RUJUKAN
KOMPLIKASI
1. Retinopati
o berbagai kelainan akibat DM dapat terjadi pada retina,mulai dari retinopati
diabetik non-proliferatif sampai pendarahan retina, kemudian juga ablasio retina
dan lebih lanjut lagi dapat mengakibatkan kebutaan, diagnosis retinopati dapat
diketahui melalui pemeriksaan retina secara rutin.
2. Nefropati
o Kelainan yang terjadi pada ginjal penyandang DM dimulai dengan adanya
mikroalbuminuria,dan kemudian berkembang menjadi proteinuria secara klinis,
berlanjut dengan penurunan fungsi laju filtrasi glomerular dan berakhir dengan
keadaan gagal ginjal yang memerlukan pengelolaan dengan pengobatan subtitusi
3. Penyakit jantung koroner
o Kewaspadaan untuk kemungkinan terjadinya penyakit pembuluh darah
koroner Harus ditingkatkan terutama untuk mereka yang mempunyai risiko
tinggi terjadinya kelainan Atherosklerosis seperti mereka yang mempunyai
riwayat keluarga penyakit pembuluh darah koroner ataupun riwayat DM
yang kuat
Daftar pustaka
Buku ajar ilmu penyakit dalam halaman 2365
Kriteria Rujukan pasien DM untuk penanganan tindak lanjut pada kondisi berikut:
• DM dengan komplikasi
• DM dengan kontrol gula buruk
• DM dengan infeksi berat
• DM dengan kehamilan
• Setelah kriteria terpenuhi maka petugas kesehatan di fasilitas primer harus mengisi
formulir administrasi rujukan.
•Pada kasus diabetes, rujukan tidak harus didampingi oleh tenaga medis, kecuali bila
terjadi kegawatan seperti KAD, atau koma hipoglikemi, pasien harus didampingi oleh
tenaga medis dan dikirim dengan ambulan transport yang memadai, setelah sebelumnya
dokter menghubungi pihak rumah sakit tujuan, untuk dipastikan pasien tersebut
mendapatkan kamar.
•Apabila rumah sakit tujuan penuh dan tidak memiliki ruang, maka dokter harus
mencarikan rumah sakit alternatif lain yang dirasa mampu menangani kasus tersebut.
•Pasien dapat dikirim kembali kepada dokter pelayanan primer setelah penanganan di
rumah sakit rujukan selesai.
PERKENI, 2015, Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB
PERKENI.
Peraturan Mentri Kesehatan no 5 tahun 2014