Anda di halaman 1dari 13

GLAUKOMA

KELOMPOK
1. Rizki Martadinata
2.
3.
Apa saja yang ingin dibahas ?
01 Pengertian Glaukoma

02 Faktor Resiko

Penyebab Glaukoma
03

04 Gejala Glaukoma

05 Diagnosis Glaukoma

06 Interaksi Obat
Section Break
I1.Pengertian Glaukoma
Pengertian Glaukoma

Glaukoma dikenal sebagai "Pencuri Penglihatan" karena tidak ada gejala yang jelas
pada tahap awal terjadinya penyakit ini. Penyakit ini mencuri penglihatan Anda secara
diam-diam sebelum Anda menyadarinya. Pada tahap selanjutnya, hanya penglihatan
pusat saja yang tersisa. Tanpa tindakan perawatan yang tepat, penglihatan Anda akan
semakin memburuk dan pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan permanen

Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung,


yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan

03 0
semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan
karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan
membesar dan saraf mata yang berada di belakang bola mata akan tertekan, akhirnya
saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
Glaukoma lebih sering terjadi pada
umur di atas 40 tahun. Beberapa faktor
resiko lainnya untuk terjadi glaukoma,

Faktor Resiko antara lain:

1. TIO yang tinggi


2. Genetik (faktor keturunan), riwayat
glaukoma dalam keluarga
3. Suku bangsa
4. Penggunaan obat-obat golongan
kortison (steroid)
5. Usia
6. Diabetes melitus dan penyakit
sistemik lainnya
7. Kelainan refraksi berupa Miopi dan
8. hipermetropi
9. Cedera fisik
10. Penyakit hipertensi
mutasi genetik memegang peran tertentu
dalam menyebabkan glaukoma primer
Penyebab
Glaukoma ?
Glaukoma sekunder merupakan jenis
Glaukoma bisa glaukoma yang disebabkan oleh penyakit
diklasifikasikan atau kondisi okular lainnya, seperti
menjadi glaukoma penggunaan steroid jangka panjang (baik
primer dan melalui metode oral, topikal, atau inhalasi),
sekunder. Sejauh trauma atau bedah mata, katarak,
ini, penyebab retinopati diabetik proliferatif, oklusi vena
glaukoma primer retina pusat, uveitis (radang jaringan
belum bisa uveal), tumor mata,
dipastikan secara
jelas
Gejala Glaukoma
Gejala yang muncul akan berbeda-beda pada setiap penderita glaukoma. Akan tetapi penderita glaukoma umum
nya mengalami gangguan penglihatan

Glaukoma Sudut Sempit


Glaukoma Sudut Lebar (GSL)
re
=

GSL berkembang GSL =Mengalami simptom prodromal


berkembang dengan pelan dan intermittent (Seperti: pandangan kabur
biasanya asimptomatik sampai dengan halos di sekitar cahaya dan
onset kehilangan jarak sakit kepala).
pandang. 1.Tahap akut memiliki gejala:
2.Kornea berawan
3.Edematous
4.Nyeri pada ocular
5.Mual
6. Muntah nyeri abdominal
Diagnosis Glaukoma

a. Pengukuran tekanan intra


okular (TIO)
b. Gonioskopi
c. Pemeriksaan Diskus Optikus
d. Pemeriksaan Lapangan
Pandang
Klasifikasi Glaukoma
a. Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Glaukoma sudut terbuka primer terdapat kecender
ungan familial yang kuat. Gambaran patologi utam
a berupa proses degeneratif trabekular meshwork
sehingga dapat mengakibatkan penurunan drainas
e humor aquos yang menyebabkan peningkatan ta
kanan intraokuler
b. Glaukoma Sudut Tertutup Primer
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata
dengan predisposisi anatomis tanpa ada kelainan l
ainnya. Adanya peningkatan tekanan intraokuler ka
rena sumbatan aliran keluar humor aquos akibat o
klusi trabekular meshwork oleh iris perifer.
Obat A Efek yang terjadi
Obat B

Betabloker optalmik Digitalis


Penggunaan propanolol menyebabkan bradikardia pada pasien
aritmia akibat menggunakan digitalis Interaksi Obat
Kinidin meningkatkan kadar serum metoprolol dan timolol karena
inhibisi enzim CYP2D6, demikian juga kadar serum propanolol naik,
dapat terjadi bradikardia.
Kinidin Betabloker optalmik

Pada penggunaan klorpromazin thioridazin dengan propanolol terjadi


peningkatan kadar serum kedua obat, terjadi hipotensi
Betabloker Senyawa fenotiazin

Dilaporkan karbakol dan pilokarpin menjadi tidak efektif bila digunakan


NSAID topikal
Karbakol, pilokarpin NSAID

Terjadi pengendapan sacara invitro, gunakan dengan interval 5 menit


Obat tetes mengandung
Latanoprost
timerosal

Dilaporkan karbakol menjadi tidak efektif bila digunakan bersamaan


dengan Flubiprofen atau surprofen
Karbakol Flubiprofen, surprofen
Interaksi obat
Obat Interaksi Obat
β-Blocker  
Klonidin: Dapat meningkatkan atau membalikkan efek antihipertensi; situasi yang berpotensi mengancam jiwa dapat
terjadi, terutama pada saat penarikan.
NSAID: Beberapa agen dapat merusak efek antihipertensi.
Betatoxolol
Prazosin: Dapat meningkatkan hipotensi postural.
Verapamil: Dapat meningkatkan efek kedua obat.
 
Klonidin: Dapat meningkatkan atau membalikkan efek antihipertensi; dapat menyebabkan peningkatan BP yang
berpotensi mengancam jiwa, terutama pada penghentian kedua obat secara simultan.Epinefrin: Dapat menyebabkan
episode hipertensi awal diikuti oleh bradikardia.Alkaloid ergot: Dapat menyebabkan iskemia perifer dengan ekstremitas
dingin. Gangren perifer mungkin terjadi.NSAID: Dapat merusak efek antihipertensi.Prazosin: Dapat meningkatkan
Carteolol
hipotensi ortostatik.Beta-blocker sistemik: Ketika diberikan bersamaan dengan larutan carteolol hidroklorida oftalmik,
dapat menyebabkan efek aditif dan toksisitas.Theophilin: Dapat mengurangi eliminasi theophilin. Dapat menyebabkan
antagonisme farmakologis, mengurangi efek dari satu atau kedua obat.Verapamil: Dapat meningkatkan efek kedua obat.
 
Beta blocker, oral: Efek aditif pada blokade beta sistemik.Epinefrin, oftalmik: Hipertensi akibat stimulasi alfa-adrenergik
Levobunolol
yang tidak terhambat.  

Klonidin: Dapat meningkatkan atau membalikkan efek antihipertensi; situasi yang berpotensi mengancam jiwa dapat
terjadi, terutama pada saat penarikan.Epinefrin: Episode hipertensi awal diikuti oleh bradikardia dapat terjadi.Alkaloid
ergot: Iskemia perifer, dimanifestasikan oleh ekstremitas dingin dan kemungkinan gangren, dapat terjadi.Insulin:
Timolol
Hipoglikemia berkepanjangan dengan penyamaran gejala dapat terjadi.NSAID: Beberapa agen dapat merusak efek
antihipertensi.Prazosin: Hipotensi ortostatik dapat meningkat.Theophilin: Eliminasi theophilin dapat dikurangi. Efek dari
kedua obat ini dapat dikurangi.Verapamil: Efek dari kedua obat dapat meningkat.  
α2-Adrenergic Agonis  

Antihipertensi, penghambat beta, glikosida jantung: Brimonidine dapat mengurangi denyut nadi dan
TD; gunakan dengan hati-hati.Depresan SSP (misalnya, alkohol, anestesi, barbiturat, opiat, sedatif):
Brimonidine Aditif atau potensi efek depresan SSP.Inhibitor MAO: Penggunaan bersamaan
dikontraindikasikan.Antidepresan trisiklik: Dapat mengurangi efek brimonidin dengan mengubah
metabolisme dan penyerapan amina yang beredar.  

Carbonic Anhydrase Inhibitor  

Diflunisal: Dapat menyebabkan penurunan TIO yang signifikan.Primidone: Konsentrasi Primidone


Acetazolamide dapat menurun.Quinidine: Kadar serum quinidine dapat ditingkatkan.Salisilat: Dapat menyebabkan
akumulasi dan toksisitas acetazolamide, termasuk depresi SSP dan asidosis metabolik.  

Parasympathomimetic Agents  

Antikolinergik: Dapat memusuhi aksi pilocarpine (PO dan ophthalmic).Beta-blocker:


Potensi untuk gangguan konduksi jantung dengan pilocarpine
Pilocarpine
oral.Parasympathomimetics: Efek farmakologis tambahan dan peningkatan toksisitas
mungkin terjadi.  
Blocker Alfa-Adrenergik (mis., Phentolamine): Efek vasokonstrik dan hipertensi bersifat
antagonis. Antihistamin: Efek epinefrin dapat ditingkatkan. BetaBlocking Agents: Dapat
mengurangi efek agen-agen ini, menghasilkan hipertensi.Diuretik: Respons pembuluh
darah dapat menurun.Alkalineoid / Fenotiazin / Nitrat Ergot: Efek pressor dari epinefrin
dapat dibalik.Anestesi Umum (misalnya, Halothane, Cyclopropane) / Cardiac Glycosides:
Potensi miokardium menjadi peka terhadap efek amina simpatomimetik meningkat.
Epinephrine Aritmia dapat terjadi dengan pemberian bersama dan dapat merespons beta-
blocker.Guanethidine: Dapat meningkatkan respons pressor.Levothyroxine: Efek
epinefrin dapat ditingkatkan.Obat Oxytoxic: Dapat menyebabkan hipertensi persisten
parah.Rauwolfia Alkaloid, Methyldopa, Furazolidone: Dapat menyebabkan
hipertensi.Antidepresan Trisiklik: Dapat mempotensiasi vasopresif epinefrin
efek. Ketidaksesuaian: Epinefrin tidak stabil dalam larutan alkali (misalnya, natrium
bikarbonat); hindari pencampuran. 
Thank you

Anda mungkin juga menyukai