Anda di halaman 1dari 27

OBAT INFEKSI SALURAN KEMIH

Antonio August
Charlotte Grace
Yorri Ananto
Anna Maria
Revina Vemilia
Infeksi Saluran Kemih
 Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan istilah umum yang
menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin.
 Pertumbuhan bakteri mencapai > 100.000 unit koloni per ml urin segar
pancar tengah (midstream urine) pagi hari digunakan sebagai batasan
diagnosa ISK
 ISK dapat terbatas pada kandung kemih (cystitis), namun komplikasi
serius dapat terjadi jika infeksi menyebar ke ginjal (pielonefritis
akut).
 Wanita paling berisiko mengalami ISK. Sekitar setengah dari semua
wanita akan mengalami episode ISK selama masa hidup mereka, dan
banyak yang akan mengalami lebih dari satu kali.
Infeksi Saluran Kemih

ISK dapat dibagi menjadi dua kategori anatomi umum:


 Infeksi Saluran Bawah
(Uretritis dan Sistitis)
 Infeksi Saluran Atas
(Pielonefritis Akut, Abses Intrarenal dan Abses Perinephric).
TERAPI FARMAKOLOGI ISK
Kotrimoksazol
 Merupakan kombinasi antibiotik yang terdiri dari Trimetropim dan
sulfametoksazol, menghambat reaksi enzimatik sintesis folat bakteria
pada dua tahap yang berurutan pada mikroba, sehingga kombinasi
kedua obat memberikan efek sinergi

INDIKASI KONTRINDIKASI

• Infeksi saluran kemih • Pemberian pada anak


bagian bawah tanpa dibawah 2 tahun
komplikasi • Gangguan fungsi hati dan
• Mikroorganisme ginjal
penginfeksinya merupakan • Ibu hamil atau menyusui
famili Enterobacteriaceae
Mekanisme Kerja

 Aktivitas mikroba kombinasi trimetropim dan


sulfametoksazol dihasilkan dari kerjanya pada dua tahap
jalur enzimatik untuk sintesis asam tetrahidrofolat.
 Sulfonamida menghambat penggabungan asam para-
aminobenzoat (PABA) ke dalam asam folat , dan
trimetropim mencegah reduksi dihidrofolat menjadi
tetradihrofolat
Absorbsi

 Pemberian kombinasi dalam dosis oral tunggal,


trimetropim diabsorbsi lebih cepat dari pada
sulfametoksazol.
 Kedua obat tersebut secara bersamaan memperlambat
absorbsi sulfametoksazol.
 Konsentrasi puncak trimetropim dalam darah biasanya 2
jam, sementara sulfametoksazol terjadi dalam 4 jam
setelah dosis oral tunggal. Waktu paruh trimetropim dan
sulfametoksazol adalah 11 jam dan 10 jam.
Distribusi

 Trimetropim dengan cepat terdistribusi dan terkonsentrasi dalam


jaringan, dan sekitar 40% terikat pada protein plasma dengan adanya
sulfametoksazol.
 Volume distribusi trimetropim hampir 9 kali volume distribusi
sulfametoksazol.
 Obat ini dengan mudah memasuki cairan serebrospinal dan sputum.
 Masing-masing komponen dalam konsentrasi yang tinggi juga
ditemukan dalam empedu. Kurang lebih 65% sulfametoksazol terrikat
pada protein plasma.
Ekskresi

 Sekitar 60% trimetropim dan 25% hingga 50% sulfametoksazol


diekskresi di dalam urin dalam waktu 24 jam.
 2/3 sulfonamida berada dalam bentuk tidak terkonjugasi. Metabolit
trimetropim juga diekskresikan.
 Kecepatan eksresi dan konsentrasi kedua senyawa dalam urin
menurun secara signifikan pada pasien yang mengalami uremia.
Efek samping

 Megaloblastosis, Leukopenia, Trombositopenia


 Pada kulit: Dermatitis eksfoliatif, sindrom steven-johnson, nekrolisis
epidermis toksik (muncul terutama pada pasien lanjut usia)
 Mual dan muntah
 Glositis dan stomatitis
 Sakit kepala, depresi, dan halusinasi (sulfonamida)
 Reaksi hematologis: anemia, gangguan koagulasi, granulositopenia,
agranulositosis
Obat Sediaan Dosis Umum
Kotrimoksazol Tablet Dewasa:
400 mg sulfametoksazol 800 mg sulfametoksazol
80 mg trimetropim 160 mg trimetropim
Setiap 12 jam
Tablet Dosis pada anak:
800 mg sulfametoksazol Trimetropim 8
160 mg trimetropim mg/kgBB/hari
Sulfametoksazol 40
mg/kgBB/hari
(Diberikan dalam 2
dosis)
Suspensi oral untuk anak
200 mg sulfametoksazol
40 mg trimetropim/ 5
mL
Tablet untuk pediatrik
100 mg sulfametoksazol
20 mg trimetropim
IV
400 mg sulfametoksazol
80 mg trimetropim/5 mL
Dosis

 Dosis 800 mg sulfametoksazol, 160 mg trimetropim (setiap 12 jam) selama 10


hari  Infeksi ringan saluran kemih bagian bawah
 Terapi dosis tunggal (320 mg trimetropim ditambah 1600 mg sulfametoksazol
pada orang dewasa)  efektif pada beberapa kasus pengobatan infeksi
saluran kemih akut tanpa komplikasi, namun terapi minimal 3 hari
 Dosis kecil (200 mg sulfametoksazol ditambah 40 mg trimetropim per hari,
atau 2-4 kali jumlah tersebut yg diberikan 1 atau 2 kali per minggu)  efektif
dalam menurunkan frekuensi kekambuhan infeksi saluran urin pada wanita
dewasa
Interaksi Obat

 Pemberian diuretik sebelumnya atau bersamaan  mempermudah


timbulnya trombositopenia
Kuinolon dan Fluorokuinolon
FARMAKODINAMIK
Kuinolon
• Menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan
bersifat bakterisidal
Florokuinolon
• Menghambat topoisomerase II (DNA girase) dan IV kuman
• Enzim topoisomerase II  menimbulkan relaksasi pada
DNA yang mengalami positive supercoiling (pilinan
positif yang berlebihan) pada waktu transkripsi dalam
proses replikasi DNA
• Enzim IV  berfungsi dalam pemisahan DNA baru yang
terbentuk setelah proses replikasi DNA kuman selesai
farmakokinetik
 Asam nalidiksat diserap baik melalui saluran cerna tetapi diekskresi cepat melalui ginjal (tidak
bermanfaat untuk infeksi sistemik)
 Fluorokuinolon diserap dengan baik melalui saluran cerna dibanding asam nalidiksat,
ofloksasin,levofloksasin, gatifloksasin dan gatifloksasin
 Pefolksasin adalah fluorokuinolon yang absorpsinya paling baik dan masa paruh eliminasinya
panjang.
 penyerapan fluorokuinolon dan sefalosporin akan terhambat jika diberikan bersama antasida.
 Fluorokuinolon hanya sedikit terikat pada protein.
 Golongan obat ini di distribusi dengan baik pada berbagai organ tubuh. Dalam urin semua
fluorokuinolon mencapai kadar yang melampaui Kadar Hambat Minimal untuk kebanyakan kuman
patogen selama minimal 12 jam.
 Golongan obat ini mampu mencapai kadar tinggi dalam jaringan prostat.
 Beberapa fluorokuinolon seperti siprofloksasin dan ofloksasin dapat
 Masa paruh eliminasinya panjang, sehingga obat cukup diberikan 2xsehari
 Fluorokuinolon dimetabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal.
INDIKASI KUINOLON

KUINOLON

• Asam nalidiksat & asam pipemidat  antiseptik


saluran kemih (sistitis akut tanpa komplikasi pada
wanita)
Indikasi

Infeksi sal. Infeksi sal. Infeksi menular Infeksi Tulang


ISK dan Sendi
cerna napas seksual
• Siprofloksasin
• Siprofloksasin • Siprofloksasin • Siprofloksasin • Siprofloksasin (oral)  2x500-
• Norfloksasin • Ofloksasin • Ofloksasin (oral) 750 mg/hari (4-
• Ofloksasin • Enoksasin • Levofloksasin 6 minggu)
(oral) • Angka
• Moksifloksasin penyembuhan
• Gemifloksasin • Seftriakson 75% untuk
• Levofloksasin • sefiksim osteomielitis
oleh gram (-)
Efek Samping

Saluran cerna
• Mual, muntah, rasa tidak enak di perut

Susunan saraf pusat


• Sakit kepala, dan pusing
• Jarang : halusinasi, kejang, dan delirium

Hepatotoksisitas
• Kematian akibat hepatotoksisitas (trofafloksasin)

Kardiotoksisitas
• Sparfloksasin &grepafloksasin (fluorokuinolon)  menutup kanal kalium (HERG) pada
miosit  aritmia ventrikel  memperpanjang QTc
Efek Samping

Disglikemia
• Gatifloksasin  hiper/hipoglikemia

Fototoksisitas
• Klinafloksasin
• Sparfloksasin

Lain-lain
• Tendinitis dan sindroma hemolisis, gagal ginjal, serta
trombositopeni
Kontraindikasi

 <18 tahun
 Wanita hamil
 Menyusui
 Hipersensitivitas
DOSIS DAN POSOLOGI
Obat Sediaan Dosis per hari
Oral Parenteral
Asam nalidiksat Tablet 500 mg 4 kali 500-1000 mg
Asam pipemidat Tablet 400 mg 2-4 kali 400 mg
Siporofloksasin Tablet 250 mg, 500 mg 2 kali 250-500 mg
Untuk gonore 1x250 mg
Infus 200 mg, 400 mg 2 kali 200-400 mg
IV

Pefloksasin Tablet 400 mg 2 kali 400 mg


Infus 400 mg/5mL, 400 2 kali 400 mg IV
mg/125mL
Ofloksasin Tablet 200 dan 400 mg 1-3 kali 100-200 mg
Suntikan 200 mg/200 mL 1-3 kali 100-200
mg IV
DOSIS DAN POSOLOGI

Obat Sediaan Dosis per hari


Oral Parenteral
Norfloksasin Tablet 400 mg 2-3 kali 200-400
mg
Levofloksasin Tablet 250, 500 1 kali 250-500
mg mg
Infus 500/100 mL 1x500 mg IV tiap
24 jam

Moksifloksasin Tablet 400 mg 1 kali 400 mg


Infus 400mg/mL 1x400 mg IV tiap
24 jam
Interaksi Obat

• Menurunkan ≥50% daya absorbsi kuinolon dan


Antasid dan florokuinolon
Preparat Besi (Fe) • Diberikan selang waktu 3 jam

• Siprofloksasin, pefloksasin, dan enoksasin


menghambat metabolisme teofilin dan
Teofilin meningkatkan kadar teofilin dalam darah 
intoksikasi

Obat-obat yang • Obat antiaritmia kelas IA (misalkan


dapat kuinidin,prokainamid) dan golongan III
memperpanjang (mmisalkan amiodaron, sotalol), terfenadin, dan
interval OTc sisaprid.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai