Lingkungan Pemerintahan
Indonesia
A. Akuntansi Pemerintahan dalam
Ilmu Akuntansi
Pertanggungjawaban Manajerial
01 memberikan informasi keuangan
yang lengkap, cermat, dalam
02 menyediakan informasi keuangan
yang diperlukan untuk perencanaan,
bentuk dan waktu yang tepat, penganggaran, pelaksanaan,
yang berguna bagi pihak yang pemantauan, pengendalian
bertanggung jawab, terkait unit- anggaran, perumusan kebijakan,
unit pemerintahan. pengambilan
keputusan, dan penilaian kinerja
Pengawasan
03 memungkinkan terselenggaranya
pemeriksaan oleh aparat pengawasan
pemerintah
Penyusunan Rencana
Anggaran
Pelaksanaan
Anggaran
B. PENDEKATAN PENYUSUNAN ANGGARAN PEMERINTAH
1. PENDEKATAN TRADISONAL 2. PENDEKATAN KINERJA
Semua penerimaan dan pengeluaran yang telah dimasukkan dalam rekening BUN
merupakan penerimaan dan pengeluaran “on budget”.
• Format APBN
Selama TA 1969/70 sampai dengan 1999/2000 APBN menggunakan format T-account. Format ini
dirasakan masih mempunyai kelemahan karena tidak memberikan informasi yang jelas mengenai
pengendalian defisit dan kurang transparan sehingga perlu disempurnakan. Mulai TA 2000
format APBN diubah menjadi I- account, disesuaikan dengan Government Finance Statistics
(GFS).
E. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD dan
ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD mempunyai fungsi diantaranya:
• Fungsi Otorisasi : APBD menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada
tahun yang bersangkutan.
• Fungsi Perencanaan : APBD menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan
kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
• Fungsi Pengawasan : APBD menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
• Fungsi Alokasi : APBD diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber
daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
• Fungsi Distribusi : APBD harus mengandung arti/memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
• Fungsi Stabilisasi : APBD harus mengandung arti/harus menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari :
1. Pendapatan Daerah, meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah,
yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang
tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah. Pendapatan daerah terdiri atas:
• Pendapatan Asli Daerah (PAD), PAD mencakup pajak daerah; retribusi daerah; hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan lain-lain PAD yang sah.
• Dana Perimbangan, mencakup Dana Bagi Hasil (DBH); Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana
Alokasi Khusus (DAK)
• Lain-lain pendapatan daerah yang sah, mencakup hibah; dana darurat; dana bagi hasil pajak
dari provinsi kepada kabupaten/kota; dana penyesuaian
2. Belanja Daerah, meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi
ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah. Belanja daerah dibagi menjadi 2 kelompok besar:
• Belanja Tidak Langsung, yaitu belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja ini terdiri atas hibah; bantuan sosial;
belanja bagi hasil dan bantuan keuangan; dan belanja tidak terduga.
• Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan, terdiri dari: belanja pegawai; belanja barang dan jasa; dan
belanja modal.
3. Pembiayaan daerah, meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
a. Penerimaan pembiayaan mencakup:
• Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
• Pencairan dana cadangan
• Penerimaan kembali pemberian pinjaman.
• Penerimaan piutang daerah
Selanjutnya, berdasarkan RKA-SKPD yang telah disusun oleh SKPD dilakukan pembahasan
penyusunan Raperda oleh TAPD. Pembahasan oleh TAPD dilakukan untuk menelaah kesesuaian
antara RKA-SKPD dengan KUA, PPA, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya,
dan dokumen perencanaan lainnya, serta capaian kinerja, indikator kinerja, kelompok sasaran
kegiatan, standar analisis belanja, standar satuan harga, standar pelayanan minimal, serta
sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD.
Dalam hal hasil pembahasan RKA-SKPD terdapat ketidaksesuaian, kepala SKPD melakukan
penyempurnaan yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan daerah
tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Rancangan
peraturan daerah tentang APBD dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari: ringkasan APBD;
ringkasan APBD menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi; rincian APBD menurut
urusan pemerintahan daerah, organisasi, pendapatan, belanja dan pembiayaan; rekapitulasi belanja
menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program dan kegiatan;
6. Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah APBD
Kepala daerah menyampaikan Raperda tentang APBD yang telah disetujui bersama
DPRD dan rancangan peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD kepada
Gubernur untuk dievaluasi.
Penyampaian paling lama 3 (tiga) hari setelah Raper KDH disusun dan disertai dengan :
a. Persetujuan bersama antara pemda dan DPRD terhadap rancangan peraturan
daerah tentang APBD;
b. KUA dan PPA yang disepakati antara kepala daerah dan pimpinan DPRD;
c. risalah sidang jalannya pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah
tentang APBD; dan
d. Nota keuangan dan pidato kepala daerah perihal penyampaian pengantar nota
keuangan pada sidang DPRD.
Thank you