Journal Reading

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

JOURNAL READING

“FACTORS RELATED TO THE DURATION OF CHRONIC


FUNCTIONAL CONSTIPATION IN
CHILDREN REFERRING TO A PEDIATRIC GASTROINTESTINAL
CLINIC OF SHIRAZ IN
2014 - 2016”

PEMBIMBING:
D R . R I F A A T U Z Z A Q I Y A H , M . S C , S P. A
PENDAHULUAN

3-5%  rujukan pasien rawat jalan ke dokter


dan dokter anak
25%  dari rujukan ke spesialis
gastroenterologi anak

KONSTIPASI

sering terdeteksi pada tiga tahap: Pada bayi di


awal pemberian makanan tambahan, anak-anak
pada saat toilet training, dan pada anak usia
sekolah
Dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk
konsumsi serat yang rendah, riwayat keluarga yang
positif, dan faktor kejiwaan

KONSTIPASI

penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi


faktor-faktor terkait dengan durasi konstipasi
fungsional kronis sehingga hasilnya akan
meningkatkan kualitas hidup anak
METODE

Penelitian cross-sectional ini dilakukan pada anak-anak dengan konstipasi


fungsional yang merujuk ke klinik pediatrik GI, pusat rujukan pediatrik tersier
yang berafiliasi dengan Shiraz University of Medical Sciences, dari Maret 2014
hingga Maret 2016.

Populasi penelitian termasuk 826 anak-anak dengan konstipasi fungsional


kronis yang dipilih melalui metode sensus

Kriteria inklusi :

• menderita konstipasi bukan karena anatomi dan penyebab


• Tidak menderita gangguan sistemik
• Tidak memiliki riwayat operasi anal
• Tidak menggunakan obat-obatan yang menyebabkan
konstipasi
Data dikumpulkan dengan mewawancarai para ibu menggunakan kuesioner

• Statistik deskriptif dari variabel


kuantitatif telah disajikan melalui mean
dan standar deviasi.
• Selanjutnya, dengan asumsi normalitas
variabel dependen, analisis regresi linier
digunakan pada tingkat signifikansi 0,05.
• Harus disebutkan bahwa untuk
menormalkan durasi konstipasi kronis,
akar kuadrat dari variabel dihitung.
HASIL

• Penelitian ini  826 anak dengan konstipasi fungsional kronis.


• Usia anak berkisar antara 6,96 bulan - 17,75 tahun, dengan usia rata-rata 4,98 + 2,74
tahun.
• 418 kasus (50,6%) adalah laki-laki.
• Berat dan tinggi rata-rata anak-anak adalah 18,40 ± 8,97 kg (kisaran: 7,2 - 130 kg)
dan 105,08 ± 16,21 cm (kisaran: 43 - 169 cm).
• Usia rata-rata ibu adalah 25,56 ± 5,12 tahun selama kehamilan dan 31,54 ± 5,61
tahun pada saat rujukan.
• Jumlah minimum dan maksimum anak-anak adalah 1 dan 6, masing-masing, dengan
frekuensi tertinggi terkait dengan keluarga dengan satu anak (42,7%) diikuti oleh
mereka yang memiliki dua anak (40,1%).
• 313 anak-anak (37,9%) dilahirkan melalui persalinan pervaginam, sementara
512 anak-anak (62,1%) dilahirkan melalui operasi caesar.
• Riwayat ikterus neonatal yaitu 448 kasus (54,2%).
• Mempertimbangkan orang tua, 561 ibu (67,9%) dan 580 ayah (70,2%) memiliki
ijazah atau gelar yang lebih tinggi. Selain itu, 137 ibu (16,6%) adalah karyawan.
• Riwayat keluarga konstipasi dilaporkan pada 401 kasus (48,5%), 255 kasus
(63,8%) diantaranya berada pada kerabat tingkat pertama (orang tua, saudara
kandung).
• Usia rata-rata anak-anak pada awal konstipasi adalah 21,36 ± 24,96 bulan dan
durasi rata-rata mereka untuk konstipasi adalah 38,29 ± 28,80 bulan.
• Secara total, 616 kasus penelitian (74,7%) disusui selama rata-rata 20,5 ±
6,71 bulan.
• Di antara kasus-kasus ini, 68,8% disusui secara eksklusif hingga enam
bulan.
• 153 kasus (18,5%) diberi susu bubuk untuk rata-rata 19,65 ± 6,18 bulan
dan 145 orang (17,6%) diberi makan dengan kombinasi Air susu ibu dan
susu bubuk untuk rata-rata 20,78 ± 6,81 bulan.
• Selain itu, delapan anak (1%) diberi makan dengan susu pasteurisasi
selama rata-rata 11,42 ± 4,15 bulan.
Hasil analisis regresi linear univariat  durasi konstipasi kronis
berhubungan :

• durasi menonton TV (B = 0,033 [P


• usia anak (B = 0,153 [P <0,001]) <0,001])
• jumlah anak (B = 0,13 [P <0,001]) • konsumsi sereal selama seminggu (B
• tingkat pendidikan ayah (B = -0.152 = 0,071 [P = 0,006])
[P = 0,002]) • durasi menyusui (B = 0,04 [P =
• tingkat pendidikan ibu (B = -0.175 0,006])
[P <0,001]) • usia saat onset toilet training (B =
• jenis persalinan (B = 0,165 [P 0,234 [P <0,001])
<0,001]) • usia pada kontrol buang air besar (B
• aktivitas fisik (B = 0,101 [P = = 0,088 [P = 0,022])
0,038])
setiap peningkatan usia anak-anak disertai dengan 8,5 bulan konstipasi.

peningkatan harian dalam interval antara buang air besar disertai dengan hampir dua
bulan konstipasi kronis.
hubungan antara usia anak-anak pada awal kontrol buang air besar
dan durasi konstipasi kronis.  setiap peningkatan usia pada awal
kontrol buang air besar mengakibatkan satu setengah bulan konstipasi
kronis.

setiap peningkatan konsumsi sereal selama seminggu (setiap hari, tiga


hari seminggu, seminggu sekali, dan jarang)  peningkatan empat
bulan konstipasi kronis. T

Tingkat pendidikan ibu juga dikaitkan dengan lamanya konstipasi


kronis.
durasi konstipasi hampir empat bulan lebih lama di antara anak-anak dengan ibu yang
memiliki ijazah atau gelar yang lebih tinggi
DISKUSI
penelitian

Usia rata-rata Konsisten  hasil yang diperoleh oleh Chang et al


anak-anak Lebih tinggi  Buonavolonta et al
lebih rendah Borowitz et al

Rata-rata berat dan


tinggi badan anak- Lee et al pada tahun 2008
anak

Usia rata-rata ibu,


Jumlah orang tua
dengan ijazah dan Farnam et al.
gelar lebih tinggi, Buonavolonta et
jumlah anak satu
durasi rata-rata
konstipasi lebih tinggi  Dehghani et al

Usia rata-rata anak-


anak penelitian ini Lebih rendah  Blum et al pada tahun 2004
pada kontrol buang
air besar

• Penelitian sebelumnya  menahan buang air besar adalah prediktor toilet training
yang tertunda.
• Pengobatan konstipasi yang efektif dapat mengurangi menahan buang air besar dan
keterlambatan toilet training.
• faktor sosial dan keluarga  berperan.
Frekuensi riwayat konstipasi keluarga lebih tinggi dibandingkan  Benninga et al, Aydogdu et al,
lebih rendah  Kocaay et al dan Roma et al.

Frekuensi riwayat positif dari perilaku pengendalian diri


lebih tinggi dalam penelitian ini dibandingkan  Kocaay et al dan Aydogdu et al,
lebih rendah  Loening-Baucke.

frekuensi inkontinensia fecal yang sama dengan atau lebih dari sekali seminggu lebih tinggi daripada
 Roma et al ; lebih rendah  Aydogdu et al.

Frekuensi inkontinensiafecal lebih tinggi pada anak laki-laki


konsisten  Pashankar dan Loening-Baucke.

frekuensi buang air besar yang sulit  Aydogdu et al dan Roma et al masing-masing
melaporkan nilai yang lebih rendah dan lebih tinggi daripada yang diperoleh dalam
penelitian ini.
Jumlah anak yang menyusui lebih tinggi
daripada  Turco et al ; lebih rendah 
Kocaay et al.

Anak-anak  jarang mengkonsumsi sayuran dan sereal selama


seminggu  Dehghani et al  sebagian besar pasien
mengonsumsi sayuran dan sereal tiga kali seminggu.
Kocaay et al  riwayat kekurangan serat pada 31,9% dari kasus
mereka.
aktivitas fisik harian rata-rata lebih tinggi dalam penelitian ini
daripada  Jennings et al.

Hasil regresi linier multivariat  durasi konstipasi kronis


dikaitkan dengan usia anak, interval antara buang air besar,
usia saat kontrol buang air besar, tingkat pendidikan ibu,
dan asupan sereal.
ANALISIS PICO

• Patient, Problem atau Population :


Pada penelitian ini karakteristik pasiennya adalah anak-anak sebanyak 826 dengan konstipasi
fungsional yang dirujuk ke klinik pediatrik GI, pusat rujukan pediatrik tersier yang berafiliasi
dengan Shiraz University of Medical Sciences, dari Maret 2014 hingga Maret 2016.

• Intervention :
Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan durasi
konstipasi fungsional kronis pada anak menggunakan teknik pengumpulan data dengan
memberikan kuisoner kepada ibunya.
• Comparison :
Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang merupakan rancangan studi
epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian)
dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu-individu
dari populasi tunggal, pada satu saat atau periode.

• Outcome :
Pada penelitian ini diharapkan dengan bertambahnya usia pada anak membutuhkan
perawatan orang tua untuk mencegah terjadinya konstipasi kronis.
TELAAH KRITIS MAKALAH
A. Validitas
Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang dilakukan
pada anak-anak dengan konstipasi fungsional yang merujuk ke
klinik pediatrik GI, pusat rujukan pediatrik tersier yang berafiliasi
dengan Shiraz University of Medical Sciences
Populasi Penelitian Populasi penelitian termasuk 826 anak-anak dengan
konstipasi fungsional kronis yang dipilih melalui metode sensus.
Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah menderita konstipasi
bukan karena anatomi (penyakit Hirschsprung dan penyakit tulang
belakang) dan penyebab organik (konstipasi non-fungsional), tidak
menderita gangguan sistemik lainnya (hipotiroidisme dan
keterbelakangan psikomotor), tidak memiliki riwayat operasi anal,
dan tidak menggunakan obat-obatan yang menyebabkan
konstipasi.
Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Klinik pediatrik GI, pusat rujukan
Penelitian pediatrik tersier yang berafiliasi dengan Shiraz University of
Medical Sciences dari bulan Maret 2014- Maret 2016.

Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan mewawancarai para ibu menggunakan


kuesioner yang dirancang sebelumnya yang berisi berbagai pertanyaan,
termasuk data demografi orang tua dan anak, gejala pada awal
penyakit, tanggal awal penyakit, interval sayuran dan sereal yang
dikonsumsi selama seminggu dan informasi mengenai kejadian klinis
lainnya.
Menggunakan statistik deskriptif dari variabel kuantitatif yang
telah dipaparkan melalui mean dan standar deviasi. Selanjutnya, dengan
asumsi normalitas variabel dependen, analisis regresi linier digunakan
pada tingkat signifikansi 0,05.
Importance
Kepentingan jurnal ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang berkaitan dengan durasi konstipasi fungsional kronis
pada anak-anak yang merujuk ke klinik GI

APPLICABILITY: Apakah hasil penelitian dapat


diterapkan pada pasien kita?
penerapan karakteristik sampel pada penelitian
dapat di aplikasikan di Indonesia. Dan jurnal ini
dapat memberitahukan faktor-faktor yang
berkaitan dengan durasi konstipasi fungsional
kronis pada anak sehingga dapat menambah
pengetahuan dasar untuk melakukan edukasi
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai