Anda di halaman 1dari 17

KASUS 2

-ELSA EGAWATI S.
-QISTHI ARYANI -EVA MELYTASARI
-M. DARUL FADLI -AULIA SHABRINA H.
KASUS
◦ Perempuan berusia 45 tahun dirawat di unit luka bakar hari ke-5 karena mengalami
luka bakar akibat ledakan kompor yang mengenai kepala dan leher, sekeliling dari
setengah bagian tubuh atas,dan sekeliling dari setengah kedua tangan bagian
bawah
◦ Nyeri pada seluruh area luka bakar, seperti disayat-sayat, bertambah pada area
terkena gesekan. Nyeri hilang timbul, durasi tidak menentu, skala 4 dari 10.
◦ Luka mengenai subkutis dan terbentuk bulla
◦ RR = 24x/menit, HR = 85x/menit, TD = 120/70 mmHg, Suhu = 380C, BB = 49 kg, TB
= 160 cm.
◦ Pemeriksaan Laboratorium; Hb 10gr/dl, Ht 34%gr/dl, MCV 80,MCH 30, MCHC34,
Leukosit 13500, Ureum 21, kreatinin 0,8 Albumin 2,3, protein total 6,1.
◦ Terapi Tramadol 2x1 amp.
Pengertian & Prevalensi
◦ Luka bakar merupakan salah satu trauma yang berupa cedera terhadap jaringan
yang disebabkan oleh kontak dengan panas kering (api), panas lembab (uap atau
cairan panas), kimiawi (seperti bahan bahan korosif), barang-barang elektrik (aliran
listrik atau lampu), atau energi elektromagnetik dan radiasi (Ekrami A, 2007).
◦ Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008), prevalensi luka bakar di
Indonesia sebesar 2,2% dengan prevalensi tertinggi di Provinsi Nangroe Aceh
Darusalam dan Kepulauan Riau (3,8%). Sedangkan di Indonesia sejak digulirkan
program pemerintah tentang konversi minyak tanah ke tabung gas elpiji 3kg, kasus
luka bakar terus meningkat, data MKI (Masyarakat Konsumen Indonesia) ledakan
tabung gas 3 kg selama Januari 2008 sampai Mei 2010 sebanyak 14.950 kasus
kebakaran terjadi di Jawa Timur.
Klasifikasi Luka Bakar
◦ Perhitungan luas luka bakar
Untuk perhitungan cepat luka bakar pada orang dewasa rumus luka bakar yang
digunakan adalah “Rule of Nine“ yang dibuat oleh Polaski dan Tennison :
- Kepala dan leher : 9 % - Lengan dan tangan kiri : 9%
- Dada : 9 % - Paha kanan : 9%
- Perut : 9 % - Paha kiri : 9%
- Punggung : 9 % - Betis – kaki kanan : 9%
- Bokong : 9 % - Betis – kaki kiri : 9%
- Lengan dan tangan kanan : 9 % - Perineum dan genitalia : 1%
Klasifikasi Luka Bakar
Pada bayi perhitungan luas luka bakar yang digunakan adalah menggunakan “Rule of Ten“
yang dibuat oleh Linch dan Blocker :
◦ Kepala depan : 10 %
◦ Kepala belakang : 10 %
◦ Badan depan sisi kanan : 10 %
◦ Badan depan sisi kiri : 10 %
◦ Badan belakang sisi kanan : 10 %
◦ Badan belakang sisi kiri : 10 %
◦ Tangan kanan : 10 %
◦ Tangan kiri : 10 %
◦ Kaki kanan : 10%
◦ Kaki kiri : 10 %
Derajat Luka Bakar
◦ Grade I (Superficial Burn)
Kerusakan jaringan terbatas pada kulit lapisan epidermis, secara klinis kulit tampak
merah, kering dan terasa sakit.
◦ Grade IIa (Superficial Partial-thickness Burn)
Kerusakan jaringan mengenai sebagian dermis, folikel rambut dan kelenjar keringat tetap
utuh, secara klinis kulit tampak merah/kuning, basah dengan bula, dan terasa sakit.
◦ Grade IIb (Deep Partial-Thickness Burn)
Kerusakan jaringan mengenai sebagian dermis dan folikel rambut, hanya kelenjar
keringat yang tetap utuh, secara klinis kulit tampak merah/kuning, basah dengan bula,
dan terasa sakit.
◦ Grade III (Full Thickness Burn)
Kerusakan jaringan mengenai seluruh lapisan dermis, secara klinisi kulit tampak putih,
coklat, hingga hitam, kering, dan tidak sakit karena ujung - ujung saraf juga mengalami
kerusakan.
Etiologi
◦ Paparan api
◦ Benda panas
◦ Air panas
◦ Sinar matahari
◦ Radiasi
◦ Bahan kimia
◦ Listrik
Faktor Risiko
◦ Merokok
◦ Paparan sinar matahari berlebih
◦ Praktik pemanasan yang tidak aman
◦ Balita dan anak-anak
◦ Cuaca panas
Tanda dan Gejala
◦ Grade I
Gejala : Kesemutan, hyperesthesia, rasa nyeri mereda bila didinginkan
Tanda : kulit kering kemerahan, pucat apabila ditekan, edema minimal atau tidak ada,
kemungkinan melepuh sembuh dalam 3 - 7 hari dan tidak ada jaringan parut.
◦ Grade II
Gejala : Nyeri, hyperesthesia, sensitif terhadap udara dingin
Tanda : kulit melepuh, berbintik merah, epidermis retak, Permukaan luka basah, edema sembuh
dalam 2 - 4 minggu
◦ Grade III
Gejala : Tidak terasa nyeri, syok, hematuria, kemungkinan hemolisis
Tanda : Luka kering, bagian lemak nampak, edema
Perlu skin graf dalam penyembuhan
Penatalaksanaan
1. Medis :
◦ Terapi cairan
◦ Fisioterapi
◦ Psikiatri
◦ Pemberian obat
2. Non medis :
◦ Terapi musik
Terapi ini terbukti mengurangi nyeri yang dirasakan pasien dengan luka bakar.
◦ Terapi isolasi dan manipulasi lingkungan
Luka bakar dapat mengakibatkan imunosupresi(penekanan sistem imun) selama
tahap awal cedera, oleh karena itu pasien memerlukan ruangan khusus yang
terpisah dari pasien yang bisa menimbulkan infeksi silang.
Diagnosa Keperawatan
◦ Nyeri Akut b.d Kerusakan integritas kulit d.d Nyeri dirasakan seperti di sayat dan
nyeri hilang timbul dengan durasi tidak menentu dengan skala nyeri 4
◦ Kerusakan Integritas Kulit b.d Agens Cedera Kimiawi (luka bakar) d.d terlihat luka
mengenai subkutis dan terbentuknya bulla
◦ Resiko infeksi b.d
No

