Anda di halaman 1dari 15

SEDIAAN OHT

(OBAT HERBAL TERSTANDAR)


DARI SEDIAAN OBAT DIAPET

Disusun:
CITRA DEVI RAHMAT NIM: 31110010
EKA NURUL AFIFAH NIM: 31110018
GANJAR TAUFIK NIM: 31110022
RESI YULIASARI NIM: 31110040
Latar Belakang
Sejak jaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk

memenuhi kebutuhannya. Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan

tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah

kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada pengalaman

dan ketrampilan yang secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke

generasi berikutnya.

Obat tradisional (herbal) telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di dunia.

WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk obat herbal dalam

pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama

untuk kronis, penyakit degeneratif dan kanker.

Di Indonesia dari tahun ke tahun terjadi peningkatan produksi obat tradisional. Karena

banyaknya variasi sediaan bahan alam, maka untuk memudahkan pengawasan dan

perizinan, maka badan POM mengelompokan dalam sediaan jamu, sediaan herbal

terstandar dan sediaan fitofarmaka.


Tujuan

1.Untuk mengetahui tahapan pengembangan jamu


menjadi OHT(Obat Herbal Terstandar).

2.Untuk mengetahui produk dari sediaan OHT yang


berada di pasaran yaitu obat diapet.
TAHAP PENGEMBANGAN JAMU MENJADI OHT
(Obat Herbal Terstandar)

OBAT TRADISIONAL

di uji secara praklinik

OBAT HERBAL TERSTANDAR

Uji pra klinik merupakan uji yang dilakukan pada hewan uji misalnya mencit, tikus, maupun

kelinici. Dalam uji ini dikenal adanya uji farmakologi dan uji toksikologi. Uji farmakologi ini

untuk melihat efek/khasiat senyawa pada obat tradisional atau dengan kata lain untuk

membuktikan klaim khasiatnya. Sedangkan uji toksikologi untuk mengetahui ada tidaknya

efek toksik baik akut (segera setelah obat tradisional tersebut dikonsumsi), ataupun efek

toksik kronis (dalam jangka waktu lama setelah pengkonsumsian obat tradisional).
Obat herbal terstandar harus memenuhi kriteria:
 Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
 Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/pra-klinik.
 Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam
produk jadi.
 Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Obat herbal terstandar harus mencantumkan logo & tulisan “OBAT HERBAL
TERSTANDAR”.
Tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” harus jelas & mudah dibaca, dicetak
dengan warna hitam diatas dasar warna putih atau warna lain yang
menyolok kontras dengan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR”.
Logo kelompok obat herbal terstandar berupa “JARI-JARI DAUN 3 PASANG
TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan ditempatkan pada bagian atas
sebelah kiri dari wadah/pembungkus/brosur.
Logo tersebut dicetak dengan warna hijau di atas dasar warna putih atau
warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo.
DESKRIPSI OHT DIAPET

Diapet

Komposisi:
Psidii Folium, Curcuma domesticae Rhizoma, Chebulae Fructus, Granati pericarpium.
Kegunaan:
Mengobati mencret dan memadatkan kembali faeces yang cair, mengatasi rasa mulas
(Hindari makanan / minuman yang asam dan pedas selama belum sembuh.
Cara pemakaian:
Dewasa & Anak: Sehari 2 kali @ 2 kapsul.
Untuk menyembuhkan diare akut: 2 kali @ 2 kapsul, dengan selang waktu 1 jam.
SPESIFIKASI TANAMAN KOMPOSISI DIAPET

 Psidii Folium

Nama Lain : Daun jambu biji


Nama Tanaman Asal: Psidium guajava (L.)
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat penyamak 9%, minyak atsiri yang
berwarna kehijauan dan berisi Egenol
Penggunaan : Anti diare, Adstringens
Pemerian : Bau aromatik, rasa sepat
Bagian yang Digunakan : Daun
Waktu Panen : Dapat dilakukan setelah tanaman berumur
6 – 9 bulan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 

 
 Curcuma domesticae Rhizoma

Nama Lain : Kunyit, kunir


Nama Tanaman Asal : Curcuma domestica (Val)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati,
damar
Penggunaan : Karminativa, antidiare, kolagoga, skabisida
Pemerian : Bau khas aromatic, agak pedas, lama-lama menajadi tebal
Bagian yang Digunakan : Akar tinggal
Waktu Panen : Dilakukan pada waktu berumur 1 tahun atau lebih
dari waktu tanam

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

 
 Chebulae Fructus

Nama Lain : Biji mojokeling


Keluarga : Combretaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Tanin
Penggunaan : Untuk diare kronis, dan disentri
Pemerian : Pahit, asam dan sedikit berasa, netral secara alami
Bagian yang Digunakan : Biji
Waktu Panen : Dapat dilakukan setelah tanaman berumur
6 – 9 bulan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Granati pericarpium Cortex

Nama Lain : Kulit buah delima


Nama Tanaman Asal: Punica granatum L.
Keluarga : Lythraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat samak 25 – 28%, tanin 22-25%, alkaloid
pelletierin, pseudopelletierin dan lendir
sebanyak 30%
Penggunaan : Mencegah penyakit kanker, anemia, astringen
Pemerian : Berwarna kuning samapi kecoklatan
Bagian yang Digunakan : Kulit
Waktu Panen : 98 hari setelah pembungaan pada waktu
buah berwarna kuning
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Adapun Tahapan – Tahapan Pembuatan
Simplisia secara Garis Besar Adalah:
Pengumpulan bahan baku

Sortasi basah

Pencucian

Perajangan

Pengeringan

Sortasi Kering

Pengepakan dan Penyimpanan


METODE PEMBUATAN SIMPLISIA SAMPAI DIPEROLEH
ZAT AKTIF
Karakteristik Simplisia
1. Karakteristik fisika: organoleptik, makroskopik, dan
mikroskopik
2. Karakteristik kimia: skrining senyawa metabolit
sekunder
Ekstraksi
1. Ekstraksi panas
2. Ekstraksi dingin
Pemantauan Ekstrak
1. Kromatografi Lapis Tipis
2. Pola Dinamolisis
Ekstraksi Cair-cair

Kromatografi Kolom

Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Uji Kemurnian
EFEK EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI DAGING BUAH PUTIH DAN JAMBU BIJI DAGING BUAH MERAH SEBAGAI
ANTIDIARE
I KETUT ADNYANA*, ELIN YULINAH, JOSEPH I. SIGIT, NENG FISHERI K., MUHAMAD INSANU
UNIT BIDANG ILMU FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI, DEPARTEMEN FARMASI, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG,

Abstrak
Telah duji aktivitas antibakteri (penyebab diare) ekstrak etanol daun jambu
biji daging buah putih dan jambu biji daging buah merah (Psidium guajava L.,
Myrtaceae) terhadap bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella
flexneri, dan Salmonella typhi dan uji antidiare dengan metode proteksi
terhadap diare imbasan-minyak jarak dan metode transit intestinal pada
mencit. Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih memiliki kemampuan
hambat bakteri yang lebih besar daripada jambu biji daging buah merah (KHM
terhadap Escherichia coli (60 mg/ml vs >100 mg/ml), Shigella dysenteriae (30
mg/ml vs 70 mg/ml), Shigella flexneri (40 mg/ml vs 60 mg/ml), dan Salmonella
typhi (40 mg/ml vs 60 mg/ml). Tidak terdapat perbedaan bermakna pada
konsistensi feses, berat total feses, waktu munculnya diare, lamanya diare,
dan kecepatan transit usus untuk kedua ekstrak uji dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Frekuensi defekasi mencit yang diberi ekstrak etanol daun
jambu biji daging buah putih 150 mg/kg bb pada menit ke180-240
menunjukkan perbedaan bermakna dibanding kelompok kontrol (p<0,05).
Kata kunci : aktivitas antibakteri, metode transit intestinal, ekstrak etanol
jambu biji daging buah merah, ekstrak etanol jambu biji daging buah putih
KESIMPULAN
Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut
beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena
masih bisa dicerna oleh tubuh. Obat tradisional termasuk obat herbal
dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan
penyakit, terutama untuk kronis, penyakit degeneratif dan kanker.
Obat tradisional atau jamu hanya dibuktikan berdasarkan
pengalaman empirik saja atau secara turun temurun. Jika obat
tradisional tersebut telah diuji secara pra klinik maka disebut Obat herbal
terstandar (OHT). Uji pra klinik merupakan uji yang dilakukan pada
hewan uji misalnya mencit, tikus, maupun kelinici. Dalam uji ini dikenal
adanya uji farmakologi dan uji toksikologi.
Obat herbal terstandar harus mencantumkan logo & tulisan “OBAT
HERBAL TERSTANDAR”. Logo tersebut dicetak dengan warna hijau di atas
dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna
logo.
 
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen


KesehatanRepublik Indonesia, Jakart
Ana Poejiati, 1994, Dasar-dasar Biokimia, Jakarta, Penerbit
Universitas Indonesia.
Daris A. 2008. Himpunan Peraturan & Perudang-undangan
Kefarmasian:  Keputusan Kepala BPOM RI No.
HK.00.05.4.2411 Tahun 2004 Tentang Ketentuan Pokok
Pengelompokan & Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia.
Penerbit ISFI. Jakarta.
Donatus IM., Nurlaila. 1986. Kursus Penyegaran: Obat
Tradisional & Fitoterapi Uji Toksikologi. Panitia Lustrum VIII
& Reuni Fak. Farmasi UGM. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai