Anda di halaman 1dari 37

The Dangerous Red Bacilli (TBC)

TIA NURLISTIAN
1

1. Definisi dan Epidemiologi TBC


Definisi TBC (1)

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi


menulura yang diesebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman
batang aerobik dan tahan asam ini, dapat
merupakan organisme patogen maupun
saprofit. Ada beberapa mikobakteri
patogen, dan yang patogenik terhadap
manusia.

Buku ajar Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit by Sylvia A. Price hal 852
Definisi TBC (2)

Tuberkulosis (TB) merupakan contoh lain


infeksi saluran napas bawah. Penyakit ini
disebabkan oleh mikroorganisme
Mycobacterium tuberkulosis, yang
biasanya ditularkan dari satu individu ke
individu lainnya, dan membentuk
kolonisasi di bronkiolus atau alveolus.

Buku Saku Patofisiologi by Elizabeth J.Corwin (EGC) hal 545


Definisi TBC (3)

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit


granulomatosa kronis yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberkulosis.
Penyakit ini biasanya mengenai paru,
tetapi mungkin menyerang semua organ
atau jaringan tubuh. Biasanya bagian
tengah granuloma tuberkular mengalami
nekrosis perkijuan.

Buku Ajar Patologi by Kumar,Cotran, Robbins hal 544


Epidemiologi TBC (1)
Epidemiologi TBC (4)
2

2. KLASIFIKASI TBC
American Thoracic Society
Klasifika Deskripsi
si
TB 0 Belum terkena paparan / infeksi
TB 1 Sudah terpapar M. tuberculosis; status infeksi belum diketahui
TB 2 Infeksi laten, ada penyakit (hasil tes tuberculin positif)
TB 3 Tuberkulosis aktif
TB 4 Tuberkulosis inaktif
TB 5 Kemungkinan tuberkulosis, status unknown
3

3. Etiologi dan Faktor Resiko TBC


Etiologi TBC
• Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dan menular secara langsung
• Mycobacteriumtuberculosis termasuk bakteri
gram positif dan berbentuk batang.
• Umumnya Mycobacterium tuberculosis
menyerang paru dan sebagian kecil organ tubuh
lain
Mycobacterium tuberculosis
Faktor Resiko TBC
Faktor Faktor Umur
Resiko Faktor Jenis Kelamin
TB Faktor Pekerjaan
Kebiasaan Merokok
Pencahayaan
Kondisi Rumah
Kelembapan Udara
Status Gizi
4,5

4. Patofisiologi TBC
PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS

• Penularan tuberculosis paru terjadi karena


kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara.
• Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara
bebas selama 1-2 jam
• Bila partikel ini terhisap oleh orang sehat maka
ia akan menempel pada paru–paru.
PATOFISIOLOGI TUBERKULOSIS

Infeksi Primer
Terjadi saat seseorang terpapar pertama kali
dengan kuman TB Paru. Droplet yang
terhirup ukurannya sangat kecil, hingga
dapat melewati mukosilier bronkus dan
terus berjalan sampai di alveolus dan
menetap.
Penderita Tb
aktif bersin

Droplet
terhirup

Bakteri
menyebar
*bakteri menyebar dari paru2 melalui istem peredaran darah, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian
-bagian tubuh lainnya.
*daya penularan tergantung dari jumlah kuman yg dikeluarkan dari paru
patogenesis
Org yg terinfeksi Droplet dibawa oleh Makrofag
bersin dan silia ke bronkiolus
mengeluarkan terminalis dan
alveolar
droplet alveolus menangkap basil

Interaksi
dengan limfosit
Terjadi
T peradangan

Differensias Granulom Kompleks Ghon


i makrofag / lesi primer
a

Aktifasi makrofag
u/ membunuh
Sekresi
basil dalamnya sitokin

Dapat sembuh
total namun dapat
menjadi dorman
6

5. Manifestasi Klinik TBC


Manifestasi TBC

Gejala utama TB Paru adalah batuk


lebih dari 4 minggu dengan atau
tanpa sputum, malaise, gejala flu,
demam derajat rendah, nyeri dada,
dan batuk darah.
Manifestasi TBC

Secara umum ada 4, yaitu:


1. Tahap asimtomitas
2. Gejala TB paru yang khas, kemudian
stagnasi dan regresi
3. Eksaserbasi yang memburuk.
4. Gejala berulang dan menjadi kronik.
7,8

6. Pemeriksaan TBC
Anamnesis,
Pemeriksaan Fisik,
Pemeriksaan Penunjang,
Diagnosis Penyakit dan DD
9

7. Penatalaksanaan TBC
Prinsip Penatalaksanaan

• Sesegera mungkin untuk menghentikan progresivitas


penyakit.

Prinsip pengobatan sebagai berikut :


1. Pemberian obat antituberkulosis
3. Menghilangkan/ menyingkirkan produk infeksi
Pencegahan

• Vaksinasi BCG
• Kemoprofilaksis
Pengobatan TBC
TERAPI KONSERVATIF

• Pemberian nutrisi yang bergizi


• Pemberian kemoterapi atau terapi anti tuberkulosa

→Obat anti tuberkulosa yang utama adalah isoniazid


(INH), rifampicin (RMP), pyrazinamide (PZA),
streptomycin (SM) dan ethambutol (EMB).

• Istirahat tirah baring (bedresting)


TBC
• Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi
2 fase yaitu fase intensif(2-3 bulan) dan
fase lanjutan (4-7 bulan).
• WHO
▫ Katagori :
1. (Utama )Rifampisin, INH,Pirasinamid,
Streptomisin dan Etambutol.
2. Tambahan Kanamisin, Kuinolon,
Makrolide dan Amoksisilin +
AsamKlavulanat,
Obat Anti Tuberkulosa (OAT)
Nama Dosis Harian Efek Samping
Obat (mg/kgBB/hr)

Izoniazid 300 - 400mg Hepatitis, neuritis Dosis berdasarkan


10- perifer, berat badan harus
20mg/kggbb/ha hipersensitivitas disesuaikan
ri (anak)
pertambahan berat
badan.
Rifampisin <55kg:450mg/h Gastrointestinal, Semua pasien yang
ari hepatitis, menerima dosis harus
>55kg:600 trombositopenia dipantau langsung
mg/hari terapinya.
10- PRZ dan SM tidak
20mg/kgbb/hari dipakai pada wanita
(anak) hamil.
ETB tidak disarankan
Pyrazinami 10 mg Toksisitas hepar, untuk pasien anak
d Dewasa 20- artralgia, karena sulit
35mg/kg/hari gastrointestinal diobservasi fungsi
visualnya.
Ethambutol 1000 mg Neuritis optik,
penurunan visus,
OAT (Obat Anti Tuberkulosa)
Standar pengobatan di indonesia berdasarkan program P2TB paru:

Kategori 1
Untuk penderita baru BTA (+) dan BTA(-)/rontgen (+) diberikan
dalam 2 tahap:

Tahap 1 :
- Rifampisin 450 mg
- Etambutol 750 mg
-INH 300 mg
-Pirazinamid 1.500 mg.

Diberikan setiap hari selama 2 bulan pertama (60 kali).


OAT (Obat Anti Tuberkulosa)
Tahap 2:

- Rifampisin 450 mg,


- INH 600 mg,
diberikan 3 kali seminggu selama 4 bulan (54 kali).
Obat Anti Tuberkulosa
Kategori 2
• Tahap 2
Obat tahap kedua diberikan hanya pada
kasus resisten pengobatan.
• Yang termasuk sebagai OAT tahap kedua
antara lain: levofloksasin,moksifloksasin,
etionamid, tiasetazon,kanamisin
OAT (Obat Anti Tuberkulosa)
Adapula rekomendasi terbaru
Untuk penganganan MDR-TB,yaitu dengan kombinasi
5 obat, antara lain:
1) salah satudari OAT lini pertama yang diketahui
sensitif melalui hasil kultur resistensi,
2) OAT injeksi untuk periode minimal selama 6 bulan,
3) kuinolon,
4) sikloserin atau etionamid,
5) antibiotik lainnya seperti klavulanat dan klofazimin
Durasi pemberian OAT setidaknya selama 18–24
bulan
OBAT REAKSI TAK CARA MENCEGAH
DIKEHENDAKI
Rifampisin Nausea, anoreksia, nyeri Obat diberikan setalah makan
lambung, diare
  Tingginya serum transaminase Berikan rifampisin dengan
2-8mingu pertama dari hati2 selama fase hepatitis
pengobatan hepatitis

  Kemerahn pada kulit kepala Yakinkan penderita dan


dan gatal teruskan pengobatan

  Purpura trombositopenik, Rifampisin dientikan dan tak


anemia hemolitik dan boleh digantikan dengan
kegagalan akut(sangat jarang) preparat yang lain

  Demam menggigil sudah Beri dosis intermien 2x


makan obat tjd 3-6bulan seinggu. Obat dosis tinggi tak
setalah pengobatan dikurangi dan berikan dengan
dosis 3xseminggu

Isoniazid Paresthesia, rasa terbakar pada Berikan piridoksin dengan


tangan dan kaki, neuropati isoniazid bila dosis isoniazid
perifer melebihi 14mg/kgbb

Etambutol Kebutaan dan buta warna biru, Usahakan dosis dibawah 15mg
neuritis retrobulbar
Referensi

 Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell RN (2007). Robbins Basic Pathology


(ed. 8th). Saunders Elsevier.
 Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit (ed. 6). EGC
 Warrel, D. A., Cox, Timothy M., Firth, John D. 2005. Oxford Textbook of
Medicine. Oxford: Oxford University Press
 Anonim, 1998, Buku Saku Kedokteran Dorland edisi 25, Penerbit ECG,
Jakarta
 Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta
 Boushey H.A., 2001, Obat-obat Asma dalam Katzung, B.G., Farmakologi
Dasar & Klinik, Ed.I, diterjemahkan oleh Sjbana, D., dkk, Salemba Medika,
Jakarta
 Mulia, yuiyanti J, 20002, Perkembangan patogenesis dan pengobatan asma
bronchial. Penerbit EGC, trisakti, Jakarta
 Tanjung, dudut.2003. Asuhan Keperawatan Asma Bronchial.USU Digital
library.Sumatra Utara
 Adnyana, I Ketut dkk, 2008. ISO Farmakoterapi. PT.ISFI.Jakarta
• Harrison’s principles of internal medicine vol 1
• IPD Jilid 3
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai