Anda di halaman 1dari 19

PENGERTIAN

FILSAFAT
PENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat adalah
1.Sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima
secara tidak kritis (arti informal Filsafat)
2.Suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung
tinggi.
3.Usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
Filsafat berusaha untuk mengkombinasikan hasil berbagai macam sains dan pengalaman
kemanusiaan menjadi pandangan konsisten tentang alam.
4.Sebagai analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.
5.Sebagai sekumpulan problem yang langsung mendapat perhatian dari manusia dan dicarikan
jawabannya oleh ahli Filsafat.
Filsafat dapat diartikan sebagai teori dan sistem pemikiran yang dikembangkan para filsuf.
OBJEK MATERIAL DAN FORMAL
FILSAFAT

Pengertian :
• Objek material dalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran (Gegenstand). Sesuatuhal yang
diselidiki atau dipelajari.
• Objek formal adalah cara memandang atau cara meninjau yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek
material, serta prinsip – prinsip / metode yang dipergunakannya.

Objek material Filsafat adalah :


1. Ada dalam pikiran
Segala sesuatu yang ada 2. Ada dalam kemungkinan
3. Ada dalam obyektifitanya

Objek formal filsafat adalah, segala sesuatu (sebagai objek material) ditinjau dari segi hakikatnya.
CIRI – CIRI PROBLEM KEFILS

1. Sangat umum dan tidak berkaitan dengan fakta.


2. Berkaitan dengan nilai-nilai (values)
3. Bersifat sinoptik : artinya, problem kefils mencakup struktur kenyataan
secara keseluruhan.
4. Bersifat kritis : artinya, bersangkutan dengan makna bahasa, istilah dan
konsep.
5. Bersifat implikatif : artinya, jika problem kefils telah terjawab, maka
jawaban itu akan menimbulkan problem baru.
CIRI – CIRI BERFIKIR KEFILS

1. Radikal : berfikir sampai ke akar-akarnya atau sampai hakikat / asensi /


substansi yang dipikirkan.
2. Komprehensif : berfikir secara menyeluruh dan tuntas.
3. Konseptual : fils berusaha menyusun bahan konseptual.
4. Koheren / Konsisten : tidak terdapat kontraindikasi intern.
5. Sistematik : merupakan kebulatan dari semua unsur pemikiran memiliki
keteraturan berfikir dan memiliki tujuan yang jelas.
6. Bebas bertanggung jawab : bebas dari prasangka : sosial politik, agama,
ideologi, historis, kultural, dsb.
 Tidak bertentangan dengan prinsip pemikiran, dan hati nurani.
ASAS – ASAS / PRINSIP-PRINSIP
PEMIKIRAN

1.Prinsip kesamaan (Law of Identiti – principium identitatis)


Setiap hal itu identik dan sama dengan dirinya sendiri. A=A
2.Prinsip pertentangan (Law of contradiction – principium contra dictionis)
Tidak dapat disamakn sesuatu dengan sesuatu yang merupakan kontradiksinya.
MATI tidak sama dengan HIDUP
Tidak ada sesuatu sekaligus A dan bukan A
3.Prinsip penyisihan jalan tengah (Law of excluded middle – principium exclusi tertii)
Tidak ada kemungkinan ketiga.
Jika terdapat dua putusan saling bertentangan maka hanya salah satu yang benar, tidak ada
kemungkinan ke tiga.
4.Prinsip cukup alasan (Law of sufficient reasen).
Adanya sesuatu hal / peristiwa tentu mempunyai alasan cukup demikian juga adanya
perubahan.
METODE UMUM

 Analisis – yaitu cara penanganan objek pengetahuan dengan memilah-milahkan pengertian


atau unsur-unsur yang tercakup di dalamnya.
Fungsi : tidak menghasilkan pengetahuan baru, untuk memperjelas / mendapat pengetahuan
ebih mendalam atau lebih terinci.
 Sintesis – penanganan objek dengan cara menggabungkan pengertian yang satu dengan
yang lain (untuk mendapat pengetahuan baru).
 Deduksi – penanganan objek dengan jalan menarik kesimpulan yang bersifat khusus
berdasar ketentuan / hal yang bersifat umum (mendapat pengetahuan yang bersifat khusus).
 Induksi – penanganan objek dengan menarik kesimpulan yang bersifat umum berdasar atas
pengamatan atau pemahaman terhadap sejumlah hal yang bersifat khusus (untuk mendapat
prinsip umum, dalil, hukum).
KEBENARAN

1. Teori Korespondensi
Kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan tentang fakta dengan fakta itu sendiri, atau antara pertimbangan dengan
situasi yang dipertimbangkan.
Teori ini berasuransi data indra kita adalah jelas dan akurat.
Pendukung Teori – Objektifisme
Empirisme
Sensualisme
Kritik :
Bagaimana kita dapat membandingkan ide-ide kita yang realitas / Yang kita ketahui adalah pengalaman kita.
2. Teori Koherensi / Konsistensi
Suatu pertimbangan adalah benar jika kita pertimbangan itu bersifat konsisten dengan pertimbangan lain yang dianggap benar.
Pendukung Teori – Subjektifisme
Rasionalisme
Intelektualisme
Kritik :
Kenyataannya dapat disusun pengetahuan yang konsisten tetapi salah.
KEBENARAN

3.Teori Pragmatik
Pengetahuan dikatan benar jika :
a. Mendapatkan manfaat atau memuaskan keinginan kita.
b.Dapat dibuktikan melalui eksperimen.
c. Membantu dalam perjuangan hidup (biologis).
Bahaya :
 Benar = manfaat
 Yang memuaskan – tetapi salah
Kritik
 Kebenaran dapat menjadi tidak pasti ada kebenaran sepihak – benar untuk saya – salah untuk anda.
 Kebenaran tidak selalu harus dibuktikan dengan tes laboratorium.
Pendukung Teori – Subjektifisme
Pragmatisme
Instrumentalisme
PROBLEM – PROBLEM FILSAFAT UMUM

1.Problem keberadaan (being) atau eksistensi (existence)- Metafisika

2.Problem pengetahuan (knowledge( atau kebenaran (truth)


a. Pengetahuan dari segi isinya – Epistemologi
b. Pengetahuan / kebenaran dari segi bentuknya – Logika

3.Problem nilai-nilai (values)


a. Nilai Kebaikan – Etika
b. Nilai Keindahan – Estetika
METAFISIKA

1.Metafisika – meta + physika (yun) = di balik / di belakang benda-benda fisik


Problem metafisik :
a. Keberadaan umum – ontologi
1) Apa yang dimaksud dengan ada ?
2) Bagaimana klasifikasi dari ada itu ?
3) Apa sifat dasar dari kenyataan atau keberadaan itu ?
b. Keberadaan alam – kosmologi
1) Jenis keteraturan apa yang ada pada alam ?
Jenis keteraturan mekanis ? Atau
Jenis keteraturan teleologis
2) Apa hakikat hubungan sebab – akibat ?
3) Apakah ruang dan waktu itu ?
c. Keberadaan manusia – Antropologi
1) Bagaimana hubungan jiwa dengan badan ?
2) Apa yang dimaksud dengan kesadaran ?
3) Manusia makhluk bebas atau tidak ?
PROBLEM PENGETAHUAN

2.Epistemologi
Episteme + logos – pengetahuan + teori (yun)
1) Bagaimana manusia dapat mengenal sesuatu?
2) Darimana pengetahuan diperoleh ?
3) Bagaimana validitas pengetahuan dapat dinilai ?
3.Logika
Logos – kata, nalar, teori, uraian
1) Apa yang dimaksud pengertian (concept) ?
2) Apa yang dimaksud putusan (proposition) ?
3) Apa yang dimaksud penyimpulan (inference) ?
4) Bagaimana penyimpulan secara lurus ?
5) Macam-macam silogisme
6) Macam-macam sesat pikir
PROBLEM NILAI

4. Etika – ethos (yun) = kebiasaan


Moral – mos – mores (lat) = kebiasaan
1) Apa yang dimaksud baik / buruk secara moral ?
2) Syarat-syarat perbuatan baik secara moral
3) Hubungan kebebasan kehendak dengan pernilaian moral
4) Kesadaran moral
5) Peran hati nurani
6) Beda pertimbangan moral dengan pertimbangan non moral
5. Estetika – aesthesis – cerapan indra
1) Apakah keindahan itu ?
2) Keindahan itu subjektif atau objektif ?
3) Apakah ukuran keindahan ?
4) Apakah peranan keindahan bagi manusia ?
5) Bagaimana hubungan keindahan dengan nilai lain ?
TEORI / ALIRAN DALAM FISAFAT

A. Teori / Aliran dalam Masalah Keberadaan


1. Dari segi kuantitas
Monisme : Teori yang menyatakan terdapat satu kenyataan fundamental (jiwa, materi, Tuhan, dsb)
Ex : Thales – air
Amaximander – apeiron
Baruch Spinoza – Tuhan
Dualisme (serba dua) Teori yang menyatakan terdapat dua substansi / kenyataan fundamental yang berdiri
sendiri-sendiri.
Ex : Plato – membedakan dunia ide dengan yang terindera (dunia bayang-bayang)
Aristoteles – materi dan bentuk
Descartes – res Cogitans dan res extensa (substansi pikir dan keluasaan)
Leibmitz – dunia sesungguhnya dan yang mungkin
I Kant – Fenomena dan Noumena
Pluralisme (serba banyak)
Empedokles – udara – air – api dan tanah
Anaxagoras – kenyataan terdiri dari unsur yang tidak terhitung banyaknya, sebanyak sifat benda
dikuasai suatu tenaga yang dinamakan nous (yang halus bergerak dan mengatur)
KEBERADAAN

2. Dari Segi Kualitas


 Spiritualisme yaitu ajaran yang ,emyatakan bahwa kenyataan yang terdalam adalah roh /
spirit (lawan materalisme)
Ex : Plato – idea (cita) gambaran asli segala benda.
Leibniz – monade sebagai sesuatu yang bersahaja, tidak menempati ruang, tidak
berbentuk, sifat utamanya adalah gerak, menanggap, dan berpikir.
Spinoza – hanya ada satu substansi yaitu Tuhan yang diidentikkan dengan alam
(Naturans naturata)
Materialisme yaitu teori yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang nyata kecuali
materi
Ex : Demokritas – atom
Thomas Hobbes – segala sesuatu merupakan gerak materi
KEBERADAAN

3. Dari Segi Proses


Mekanisme – semua gejala / peristiwa dapat diterangkan berdasar asas mekanik (mesin) –
tanpa tujuan (final cause)
Ex : Leucippus dan Demoeritus
Galileo Galilei
Catatan : mekanisme dapat berarti juga
 Penjelasan fisika – kimiawi
 Teori mesin
 Penjelasan kausal
Teologis (serba tujuan) – proses alami bukanlah proses berdasar kaidah sebab-akibat
melainkan proses yang bertujuan
Ex : Plato – dunia idea – teleologis
Aristoteles – 4 kausa
KEBERADAAN

Vitalisme – Proses terutama kehidupan tidak dapat sepenuhnya diterangkan


secara fisika – kimiawi – karena digerakkan oleh asas hidup.
Ex: Hans Adolf Eduard Drieseh – entelechy
Henry Bregson – elan vital
PENGETAHUAN

B. Teori / Aliran dalam Problem Pengetahuan


1. Sumber Pengetahuan
Rasionalisme – semua pengetahuan bersumber pada akal
Ex: Descartes – idea dalam diri manusia yaitu innateidias (ide bawaan), adventitious ideas (ide yang
berasal dari luar diri manusia), factitious ideas (ide yang dihasilkan pikiran itu sendiri)
Tokoh lain : Spinoza dan Leibniz
Empirisme – pengetahuan diperoleh melalui pengalaman
Ex : D. Hume, John Locke, Positivisme logis dari lingkaran wina, dsb.
Realisme – objek-objek yang diketahui adalah nyata dalam dirinya sendiri – objek-objek tidak
tergantung pada yang mengetahui
Kritisisme – aliran yang berusaha memadukan Rasionalisme dan empirisme.
Ex : I. Kant dan Karl Popper
PENGETAHUAN

2. Dari segi Hakikat Pengetahuan


Idealisme – Pengetahuan adalah proses mental-psikologis yang sifatnya subjektif.
Empirisme – Pengetahuan adalah pengalaman – pengalaman merupakan ukuran (terakhir) dari
kenyataan.
Positivisme – Pengetahuan (yang valid) adalah verivikasi empiris terutama dengan metode kuantitatif.
Pragmatisme – Tidak menanyakan hakikat pengetahuan tetapi guna pengetahuan.
Pierce – Apa pengaruh pengetahuan
W James – Ukuran kebenaran adalah akibat praktisnya
John Dewey – Tidak perlu dipersoalkan benar-salah –tetapi sejauh mana memecahkan persoalan dalam
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai