Anda di halaman 1dari 31

DISTRIBUTION

MANAGEMENT
SYSTEM
PENGELOLAAN JARINGAN DISTRIBUSI
• Smart Grid memaksimalkan fungsi jaringan
distribusi termasuk:
• Mengintegrasikan sumber energi yang terpisah
• Mengontrol secara aktif permintaan beban
• Memanfaatkan jaringan distribusi lebih efektif
• Sistem distribusi sangat luas dan kompleks
sehingga sulit dilakukan pemantauan,
pengendalian, analisa dan pengelolaan.
• Distribution Management System (DMS)
merupakan sekumpulan aplikasi yang digunakan
oleh operator distribusi untuk memantau
mengendalikan dan memaksimalkan kinerja
jaringan distribusi agar bisa mengelola
kompleksitas jaringan distribusi.
KOMPLEKSITAS SISTEM DISTRIBUSI
Kompleksit Sumber Kompleksitas
as
Jaringan Walaupun sistem distribusi bermacam-macam, tetapi
dioperasikan secara radial.
Perubahan struktur jaringan sesuai dengan
perkembangan jaringan
Beban tiga phasa biasanya tidak seimbang
Skala waktunya mulai dari milidetik (proteksi) hingga
tahunan (untuk perluasan jaringan)
Jaringan memiliki kinerja tertentu misalnya SAIDI, SAIFI
Komunikasi yang terbatas antara jaringan dengan pusat
pengendali
Pemantauan jaringan distribusi memerlukan data yang
sangat banyak

Beban Komposisi beban sangat beragam (pemakaian dan


waktunya)
Pola pembebanan berubah-ubah setiap waktu
STRUKTUR DAN KOMPONEN UTAMA DMS
SCADA
• SCADA menyediakan informasi sistem terkini (real time) ke modelling
dan analysis tools
• SCADA meliputi fungsi-fungsi :
• Data Acquisition :data kondisi sistem dikumpulkan secara otomatis
dari remote terminal unit (RTU). Data ini juga memuat status
peralatan switching, data tegangan dan arus yang sampai ke pusat
kontrol mendekati real-time.
• Monitoring, event processing and alarms : Fungsi SCADA yang
penting adalah membandingkan data pengukuran yang nilai normal
dan batas. Juga mendeteksi perubahan status dari switchgear dan
operasi rele. Mencatat semua kejadian yang terjadi pada switchgear.
Semua kejadian dicatat dan dikalsifikasikan ke dalam kelompok-
kelompok tertentu. Data tersebut dikirimkan ke operator melalui
HMI baik dalam bentuk alarm maupun signal suara.
• Control: Pengendalian melalui sistem SCADA dapat dilakukan baik
secara manual maupun otomatis. Pengendalian manual dilakukan
pada peralatan seperti PMT, sedangkan pengendalian secara
otomatis digerakkan oleh adanya kejadian atau waktu tertentu.
• Data storage, event log, analysis and reporting: Pengukuran
SISTEM INFORMASI PELANGGAN

Metering Payment Quality and reliability of


Menyimpan data meter • Penyampaian rekening supply
dan lokasi terpasang • Bermacam-macam cara • Mengetahui akibat
pembayaran (melalui pemadaman dan
internet banking, loket menginformaisikan kondisi
Billing pembayaran) padam kepada pelanggan
• Mengumpulkan hasil • Proses pengawasan dan dan lama penyelesaiannya
baca meter dari pemantauan tunggakan • Menginformasikan jadwal
sistem smart metering pemeliharaan sistem
• Penerapan tarif kepada pelanggan
sesuai database
Customer Losses
Information System • Penghitungan secara Complaint handling
(CIS) periodik atau real-time atas • Menggabungkan sistem
• Proses pencetakan penjualan energi, call center dengan CIS.
dan penagihan pendistribusian dan Memperkenalkan cara
kepada semua penagihan untuk masuk ke informasi
pelanggan mengetahui kemungkinan pelanggan.
• Melaporkan informasi terjadinya susut energi. • Menyediakan fasilitas
tunggakan dari pengaduan
penagihan
ALAT PEMODELAN DAN ANALISA
• Model sistem distribusi umumnya terdiri beberapa
penyulang tegangan menengah dan tegangan rendah
yang beroperasi secara radial yang mensuplai ke
pelanggan. Transformator yang terpasang memiliki
proteksi berupa pemutus tenaga (PMT) atau fuse.
• Tools ini terdiri dari :
• Pemodelan satu phasa untuk sistem distribusi tiga
phasa yang seimbang
• Pemodelan tiga phasa untuk sistem distribusi tiga
phasa yang tidak seimbang
PEMODELAN SATU PHASA UNTUK SISTEM
SEIMBANG
• Jaringan distribusi
• Jaringan distribusi dapat dimodelkan sebagai
reaktansi seri (Z) dan reaktansi kapasitansi
paralel.
• Reaktansi seri terdiri dari tahanan (R) dan
reaktansi induktif (XL)
• Reaktansi kapasitansi paralel sesuai dengan
kapasitansi natural dari jaringan distribusi. Nilai
reaktansi ini dapat diabaikan untuk jaringan
distribusi 20 kV dan untuk perhitungan hubung
singkat.
PEMODELAN SATU PHASA UNTUK SISTEM
SEIMBANG
• Transformator
• Transformator distribusi umumnya diperlengkapi dengan tap
perubah ratio kumparan untuk pengaturan tegangan.
• Tap perubah rasio tersebut terdapat dua macam yaitu
• Off load tap changer.
Off load tap changer ini dipakai pada transformator
tegangan menengah ke tegangan rendah (20/0,4 kV).
Perubahan tap dilakukan pada saat tidak beroperasi dan
hanya sekali sebelum pemasangan.
• On load tap changer
On load tap changer (OLTC) umumnya dipakai pada
transformator tegangan tinggi ke tegangan menengah, di
beberapa negara digunakan pada transformator 33/11 kV.
OLTC dioperasikan dalam keadaan berbeban untuk
menyesuaikan tegangan setiap saat.
PEMODELAN SATU PHASA UNTUK SISTEM
SEIMBANG
• Kapasitor dan Reaktor
• Kapasitor paralel dapat digunakan untuk pengendalian tegangan
atau daya reaktif
• Kapasitor seri digunakan untuk mengurangi arus gangguan
• Kapasitor dan reaktor digunakan untuk pemodelan reaktansi per
phasa.

• Beban
• Beban sangat bergantung kepada tegangan sehingga dapat
dituliskan dengan model sebagai berikut :
PLi=PLi_0Vip
QLi=QLi_0Viq
PLi dan QLi adalah daya aktif dan reaktif pada busbar i pada saat
tegangan di node i sebesar Vi.
PLi _0 dan QLi _0 adalah daya aktif dan reaktif pada busbar i pada saat
tegangan di node i 1 pu.
Eksponen p dan q sama dengan 0 untuk model daya beban konstan,
PEMODELAN SATU PHASA UNTUK SISTEM
SEIMBANG

• Distributed generator
• Distributed geneartor terhubungd engan jaringan distribusi
secara langsung atau melalui konverter daya elektronik.
• Terdapat 4 macam teknik yang sering digunakan yaitu :
• Generator sinkron terhubung langsung
• Generator induksi terhubung langsung
• Generator induksi ganda
• Konverter daya penuh.
• Jaringan Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah
• JTM dan JTR dimodelkan menggunakan Graph Theory.
Terminal node terhubung untuk jaringan yang secara fisik
terhubung.
• Jika salah satu terminal cabang terhubung ke netral, dapat
didefinisikan sebagai cabang paralel, Sedangkan bila tidak
ditanahkan maka disebut sebagai cabang seri.
PEMODELAN 3 PHASA UNTUK SISTEM TIDAK
SEIMBANG

• Pemodelan 3 phasa diperlukan apabila beban antar phasa tidak


seimbang atau sebuah distributed generator 1 phasa dengan kapasitas
besar terhubung ke sistem.

• Matriks impedansi sebagaimana di bawah ini


Model baru untuk smart grids

• Saat ini untuk pemodelan dari sistem distribusi


menggunakan data dari pabrikan, riwayat kondisi
dan hasil tes, Sedangkan setelah terpasang,
kondisi peralatan akan berubah, sehingga
pemodelan jaringan tidak akurat lagi.
• ICT infrastructure dari Smart Grid memberikan
peluang untuk pemodelan sistem yang lebih teliti
melalui aplikasi teknik identifikasi sistem statistik.
• Identifikasi sistem yang luas digunakan pada
control engineering, dapat digunakan untuk
membangun model matematika dari sistem
distribusi didasarkan kepada data yang besar
yang diperoleh dari sistem ICT.
ANALISA TOPOLOGI
• Analisa topologi merupakan penyederhanaan data jaringan yang berisi
data penyulang dan mudah dipahami oleh operator.
• Gambar di bawah ini menunjukkan diagram satu garis sistem distribusi
dengan 54 busbar yang disederhanakan menjadi 13 node.
ANALISA TOPOLOGI
• Penggunaan software menjadikan analisa :
• Andal: tool analisa topologi dapat digunakan pada segala macam
topologi dan menyediakan model jaringan yang akurat.
• Efisien : Kompleksitas dari banyak algoritama analisa topologi
adalah O(N2) di mana N merupakan jumlah node. Untuk jaringan
distribusi dengan jumlah node yang banyak analisa topologi
membutuhkan banyak waktu.
LOAD FORECASTING
(PERAMALAN BEBAN)
• Pada jaringan distribusi terdapat banyak jumlah baban dan
konsumsi energi setiap beban sangat kecil. Dengan demikian,
pengukuran beban secara real-time akan sangat mahal dan
perkiraan beban serta peramalannya digunakan untk operasi dan
perencanaan.
• Load forecasting terbagi atas tiga forecasting yaitu :
• Jangka pendek yaitu dari 1 jam hingga 1 minggu.
• Jangka menengah yaitu dari 1 minggu hingga 1 tahun
• Jangka panjang yaitu untuk waktu lebih dari 1 tahun.
• Load forecasting juga dapat dibagi atas dua kategori berdasarkan
ruang lingkup :
• Regional load forecasting meliputi area yang luas
• Busbar load forecasting yang mendasarkan pada informasi
beban node untuk fungsi pengendalian jaringan.
LOAD FORECASTING
(PERAMALAN BEBAN)
• Metode load forecasting jangka pendek yaitu :
• Regresi. Metode regresi ini sering digunakan untuk model hubungan
antara konsumsi energi dean beberapa faktor yang mempengaruhi antara
laib waktu dan cuaca.

• Time series. Metode ini menganggap data beban mengikuti kaidah waktu
tertentu, misalnya harian, mingguan dan sebagainya. Matode ini antara
lain ARMA (Autoregressive Moving Average), ARIMA (Autoregressive
Integrated Moving Area).
LOAD FORECASTING
(PERAMALAN BEBAN)
• Similar day. Metode ini menggunakan riwayat data beban harian
dengan karakteristik yang mirip untuk meramalkan beban
harian. Karakteristik ini antara lainharian pada satu minggu,
bulan dan tahun.
• Computational intelligence-based methods. Metode ini
mencakup jaringan saraf, knowledge-based engineering
• Hybrid methods. Metode hibrid ini menggabungkan semua
metode di atas untuk memberikan hasil yang baik.
PERHITUNGAN SISTEM
1. ANALISA ALIRAN DAYA
• Analisa aliran daya atau aliran beban memberikan salosi steady-state
dari jaringan distribusi untuk kondisi tertentu termasuk topologi
jaringan dan level beban.
• Pada sistem daya, setiap busbar terkait dengan empat kuantitas yaitu
• Magnitude tegangan (IVI)
• Sudut ().
• Real power (P)
• Daya reaktif (Q)
• Tipe busbar terbagi atas 3 macam yaitu:

• Kesulitan pada jaringan distribusi untuk analisa karena:


• Struktur jaringan radial
• Rasio X/R yang kecil
• Beban tidak seimbang
• Impedansi yang tidak homogen
Metode forward/backward
1. Tentukan magnitude tegangan umumnya sama dengan 1 pu.
2. Mulai dari pangkal jaringan menuju ujung menggunakan rumus

3. Mulai dari ujung jaringan menuju pangkal menggunakan rumus

4. Periksa kriteria terminasi menggunakan formula

5. Lakukan perhitungan forward/backward ini hingga diperoleh kriteria no


4 di atas.
CONTOH SOAL METODE
FORWARD/BACKWARD
• Gunakan metode forward/backward untuk sistem di bawah
ini
CONTOH SOAL METODE
FORWARD/BACKWARD
CONTOH SOAL METODE
FORWARD/BACKWARD
CONTOH SOAL METODE
FORWARD/BACKWARD
2. PERHITUNGAN GANGGUAN
• Perhitungan Gangguan Simetris
Pada perhitungan gangguan simetris digunakan analisa sistem 1 phasa
dengan semua komponen yang terhubung pada jaringan (generator,
jaringan transmisi, transformator, jaringan distribusi) dalam kondisi
normal.

Rumus perhitungan arus gangguan:


cVn
IF 
Z TH  Z F
2. PERHITUNGAN GANGGUAN
• Perhitungan Gangguan Asimetris
Yang termasuk gangguan hubung singkat asimetris adalah gangguan
phasa-phasa, phasa-phasa-tanah dan phasa-tanah.
Perhitungan gangguan asimetris menggunakan komponen simetri
yaitu arus urutan positip, urutan negatip dan urutan nol.
PENERAPAN
1. PEMANTAUAN SISTEM
• Pemantauan sistem oistribusi real-time dapat memberikan manfaat yang
banyak pada operasi sistem diantaranya pemantauan terhadap ttegangan
dan beban termasuk alarm yang mengindikasikan adanya gangguan yang
mungkin timbul.
• SCADA bukan satu-satunya alat pemantauan sistem, juga bisa
dkombinasikan dengan smart metering dan pelaksana lapangan untuk
memberikan informasi yang akurat.
2. PENGOPERASIAN SISTEM
• Rekonfigurasi jaringan
Rekonfigurasi jaringan meliputi langkah-langkah:
1. Pemulihan pasokan listrik
2. Meminimalkan kerugian energi
3. Penyeimbangan beban pada jaringan
• Pengendalian tegangan dan daya reaktif
Pengendalian ini dilakukan untuk mempertahankan tegangan nominal
dan meminimalkan kerugian jaringan
• Koordinasi rele proteksi
Mengatur kembali koordinasi rele proteksi pada jaringan
• Pengoperasian DER
Mengoptimalkan pengoperasian sumber energi yang tersebar
(Distributed Energy Resources/DER)

Anda mungkin juga menyukai