dengan
Penyulit
Pendahuluan
KU pasien baik,
sistemik
Sebelum tindakan terkontrol
> persetujuan
Karena keluhan pasien
dan kerusakan
Pencabutan Gigi parah
Pendahuluan
Peralatan
penunjang
Teknik dan
Pemeriksaan
keterampilan
radiografi
operator
Komplikasi
Tambalan
Pemeriksaan klinis:
pencabutan gigi
Pemeriksaan Klinis Karies yang besar,
Pemeriksaan Radiografi
Akar gigi yang teresorbsi dan gigi geligi yang dirawat endodontik cenderung
mudah fraktur.
Peterson LJ. 2003. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 4thed. St Louis : Mosby
Indikasi Open Method Extraction
Peterson LJ. 2003. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 4thed. St Louis : Mosby
Flap Mukoperiosteal
– U/memperoleh akses yang jelas terhadap gigi yang akan dicabut atau daerah pembedahan maka
dibuat flap mukoperiostal.
Flap yang dibuat harus cukup Dasar flap harus lebih lebar
suplai darah, memberikan Tepian flap harus berada diatas dibanding bagian yang bebas.
lapang pandang / jalan masuk tulang.
yang cukup,
Kemudian akar gigi dipisahkan dengan bur atau elevator, dan satu
persatu akar gigi diangkat.
Fraktur
Pembengkakk
Tuberositas
an
maksila
Komplikasi
Pencabutan
gigi
Perdarahan
Pendarahan
– Saat anamnesa harus digali informasi ke pasien apakah pernah terjadi perdarahan
yan berlebihan saat pencabutan gigi
– Perhatikan waktu antara lamanya perdarahan dengan lama pencabutan (trauma
jaringan)
– Jika pasien terdapat riwayat perdarahan pasca pencabutan, maka batasi jumlah
pencabutan dalam satu kali kunjungan
– Perdarahan yang berlebihan dapat ditangani dengan aplikasi tampon yang
diberikan adrenalin : aqua bidest 1:1000 dan dibiarkan pada soket selama 2 menit
– Disarankan juga untuk dilakukan penjahitan mukoperiosteal
Fraktur Alveolar
– Terjadi jika tulag alveolar tidak sengaja terjepit oleh kedua ujung tang atau
konfigurasi dari akar gigi tersebut
– Tulang alveolar yang tipis atau perubahan patologis dari tulang itu sendiri
– Cara penanggulangan : membuang fragmen alveolar yang telah kehilangan
sebagian besar perlekatan periosteal dengan menjepitnya dengan arteri klem
dan melepaskannya dari jaringan lunak. Selanjutnya bagian yang tajam bisa
dihaluskan dengan bone file dan dapat dipertimbangkan apakah diperlukan
penjahitan untuk mencegah perdarahan.
Fraktur Tuberositas Maksila
– Komplikasi ini biasanya pada pencabutan gigi premolar/molar rahang atas dan
yang lebih sering akar palatal. Adanya sinus yang besar adalah faktor
predisposisi
Pembengkakkan Pasca
Ekstraksi
– Edema : edema traumatik dapat menghambat penyembuhan luka. Hal ini
biasanya disebabkan trauma instrument tumpul, retraksi berlebihan dari flap
yang tidak baik atau tersangkut putaran bor merupakan faktor predisposisi
keadaan ini.
– Hematoma : penjahitan yang terlalu kencang dapat menyebabkan
pembengkakan pasca operatif akibat edema atau terbentuk hematoma yang
dapat menyebabkan robeknya jaringan lunak serta putusnya ikatan jahitan.
– Infeksi : dikarenakan masuknya mikroorganisme patogen. Bila terdapat pus dan
fluktuasi positif harus harus dilakukan insisi dan drainase serta pemberian
antibiotik yang adekuat.
– Trismus : ketidakmampuan membuka mulut akibat spasme otot. Keadaan ini
dapat disebabkan edema pasca operasi, pembentukan hematoma atau
peradangan jaringan lunak. Terapi trismus bervariasi tergantung penyebabnya.
Kompres panas atau kumur-kumur dengan normal saline hangat dapat
mengurangi rasa sakit pada kasus ringan, tapi pada kasus lain kadang-kadang
diperlukan pemberian antibiotika, anti inflamasi atau analgetik yang
mengandung muscle relaxan, neurotropik vitamin