Anda di halaman 1dari 33

Media dan Pembohongan Publik

• Kasus Jayson Blair, wartawan New York


Times. Menulis laporan palsu mengenai
Jessica Lynch, tentara perempuan AS yang
bertugas di Irak (2003).
• Dari 73 berita yang ditulis Blair, terbukti 10
adalah berita bohong.
Media dan Pembohongan Publik
• Janet Cooke, wartawan Washington
Post. Menulis berita anak pecandu obat bius.
Meraih Pulitzer dan ternyata berita bohong.
Hasil Penelitian
• Pada 1999, hanya 21 persen warga
Amerika yang berpikir pers peduli terhadap
rakyat, turun dari 41 persen pada 1985.
• Hanya 58 persen (1999) yang percaya
peran anjing penjaga (wacthdog) dijalankan
pers, merosot dari 67 persen pada 1985.
• Hanya 45 persen yang berpikir pers
melindungi demokrasi (1999), turun dari 65
persen pada 1985.
Sembilan Elemen Jurnalisme
1. Kewajiban Pertama Jurnalisme adalah
pada Kebenaran.
Walter Lipman (1920) :
Berita memiliki fungsi menandai suatu peristiwa
atau membuat orang sadar akan hal itu.
Kebenaran adalah menerangi fakta-fakta
tersembunyi, menghubungkan satu sama lain,
dan memberikan gambaran realitas.
Kebenaran yang dilakukan jurnalis adalah
kebenaran fungsional – kebenaran yang
memiliki manfaat terhadap masyarakat.

Kebenaran yang dicari wartawan juga dibentuk


berdasarkan waktu, hari demi hari, lapisan demi
lapisan.
Carl Bernstein: tugas jurnalis adalah “mencari
versi terbaik kebenaran yang bisa didapat”

Prinsip Washington Post seperti yang ditulis


Eugene Meyer 1933 adalah menyampaikan
“kebenaran sedekat kebenaran yang bisa
dipastikan”
2. Loyalitas Pertama Jurnalisme Kepada
Warga.
Jurnalisme itu melayani kepentingan umum,
bukan melayani kepentingan sekelompok
orang tertentu atau bahkan melayani
kepentingan kekuasaan politik.
• Rekomendasi Bill Kovach dan Tom Rosentiel:
1. Pemilik perusahaan media harus
menomorsatukan warga.
2. Pekerjakan manajer bisnis yang juga
menomorsatukan warga.
3. Tetapkan dan komunikasikan standar yang jelas.
4. Kata terakhir berita di tangan wartawan.
5. Komunikasikan standar yang jelas kepada publik.
• “warga bukanlah pelanggan/pembaca”
• Orang yang bergerak di bidang pemberitaan
tidak menjajakan produk yang berisi
kepentingan pelanggan, mereka membangun
hubungan dengan audiens berdasarkan nilai-
nilai yang mereka anut, pengambilan sikap,
kewenangan, keberanian, profesionalisme dan
komitmen komunitas.
3. Intisari Jurnalisme adalah Disiplin Verifikasi
Verifikasi adalah konsisten menguji informasi, bukti-
bukti dengan tepat sehingga bias personal, bias
budaya tidak melemahkan akurasi.
Verifikasi juga memisahkan berita dari hiburan,
propaganda, fiksi atau seni.
• Lima Konsep Verifikasi:
I. Jangan menambah-nambahi atau mengarang apa pun.
II. Jangan menipu atau menyesatkan pembaca,
pendengar atau pemirsa.
III. Bersikaplah setransparan dan sejujur mungkin
mengenai metode dan motivasi dalam melakukan
peliputan.
IV. Bersandarlah pada hasil liputan sendiri.
V. Bersikaplah rendah hati.
4. Wartawan Harus Tetap Independen
dari Pihak yang Mereka Liput.
Independen yang dimaksud adalah
independensi dari kelas atau status ekonomi,
ras, etnis, agama dan gender.
Independen juga melepaskan wartawan dari
ikatan apapun terhadap narasumber.
Persoalan “wartawan amplop”
5. Jurnalisme Sebagai Pemantau
Kekuasaan.
Pers harus menfungsikan dirinya sebagai
pengawas sosial. Press is the wacthdog of the
public.
Pers harus menjadi pengawas pemerintah.
• Salah satu peran anjing penjaga dapat
dilakukan dengan cara melakukan reportase
investigasi.
Skandal Watergate
Bondan Winarno

