pegawai
tjen ST
ETIKA PROFESI
PEMERIKSA PAJAK
Pengertian Etika
Etika adalah studi tentang tingkah laku manusia, yang tidak hanya
menentukan kebenarannya sebagaimana adanya, tetapi juga
menyelidiki manfaat atau kebaikan dari seluruh tingkah laku manusia.
Etis Perilaku yang sesuai dengan norma-norma
sosial yang diterima secara umum
sehubungan dengan tindakan–tindakan
yang bermanfaat, benar dan baik
Perilaku
Apakah kita percaya diri apabila sikap yang akan kita ambil diteliti
dengan cermat oleh pihak lain?
Apabila kita tidak percaya diri, maka sikap atau tindakan tersebut
bukanlah perilaku etis.
Apabila kita percaya diri, maka sikap atau tindakan tersebut harus
diuji lagi dengan pertanyaan ketiga
Apakah sikap yang akan kita ambil ketika menghadapi situasi
tertentu juga akan dilakukan oleh pihak lain apabila pihak lain
tersebut menghadapi situasi yang sama?
Apabila sikap yang kita ambil tidak dapat diterima oleh masyarakat,
maka sikap atau tindakan tersebut bukanlah perilaku etis.