Anda di halaman 1dari 11

PLATHYHELMINTHES

KELOMPOK 3
PENYUSUN
• Aprianto Tyas Dwi Nugroho (MIPA 1.2/05)
• Asih Putri Retno Kedaton (MIPA 1.2/06)
PENGERTIAN

Platyhelminthes dalam bahasa Yunani artinya Cacing Pipih. Cacing Pipih adalah filum dalam


kerajaan Animalia (hewan). Filum ini mencakup semua  Cacing pipih kecuali Nemertea, yang
dulu merupakan salah satu kelas pada Platyhelminthes yang telah dipisahkan.
Platyhelminthes merupakan filum ketiga dari kingdom Animalia setelah Porifera dan 
Coelenterata. Platyhelminthes merupakan hewan triploblastik dan bisa hidup sebagai
parasit. Hewan Triploblastik adalah hewan (dari kingdom Animalia) yang mempunyai 3
lapisan tubuh.
CIRI-CIRI
Ciri-ciri Platyhelminthes:
1. Memiliki tubuh yang pipih, simetris, dan tidak bersegmen.
2. Mempunyai satu lubang mulut tanpa dubur.
3. Hidup sebagai parasit, mempunyai alat hisap akan tetapi
juga ada yang hidup bebas.
4. Reproduksi generatif dengan perkawinan silang, secara
vegetatif dengan membelah diri (fragmentasi).
5. Hidup di air tawar/laut, tempat lembab, atau di dalam
tubuh hewan lain.
6. Sangat sensitif terhadap cahaya.
STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH
1. Sistem Pencernaan
       Gastrovakuler adalah sistem pencernaan pada Cacing
Pipih atau Platyhelminthes. Peredaran makanan pada
sistem pencernaan Cacing Pipih melalui usus, yang dimulai
dari mulut, faring, dan kerongkongan. Di belakang
kerongkongan terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh
tubuh, yang berarti makanan disebarkan keseluruh tubuh.

       Gas Oksigen dan karbondioksida dikeluarkan melalui


proses difusi. Platyhelminthes tidak memiliki sistem
peredaran darah dan rongga tubuh(selom) sehingga disebut
hewan aselomata.
2. Indera
         Beberapa Cacing pipih memunyai oseli di
kepala. Oseli adalah bintik mata yang mengandung pigmen
yang peka terhadap cahaya.  Cacing pipih memiliki indra
peraba dan sel kemoresptor. Beberapa jenis lainnya juga
memiliki indra tambahan
seperti aurikula(telinga), statosista (pengatur keseimbangan),
dan reoreseptor (berfungsi untuk mengetahui arah aliran
sungai).
3. Reproduksi
        Walaupun cacing pipih merupakan hewan hemafrodit,
beberapa cacing pipih tidak bisa melakukan perkawinan
secara individu. Reproduksi dilakukan
secara aseksual dan seksual. Reproduksi seksual akan
menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum terjadi di dalam tubuh.
Fertilisasi bisa dilakukan sendiri atau dengan pasangan lain.
Sedangkan reproduksi aseksual dilakukan dengan membelah
diri (fragmentasi).
KLASIFIKASI
1. Turbellaria atau Cacing Rambut Getar
    Memiliki bulu getar yang berfungsi untuk
bergerak.
Contoh: Planaria
2. Trematoda atau Cacing Isap
    Memiliki alat pengisap, terdapat pada mulut di bagian kepala.
Alat penghisap berfungsi untuk menempel pada inangnya
untuk menghisap makanan, berarti Trematoda merupakan
parasit.
Trematoda dewasa hidup di dalam hati, usu, paru-paru, ginjal,
dan pembuluh darah vertebrata.
Contoh: Fasciola(Cacing Hati), Clonorchis, dan Schistosoma.
3. Cestoda atau Cacing Pita
    Memiliki kulit berlapis kitin berfungsi melindungi diri dari
enzim inangnya, dengan demikian Cestoda merupakan
parasit. Cestoda terdiri dari anterior yang disebut skoleks,
leher (strobilus), dan proglotid.
PENYAKIT YANG DITIMBULKAN
Platyhelminthes menimbulkan penyakit pada
manusia dan hewan, salah satunya yaitu Schistosoma yg
menyebabkan skistosomiasis. penyakit parasit yang
ditularkan melalui siput air tawar pada manusia.

        Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh


manusia, dapat terjadi kerusakan jaringan dan organ
seperti kandung kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal
manusia.

Anda mungkin juga menyukai