Diagnosa Keperawatan Perencanaan


Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri Akut b.d Kerusakan Setelah dilakukan 1. Tutup luka sesegera 1. Suhu berubah dan tekanan udara
integritas kulit d.d Nyeri dirasakan tindakan mungkin, kecuali dapat menyebabkan nyeri hebat pada
seperti di sayat dan nyeri hilang keperawatan selama perawatan luka pemajanan ujung saraf.
timbul dengan durasi tidak 3 x 24 jam nyeri bakar metode 2. Gerakan dan latihan menurunkan
menentu dengan skala nyeri 4 teratasi dengan pemejanan pada kekuatan sendi dan kekuatan otot
udara terbuka tetapi tipe latihan tergantung indikasi
  Kriteria hasil :
2. Ubah pasien yang dan luas cedera.
Menyatakan nyeri sering dan rentang 3. Pengaturan suhu dapat hilang karena
berkurang atau gerak aktif dan pasif luka bakar mayor, sumber panas
terkontrol sesuai indikasi eksternal perlu untuk mencegah
3. Pertahankan suhu menggigil.
lingkungan nyaman, 4. Pernyataan memungkinkan
berikan lampu pengungkapan emosi dan dapat
penghangat dan meningkatkan mekanisme
penutup tubuh koping.
4. Dorong ekspresi 5. Memfokuskan kembali perhatian,
perasaan tentang memperhatikan
nyeri relaksasi dan meningkatkan rasa
5. Dorong penggunaan control yang dapat menurunkan
tehnik manajemen ketergantungan farmakologi.
stress, dengan 6. Dapat menghilangkan nyeri
menggunakan teknik
relaksasi, nafas
dalam.
6. Kolaborasikan
pemberian analgesik
2 Kerusakan Setelah 1. Kaji atau catat 1. Memberikan
. Integritas Kulit dilakukan ukuran warna informasi dasar
b.d Agens tindakan kedalaman tentang
Cedera Kimiawi keperawatan 3 luka, kebutuhan
(luka bakar) x 24 jam perhatikan penanaman kulit
d.d terlihat kerusakan jaringan dan
luka mengenai integritas kulit metabolik dan kemungkinan
subkutis dan dapat teratasi kondisi sekitar petunjuk
terbentuknya dengan luka. tentang sirkulasi
bulla 2. Berikan pada area grafik.
Kriteria hasil :
perawatan luka 2. Menyiapkan
 
- Menunjukan bakar yang jaringan tubuh
regenerasi tepat dan untuk
jaringan tindakan penanaman dan
- Mencapai control infeksi menurunkan
penyembuha resiko infeksi.
n tepat
waktu pada
area luka
bakar
EBP
◦ Vidianka Rembulan, POTENCY OF HONEY IN TREATMENT OF BURN WOUNDS.
madu mengandung hidrogen perioksida dan flavanoids yang dapat menyebabkan
efek penyembuhan yang lebih baik dan epitelisasi dari dangkal luka dari beberapa
antibiotik topikal lainnya, seperti asetat mafenide. Madu memiliki sifat osmolaritas
yang tinggi dan sebagai antibakteri yang efektif untuk dijadikan terapi topikal untuk
penyembuhan luka bakar akibat kandungan zat yang ada di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai