Anda di halaman 1dari 19

KULTUR ANTHER PADA

PEMULIAAN TANAMAN

OLEH

Benni SATRIA
PENDAHULUAN
Kultur Jaringan = Tissue Culture
Kultur = budidaya
Jaringan = sekelompok sel yg mempunyai bentuk dan
fungsi yang sama

Kultur Jaringan = membudidayakan jaringan tanaman


menjadi tanaman baru yang mempunyai sifat sama
dengan induknya

Kultur Jaringan
memelihara & menumbuhkan organ tanaman (embrio,
tunas, bunga dsb) atau jaringan tanaman (sel, kalus,
protoplast) pada kondisi aseptik
Mikropropagasi
Kultur jaringan yang tujuannya memperbanyak
Maheswari (1960) Pertama
kultur anter
JENIS – JENIS KULTUR
JARINGAN

KULTUR EMBRIO

KULTUR MERISTEM

KULTUR KALUS

KULTUR OVARI

KULTUR ANTER

KULTUR PROTOPLASMA
Kultur anther

Teknik kultur anter adalah sebuah metode


yang digunakan untuk memproduksi kalus
atau tanaman haploid dari
mikrospora(polen). Metode ini menggunakan
eksplan anter dalam memperbanyak
bahannya.
Kultur anther
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KULTUR
ANTHER

1.Fisiologi tanaman donor

2.Tahapan perkembangan polen

3.Praperlakuan anther/kuncup
bunga

4.Lingkungan kultur

5.Genotipe donor (kerap kali ini merupakan


faktor yang paling penting
Keuntungan tekhnik kultur
anther

Adapun keuntungan yang didapat melalui


kultur anther:
1. Tanaman haploid sangat penting bagi
pemulia tanaman, yaitu untuk
memperpendek masa pemuliaan tanaman.
2. Karena hanya ada 1 set kromosom, maka
mudah digunakan untuk mengidentifikasi
mutasi resesif
3. Dapat menghasilkan homozygote double
haploid (diploid) atau poliploid dengan
diberi colchicin untuk inbreeding dengan
1.Pembentukan genotipe padi
berumur sangat genjah melalui
kultur antera
untuk mendapatkan galur –ngalur murnipadi berumur sangat
genjah(90 -104 hss)melalui kultur anthera f1 hasil persilangan
indica/japonica dan indica/indica yang dapat digunakan
dalam perakitan varietas unggul baru.

Semua persilangan berespon terhadap kultur antera dengan


dihasilkannya kalus dari mikrospora (pollen) yang terdapat di
dalam antera pada media induksi kalus.

Dari 100 tanaman dihaploid yang ditanam dapat diperoleh 33


galur berumur sangat genjah (100-102,5 hari) dari persilangan
Fatmawati/Kinamase (18 galur), Inpari 1/Kinamase (5 galur),
Fatmawati/ Waseaikoku (8 galur), dan Inpari 1/Waseaikoku (2
galur).
2.Kultur Anthera Padi Pada Beberapa
Formulasi Media Yang Mengandung
Poliamin

Masalah utama dalam kultur antera serelia


adalahsedikitnya tanaman hijau dan banyaknya
tanaman albino yang di regenerasikan.peningkatan
regenerasi tanaman hijau pada serelia akan
mempercepat dan memperbesar peluang untuk
memperoleh galur murni yang di inginkan .

poliamin merupakan zat pengatur tumbuh yang


berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.

perlakuan poliamin(putresin,spermidin,spermin di berikan


pada media induksi kalus
hasil

Poliamin dapat meningkatkan induksi


kalus dan regenerasi tanaman pada
kultur antera padi.di antara berbagai
jenis poliamin yang digunakan putresin
merupakan poliamin terbaikuntuk
meningkatkan regenerasi tanaman
hijau pada kultur antera padi taipei
309
3.Pengembangan Kultur
Mikrospora pada Varietas Padi
Ladang Lokal Asal Kendari

Kultur mikrospora pada beberapa kultivar padi ladang lokal


berantosianin asal Kendari dapat menghasilkan kalus
mikrospora, dan pembentukan mikrospora embriogenik yang
optimal.

Mikrospora embriogenik adalah mikrospora satu inti dengan ciri


spesifik antara lain seperti sitoplasma jernih karena belum
mengandung amilum, atau vakuola mengalami fragmentasi
setelah pemberian perlakuan, dan merupakan prasyarat bagi
terbentuknya kalus atau embrio mikrospora.Mikrospora
embriogenik terbentuk akibat adanya perlakuan cekaman (stress
treatment) sehingga mengalami
perkembangan tidak normal (Custers et al., 1994).
4.Perbaikan Varietas Padi melalui Kultur
Anter

Padi (Oryza sativa) L. memiliki 3 jenis subspesies,


yaitu Indica, Japonica, dan Javanica. Masing-masing
jenis memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pada saat tanaman mencapai fase bunting, malai
yang masih terbungkus (pada saat jarak antara
aurikel daun bendera dengan daun di bawahnya
antara 7-12 cm) dikoleksi sebagai sumber eksplan.
diambil anternya untukdikulturkan pada media
induksi kalus (Chu, 1982) dengan penambahan
hor-monauksin, sitokinin atau poliamin (putresin).
Kalus yang terbentuk diregenerasi-kan pada media
regenerasi (Murashige dan Skoog, 1962).
HASIL
Setiap genotipe memiliki respon yang
berlainan terhadap kultur
anter.Penambahan putresin dalam
medium induksi kalus dan medium
regenerasi dapat,meningkatkan
persentase regenerasi tanaman total,
baik tanaman hijau maupuan
tanaman albino.

Di antara 3 genotipe yang digunakan dalam kultur anter


genotipe IR66160-121-121-4-5-3/Memberamo adalah
genotipe yang paling responsif terhadap induksi kalus dan
produksi tanaman total (tanaman hijau dan tanaman
albino), serta produksi
Kritical paper
1.Pembentukan
genotipe padi
berumur sangat
genjah melalui kultur
antera 1.PADA PENDAHULUAN
PENJELASANNYA TIAP FARAGRAF
KURANG BERHUNBUNGAN

2.PADA METODE
KURANG JELAS

3.PEMBAHASAN HARUS LEBIH


SIMPEL DAN MUDAH DI PAHAMI

4.SEHARUSNYA PADA JUDUL DI


CANTUMKAN DALAM BAHASA
INGGRIS,KARENA ABSTRAK
NYA BERBAHASA INGGRIS
2.Kultur Anthera Padi Pada Beberapa
Formulasi Media Yang Mengandung
Poliamin

GAMBAR PADA JURNAL


PERLU DI TAMBAH TERLALU
SEDIKIT
PADA PENDAHULUAN
SEHARUSNYA PADA KATA
SULIT DI BUBUHKAN ARTI
SINGKAT NYA

SEHARUSNYA PADA
PEMBAHASAN LEBIH SINGKAT
DAN PADAT JUGA JELAS DI
MENGERTI
3.Pengembangan Kultur Mikrospora pada Varietas
Padi Ladang Lokal Asal Kendari

1.PADA PENDAHULUAN KATA


SULIT PERLU DI LAMPIRKAN
PENGERTIANNYA

2.BANYAK PENULISAN YANG SALAH

3.PENULISAN NYA PERLU DI


PERHATIKAN
4.Perbaikan Varietas Padi melalui Kultur
Anter

1.PADA JUDUL TIDAK DI


CANTUMKAN DALAM BAHASA
INGGRI

2.BAHAN DAN METODE NYA


KURANG JELAS DAN KURANG RINCI

Anda mungkin juga menyukai