Kelompok 3 :
Dewa Saputra
Akheri Ramdhanti
Dian Permata N
Anggun Melati P
Dini Sisware yulia
Anisa Febriani
Dwi Mutia Silfanny
Arilla Fikry Hidayat
Elmia Sari
Aulia Gawara
Era
BalqisRahmatulhusna
Evi Rizki Kurniawati
Cindy Claudia Ginting
Irman Tabroni
Clarissa Stefany
David Alfayed silalahi MODEL PRAKTIK
KEPERAWATAN PROFESIONAL
(MPKP)
1. Definisi manajemen keperawatan
2. Visi dan misi manajemen keperawatan
M 3.
4.
Filosofi manajemen keperawatan
Rumus perhitungan dalam manajemen keperawatan
A 5. Kriteria pasien dalam Rumah Sakit
T 6.
7.
Metode penerapan penugasan perawat
Definisi MPKP
Gillies, 1989
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga
dan masyarakat.
Sebagaimana yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam Manajamenen Keperawatan-pun terdiri
dari :
• Pengumpulan data
• Identifikasi masalah
• Perencanaan
• Pelaksanaan
• Evaluasi hasil
Visi dan misi manajemen
keperawatan
Visi yang dimaksudkan adalah perawat/ manajer keperawatan harus mempunyai suatu
pandangan dan pegetahuan yang luas tentang menejemen dan proses perubahan yang
terjadi saat ini dan yang akan datang yaitu tentang penduduk, social ekonomi, politik yang
akan berdampak terhadap pelayanan kesehatan .
Misi diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi keperawatan dalam
melaksanakan visi yang telah ditetapakan, yaitu diantaranya :
Menjaga dan mengawasi suatu proses profesionalisasi keperawatan agar terus berjalan
dan berkesinambungan
Menyediakan asuhan keperawatan yang efektif ndan efisien dalam membantu kesehatan
pasien yang optimal setelah pulang dari rumah sakit
Membantu mengembangkan dan mendorong suasana yang kondusif bagi pasien dan
staf keperawatan/ non keperawatan
Mengajarkan, mengarahkan dan membantu kegiatan profesional keperawatan
Turut serta dan bekerjasama dengan semua anggota tim kesehatan yang ada dirumah
sakit
Filosofi manajemen keperawatan
Chity 1997
Filosofi keperawatan adalah pernyataan keyakinan tentang keperawatan dan
manifestasi dari nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untuk berfikir dan
bertindak.
Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2–3 tim/grup yang terdiri
atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu
(Nursalam, 2011).Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat inap, unit rawat
jalan, dan unit gawat darurat.
Metode Primer
Model primer dikembangkan pada awal tahun 1970-an, menggunakan bebeapa konsep dan perawatan total
pasien. Keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana perawat
primer bertanggung jawab selama 24 jam terhadap perencanaan pelaksaan pengevaluasi satu atau
beberapa klien dan sejak klien masuk rumah sakit sampai klien dinyatakan pulang.
Metode Kasus
Metode manajemen kasus ini merupakan sistem pelayanan keperawatan, dimana para manajer kasus
(case manager) bertanggung jawab terhadap muatan kasus pasien selama dirawat. Para manajer
dapat terkait dalam muatan kasus dalam beberapa cara seperti:
- Dengan dokter atau pasien tertentu.
- Dengan pasien secara geografis berada dalam satu unit atau beberapa unit.
- Dengan mengadakan diagnose.
Metode ini mempertahankan filsafat keperawatan primer dan membutuhkan sarjana keperawatan atau
perawat dengan tingkat pendidikan master untuk mengimplementasikan praktek keperawatan dengan
budget yang tinggi.
Professional practice model juga dikembangkan di Beth Israel Hospital pada tahun 1973,
fokus model ini adalah the carring relationship between the patient/ family and the nurse
Pada tahun 1991.The professional transitions workshop merupakan suatu program yang
dilakukan di medical collage of Virginia hospitals and physisians.Model keperawatan yang
digunakan adalah keperawatan primer, model ini digunakan untuk meningkatkan kepuasan
pasien dan kepuasan perawat
A transformational model juga dilakukan di “Shadyside Hospital” pada tahun 1992
Pada tahun 1981, John Hopkins Hospital memulai ProfessionalPractice Model pada 18
ruang rawat
Indonesia menerapkan sistem MPKP pertama kali di RSCM yang dikembangkan oleh
Sitorus tahun 1997 yang merupakan penataan struktur dan proses pemberian asuhan
keperawatan pada tingkat ruang rawat
Hasil modifikasi yang dilakukan oleh Keliat disebut MPKP generasi 3.21. Dimana MPKP
generasi 3 ini lebih fleksibel dan dapat diterapkan di semua unit layanan keperawatan
rumah sakit umum (Sugiharto; Keliat; & Sri H, 2012).
Manfaat MPKP
oDapat meningkatkan mutu askep
oUntuk menata tenaga keperawatan dlm upaya menuju
layanan yg profesional
oUntuk proses belajar bagi mahasiswa keperawatan
oUntuk menunjang program pendidikan ners spesialis
keperawatan.
oUntuk tempat penelitian keperawatan.
Tujuan MPKP
Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan
pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan
Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan
keputusan
Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan
asuhan keperawatan bagi setiap tim keperawatan.
Karakteristik MPKP
1. Penetapan Jumlah Tenaga Keperawatan
Keperawatan
Kelebihan dan kekurangan
MPKP
Kelebihan MPKP : Kekurangan MPKP:
• Memungkinkan pelayanan keperawatan yang
•Tim yang satu tidak mengetahui mengenai
menyeluruh
pasien yang bukan menjaditanggung jawabnya
• Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
• Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada
• Memungkinkan komunikasi antar tim, sehinggah situasi sibuk rapat timditiadakan atau terburu-
konflik mudah di atasi danmemberikan kepuasaan buru
pada anggota tim
• Perawat yang belum terampil dan belum
• Saling memberi pengalaman antar sesama tim
berpengalaman selalu tergantung atau
• Bersifat kontunuitas dan komprehensif berlindung kepada anggota tim yang mampu
atau ketua tim
• Mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil, dan memungkinkan pengembangan diri • Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
1. Kepala Ruangan
Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat profesional yang di berikan tanggung jawab dan
wewenang untuk mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di suatu ruang rawat.
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
Komunikasi SBAR
Komunikasi SBAR adalah suatu cara atau standar untuk berkomunikasi yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan
pasien karena membantu individu berkomunikasi satu sama lain untuk mencapai satu tujuan atau harapan (OHio
Medicare, 2009).
Supervisi
Pre-conference
Post- Managemen
Manajemen konflik
Pendelegasian
Thank You