Anda di halaman 1dari 28

CRANIOTOMY ATAS

INDIKASI REMOVAL TUMOR


DI RUANG ICU
RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN

Poltekkes Kemenkes ILHAM AZHAR


Semarang ASTRIT FIRYAL S.
DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
SEKAR AYUNINGTYAS
IVONIA NOVIA EKA S.
Tumor otak

Etiologi Tanda & Gejala


DEFINISI
PATOFISIOLOGI
Penyebab belum 1. Umum
Massa atau pasti dapat
diketahui, tetapi 2. Klinik lokal
neoplasma
ada bukti kuat
dalam otak
faktor yang
mempengaruhi

Definiton Place and Time Tecnique


TUMOR OTAK

1 2 3
PEMERIKSAAN MANAGEMEN TERAPI KOMPLIKASI
PENUNJANG

1. CT- SCAN 1. PEMBEDAHAN 1. Edema serebral


2. MRI 2. Perdarahan
2. TERAPI
3. ANGIOGRAFI subdural,
4. BIOPSI RADIASI epidural dan
STEREOTARIK intracerebral
3. Syok
hipovolemik
4. Hidrocephalus
Craniotomy
Pengertian

Craniotomy adalah operasi untuk membuka tengkorak (tempurung


kepala) dengan maksud untuk mengetahui dan meperbaiki
kerusakaan otak. Brown CV (2004).
indikasi

1. Hemotoma
2. Perdarahan
3. Aneurisma serebral
4. Malformasi arteriovenosa
5. Abses pada otak, dll.
Konsep askep

pengkajian
A. Pengkajian Primer B. Pengkajian Sekunder
1. Airways 1. Keluhan utama
2. Breathing 2. Alergi obat
3. Circulation 3. Pengbatan terakhir
4. Disability 4. Pengalaman pembedahan
5. Exposure 5. Riwayat penyakit dahulu dan
sekarang
• Pengkajian Persistem : rasa nyaman, sistem
pencernaan, eliminasi dan ciran, sistem persyarafan,
da sistem muskuloskeletal
• Pengakajian biologis : KU pasien, TTV, pemeriksaan
head to toe
Diagnosa

1. Ketidakefektifan jalan napas b/d penumpukan slime


2. Resiko infeksi /d luka post craniotomy, pemasangan traceostomy
3. Gannguan perfusi jaringan b/d tumor removal
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS
PADA PASIEN Ny. S POST OP CRANIOTOMY DENGAN INDIKASI TUMOR REMOVAL
DI RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN
A. BIODATA PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Usia : 40 thn
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Kandeman, Batang
No RM : 000206454
Dignosa Medis : Post op craniotomy indikasi removal tumor
Tgl Masuk : 27-01-2020
B. BIODATA PENANGGUNGJAWAB
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kandeman, Batang
Hub. Dg pasien : Kakak kandung
C. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Terdapat sumbatan jalan nafas berupa sekret/lendir, bunyi nafas ronchi, suction intensif.
2. Breathing
Pasien mengalami sesak nafas, irama nafas tidak teratur, menggunakan ventilator dengan mode SIM V Pˢ 12,
PEEP 5, SPO²: 98%, tidal volume 442, suara nafas ronchi, terdapat sumbatan berupa sekret, terpasang ETT,
terdapat slime, RR : 22x/menit.
 3. Circulation
Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil HR : 102 x/menit, TD : 108/60 mmHg dengan akral dingin, warna
kulit pucat, teraba denyut nadi lemah denan MAP : 96.
4. Disability
GCS : E = 2, M=3, V= terpasang ETT
KU : Apatis
5. Exposure
Terdapat bekas luka post op di sebelah kiri belakang telinga pasien, tidak terjadi perdarahan.
D. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keluhan Utama
Kesadaran menurun dan gagal nafas.
2. Keluhan saat ini
Klien post op craniotomy dengan kesadaran tersedasi, terpasang ventilator, kateter, jumlah urine 200 ml selama
6 jam, terpasang NGT, peristaltik usus 10 kali.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk RSUD Bendan dengan rujukan dari RS QIM sudah dalam keadaan tidak sadar dengan hasil
pemeriksaan GCS : E=3, M=5, V=2. Dengan keluhan sejak 3 minggu yang lalu tidak dapat bicara dan menelan.
TD : 130/92 mmHg, N: 109 x/menit, S: 36,7°C, Rr : 22 x/menit, SPO² : 93% dan klien mengalami penurunan
kesadaran.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak memiliki penyakit menular maupun keturunan seperti Hipertensi, DM, Asma.
E. PENGKAJIAN PERSISTEM
1. Rasa Nyaman
Tidak ada nyari, GCS: E : 2, M : 3, V : ETT
2. Sistem Pencernaan
Pasien mendapat sonde 3 kali sehari diet susu cair 50ml melalui NGT
3 Sistem Eliminasi dan cairan
BAB: 1 kali sehari pada pagi hari dengan konsistensi padat
BAK: 200ml per 6 jam
 4. Sistem Persyarafan
Tidak terkaji, GCS: E : 2, M : 2, V : ETT
5. Sistem Muskuloskeletal
Tidak terkaji, GCS: E : 2, M : 2, V : ETT
F. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
1. Kepala
2. Leher
3. Thorax/dada
4. Abdomen
5. Genetalia
6. Punggung dan tulang belakang
7. Ekstremitas
G. PSIKOSOSIAL
Terjadi perubahan mental keluarga saat klien dibawa ke RSUD Bendan dalam keaadan tidak sadar, tampak
cemas. Klien rutin kontrol SP. S hingga akhirnya klien masuk ke RS QIM Batang dan di rujuk ke RSUD Bendan lalu
masuk ICU, keluarga klien pasrah dan mau mencoba segala pengobatan agar klien sembuh.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal periksa : 03 – 02 – 2020
2. CT Scan ( 13 – 01 – 2020, RS QIM Batang)
Pemeriksaan ctscan kepala tanpa kotras :
-terpasang vpshuntdg ujung di ventilasi lateral kanan
-gyruskortikalis dan fisurasilvii kanan kiri normal
-sistema dan sistem ventrikel normal
- tampak lesi hipodens luas yg meliputi seluruh pons
-tidak ada deviasi midline
-parenkim cerebri dan cerebelum baik
Dengan kesan :
VP shunt terpasang baik
Tidak tampak hidrochepalus
Encephalomalacin di pons
 
K. ANALISA DATA

dx Data Fokus Etiologi Problem

1 DS : - Obstruksi jalan nafas : Ketidakefektifan bersihan


DO : penumpukan sekret & slime jalan nafas
- Jalan nafas tidak paten terdapat sekret
- Bunyi nafas ronchi
- Terdapat ekspansi dada
- RR : 22 x/menit
- Terpasang ventilator dengan mode SIM V Pˢ 12, PEEP 5, SPO² 98%, tidal
volume 442
- Terpasan ETT
- Suction intensif
- TD : 108/60 mmHg
- MAP : 96
- HR : 102 x/menit
- RR : 22 x/menit
- SPO² : 98 %
- S : 36,5°C
2 DS : - Tumor removal Resiko
DO : ketidakefektifan
- GCS perfusi jaringan
E : 2, M : 2, V : ETT
- Jalan nafas tidak paten
- Terpasang ventilator dengan mode SIM V Pˢ 12, PEEP 5,
SPO² 98%, tidal volume 442
- TD : 108/60 mmHg
- MAP : 96
- HR : 102 x/menit
- RR : 22 x/menit
- SPO² : 98 %
- S : 36,5°C
- Terdapat luka post op craniotomy
- Konjungtiva & membran mukosa pucat
- Urine ±250 cc/4jam
3 DS : - Insisi post Resiko infeksi
DO : cranioctomy
- Terpasang ET pada pasien
- Terdapat slime
- Suvtion intensif
- Klien post op craniotomy hari ke 4
- Terdapat luka insisi post traceostomy
- TD : 108/60 mmHg
- MAP : 96
- HR : 102 x/menit
- RR : 22 x/menit
- SPO² : 98 %
- S : 36,5°C
- Leukosit 11.67
 
L. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d penumpukan slime
2. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b/d tumor removal
3. Resiko infeksi b/d insisi post cranioctomy
M. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Intervensi

1. Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor respirasidan status O2 pasien


jalan nafas b/d penumpukan keperawatan 3x 24 jam diharapkan 2. Mengkaji suara nafas, irrama,catat adanya suara tambahan
slime masalah ketidakefektifan bersihan jalan
3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
nafas dapat teratasi, dengan kritria hasil:
4. Keluarkan secret dengan batuk atau suction
Pasien menunjukan jalan nafas yang
paten ( klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuansi pernafasan dalam
rentang normal, tiada suara nafas
abnormal)
2 Resiko ketidakefektifan Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor tanda-tanda vital pasien
perfusi jaringan otak b/d keperawatan 3x24 jam diharapkan 2. Monitor intake dan output
tumor removal masalah resiko ketidakefektifan perfusi
3. Monitor GCS
jaringan otakdapat teratasi, dengan
4. Monitor ukuran, reflek pupil dan rangsang cahaya
kriteria hasil:
5. Kolaborasikan dengan dokter pemberian terapi
 Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
normal  

3. Resiko infeksi b.d insisi post Setelahdilakukanintervensikeperawatan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local
cranioctomy 3x24 jam diharapkan tidak muncul tanda- 2. Inspeksi kondisi luka/insisi bedah
tanda resiko infeksi, dengan kriteria hasil:
3. Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
Pasien betas dari tanda dan gejala infeksi
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
5. Lakukan perawatan luka secara aseptik
implementasi
Hari/tgl No dx Implementasi respon

Senin 1 Mengobservasi TTV per jam Ds: -


03/02/202   Do: TD : 107/69 mmHg, MAP: 102, Nadi: 97x/menit, RR:
0   13x/Menit, Suhu: 36,5˚c, SPO2: 96%
07.00    
07.05 1 Mengkaji frekuensi, irama, bunyi Ds: -
nafas Do: RR: 13x/menit, terdapat ronchi, SPO2: 96%
   
  Ds:-
07.06 2 Mengkaji kesadaran : GCS DO: E:2, M:2, V:1, apatis
   
07.08 2  Mengkaji reflek pupil, ukuran, Ds: -
reflek cahaya Do: Terdapat reflek pupil 2+2, terdapat reflek pada
  cahaya
  (Ukuran pupil 2/2, isokor, reflex +/+)
07.10 2 Memonitor intake dan output Ds : -
pasien Do : IWL : 219
  Balance cairan = intake – output= 425- 250= 175
 
Hari/tgl No dx Implementasi respon

 
08.00 3  Memonitor tanda dan gejala Ds: -
  infeksi Do: tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tidak ada nanah,
    tidak ada peradangan
   
08.05 3 Mengkaji luka insisi cranioctomy Ds: -
    Do: terdapat 8 luka jahitan luka kering, tidak ada nanah,
    Ds: -
08.10 3 Melakukan perawatan luka secara
  aseptik Do: balutan kering dan mengangkat jahitan, 3 jahitan yg
    diangkat, kompres dengan betadine, ditutup dengan
    kassa steril
   
   
15.00 1 Memonitor pemberian ventilator Ds: -
kolaborasi dengan dokter Do: pasien terpasang ventilator dengan SIMV Ps: 12,
PEEP: 5, SPO2: 96%, tidal volume: 369
Hari/tgl No dx Implementasi Respon

15.00  
  1  Mengobservasi TTV Ds: -
      Do: TD : 102/65 mmHg, MAP: 100, Nadi: 97x/menit, RR:
      13x/Menit, Suhu: 36,5˚c, SPO2: 96%
15.01    
  .2.  
    Mengkaji tingkat kesadaran: GCS Ds: -
      Do: : E:2, M:2, V: ETT
   
16.00   Mengobservasi TTV per jam Ds: -
  2.   Do: TD : 110/68 mmHg, MAP: 82, Nadi: 72x/menit, RR:
16.01     12x/Menit, Suhu: 36,5˚c, SPO2: 96%
  2.  
    Mengkolaborasikan pemberian Ds: -
    obat sesuai instruksi dokter Do: piracetam 3 gr/8jam (IV), dexketoprofen 10mg/8jam
      (IV), dexamethasone 1 mg/8jam (IV)
17.00    
  2 Mengobservasi TTV per jam Ds: -
      Do: TD : 109/70 mmHg, MAP: 83, Nadi: 102x/menit, RR:
    12x/Menit, Suhu: 36,5˚c, SPO2: 96%
 
Hari/tgl No dx Implementasi respon

18.00 2  Mengkaji reflek pupil, ukuran, Ds: -


    reflek cahaya Do: terdapat refek pupil (+), visus 2:2, reflek cahaya (+)
     
18.01 2 Mengobservasi TTV per jam Ds: -
      Do: TD : 109/60 mmHg, MAP: 76, Nadi: 77x/menit, RR:
      12x/Menit, Suhu: 36,5˚c, SPO2: 96%
     
     
19.00 2 Mengkaji tingkat kesadaran: GCS Ds: -
      Do: Apatis, E:2, M:2, V: ETT
19.01 2 Mengobservasi TTV per jam Ds: -
      Do: TD : 110/68 mmHg, MAP: 82, Nadi: 72x/menit, RR:
    15x/Menit, Suhu: 36,5˚c, SPO2: 100%
   
     Mengobservasi reflek pupil, Ds: -
20.00 2 ukuran, reflek cahaya Do: terdapat refek pupil (+), visus 2:2, reflek cahaya
 

 
Hari/tgl No dx Implementasi respon

20.01 2  Mengobservasi TTV per jam Ds: -


      Do: TD : 110/68 mmHg, MAP: 82, Nadi: 71x/menit, RR:
      14x/Menit, Suhu: 36,5˚c, SPO2: 100%
     
     
21.00 2 Mengkaji tingkat kesadaran: GCS Ds: -
      Do: Apatis, E:2, M:2, V: ETT
21.01 2 Mengobservasi TTV per jam Ds: -
      Do: TD : 131/82 mmHg, MAP: 98, Nadi: 78x/menit, RR:
      15x/Menit, Suhu: 37˚c, SPO2: 100%
     
     
21.05 2 Mengobservasi reflek pupil, Ds: -
    ukuran, reflek cahaya Do: terdapat refek pupil (+), visus 2:2, reflek cahaya (+)
     
21.10 2 Mengobservasi intake dan Ds :-
outuput pasien Do : IWL 219
  Balance cairan 105
Hari/tanggal No. Evaluasi
dx
Senin 1 S= -
3/02/2020 O=
- RR = 15x/menit
-Terdapat ronkhi
-Pasien terpasang ventilator dengan SIMV Ps : 12, PEEP : 5, SPO2 : 100% tidal volume 400,
FiO2 : 30%
A = Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratatasi
P= Lanjutkan intervensi
- Berikan sunction

2 S=-
O=
-TD 131/82 mmHG, MAP : 92, HR : 78x/menit RR; 15x/menit, SPO2 : 100 %
-IWL 219
-Balance cairan 109
-Ukuuran pupil kanan kiri 2:2
-Apatis E : 2 M : 2 V: ETT
A= Masalah ktidakefektifan perfusi jaringan belum teratasi
P= lanjutkan intervensi yang sudah dilakukan
Hari/tanggal No. Evaluasi
dx

3 S= -
O=
-Tidak terdapat tnada tanda infeksi peradangan kemerahan
-Terdapatluka jahit 8. tidak ada pus atau nanah
-Pasien diberi perawatan luka diganti balutan selama 10 menit dengan kompres
betadine dan ditutup kasa steril
A= masalah resiko infeksi belum teratasi
P= Lanjutkan intervensi yang sudah ada

Selasa 1 S= -
4/02/2020 O=
- RR = 16x/menit
-Terdapat ronkhi
-Pasien terpasang ventilator dengan SIMV Ps : 12, PEEP : 5, SPO2 : 100% tidal
volume 400, FiO2 : 30%
A = Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratatasi
P= Lanjutkan intervensi
- Berikan sunction
Hari/tanggal No. Evaluasi
dx

2 S=-
O=
-TD 130/80 mmHG, MAP : 92, HR : 82x/menit RR; 16x/menit, SPO2 : 100 %
-IWL 219
-Balance cairan 114
-Ukuuran pupil kanan kiri 2:2
-Apatis E : 2 M : 2 V: ETT
A= Masalah ktidakefektifan perfusi jaringan belum teratasi
P= lanjutkan intervensi

3
S= -
O=
-Tidak terdapat tanda tanda infeksi peradangan kemerahan
-Jahitan pada kepala diangkat 4, tidak ada pus atau nanah
-Pasien terpasang tracheal tube, dengan 4 jahitan, luka dikompres betadin
danditutup kasa seteril.
-Pasien diberi perawatan luka diganti balutan selama 10 menit dengan kompres
Hari/tanggal No. Evaluasi
dx

Rabu 1 S= -
5/2/2020 O=
- RR = 16x/menit
-Terdapat ronkhi
-Pasien terpasang ventilator dengan SIMV Ps : 12, PEEP : 5, SPO2 : 100% tidal
volume 400, FiO2 : 30%
A = Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratatasi
P= Lanjutkan intervensi
- Berikan sunction

2 S=-
O=
-TD 135/80 mmHG, MAP : 92, HR : 82x/menit RR; 16x/menit, SPO2 : 100 %
-IWL 219
-Balance cairan 232
-Ukuuran pupil kanan kiri 2:2
-Apatis E : 2 M : 2 V: TT
A= Masalah ktidakefektifan perfusi jaringan belum teratasi
Hari/tanggal No. Evaluasi
dx

3 S= -
O=
-Tidak terdapat tanda tanda infeksi peradangan kemerahan
-Terdapatluka jahit 4 pada kepala tidak ada pus atau nanah
-Terdapat luka jait 4 post traceostomy, terdapat slime, berwarna putih susu,
darah, dan tidak ada nanah
-Pasien diberi perawatan luka diganti balutan selama 10 menit dengan kompres
betadine dan ditutup kasa steril
A= masalah resiko infeksi belum teratasi
P= Lanjutkan intervensi yang sudah ada

Anda mungkin juga menyukai