Anda di halaman 1dari 25

ASSESSING THE RISK OF MATERIAL MISSTATEMENT

AUDIT RISK
Risiko kesalahan material adalah fungsi untuk menunjukan
laporan keuangan secara keseluruhan atau berdiri sendiri
terhadap kesalahan dalam akun-akun, termasuk risiko
ketidakefektian dan klien dalam mengkontrol, mencegah, atau
memperbaiki kesalahan. Risiko kesalahan material dapat
muncul karena adanya fraud atau error sebelum dilakukan
audit.
Risiko kesalahan material dibagi menjadi 2 level, yaitu:
1. Level keseluruhan laporan keuangan
2. Level asersi untuk kelas transaksi, saldo akun, dan penyajian dan pengungkapan.
RISK ASSESSMENT PROCEDURES
5 prosedur penilaian risiko, yaitu:

1. Pertanyaan manajemen dan entitas lain di dalamnya


2. Prosedur analitis.
3. Observasi dan inspeksi
4. Diskusi perjajian antar anggota tim.
5. Prosedur peniliaian risiko lainnya.
Identification of Significant Risks
1. Signifikan Risiko marupakan identifikasi dan penilaian risiko salah saji
material
2. dalam judgment yang dilakukan oleh auditor profesional. Hal tersebut
memerlukan pertimbangan audit khusus.
3. Jika risiko salah saji sudah diidentfikasi dan dinilai, yang diperlukan
ialah menelaah temuan dan kemudian memilih (berdasarkan kearifan
professional) risiko-risiko yang memang signifikan.
4. Ketika risiko digolongkan signifikan, auditor harus memberikan
tanggapan.Tanggapan auditor, berupa langkah audit, terhadap risiko
signifikan.
Model Risiko Audit
 Caraauditor menangani masalah risiko dalam tahap perencanaan pengumpulan
bahan bukti, terutama adalah dengan menggunakan model risiko audit. Literature
professional yang menjadi sumbernya adalah PSA26 untuk uji petik dan PSA 25
untuk materialita dan risiko. Model risiko audit digunakan terutama untuk
tahap perencanaan dalam menentukan beberapa besar bahan bukti yang harus
dikumpulkan dalam tiap siklus.
RUMUS :
PDR =
1) Risiko penemuan yang direncanakan (Planned Detection Risk)
Risiko penemuan yang direncanakan adalah risiko bahwa bahan bukti yang dikumpulkan
dalam segmen gagal menemukan salah saji yang melewati jumlah yang dapat ditoleransi,
kalau salah saji semacam itu timbul. Ada dua hal penting mengenai risiko penemuan yang
direncanakan diatas :
• penemuan yang direncanakan hanya akan berubah kalau auditor mengubah salah satu
unsur lainnya.
• Risiko penemuan yang direncanakan menentukan besarnya rencana bahan bukti yang
akan dikumpulkan, dalam hubungan yang berlawanan.
2) Risiko bawaan (Inherent Risk)
Risiko bawaan adalah penetapan auditor akan kemungkinan adanya salah saji dalam segmen
audit yang melewati batas toleransi, sebelum memperhitungkan factor efektivitas
pengendalian intern. Risiko bawaan adalah factor kerentanan laporan keuangan terhadap
salah saji yang material, dengan asumsi tidak ada pengendalian intern.
3) Risiko pengendalian (Control Risk)
Risiko pengendalan adalah ukuran penetapan auditor akan kemungkinan adanya
kekeliruan (salah saji) dalam segmen audit yang melewati batas toleransi, yang tak
terdeteksi atau tercegah oleh struktur pengendalian intern klien.
Risiko pengendalian mengandung unsur :
• Penetapan apakah unsur struktur pengendalian intern klien cukuo efektif untuk
mendeteksi atau mencegah kekeliruan.
• Keinginan auditor untuk membuat penetapan tersebut dibawah nilai maksimum
(100%) dalam rencana audit.
4) Risiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk)
Risiko audit yang dapat diterima adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa
laporan keuangan salah saji secara material walaupun audit telah selesai dan pendapat wajar
tanpa pengecualian telah diberikan. Risiko ini ditetapkan secara subyektif bahwa auditor
bersedia menerima laporan keuangan tidak disajikan secara wajar setelah audit selesai dan
pendapat wajar tanpa pengacualian telah diberikan.
Menilai Risiko Audit yang Dapat Diterima
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Audit :
• Sejauh mana Pengguna Eksternal Mengandalkan Pernyataan Ketika pengguna
eksternal sangat bergantung pada laporan keuangan, itu benar sesuai untuk
mengurangi risiko audit yang dapat diterima. Ketika banyak pernyataan diandalkan,
kerusakan sosial yang besar dapat terjadi jika salah saji yang signifikan tetap tidak
terdeteksi dalam laporan keuangan.
• Kemungkinan Klien Akan Mengalami Kesulitan Keuangan Setelah Laporan Audit
Dalam situasi di mana auditor meyakini kemungkinan kegagalan atau kerugian finansial
tinggi dan peningkatan yang sesuai dalam risiko keterlibatan terjadi, risiko audit yang
dapat diterima harus dikurangi.
Menilai Risiko Inheren
Menilai Risiko Inheren
Pencantuman risiko inheren pada model risiko audit menyiratkan bahwa auditor harus
berupaya memprediksi dimana salah saji yang paling besar dan paling kecil yang
mungkin terjadi dalam segmen-segmen laporan keuangan.
• Mengambil Keputusan Risiko Inheren
Auditor harus mengevaluasi informasi yang mempengaruhi risiko inheren sertamemutuskan
faktor risiko inheren yang tepat bagi setiap siklus, akun, dan seringkali bagisetiap tujuan audit.
beberapa faktor, seperti penugasan awal lawan penugasan berulang,akan mempengaruhi banyak
atau mungkin semua siklus, sedangkan faktor-faktor lainnyahanya akan mempengaruhi akun-
akun atau tujuan audit khusus.

• Memperoleh Infromasi untuk menilai Risiko Inheren


Untuk memperoleh pengetahuan tentang bisnis dan industri klien, auditor dapatmengunjungi
pabrik dan kantor klien serta mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait.Ketika pengujian audit
dilakukan selama suatu audit, auditor dapat memperoleh informasitambahan yang akan
mempengaruhi penilaian awal.
Hubungan Risiko dengan Bukti dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Risiko
• Menghubungkan Salah Saji dan Resiko yang Dapat di terima dengan Tujuan Audit Terkait
Saldo
Meskipun merupakan suatu hal yang umum dalam praktiknya untuk mengukur resiko bawaan dan
resiko pengendalian untuk setiap tujuan audit terkait saldo, namum tidak lazim untuk
mengalokasikan materialitas ke dalam setiap tujuan tersebut. Auditor harus mampu
menghubungkan sebagian besar resiko dengan tujuan yang berbeda dan cukup mudah
menentukan hubungan antara suatu resiko dengansatu atau dua tujuan.
• Keterbatasan dalam Pengukuran
Salah satu kekurangan dalam penerapan model resiko audit adalah kesulitan pengkuran
komponen-komponen reskio dalam model tersebut. Untuk menangani masalah pengukuran ini,
banyak auditor yang menggunakan istilah pengukuran yang luas dan subjektif, seperti rendah,
sedang, dan tinggi.
• Pengujian Terperinci Kertas Kerja Perencanaan Bukti
Dalam praktiknya auditor mengembangkan beragam kertas kerja untuk membantu dalam
mengaitkan pertimbangan-pertimbangan yang memperngaruhi bukti audit dengan pengumpulan
bukti yang tepat.
Hubungan Antara Resiko dan Materialitas
dengan Bukti Audit
Materialitas
• Materialitas Pelaksanaan
berarti jumlah atau jumlah-jumlah yang ditetapkan oleh auditor kurang dari angka materialitas
laporan keuangan secara keseluruhan.
• Tingkat Materialitas
Materialitas Perencanaan (planning materiality) merupakan konsep yang digunakan untuk
merancang audit, sehingga auditor dapat memeperoleh asurans yang memadai bahwa setiap
kesalahan dari ukuran atau sifat dasar yang material akan dapat diidentifikasi. Jika terdapat
kesalahan kecil apapun itu yang ditemukan dalam audit, auditor akan lebih menghabiskan
banyak waktu yang penting daripada ketika tingkat meterialitas lebih tinggi yang
dipertimbangkan dapat diterima.
• Ukuran Komponen
Pandangan bahwa ukuran merupakan penentu meterialitas yang sangat penting berarti bahwa
meterialitas hanya dapat diukur dalam satuan moneter untuk tujuan pelaporan keuangan.
• Sifat Dasar Komponen
Merupakan karakteristik kualitatif. Auditor tidak dapat mengukur keputusan meterialitas dalam
seluruh kasus; komponen-komponen tertentuyang mungkin memiliki signifikansi.
• Situasi-Situasi dari Keterjadian
Terdapat 2 tipe pada situasi yang relevan, yakni :
1) Para pengguna dari informasi akuntansi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2) Konteks dari informasi akuntansi yang mana komponen atau kesalahan terjadi.
• Reliabilitas, Ketepatan, dan Jumlah Bukti
Menurut ISA 320, auditor harus mempertimbangkan materialitas dan keterkaitannya dengan risiko audit ketika
melakukan audit. Dalam pengambilan keputusan sampel secara statistic, terdapat hubungan tetap di antara :
a) Reliabilitas asersi berdasarkan pengambilan sampel (dalam pengauditan ini ditentukan oleh risiko audit)
b) Ketepatan dari laporan ini (dalam pengauditan ini ditentuka oleh materialitas)
c) Jumlah bukti yang seharusnya dikumpulkan untuk membuat asersi ini.
• Area untuk Menentukan Materialitas
Aturan main yang umumnya digunakan dalam praktik masing-masing KAP meliputi :
a) 5-10% dari laba bersih sebelum pajak.
b) 5-10% dari asset lancer
c) 5-10% dari liabilitas jangka pendek.
d) 0,5-2% dari total asset.
e) 0,5-2% dari total pendapatan.
f) 1-5% dari total ekuitas
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai