Anda di halaman 1dari 24

PERCOBAAN I

KELARUTAN ZAT PADAT

Praktikum Farmasi Fisika 2020


Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa


diharapkan mampu untuk :
1. Menentukan kelarutan zat padat secara
kuantitatif
2. Menerangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan zat
3. Menjelaskan usaha-usaha yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kelarutan zat
aktif dalam air untuk pembuatan zat cair.
Praktikum Farmasi Fisika 2020
Teori
 Kelarutan suatu senyawa adalah jumlah
maksimal senyawa bersangkutan yang larut
dalam sejumlah pelarut tertentu pada suatu
suhu tertentu dan merupakan larutan jenuh
yang ada dalam kesetimbangan dengan
bentuk padatnya (Roth, 1988).

Praktikum Farmasi Fisika 2020


 Secara kuantitatif kelarutan suatu zat
dinyatakan sebagai suatu konsentrasi zat
terlarut di dalam larutan jenuhnya pada suhu
dan tekanan tertentu.
 Kelarutan juga dapat dinyatakan dalam
satuan molaritas, molalitas, dan persen.

Praktikum Farmasi Fisika 2020


 Data kelarutan suatu zat dalam air sangat
penting untuk diketahui dalam pembuatan
sediaan farmasi.
 Pada umumnya obat baru dapat diabsorpsi
dari saluran cerna dalam keadaan terlarut
kecuali kalau transport obat melalui
mekanisme pinositosis.
 Oleh karena itu salah satu cara untuk
meningkatkan ketersediaan hayati suatu zat
aktif adalah dengan menaikkan kelarutannya
di dalam air.

Praktikum Farmasi Fisika 2020


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kelarutan zat antara lain adalah :
 pH
 suhu
 jenis pelarut
 bentuk dan ukuran partikel zat
 konstanta dielektrik bahan pelarut
 adanya zat-zat lain seperti surfaktan,
pembentuk kompleks dll.

Praktikum Farmasi Fisika 2020


Pengaruh Surfaktan terhadap kelarutan
zat padat
 Surfaktan (surface active agent) merupakan
suatu molekul yang mengandung gugus hidrofilik
dan lipofilik dalam satu molekul yang sama
 Surfaktan mempunyai HLB atau Hydrophillic
Lipophillic Balance. Gugus lipofilik (umumnya)
berupa rantai hidrokarbon dan gugus hidrofilik
menentukan jenis surfaktan
 Jenis Surfaktan:
 Surfaktan anionik
 Surfaktan Kationik
 Surfaktan Non Ionik
 Surfaktan Amfoterik

Praktikum Farmasi Fisika 2020


 Nilai HLB akan menentukan sifat surfaktan, semakin
rendah nilai HLB suatu surfaktan maka akan semakin
lipofilik surfaktan tersebut, sedangkan jika semakin
tinggi nilai HLB maka surfaktan tersebut akan
semakin bersifat hidrofilik.
 Dispersi molekul surfaktan ini secara termodinamika,
tidak stabil dimana bagian non polar mengganggu
struktur air sedangkan dipihak lain bagian polar
mempunyai afinitas lebih besar terhadap air.
 Oleh karena itu surfaktan mempunyai kecenderungan
untuk berkelompok membentuk misel, konsentrasi
pada saat terbentuknya misel disebut dengan "Critical
Micelle Concentration (CMC)".

Praktikum Farmasi Fisika 2020


 Sifat yang terpenting dari misel ini adalah
kemampuannya untuk menaikkan kelarutan
zat-zat yang biasanya sukar atau sedikit larut
dalam pelarut yang digunakan. Proses ini
dikenal dengan solubilisasi, dimana terjadi
antara molekul zat yang sukar larut
berasosiasi dengan misel surfaktan
membentuk suatu larutan yang jernih dan
stabil secara termodinamika.

Praktikum Farmasi Fisika 2020


Pengaruh Pelarut Campur terhadap
Kelarutan Zat Padat
 Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh
polaritas dari pelarut, yaitu oleh dipol momennya.
 Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat
polar lainnya, contoh : air bercampur dengan
alkohol dalam segala perbandingan dan melarutkan
gula
 Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh
polaritas pelarut, pelarut polar mempunyai
konstanta dielektrik yang tinggi dapat melarutkan
zat-zat non polar sukar larut di dalamnya, begitu
pula sebaliknya.
 Berdasarkan tetapan dielektrik ini menurut Moore
dapat diatur dengan penambahan pelarut lain.
Praktikum Farmasi Fisika 2020
 Dalam pembuatan suatu bentuk sediaan
farmasi seperti eliksir digunakan pelarut
dalam bentuk tunggal maupun campur, sebab
kelarutan zat aktif yang ada sangat
dipengaruhi oleh polaritas pelarut.
 Pelarut yang polar mempunyai konstanta
dielektrik yang tinggi, dapat melarutkan
dengan baik zat-zat yang polar. Sedangkan
zat-zat non polar sukar larut didalamnya
begitu juga sebaliknya atau dikenal dengan
“like dissolve like".

Praktikum Farmasi Fisika 2020


 Pelarut-pelarut yang umum dipakai dalam farmasi
adalah air, alkohol, gliserin dan propilen glikol.
 Dasar pemilihan pelarut campur: toksisitas, kelarutan,
konstanta dielektrik pelarut, ketercampuran bahan.
 Kombinasi pelarut campur yang banyak digunakan
dalam sediaan farmasi adalah :
 campuran air-alkohol atau
 campuran air-pelarut lain yang sesuai antara lain gliserin,
propilen glikol, sorbitol dan sirupus simpleks
 Co-solvency-nya dapat dipandang sebagai modifikasi
polaritas dari sistem pelarut terhadap kelarutan zat.
fenomena dimana suatu zat lebih mudah larut dalam
pelarut campur dari pada pelarut tunggal dinamakan
fenomena Co-solvency.

Praktikum Farmasi Fisika 2020


Cara Kerja

Praktikum Farmasi Fisika 2020


PENGARUH SURFAKTAN TERHADAP
KELARUTAN ZAT PADAT
Objek : Pengaruh penambahan Tween 80
terhadap kelarutan asetosal.

ALAT dan BAHAN


Alat Bahan
Buret 10 ml Larutan Tween 80
Ipet gondok 10 ml Aquades
Erlenmeyer Larutan NaOH
Kertas saring Indikator PP
- Kalium Hidrogen Phtalat

Praktikum Farmasi Fisika 2020


Cara kerja
A. 
 Pembakuan larutan NaOH
 Kalium hidrogen phtalat sebanyak 300 mg
dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu
dilarutkan dengan 10 ml aquadest, kemudian
ditambahkan 1-2 tetes indikator PP.
 Titrasi dengan larutan NaOH hingga terjadi
perubahan warna dari tidak berwarna menjadi
warna merah muda stabil. Catat volume titrasi
dan hitung normalitas NaOH. Titrasi dilakukan
sebanyak tiga kali.
 Normalitas NaOH dihitung dengan rumus:

Praktikum Farmasi Fisika 2020


B. Penentuan kadar asetosal dalam
larutan surfaktan
 Buat

  50 ml larutan surfaktan dalam berbagai konsentrasi : 1%, 3%,
5%, dan 10% b/v dalam aquadest.
 Timbang 500 mg asetosal.
 Masukkan 50 ml larutan surfaktan dan asetosal yang ditimbang ke
dalam erlenmeyer 125 ml, asetosal dilarutkan dalam larutan surfaktan
dengan bantuan magnetik stirer selama lebih kurang 15 menit.
 Saring ke dalam erlenmeyer 50 ml.
 Tentukan kadar asetosal dengan cara: dipipet 10 ml filtrat,
dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 1 tetes indikator PP
kemudian titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi warna
merah muda. Titrasi dilakukan sebanyak tiga kali.
 Lakukan percobaan blangko (menggunakan aquadest 50 ml saja), lalu
hitung jumlah asetosal yang terlarut (mg) dan tentukan % kadar
asetosal yang terlarut dalam setiap larutan.
 Buat grafik antara % surfaktan dengan % asetosal yang terlarut
mg asetosal terlarut: V x N x BE

Praktikum Farmasi Fisika 2020


HASIL
 Pembakuan NaOH

Pengulangan V KHP V NaOH


1 10 ml 14,6 ml
2 10 ml 15,3 ml
3 10 ml 15,7 ml

Silakan dihitung Normalitas NaOH!!

Praktikum Farmasi Fisika 2020


Volume NaOH terpakai pada penetapan kadar Asetosal terlarut
dalam Tween 80
N Konsentrasi Volume Volume Asam % asetosal
o Tween 80 NaOH Rata-rata salisilat terlarut
terpakai (ml) terlarut
(ml) (mg)
1 Blangko 2,5
2,3
2,6
2 Tween 80 1% 3
3,1
3,1
3 Tween 80 3% 4,1
3,9
3,7
4 Tween 80 5% 4,2
4,5
4,3
5 Tween 80 10% 5,7 Praktikum Farmasi Fisika 2020
PENGARUH PELARUT CAMPUR
TERHADAP KELARUTAN ZAT PADAT
Objek : Pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan
teofilin

Alat dan Bahan :


Buret 10 ml - Aquadest
Pipet gondok 10 ml - Larutan NaOH 0,1 N
Erlenmeyer - Serbuk teofilin
Kertas saring - Indikator PP
Etanol - Kalium Hidrogen Phtalat
Gliserin

Praktikum Farmasi Fisika 2020


Cara kerja
Pembakuan
   larutan NaOH
 Kalium hidrogen phtalat sebanyak 300 mg
dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu
dilarutkan dengan 10 ml aquadest, kemudian
tambahkan 1-2 tetes indikator PP.
 Titrasi dengan larutan NaOH hingga terjadi
perubahan warna dari tidak berwarna menjadi
warna merah muda stabil. Catat volume titrasi
dan hitung normalitas NaOH. Titrasi dilakukan
sebanyak tiga kali.
 Normalitas NaOH dihitung dengan rumus:

Praktikum Farmasi Fisika 2020


Penentuan kadar teofilin dalam pelarut
campur
1. Buatlah campuran pelarut seperti yang tertera pada tabel dibawah ini:

Gliserin Jumlah
No. Air (ml) Alkohol (ml)
(ml) (ml)
1  45 5 - 50
2  42,5 5 2,5 50
3  40 5 5 50
4  37,5 5 7,5 50
5  35 5 10 50

Praktikum Farmasi Fisika 2020


 1. Timbang 200 mg teofilin.
2. Larutkan teofilin sedikit demi sedikit kedalam masing-
masing campuran pelarut diatas di dalam Erlenmeyer 125
ml. Kocok selama 15 menit.
3. Saring larutan tersebut ke dalam erlenmeyer 50 ml
menggunakan kertas saring.
4. Tentukan kadar teofilin dengan cara : pipet 10 ml
filtrat, masukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan satu
tetes indikator pp kemudian titrasi dengan larutan NaOH
0,1 N sampai terjadi warna merah muda. Titrasi dilakukan
sebanyak tiga kali.
5. Lakukan percobaan blangko (menggunakan aquadest 50 ml
saja) lalu hitung jumlah teofilin yang terlarut (mg) dan
tentukan % kadar teofilin yang terlarut dalam setiap pelarut
campur.
6. Buat grafik antara % gliserin dengan teofilin yang terlarut.
 
mg teofilin terlarut = V x N x BE
  Praktikum Farmasi Fisika 2020
 Hasil Pembakuan NaOH (sama dengan di atas)
 Penetapan kadar Teofilin

Pelarut Volume Volume Kadar %


campur NaOH rata- Teofilin kadar
terpaka rata terlarut Teofilin
i (ml) NaOH (mg)
(ml)
I 1,3
1,2
1,2
II 1,4
1,5
1,4
III 1,6
1,5
1,5
IV 1,6
1,6 Praktikum Farmasi Fisika 2020
 Kerjakan Perhitungan di atas!

Praktikum Farmasi Fisika 2020

Anda mungkin juga menyukai