Bondan Winarno, dalam


bukunya Bre-X:
Sebungkah Emas di Kaki
Pelangi. Membongkar
skandal perusahaan
tambah emas di Busang
Kalimantan Timur pada
1997.
6. Jurnalisme Harus Menghadirkan Sebuah
Forum untuk Kritik dan Diskusi Publik.
Pers harus menyediakan ruang agar
masyarakat dapat menyampaikan
keluhan, kritik dan komentarnya kepada
siapa saja dan dimana saja.
7. Wartawan Harus Membuat Hal Penting Menjadi
Menarik dan Relevan.
Pers mampu menyajikan sesuatu yang penting
untuk diketahui masyarakat, dan masyarakat
tertarik untuk mengikuti pemberitaannya.
Menemukan fakta penting adalah suatu
pekerjaan, tapi menyampaikan dengan menarik
adalah pekerjaan yang tidak kalah penting.
8. Wartawan Harus Menjaga Berita
Proporsional dan Komprehensif.

Berita yang tidak proporsional adalah berita


yang provokatif dan sensasional.

Pers yang proposional adalah yang


menomorsatukan kualitas berita dan isinya.
9. Wartawan Harus Mendengarkan Suara
Hatinya.
Hal ini sesuatu yang tidak mudah, namun
harus diperjuangkan oleh wartawan.
Terkadang suara hati nurani bertentangan
dengan perintah atasan atau kebijakan
medianya.
Fakta dan ObJektivitas
 Fakta/realitas, sesuatu kenyataan yang ada dan
terjadi.
 Realitas objektif: realitas yang terbentuk dari
pengalaman di dunia objektif yang berada di luar diri
individu, dan realitas ini dianggap sebagai
kenyataan. (Inderawi)
 Realitas subjektif: realitas yang terbentuk sebagai
proses penyerapan kembali realitas objektif ke
dalam individu melalui proses internalisasi
(pemaknaan).
Realitas Media
• Berita bukan cermin realitas (miror of reality),
berita hanya bisa mendekati realitas.
• Berita hanya mengonstruksi realitas
(constructed reality). Realitas yang terbentuk
dalam pemberitaan bukanlah sesuatu yang
terjadi secara nyata (fakta lapangan),
melainkan adanya relasi antara wartawan
dengan sumber dan lingkungan sosial yang
membentuknya. → Realitas Media
Bias berita, keterbatasan media dalam
mengkonstruksikan realitas.

Bagaimana media mendekati realitas → menjaga


objektivitas.
Objektivitas Westerstahl

Objectivity

Factuality Impartiality

Truth Relevance Balance Neutrality


1. Faktualitas adalah bentuk reportase yang berkaitan
dengan peristiwa dan pernyataan yang bisa dicek
ulang ke narasumber dan bebas dari opini (wartawan).
 Faktualitas mensyaratkan adanya kebenaran dan
relevansi.
 Kebenaran (filsafat) adalah adanya kesesuaian
antara pernyataan dan kenyataaan (korespondensi).
 Kebenaran adalah keutuhan laporan, tepat, akurat
yang ditopang oleh pertimbangan independen, dan tak
ada usaha mengarahkan khalayak.
 Relevansi berkaitan dengan proses seleksi,
fakta, pendapat dan bukan penyajian.
 Contoh: berita pemakaman tokoh politik,
wartawan wawancara dengan para artis (tidak
relevan).
 Berita menjadi tidak relevan ketika
wartawan terpancing membuatnya menjadi
sensasional.
2. Imparsialitas adalah menghindari pemihakan
terjadap seseorang atau sekelompok orang.
• Imparsialitas memiliki dua kategori;
keseimbangan dan netral.
• Keseimbangan adalah meliput dua sisi yang
berbeda secara berimbang (cover both sides/ all
sides).
• Netral adalah tidak memihak pada kepentingan
tertentu.
Realitas Media ≦ Realitas Objektif
Batasan jurnalisme: News value
Format penulisan
Etika jurnalistik
Undang-undang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai