Anda di halaman 1dari 14

Asuhan

Keperawatan pada
Pasien dengan
Dislokasi
Rizkiyatul Hadiyah (P17221181002)

Novita Damayanti (P17221181007)

Tyithania Agustria (P17221181012)

Defva Merianda (P17221181017

Diyan Dwi Retno (P17221183023)

Weliyana Nidar (P17221183028)

Retno Wisnu Wardani (P17221183033)

Alifia Isni (P17221183038)

Novi Intan Dwi (P17221183044)

Dandy Alghifari (P17221183049)


Definisi
• Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi.
• Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser
atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang
seharusnya (dari mangkuk sendi). (Muttaqin, 2008).
Etiologi
Dislokasi disebabkan oleh:
1. Cedera olahraga
2. Trauma
3. Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor
4. Terjatuh
5. Faktor predisposisi(pengaturan posisi)
6. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.
7. Terjadi infeksi disekitar sendi.
Berdasarkan Tempat
Terjadinya:
Klasifikasi
Dislokasi sendi rahang
Dislokasi Sendi jari.
Dislokasi Sendi bahu
Berdasarkan tipe Dislokasi Sendi Siku
kliniknya dibagi :
Dislokasi Sendi
Dislokasi Akut Metacarpophalangeal Dan
Dislokasi dapat
Dislokasi Kronik  Inter Phalangeal
diklasifikasikan sebagai
berikut : Dislokasi Berulang
Dislokasi kongenital
Dislokasi patologik
Dislokasi traumatik
Manifestasi Klinis

• Nyeri
• Perubahan kontur sendi
• Perubahan panjang ekstremitas
• Kehilangan mobilitas normal
• Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
• Deformitas
• Kekakuan
Patofisiologi
• Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan. Humerus terdorong
kedepan, merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid teravulsi.
Kadang-kadang bagian posterolateral kaput hancur. Mesti jarang prosesus
akromium dapat mengungkit kaput ke bawah dan menimbulkan luksasio
erekta (dengan tangan mengarah; lengan ini hampir selalu jatuh
membawa kaput ke posisi da bawah karakoid). Dislokasi terjadi saat
ligamen memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah
dari posisinya yang normal didalam sendi, karena terpeleset dari
tempatnya maka mengalami macet, selain itu juga mengalami nyeri.
Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi ligamen-ligamennya
menjadi kendor, akibatnya sendi itu akan mudah mengalami dislokasi lagi.
Penatalaksa
naan Medis
Non medis

1. Medis
• Farmakologi : Pemberian obat-obatan : analgesik non narkotik
2. Non medis
• Pembedahan : Operasi ortopedi
•  Dislokasi reduksi:
Prosedur pembedahan yang sering dilakukan meliputi: dikembalikan ketempat
a) Reduksi terbuka : melakukan reduksi dan membuat kesejajaran semula dengan
tulang yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan menggunakan anastesi
pemajanan tulang yang patah. jika dislokasi berat.
b) Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi • Dengan RICE (rest, ice,
dengan skrup, plat, paku dan pin logam. compression, elevation)
c) Artroplasti: memperbaiki masalah sendi dengan artroskop (suatu
alat yang memungkinkan ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi
tanpa irisan yang besar) atau melalui pembedahan sendi terbuka.
Pengkajian
Keluhan Utama Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Identitas Klien
Klien Sekarang Dahulu
• nama, umur, • nyeri, bengkak, • apakah • apakah klien
jenis kelamin, kelainan bentuk, dikarenakan mempunyai
alamat rumah, hilangnya fungsi kecelakaan, penyakit tulang
agama, suku dan krepitasi terjatuh atau seperti
bangsa, status serta pada terjadi benturan osteomylitis,
perkawinan, daerah mana langsung dengan ostroporasis dan
pendidikan dan dislokasi terjadi. vektor kekerasan apakah klien
pekerjaan. dan sifat pernah
pertolongan yang mengalami
pernah riwayat trauma
diberikan. sebelumnya.
Pemeriksanan Diasnotik

Keadaan Gejala
Umum Klien dislokasi dengan Klinis Tanda – tanda pasti
Klien pemasangan traksi Dislokasi • Gerakan abnormal pada
tempat terjadinya dislokasi
biasanya terbaring total • Otot – otot tidak dapat
dengan seminimal bekerja dengan baik
mungkin melaksanakan • Pembengkakan
aktifitas gerak

Tanda – tanda tidak


pasti
• Rasa nyeri, bengkak dan
berubah warna (membiru)
• Kelainan bentuk (deformitas)
• Hilangnya fungsi
(fungtiolaesa)
Pemeriksaan
penunjang

Pemeriksaan
Pemeriksaan Radiologi
Laboratorium

Dua waktu yang


Dua extremitas sebagai
Pemeriksaan berbeda yaitu setelah
Pemeriksaan faal Pemeriksaan kimia pembanding apabila
laboratorium darah terjadi trauma dan
hemostasis klinik rutin garis patah tulang
lengkap sehari setelah dilakukan
meragukan.
tindakan.
Diagnosa

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan


discontinuitas jaringan.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan
nyeri saat mobilisasi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan
untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan
/absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah.
4. Gangguan body image berhubungan dengan deformitas dan
perubahan bentuk tubuh.
Rencana Keperawatan

Intervensi Rasional
Berikan posisi rileks pada pasien Posisi relaksasi pada pasien
Berikan latihan ROM dapat mengalihkan focus pikiran
pasien pada nyeri.
Berikan makan sedikit dengan
frekuensi sering dan atau makan Memberikan latihan ROM
diantara waktu makan. kepada klien untuk mobilisasi
Bantu pasien mengungkapkan Menurunkan kelemahan,
masalahnya meningkatkan pemasukkan dan
mencegah distensi gaster.
Menjadi tempat bertanya pasien
untuk mengungkapkan
masalahnya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai